Pada permulaan tarikh masehi, pada Benua Asia terdapat 2(dua) negeri besar yang tingkat
peradabannya itu dianggap sudah tinggi, yaitu India dan juga Cina. Kedua negeri
tersebut menjalin hubungan ekonomi serta juga perdagangan yang baik. Arus lalu lintas
perdagangan serta juga pelayaran berlangsung dengan melalui jalan darat serta laut
Salah satu jalur lalu lintas laut yang dilalui oleh India-Cina ialah Selat Malaka. Indonesia
terletak di jalur posisi silang dua benua serta juga dua samudera, dan juga berada di dekat
Selat Malaka mempunyai keuntungan, yakni :
1. Sering dikunjungi oleh bangsa asing, seperti India, Cina, Arab, serta juga Persia,
2. Kesempatan untuk dapat melakukan hubungan perdagangan internasional terbuka
dengan lebar,
3. Pergaulan dengan bangsa-bangsa lain juga akan semakin luas,
4. Pengaruh dari bangsa asing masuk ke Indonesia, seperti Hindu-Budha.
Teori Brahmana
Teori ini dikemukakan oleh J.C.Van Leur. Dia berpendapat bahwasanya ajaran agama
Hindu-Budha di Indonesia dikembangkan oleh para kaum Brahmana (golongan
pemuka agama) dari negeri India. Hal ini didukung dengan penemuan-penemuan
prasasti di Indonesia yang hamper semuanya menggunakan huruf Pallawa atau
Sansakerta. Di India, aksara dan bahasa Pallawa maupun Sansakerta hanya dikuasai
oleh kaum Brahmana.
Selain dari bukti prasasti yang menjadi bukti teori Brahmana, terdapat satu lagi hal
yang menjadi bukti pendukung teori ini, yaitu kebiasaan ajaran Hindu di Indonesia
hampir sama dengan ajaran Hindu di India. Di dalam ajaran Hindu, pengajaran agama
yang baik dan benar hanya boleh dilakukan oleh kaum Brahmana, dikarenakan
mereka mempunyai ilmu yang cukup untuk menyebarkannya. Para kaum Brahmana
dari negeri India diundang oleh para ketua suku di nusantara untuk mengembangkan
dan mengajarkan ajaran agama Hindu-Budha di Indonesia. Pada saat itu, di Indonesia
masih menganut kepercayaan animism atau dinamisme.
Teori Waisya
Teori ini berpendapat bahwa ajaran agama Hindu-Budha di Indonesia dibawa masuk
dan berkembang berkat peran dari penganut agama dari golongan Waisya (pedagang)
yang merupakan mayoritas penduduk di India. Para pedagang ini selain melakukan
perdagangan di Nusantara, juga menyebarkan paham agama Hindu-Budha di
Indonesia. Pada zaman tersebut, pelayaran masih sangat ditentukan oleh musim angin
atau tidak. Saat musim angin tidak ada, maka para pedagang dari India tidak bisa
kembali ke daerahnya dengan menggunakan kapal-kapal. Maka pada saat itu, mereka
menetap sementara di wilayah nusantara sampai musim angin tiba. Diantara kegiatan
mereka pada saat menetap ialah menyebarkan kepada penduduk pribumi ajaran agama
Hindu-Budha. Teori ini dikemukakan oleh N.J.Kroom.
Teori Ksatria
Dalam teori ini yang dikemukakan oleh C.C.Berg, Mookerji, dan J.L.Moens ini
berpendapat bahwasanya ajaran agama Hindu dan Budha di Indonesia dibawa oleh
kaum golongan ksatria. Hal ini idak bisa dilepaskan dari sejarah perkembangan agama
Hindu Budha di India. Saat itu di India, terjadi perebutan kekuasaan antara golongan
penguasa kerajaan di India. Oleh karena itu, para golongan ksatria yang kalah perang
harus melarikan diri ke daerah-daerah lain, tidak terkecuali Indonesia. Di Indonesia,
mereka berusaha mendirikan kelompok-kelompokm dan pada akhirnya mendirikan
sebuah kerajaan yang bercorak Hindu-Budha seperti pada daerah asalnya. Dalam
perkembangannya, mereka juga menyebarkan ajraan gama Hindu-Budha kepada
masyarakat lokal tempat kerajaan itu berdiri.
Teori Sudra
Teorin ini dikembangkan oleh van Faber. Dia berpendapat bahwa ajaran agama
Hindu-Budha dikembangkan di Indonesia melalui para kaum Sudra (budak) yang
bermigrasi dari India ke Indonesia untuk mencari penghidupan dan kehidupan yang
layak. Di samping itu, merekajuga menyebarkan ajaran agama Hindu-Budha kepad
amayarakat lokal.
Pada umumnya para ahli cenderung kepada pendapat yang menyatakan bahwa masuknya
budaya Hindu ke Indonesia itu dibawa dan disebarluaskan oleh orang-orang Indonesia
sendiri. Bukti tertua pengaruh budaya India di Indonesia adalah penemuan arca perunggu
Buddha di daerah Sempaga (Sulawesi Selatan). Dilihat dari bentuknya, arca ini mempunyai
langgam yang sama dengan arca yang dibuat di Amarawati (India). Para ahli memperkirakan,
arca Buddha tersebut merupakan barang dagangan atau barang persembahan untuk bangunan
suci agama Buddha. Selain itu, banyak pula ditemukan prasasti tertua dalam bahasa Sanskerta
dan Malayu kuno. Berita yang disampaikan prasasti-prasasti itu memberi petunjuk bahwa
budaya Hindu menyebar di Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 Masehi.
