Anda di halaman 1dari 8

GEMPA BUMI DONGGALA, SULAWESI TENGAH TAHUN 2018

Gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi
akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang
seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng
Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi
yang dialami selama periode waktu.

Gempa bumi Donggala merupakan peristiwa gempa bumi berkekuatan 7,4 Mw,
diikuti dengan tsunami yang melanda pantai barat Pulau Sulawesi, Indonesia,
bagian utara pada tanggal 28 September 2018, pukul 18.02 WITA. Pusat gempa
berada di 26 km utara Donggala dan 80 km barat laut kota Palu dengan kedalaman
10 km. Sehubungan dengan gempa ini, Wahyu W. Pandoes dari
pihak BPPT menyatakan bahwa gempa ini berkekuatan 2,5 × 1020 Nm atau setara
3 × 106 ton TNT. Ini serupa 200 kali bom Hiroshima. Gempa bumi ini banyak
menimbulkan kerusakan atau bencana alam serta getaran gempa Bumi yang kuat
mampu menjalar keseluruh bagian wilayah yang terkena gempa bumi Donggala.

Gempa bumi Donggala pernah terjadi pada tahun 1927, 1938, dan 1968. Pada
1938 terjadi gempa yang hebat hingga menyebabkan air laut naik menyapu
rumah-rumah dan pohon kelapa rakyat di sepanjang pantai Kampung Mamboro,
di tepi pantai Barat Kabupaten Donggala. Dalam Newsletter, Vol. I No. 3 (5
September 1968) yang diterbitkan International Tsunami Information Center di
Hawaii, tercatat dua kali gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah pada 1968. Pada
10 Agustus 1968 terjadi gempa bermagnitudo 7,3 dengan pusat gempa di Laut
Sulawesi. Badan Penanggulangan Bencana Alam Indonesia mengumumkan
bahwa gelombang tsunami besar menyapu kawasan pantai di Donggala. Kegiatan
tektonis berupa gempa bumi ringan dan sedang sering terasa di Donggala,
Sulawesi Tengah. Ini karena ada patahan (fault) Palu–Koro sepanjang 1000 km
yang terentang dari Palu sampai Teluk Bone, hampir sejajar dengan barisan
pegunungan Takolekaju. Sejarah gempabumi tektonik yang diakibatkan oleh
aktivitas sesar Palu-Koro seumur dengan awal mula terbentuk dan aktifnya sesar
tersebut, ribuan tahun yang lalu.
UNSUR-UNSUR 5W+1H GEMPA BUMI DONGGALA TAHUN 2018

1. What (Apa)?
Gempa bumi Donggala termasuk kedalam jenis gempa tektonik. Menurut
Sutopo Purwo Nugroho, gempa bumi Donggala yang terjadi "merupakan
jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar Palu Koro, yang
dibangkitkan oleh deformasi dengan mekanisme pergerakan dari struktur
sesar mendatar mengiri (slike-slip sinistral. Gempa bumi ini banyak
menimbulkan kerusakan atau bencana alam serta getaran gempa Bumi yang
kuat mampu menjalar keseluruh bagian wilayah yang terkena gempa bumi
Donggala.

2. Where (Dimana)?
Pusat gempa bumi (episentrum) berada di darat, Pusat gempa berada di 26 km
utara Donggala dan 80 km barat laut kota Palu dengan kedalaman 10 km.
Guncangan gempa bumi dirasakan diKabupaten Donggala, Kota
Palu, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Sigi, Kabupaten
Poso, Kabupaten Tolitoli, Kabupaten Mamuju bahkan hingga Kota
Samarinda, Kota Balikpapan, dan Kota Makassar. sekitar Kecamatan
Sirenja, Kabupaten Donggala.
Peta guncangan gempa yang dilansir USGS.