Masuknya pengaruh unsur kebudayaan Hindu-Buddha dari India telah mengubah dan
menambah khasanah budaya Indonesia dalam beberapa aspek kehidupan.
2. Hipotesis Ksatria
hipotesis ksatria, peranan dalam penyebaran agama serta budaya Hindu dilakukan
oleh kaum ksatria ini. Menurut hipotesis tersebut , pada masa lampau di India sering
terjadi peperangan diantar golongan pada dalam masyarakat. Para prajurit yang kalah
atau juga jenuh menghadapi perang, lantas pergi meninggalkan India. Rupanya,
diantara mereka terdapat juga yang sampai kewilayah Indonesia. Mereka itulah yang
kemudian berusaha untuk mendirikan koloni-koloni baru ialah sebagai tempat
tinggalnya. pada tempat itu juga terjadi suatu proses penyebaran agama serta
juga budaya Hindu. F.D.K. Bosch ialah salah seorang dari pendukung hipotesis
ksatria.
3. Hipotesis Waisya
Menurut pendukung hipotesis waisya ini, kaum waisya tersebut yang berasal dari
kelompok pedagang telah berperan didalam menyebarkan budaya Hindu ke Indonesia
ini. Para pedagang tersebut banyak berhubungan dengan para penguasa dan juga
beserta rakyatnya. Jalinan pada hubungan tersebut telah membuka peluang terjadinya
proses penyebaran budaya Hindu. N.J. Krom ialah salah satu pendukung dari
hipotesis waisya tersebut.
4. Hipotesis Sudra
Von van Faber menyatakan bahwa peperangan yang tejadi pada India telah
menyebabkan golongan sudra menjadi sekolompok orang buangan. Mereka kemudian
pergi meninggalkan India dengan mengikuti kaum waisya tersebut. Dalam jumlah
yang besar, diduga golongan sudralah tersebut yang memberi andil didalam
penyebaran budaya Hindu ke Indonesia.
para ahli menduga banyak para pemuda di wilayah Indonesia ini yang belajar agama Hindu
serta Buddha ke India. Di perantauan mereka mendirikan suatu organisasi yang disebut
Sanggha. Setelah memperoleh keilmuan yang banyak, mereka kembali lagi ke Indonesia
untuk menyebarkannya. Pendapat ini disebut dengan Teori Arus Balik.
4. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan ini sudah berdiri sekitar abad ke-7 Masehi. Kerajaan Sriwijaya terletak di
daerah Palembang, Sumatera Selatan. Bukti yang mendukung adanya kerajaan
Sriwijaya adalah prasasti-prasasti yang berhuruf Pallawa, yaitu prasasti Talang Tuo,
Kota Kapur, Karang Berahi, Kedukan Bukti,dan prasasti Telaga Batu. Dari prasasti-
prasasti tersebut dapat diketahui bahwa kerajaan Sriwijaya menganut ajaran agama
Budha dengan puncak kejayaan berada pada saat raja Bala Putra Dewa memerintah.
5. Kerajaan Majapahit
Majapahit merupakan kerajaan bercorak Hindu-Budha yang terletak di desa Tarik,
Mojokerto, Jawa Timur. Pendiri kerajaan Majapahit adalah Raden Wijaya dengan
puncak kejayaan berada saat Gajah Mada memerintah. Setelah itu, puncak kekuasaan
digantikan oleh Hayam Wuruk. Setelah itu, kerajaan Majapahit sedikit demi sedikit
mulai memudar dikarenakan karena penerus-penerus dari Hayam Wuruk tidam
mempunyai kemampuan yang mumpuni. Selain itu, adanya perkembangan agama
Islam dari kerajaan Demak juga snagat mempengaruhi runtuhnya kerajaan Majapahit.
6. Kerajaan Bali
Sesuai dengan namanya, kerajaan ini terletak di Pulau Bali. Kerajaan Bali merupakan
kerajaan bercorak Hindu yang diakui kehebatannya. Bahkan sampai sekarang,
mayoritas penduduk Bali masih beragama Hindu.
Pada tahun 914 Masehi seperti yang tertulis dalam prasasti Sanur, diceritakan bahwa
terjadi peperangan antara kerajaan Bali dnegan kerajaan Padjajaran. Peperangan ini
terjadi di bawah kekuasaan raja Sri Baduga Maharaja. Perang ini juga terkenal dengan
nama Perang Bubat.
7. Kerajaan Kediri
Kerajaan ini berdiri di daerah Daha, Kediri, Jawa Timur. Dari bukti-bukti yang pernah
ditemukan bahwa kerajaan Kediri mempunyai seorang raja yang terkenal adil dan
sangat memperhatikan kemakmuran rakyatnya. Raj atersebut bernama Jayabaya.
Kerajaan ini berdiri sekitar abad ke-12 Masehi.
8. Kerajaan Medang
Kerajaan Medang berdiri sekitar abad ke-10 Masehi dnegan pendirinya yaitu Mpu
Sindok. Sebenarnya, kerajaan Medang merupakan kerajaan pecahan dari kerajaan
Mataram Kuno yang mengalami kehancuran. Mpu Sindok menamakan dinasti
kekuasaannya dengan nama Dinasti Isyana. Kerajaan Medang terletak di sekitar
sungai Brantas, Jawa Timur.
9. Kerajaan Singosari
Kerajaan Singosari terbentuk setelah meletusnya perang Ganter pada tahun 1222
Masehi antara kerajaan Kediri yang dipimpin oleh raja Kertajaya melawan pasukan
Brahmana yang dibantu oleh Ken Arok. Setelah dinasti raja Kertajaya dapat
ditaklukkan, maka berdirilah kerajaan Singosari di bawah kepemimpinan raja Ken
Arok yang bergelar Kertarejasa.
10. Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan ini diperkirakan terbentuk sekitar abad ke-8 Masehi. Hal ini didukung
dengan penemuan prasasti Canggal. Diantara raja-raja yang pernah memerintah
kerajaan Mataram Kuno, yang sangat terkenal adalah Dinasti Sanjaya dan dinasti
Syailendra.
Agama
Sebelum mengenal ajaran Hindu-Budha, masyarakat lokal Indonesia telah menganut
system kepercayaan animism dan dinamisme, yaitu kepercayaan yang mempercayai
ruh nenek moyang, pohon-pohon besar, atau binatang sebagai dewa. Dengan
masuknya ajaran Hindu-Budha, terjadi perubahan-perubahan di dalam masyarakat,
seperti upacara-upacara keagamaan, tata karma, serta bentuk peribadatan.
Pemerintahan
Masyarakat Indonesia mulai mengenal system kepemerintahan sejak masuknya ajaran
Hindu-Budha di Indonesia yang dikenalkan oleh orang India. Di dalam system
tersebut, kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu di bawah tampuk
kepemimpinan seseorang yang dianggap memiliki kemampuan terbaik dan terkuat.
Oleh sebab itu, timbullah kerajaan-kerajaan di Indonesia dnegan corak Hindu-Budha.
Arsitektur
Salah satu tradisi yang sudah ada sejak zaman megalitikum pada masyarakat
Indonesia adalah bangunan-bangunan seperti Punden Berundak. Dengan masuknya
jaaran Hindu-Budha, maka terjadi peleburan kebudayaan antara Indonesia dan India
dengan lahirnya pembuatan-pembuatan candi berbentuk limas dan bertingkat-tingkat
(berundak-undak). Hal ini menjadi bukti terdapatnya perpaduan antara budaya
Indonesia dan India.
Bahasa
Sejak masuk dan berkembangnya ajaran Hindu-Budha di Indonesia, masyrakat
pribumi yang dulunya belum mengenal tulisan (zaman pra-sejarah) berubah menjadi
telah mengenal tulisan sebagai slaah satu media komunikasi (zaman sejarah). Hal ini
didukung dnegan penemuan prasasti-prasasti dengan huruf Pallawa dan berbahasa
Sansakerta. Bahkan sampai saat ini, bahasa Sansakerta masih digunakan, contohnya
adalah Pancasila, Dasa Dharma, Kartika Eka Paksi, dan lain-lain.
Sastra
Dengan masuknya ajaran Hindu-Budha di Indonesia, tidak terlepas dari masuknya
pengaruh-pengaruh sastra dari India. Para penyebar ajaran Hindu-Budha membawa
kitab-kitab yang menjadi rujukan, seperti Ramayan dan Mahabrata. Adanya kitab-
kitab tersebut memacu semangat dari para pujangga Indonesia untuk menciptakan hal
yang sama. Diantara banyak karya-karya sastra, yang terkenal adalah Arjunawiwaha
karya Mpu Kanwa, Kitab Sutasoma karya Mpu Tantular, dan kitab Negarakertagama
karya Mpu Prapanca.
https://www.gurupendidikan.co.id/perkembangan-hindu-budha/
Hampir sebagian besar budaya dan adat di Indonesia mengandung unsur peninggalan
kerajaan Hindu Budha. Meskipun kejayaanya sudah berlalu berabad-abad yang lalu, namun
faktanya ketenarannya masih dirasakan hingga saat ini.
Hal ini merupakan wujud kerajaan Hindu Budha masih eksis ditengah pesatnya kemajuan
Jaman maupun agama Islam di Indonesia. Lalu, apa saja sebenarnya peninggalan kerajaan
Hindu Budha yang masih berkembang hingga sekarang? Berikut ulasannya.
1. Seni Bangunan
Perkembangan peninggalan kerajaan Hindu Budha yang satu ini memang sangat tidak asing
bagi kita. Salah satu contoh yang paling mudah disebutkan yaitu peninggalan candi. Berbagai
candi yang ada di Indonesia berada pada naungan cagar budaya yang mana banyak dijadikan
sebagai tempat wisata.
Dalam seni bangunan seperti gapura dan candi memiliki karakteristik yang masih terdapat
unsur budaya kerajaan Hindu Budha. Dari relief bangunannya jelas terlihat ukiran dan
tumpukan-tumpukan batu yang merupakan salah satu unsur ajaran agama Hindu Budha.