3. When (Kapan)?
Gempa bumi Donggala terjadi pada tanggal 28 September 2018, pukul 18.02
WITA selama 3-7 menit.
4. Who (Siapa)?
 Korban
Korban Gempa bumi Donggala pada awalnya, 1 orang tewas dan 10 orang
luka-luka dikabarkan akibat gempa pertama berkekuatan 6,0 Mw pukul 15.00
WITA. Namun begitu, angka begitu cepat meningkat, sampai diketahuilah
jumlah korban telah sampai 420 orang meninggal. Pada Selasa 2 Oktober,
Sutopo (Kepala BPBD Kabupaten Donggala) mengabarkan bahwa, korban
meninggal telah mencapai 1234 orang. Adapun jumlah orang tertimbun yang
dilaporkan masyarakat telah mencapai 152 orang. Orang yang terluka dibawa
ke rumah sakit untuk cepat mendapatkan perawatan. Korban yang tewas
maupun yang terluka, merupakan korban tertimpa bangunan yang roboh.
Terakhir, setelah diumumkan oleh BNPB pada 10 Oktober bahwa korban
meninggal gempa itu mencapai 2.045 orang, didapati paling banyak ada di
Palu sebesar 1.636 orang dan disusul Sigi kemudian Parigi. Sementara itu,
korban yang mengungsi sebanyak 82.775 orang, dan 8.731 orang pengungsi
berad di luar Sulawesi.
 Yang terlibat dalam bencana gempa bumi Donggala
1) Tim SAR membantu dalam menemukan korban akibat bencana gempa
bumi Donggala
2) BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) memberikan
penanganan tanggap darurat akibat bencana gempa bumi Donggala,
memberikan informasi terkait dengan bencana gempa bumi Donggala
seperti kerugian dan korban jiwa akibat bencana gempa bumi tersebut dan
melaporkan ke Presiden untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.
3) BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) membantu dalam
menetapkan dan memberikan pengarahan, penanganan darurat terkait
dengan bencana gempa bumi Donggala. BPBD juga memberikan
informasi seperti kerugian dan korban jiwa akibat gempa bumi Donggala
dan dilaporkan ke Gubernur untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.
4) BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) memberikan
penjelasan terkait dengan kekuatan dari gempa bumi Donggala yang
menyebutkan bahwa gempa ini berkekuatan 2,5 × 1020 Nm atau setara 3 ×
106 ton TNT. Ini serupa 200 kali bom Hiroshima.
5) Presiden Joko Widodo, menyampaikan ucapan keduka-citaan akan
adanya bencana gempa ini. Laporan mengenai gempa ini telah ia dapatkan
dari BNPB, dan Menkopolhukam telah ia instruksikan untuk
mengkoordinasi penanganan bencana.
6) Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko
Polhukam) Wiranto segera mengadakan rapat darurat untuk menangani
gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Tim Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, hingga teknisi segera bergerak
menuju Palu dan Donggala
7) Selain itu, Menkopolhukam Wiranto, Gubernur Sumatera Utara Edy
Rahmayadi, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon, dan Anies
Baswedan Gubernur Jakarta juga turut menyampaikan pernyataan
belasungkawa terkait bencana gempa ini.
8) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy membantu dalam
pembangunan kelas darurat akibat gempa bumi Donggala. Sekolah
darurat akan dibangun sesuai standar UNICEF. Serta pembangunan
sekolah permanen, Kegiatan ini dirasa penting untuk menghapus trauma
anak-anak.
9) Negara tetangga menyampaikan duka akan adanya bencana ini. Presiden
Singapura Halimah Yacob dan PM Lee Hsien Loong menyampaikan
dukacita. Antonio Gutterres dari PBB, Tsai Ing-wen dari Taiwan,
mendukung adanya penyelamatan dan dukungan bantuan berkenaan
dengan tsunami Palu ini. Mesir juga menyampaikan pernyataan
Kementerian Luar Negeri Mesir dukungan agar Indonesia bisa lekas pulih
secepatnya dari gempa ini. Sebuah badan amal dari Skotlandia dan
yayasan IHH Turki telah mengirim bantuan untuk Indonesia. Salman bin
Abdulaziz al-Saud menyampaikan duka cita dan empati mendalam
kepada Presiden Joko Widodo berkenaan guncangan gempa ini. Telegram
ini disampaikannya atas nama seluruh rakyat dan pemerintahan Saudi
Arabia.
10) Adapun bantuan sebesar 6-8 ton telah dibagikan oleh
pesawat Hercules TNI. Di lain tempat, bantuan gempa disalurkan melalui
jalur laut dari Bitung, Sulawesi Utara, dan Samarinda, Kalimantan Timur.
Menurut laporan Anadolu Agency Indonesia, sebanyak 32 relawan dengan
spesialisasi evakuasi, logistik, pertolongan pertama, perawat, sanitasi air
dan kesehatan, posko, dan dapur umum. PMI juga telah mengirimkan
logistik darurat berupa 200 selimut, 200 tikar, 500 jeriken, dan 200 sarung
dan dana tanggap darurat sebesar Rp100 juta. Mensos Agus Gumiwang
Kartasasmita menyatakan bahwa bantuan mulai dikirim juga dari daerah
penyangga seperti Gorontalo dan Makassar. Adapun yang dikirimkan
adalah velbed, tenda, kasur dan matras. Selain itu, 6 mobil umum turut
dikirim yang dapat memasak 2000 nasi bungkus. Sehingga, dalam 3 kali
sehari, dapat dimasak 36.000 buah nasi bungkus. Di luar itu pula, Satgas
penanganan bencana mulai dibentuk dengan pimpinan langsung Danrem
dan Gubernur Sulawesi Tengah. Di tingkat pusat, satgas itu dikoordinator
oleh Menkopolhukam.