2. Seni Ukir
Jika kita berjalan-jalan ke Bali pasti merasakan nuansa berbeda dengan daerah lain. Tentu
saja, sejauh mata memandang pasti kita akan disuguhkan dengan bangungan pura dengan
ukiran yang beraneka ragam. Ukiran memang seperti sudah menjadi simbol dan ciri khas
sendiri bagi masyarakat Hindu.
Selain pada bangunan pura yang memang notabenenya sebagai tempat ibadah, ukiran juga
diaplikasikan pada berbagai furniture seperti meja, kursi dan lainnya. Ini merupakan suatu
bentuk peninggalan kerajaan Hindu yang masih ada hingga saat ini.
Tak dapat dipungkiri banyak Bahasa Indonesia yang sering kita gunakan sehari-hari berasal
dari Bahasa Sansekerta. Bahasa ini merupakan Bahasa yang dibawa oleh ajaran Hindu
Budha. Bahasa Sansekerta merupakan salah satu bentuk perkembangan peninggalan Hindu
Budha yang tetap bertahan sampai sekarang.
Kerajaan Tarumanegara
Begitu pula dengan sastranya. Dari sejarah yang terukir menimbulkan karya-karya sebagai
saksi bisu keberadaan mereka di Indonesia. Berbagai seni sastra berupa cerita Rahwana,
Mahabrata dikisahkan dalam bentuk wayang asli warisan Indonesia. Bahkan keberadaan
kisah-kisah tersebut kini dibuat film dan tetap mendapat perhatian khusus masyarakat
Indonesia.
4. Sistem Kepercayaan
Sebelum ajaran Hindu Budha masuk ke Nusantara, tradisi kepercayaan yang dianut nenek
moyang yaitu animisme. Seiring berjalannya waktu tradisi animisme tersebut mengalami
pergeseran dan mulai digantikan oleh ajaran agama. Seiring penyebarluasan baik dengan
berdagang maupun dengan penguasaan wilayah, perkembangan ajaran agama Hindu Budha
pun kian meningkat.
Hingga saat ini agama Hindu Budha masih tetap ada di Indonesia. Meskipun Indonesia
terkenal dengan agama yang beragam, tapi kemungkinan terjadi pertentangan antar agama
sangat minim. Terlebih bagi umat Hindu sendiri yang memiliki semboyan “Bhineka Tunggal
Ika Tan Hana Dharma Mangrwa”, yang berarti saling menghormati antar pemeluk agama
sangat mutlak diperlukan.
Keberadaan unsur budaya pada jaman kerajaan Hindu Budha di Indonesia memang masih
membekas hingga sekarang. Meskipun tidak dapat langsung dirasakan, namun tanpa disadari
peninggalan tersebut sangat dekat dengan kita. Seperti halnya perhitungan kalender Indonesia
yang berporos pada perhitungan kalender Saka yaitu 365 hari. Dan merupakan perhitungan
kalender orang-orang Hindu jaman dahulu.
Eksistensi kebudayaan Hindu Budha di Indonesia saat ini sebenarnya merupakan perpaduan
kebudayaan modern dan budaya asli Indonesia. Perpaduan tersebut menimbulkan akulturasi
yang unik bagi Nusantara. Akulturasi semacam inilah yang sebaiknya terus dilestarikan
dengan saling menghormati dan menghargai diantara perbedaan.
https://www.romadecade.org/kerajaan-hindu-budha-di-indonesia/#!
B. Perkembangan Kehidupan Kerajaan Hindu Budha Di Indonesia
Masuknya agama hindu dan budha membawa pengaruh besar bagi perubahan politik,
ekonomi, social dan budaya di Indonesia. Di bidang politik masuknya hindu dan budha
mendorong munculnya kerajaan-kerajaan yang bercorak hindu dan budha. Kerajaan-kerajaan
itu antara lain :
Kerajaan kutai terletak di dekat sungai Mahakam Kalimantan Timur dan merupakan kerajaan
hindu tertua di Indonesia.
Kerajaan kutai adalah asmawarman putra dari kudungga yang dianggap sebagai perintis
berdirinya kerajaan kutai. Asmawarman adalah pendiri kerajaan kutai karena ia telah
memeluk agama hindu. Asmawarman punya anak bernama mulawarman. Raja terbersar
kerajaan kutai. Nama mulawarman banyak disebut-sebut dalam prasasti kutai karena beliau
pernah mengadakan persembahan hewan kurban sebanyak 20.000 ekor lembu kepada
brahmana.
Bukti-bukti yang memperkuat berdirinya kerajaan kutai adalah 7 buah prasasti yang tertulis
pada yupa dengan menggunakan bahasa sansekerta dan huruf palawa. Yupa adalah tonggak
batu yang fungsinya sebagai tugu peringatan dan tempat menambatkan hewan korban.
“sang maharaja kudungga, yang amat mulia, mempunyai putra yang masyur. Sang
asmawarman namanya, yang seperti ansuman (dewa matahari) menumbuhkan keluarga
yang sangat mulia. Sang asmawarman mempunyai tiga putra, seperti api (yang suci) tiga.
Yang terkemuka diantara ketiga putra adalah sang mulawarman, raja yang berperadapan
baik, kuat dan kuasa. Sang mulawarman telah mengadakan kenduri (selamatan) emas amat
banyak. Buat peringatan kenduri inilah tugu batu didirikan pleh para brahmana”.
“sang mulawarman raja yang mulia dan terkemuka telah memberikan sedekah 20.000 ekor
sapi kepada para brahmana yang seperti api di dalam tanah yang sangat suci bernama
waprakeswara, buat peringatan akan kebaikan budi sang raja itu, tugu ini telah dibikin oleh
brahmana yang datang di tempat ini.”
Kerajaan kutai terletak di dekat sungai Mahakam. Maka dapat diperkirakan masyarakat
waktu itu hidup dari bercocok tanam, berlayar dan beternak. Demikian pula masyarkatnya
telah mengenal kehidupan bermasyarakat, gotong royong serta mempercayai adanya
kekuatan yang diatas. Hal ini dapat dilihat adanya upacara kurban, pembuatan tugu
peringatan serta upacara keagamaan di tempat suci
waprakiswara.
Agama yang berkembang di kutai adalah hindu syiwa. Di kutai terdapat tempat pemujaan
yang disebut waprakiswara yaitu tempat pemujaan trimurti. Agama hindu yang berkembang
di kutai berasal dari india selatan
Pada mulanya letak sriwijaya tidak di Palembang, melainkan di Muara Takus atau minanga
Tamwan yaitu daerah pertemuan antara sungai Kampar kanan dan Kampar kiri. Pendapat ini
diperkuat dengan pendapat I-Tsing yang mengatakan bahwa daerah sriwijaya dilalui garis
khatulistiwa. Daerah yang dimaksud adalah daerah pertemuan antara sungai Kampar kanan
dengan Kampar kiri atau muara takus. Baru setelah berhasil meluaskan wilayahnya ibu kota
sriwijaya pindah ke Palembang.
1. Sumber berita china yang menyebutkan di sebuah pulau di laut selayan (sumatera) ada
Negara yang bernama Kan-to-li, yang pernah mengirimkan utusannya ke china abad 5
hingga pertengahan abad 6. Pendapat ini diperkuat oleh I-Tsing yang mengatakan
negerinya dikelilingi oleh benteng-benteng. Di negeri ini banyak pendeta belajar
agama budha. Pendeta china yang akan belajar ke india dianjurkan belajar dahulu di
sriwijaya selama 2 tahun di bawah bimbingan pendeta sakyakirti.
Sumber tertulis berupa 5 buah prasasti yang ditulis dalam huruf palawa dengan bahasa
melayu kuno, prasasti tersebut antara lain :
Untuk meningkatkan kualitas sriwijaya sebagai pusat agama budha, sriwijaya mengadakan
kerjasama dengan kerajaan pala di india. Hal ini dapat diketahui dari isi prasasti nalanda
(860) yang berisi “pembebasan pajak beberapa buah desa agar memberi nafkah kepada para
biksu dalam sebuah wihara yang dibangun oleh balaputradewa.
d. Kebudayaan
Kerajaan sriwijaya adalah kerajaan maritim yang memperhatikan masalah kebudayaan. Ada
sebuah peninggalan yang berupa candi yang memperkuat keberadaan sriwijaya yaitu candi
muara takus.
Kerajaan sriwijaya pernah jaya sejak abad 8M mulai abad 12 mengalami kemunduran.
Adapun factor-faktor penyebabnya adalah :
(Dinasti Sanjaya)
Pada abad 8 M di jawa tengah berdiri kerajaan yang bercorak hindu yaitu mataram kuno.
Raja pertamanya adalah sanna.
Kerajaan mataram kuno terletak di Jawa Tengah bagian utara (dinasti sanjaya) dan jawa
tengah bagian selatan (dinasti saylendra). Kerajaan mataram kuno wilayahnya subur karena
dikelilingi gunung-gunung yang menghasilkan mata air yang bermanfaat bagi pertanian
penduduk mataram kuno.
Mataram kuno didirikan sanjaya tahun 732 M. buktinya prasasti canggal yang berisi tentang
pendirian sebuah lingga oleh sanjaya. Lingga adalah lambing pendirian Negara dan dewa
ciwa.
b. Raja-raja dinasti sanjaya
Untuk mengetahui raja-raja keturunan dinasti sanjaya dapat diketahui dari isi prasasti kedu
atau mantyasih atau terkenal dengan nama prasasti balitung tahun 907 M.
Sanjaya
Panangkaran
Panunggalan
Waruk
Garung
Rake Pikatan
Rake Kayuwangi
Watuhumalang
Watukuro Dyah Balitung
Dynasty Syalendra
Pada akhir abad 8 M di jawa tengah bagian selatan muncul dinasti baru yaitu diasti saylendra.
Dinasti ini akhirnya berhasil mendesak dinasti sanjaya ketika dinasti sanjaya diperintah
panagkaran. Keterangan ini dapat dilihat dari prasasti kalasan (778) yang menyebutkan
“panagkaran seolah-seolah diperintah oleh raja wisnu untuk mendirikan candi kalasan”. Dari
isi prasasti kalasan dapat diambil kesimpulan bahwa kerajaan dinasti sanjaya terdesak oleh
dinasti saylendra dan bisa jadi sanjaya hidup berdampingan dengan dinasti saylendra.
Pada masa pemerintahan indra. Mataram mengalami kejayaan. Mataram dijadikan Negara
agraris dan maritime, bahkan berhasil menyaingi kerajaan sriwijaya. Tahun 812 raja indra
meninggal dan dia digantikan samaratungga. Pada masa pemerintahan samaratungga di
bangun candi Borobudur (abad 9)
Pada tahun 833 samaratungga wafat tahta jatuh ketangan rakai pikatan (menantu). Pada saat
inilah anak samaratungga yang lain yaitu Balaputradewa mengadakan perebutan kekuasaan
terhadap rakai pikatan. Perebutan kekuasaan itu dapat digagalkan dan balaputradewa lari ke
sriwijaya dan menjadi raja disana. Masa pemerintahan rakai pikatan dibangun candi
prambanan yang megah dan mengagumkan.
d. Pindahnya Kerajaan Mataram ke Jawa Timur
Sejak pemerintahan Mpu sendok ibu kota mataram pindah ke jawa timur (abad 10M).
kepindahan mataram ke jawa timur tidak diketahui secara pasti sebab-sebabnya. Namun ada
beberapa pendapat yang menerangkan sebab kepindahan ibukota mataram ke jawa timur
karena adanya bencana alam berupa gunung berapi di jawa tengah, ancaman dari sriwijaya
dan jawa timur lebih baik untuk perdagangan dan lebih maju untuk memerdekakan diri
(sendok mendirikan wangsa sendiri).
Mpu sendok naik tahta pada tahun 929 M dengan gelar Sri Ishana Wikrama
dharmotunggadewa (dinasti Ishana). Mpu sendok merupakan peletak dasar berdirinya
kerajaan-kerajaan di jawa timur. Sendok mendirikan dinasti baru yang disebut dinasti ishana.
Pusat pemerintahannya ada di watugaluh. Mengenai jalannya pemerintahan mpu sendok tidak
diketahui secara pasti. Namun diperkirakan berjalan tertib dan aman. Hal ini dapat diketahui
dari usaha-usaha yang dia lakukan seperti pembangunan irigasi, menghimpun kitab agama
Budha Tantrayana “sang hyang kamahayanikan” yang tertulis oleh sambara surya warana.
Dari keterangan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa toleransi beragama waktu itu cukup
baik, sebab mpu sendok yang hindu ternyata mengijinkan ditulisnya kitab agama budha san
hyang kamahayanikan.
Sepeninggal airlangga 1049, apa yang pernah dikawatirkan itu benar-benar terjadi. Penguasa
jenggala panji garasakan dengan penguasa panjalu samarawijaya. Ketika panjalu/Kediri
diperintah oleh jayabaya, jenggala berhasil ditaklukan. Dengan demikian jawa timur tinggal
ada satu kerajaan yaitu panjalu/Kediri. Peristiwa pendudukan jenggala oleh Kediri dikisahkan
dalam kitab baratayuda yang digubah oleh mpu sedah dan panuluh.
Menurut para raja-raja yang pernah memerintah Kediri adalah sebagai berikut:
Jayarasa
Bameswara
Jayabaya
Sarweswara
Aryeswara
Candra
Kameswara
Kertajaya.
Raja Kediri terakhir adalah raja kertajaya (1185 – 1222). Raja ini terlibat perselisihan dengan
para brahmana, karena para brahmana diperintah untuk menyembah kepadanya. Para
brahmana kemudian mencari perlindungan kepada ken arok yang waktu itu juga berselisih
dengan kertajaya karena tidak mengakui ken arok sebagai akuwu tumapel. Kesempatan ini
dimanfaatkan oleh ken arok untuk memberontak . tahun 1222 ken arok berhasil mengalahkan
kertajaya. Dengan kekalahan kertajaya maka berakhirlah riwayat kerajaan Kediri.
5. Kerajaan Singasari
Pendiri kerajaan singasari adalah ken arok dengan gelar Sri Ranggah Bathara sang
amurwabhumi tahun 1222 M. seberlum menjadi raja ken arok adalah akuwu tumapel. Pada
tahun 1222 M ken arok dibantu para brahmana menyerang kertajaya di Kediri. Dalam
pertempuran di Genter, kertajaya dapat dikalahkan, maka naiklah ken arok menjadi raja
singasari. Ken arok mendirikan dinasti baru dengan nama dinasti rajasa. Ken arok menjadi
raja hanya 5 tahun karena dibunuh anak tirinya yaitu anusapati. Ken arok wafat dan
dimakamkan ke kagengan dalam bangunan suci siwa dan budha.
b. Anusapati
Anusapati menduduki singgasana singasari setelah membunuh ayah tirinya dengan keris mpu
gandring. Anusapati memerintah +selama 21 tahun sejak 1227-1248 M. pemerintahan
anusapati dibayang-bayangi balam dendam dari putra Ken arok dengan ken umang yaitu
tohjoyo. Pada tahun 1248 tohjoyo berhasil membunuh anusapati kerika sedang menyabung
ayam. Anusapati wafat dan dimakamkan di candi kidal (malang).
Tohjoyo memerintah tidak lama karena pada tahun itu juga ia dibunuh oleh ronggowuni
(anak anusopati) lewat kaki tangannya yaitu lembu ampal dan mahesa cempaka. Tohjoyo
meninggal dan dimakamkan di candi katang lumbang.
d. Ronggowuni
Ronggowuni menjadi raja bergelar sri jaya wisnu wardhana. Dalam menjalankan ia
didampingi oleh mahesa cempaka diberi kedudukan ratu angabaya dengan gelar
narasingamurti. Ronggowuni merupakan raja pertama singasari yang namanya disebutkan
dalam prasasti degnan memakai gelar mapanji smingrat.
Pada tahun 1254 ronggowuni mengangkat anaknya kertanegara sebagai raja muda (yuwara).
Pengangkatan kertanegara ini dimaksudkan sebagai persiapan sewaktu-waktu ronggowuni
tiada, kertanegara sudah siap menggantikan.
e. Kertanegara
Kertanegara adalah raja terakhir singosari dengan gelar Sri Maharadja Sri Kertanegara cita-
citanya ialah hendak menyatukan nusantara. Untuk merealisasikan cita-citanya ini
kertanegara mengadakan ekspedisi pamalayu 1275. Tujuan ekspedisi ini adalah untuk
mempererat hubungan dengan kerajaan melayu dan sekaligus untuk melemahkan kedudukan
sriwijaya serta membendung mongol.
Untuk memepererat hubunban denga melayu, kertanegara mengirimkan hadiah berupa aptung
amogapasha beserta 14 patung pengiringnya kepada penguasa melayu sri maharaja
mauliwarmadwa. Demikian pula penguasa melayu mengakui kekuasaan singasari. Pada tahun
1280, 1281 dan 1286 Kubhilai khan mengirimkan utusannya ke singasari agar singasari
mengakui kekuasaan kubhilai khan. Karena kesalnya kertanegara, utusan kubhilai khan
dibuat cacat ketika datang lagi tahun 1289 M. akibat tindakan kertanegara tersebut kubhilai
khan marah karena dianggap penghinaan. Oleh karena itu kubhilai khan mengirim tentaranya
untuk menghukum kertanegara tahun 1292 M. namun kedatangan kubhiliai khan ini
terlambat karena kertanegara sudah meninggal setahun sebelumnya akibat serangan
Jaayakatwang.
Singasari runtuh karena serangan jayakatwang (raja kertanegara) tahun 1292. Waktu itu
kertanegara dan pembesar lainnya sedang mengadakan upacara keagamaan. Sementara
pasukan singasaari sedang mengadakah ekspedisi pamalayu, sehingga dengan mudah
singasari dikuasai musuh. Kertanegara wafat dan dimakamkan di candi jawi sebagai siswa
budha.
Untuk mengetahui perkembangan kerajaan bali dari sumber berupa berita cina yang
mengatakan bahwa disebelah timur dari kerajaan Hling terdapat Dwa-ta-pan. Menurut para
ahli dwa-ta-pan adalah bali
Sumber sejarah kerajaan bali juga dapat diketahui dari sumber prasasti seperti prasasti
berangka tahun 882 M (804 saka) yang berisi tentang pembuatan pertapaan di bukit
kintamani. Prasasti lainnya berangka tahun 896 M dan 911 M yang isisnya juga menyebut
tempat suci dan menyebutkan istana raja yang terletak di singhamandawa tanpa menyebut
rajanya.
Menurut para ahli raja-raja bali berasal dari keturunan wangsa warmadewa. Raja inilah yang
dianggap sebagai raja tertua di Bali yang kemudian menurunkan raja-raja di Bali seperti :
Masyarakat di bali hidup bercocok tanam dan berdagang. Mereka punya kebiasaan apabila
orang meninggal mayatnya dihiasi dengan emas dan diberi wangi-wangian lalu dibakar.
Agama yang berkembang di bali sebagian besar adalah hindu waisanawa maupun hindu siwa
serta sebagian masyarakat ada yang memeluk agama budha. Agama hindu di bali
berkembang pesat sehingga bali dijuluki museum hidup.
Prasasti sanghyang tapak menyebut-nyebut nama maharaja jayabhupati sebagai raja sunda.
Prasasti ini berisi kutukan terhadap siapa yang melalnggar larangan-larangan untuk
memasuki sebagian sungai yang terletak di sebelah timur sanghyang tapak, tertutup bagi
segala macam penangkapan ikan. Barang siapa melanggar larangan ini akan termakan
sumpah yaitu terbelah kepalanya, terminum darahnya, terpotong ususnya, terhisap otaknya,
dan terbelah dadanya.
Pada masa pemerintahan sri jayabhupati ibukota pajajaran berada di pakwan pajajaran, tetapi
kemudian pindah ke kawali-cirebon. Raja-raja pajajaran sesudah sri jayabhupati adalah :
Agama yang dianut oleh pajajaran adalah hindu waisanawa. Hal ini dapat dilihat dari nama
raja pajajaran yang menggunakan gelar wisnumurti.
Disamping masyarakat melakukan aktivitas perdagangan sebagian dari mereka juga ada yang
bercocok tanam khususnya bagi mereka yang ada di pedalaman.
Pendiri kerajaan majapahit adalah raden wijaya pada tahun 1293 M,dengan gelar kertajaya
jayawardhana. Raden wijaya adalah menantu kertanegara yang gugur tahun 1292 akibat
serangan jayakatwang raja Kediri.
Setelah raden wijaya berhasil menjadi raja majapahit, ia mengambil beberapa tindakan yang
dianggap penting yaitu :
Arya wiraraja diberi wilayah sebelah timur majapahit yaitu lumajang sampai blambangan.
Ronggolawe dijadikan bupati tuban, tetapi tidak puas yang akhirnya memberontak.
Nimbi dijadikan patih hamangkubumi, suatu jabatan yang strategis yang banyak diirikan
teman-temannya.
Desa kudadu dijadikan daerah perdikan karena membantu melindungi raden wijaya dari
kejaran musuh (jayakatwang)
Langkah usaha yang dilakukan raden wijaya dengan memeberikan kedudukan kepada orang-
orang yang berjasa seperti ronggolawe dan kawan-kawannya merupakan cara yang bagus.
Namun langkah tersebut ternyata belum memuaskan bagi mereka. Akibatnya mereka yang
tidak puas dengan pemberian tersebut melakukan pemberontakan. Pada masa pemerintahan
raden wijaya terjadi beberapa peristiwa yang menggoncang pemerintahannya antara lain :
1. Pemberontakan Ronggolawe
Ronggolawe memberontak karena tidak puas dengan jabatan yang diberikan kepadanya.
Ronggolawe menghendaki jabatan sebagai patih yang diberikan kepada nambi.
1. Pemberontakan Sora
Karena fitnahan yang dilancarkan halayuda akhirnya terjadi bentrokan antara pasukan
majapahit dengan rombongan sora yang hendak menghadap kepada raja majapahit. Dalam
peristiwa ini rombongan sora binasa. Peristiwa ini dikisahkan dalam kidung sorandaka.
Tahun 1309 raden wijaya wafat, ia digantikan oleh jayanegara anak raden wijaya dengan
tribuanaswari. Raden wijaya dimakamkan di candi ciwa disamping blitar.
3. Raja Jayanegara
Masa pemerintahan jayanegara merupakan masa suram bagi kerajaan majapahit karena pada
masa ini majapahit banyak dilanda kekacauan. Jayanegara orangnya lemah, mudah
dipengaruhi dan memiliki sifat yang kurang terpuji, sehingga dijuluki kologemet yang artinya
orang lemah yang jahat.
Sepeninggal gajah mada dan hayam wuruk, kerajaan majapahit mulai mundur. Sebab-
sebabnya adalah :
https://rascalrika.wordpress.com/2015/02/21/peradaban-hindu-budha/
Sistem politik pada masa Hindu-Buddha yaitu, kerajaan. Kepala suku terbaik
berhak atas tampuk kerajaan. Selanjutnya, kepemimpinan kerajaan akan
dilanjutkan secara turun temurun berdasarkan hak waris sesuai peraturan hukum
kasta.
C. BIDANG SOSIAL
Arca:
1) Awalokiteswara
2) Buddha dan Boddhisattwa
3) Kartanegara Kerajaan Singhasari
4) Joko Dholok Kerajaan Singhasari
5) Kertarajasa Jayawarddhana Kerajaan Majapahit
Prasasasti:
1) Yupa dari Kerajaan Kutai
2) Tugu dari Kerajaan Tarumanegara
3) Ciaruteun dari Kerajaan Tarumanegara
4) Muara Cianten dari Kerajaan Tarumanegara
5) Jambu(Pasir Koleangkak) dari Kerajaan Tarumanegara
6) Cidanghiang(Lebak) dari Kerajaan Tarumanegara
7) Pasir Awi dari Kerajaan Sriwijaya
8) Kedudukan Bukit dari Kerajaan Sriwijaya
9) Talang Tuo dari Kerajaan Sriwijaya
10) Telaga Batu dari Kerajaan Sriwijaya
11) Kota Kapur dari Kerajaan Sriwijaya
12) Karang Berahi dari Kerajaan Sriwijaya
13) Canggal dari Mataram Kuno
14) Kalasan dari Mataram Kuno
15) Klura dari Mataram Kuno
16) Kedu(Balitung) dari Mataram Kuno
Bangunan Candi:
1) Candi Sewu(Buddha);
2) Candi Prambanan(Hindu)
3) Candi Borobudur(Buddha)
4) Candi Gedong Songo(Hindu)
5) Candi Ngawen(Buddha)
6) Candi Kalasan(Hindu)
7) Candi Pawon(Buddha)
8) Candi Dieng(Hindu)
9) Candi Mendhut(Buddha)
F. BIDANG EKONOMI
Pada bidang ekonomi Masa Hindu-Buddha sudah ada uang logam. Namun
masih ada yang menggunakan sistem barter. Tiap-tiap kerajan memiliki nama
yang berbeda beda contoh: di kerajaan Majapahit ada satuan uang Gobang, di
kerajaan Buleleng ada satuan Ma, Su, dan Piling
Kemendikbud. 2016. Sejarah Indonesia, Kurikulum 2013(Edisi Revisi), Kelas X
SMA/MA/SMK/MAK. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.
https://www.academia.edu/38738770/KEHIDUPAN_SOSIAL_POLITIK_DAN_EKONOMI_PADA_MASA
_HINDU-BUDDHA_DAN_ISLAM