5. Why (Mengapa)?

Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah, Palu tercatat sebagai daerah rawan
gempa karena memiliki aktivitas tektonik tertinggi di Indonesia. Pasalnya, di
Kota Palu terdapat patahan kerak Bumi (sesar) berdimensi cukup besar yang
dikenal dengan nama sesar Palu-Koro. Sesar atau patahan merupakan hasil
aksi gaya lempeng tektonik yang membentuk batas-batas antara lempeng,
seperti zona subduksi atau sesar transform Energi yang dilepaskan
menyebabkan gerakan cepat pada sesar aktif yang menjadi penyebab utama
gempa Bumi.
Gempa bumi Donggala yaitu dengan memperhatikan lokasi episentrum dan
kedalaman hiposenttrum gempa bumi, tampak bahwa gempa bumi dangkal
ini terjadi akibat aktivitas di zona sesar Palu Koro. Sesar ini termasuk sesar
paling aktif selain sesar Semangko di Sumatera. Sesar Palu-Koro ini
memanjang dari Selat Makassar hingga pantai utara Teluk Bone dengan
panjang patahan mencapai 500 kilometer. Sesar Palu-Koro atau sistem sesar
Palu-Koro merupakan suatu sistem zona patahan sesar mendatar mengkiri
besar aktif yang memanjang dari utara-barat laut ke selatan-tenggara di pulau
Sulawesi di Indonesia. Sesar tersebut memanjang dari dekat Dondowa,
Kabupaten Luwu Utara, di selatan, di mana itu bertemu Sesar Matano. Sesar
tersebut memanjang terus ke utara, lepas pantai melewati Teluk Palu dan
melintas di sisi barat Semenanjung Minahasa, sebelum akhirnya bertemu
dengan Zona Subduksi Sulawesi Utara. Meskipun ini adalah sesar mendatar,
ada beberapa titik di mana sesar tersebut bergerak tegak lurus. Dekat kota
Palu, sesar ini membentuk sisi barat Cekungan Palu, suatu cekungan tarik
terpisah kecil yang berkembang sejalan sistem sesar. Sesar ini membatasi dua
mikroblok besar yang membentuk Pulau Sulawesi - blok Sula Utara dan Blok
Makassar. Saat ini laju pergerakan di sepanjang Sesar Palu-Koro diperkirakan
berada di kisaran 30-40 mm per tahun, dibandingkan dengan laju rata-rata 40-
50 mm per tahun selama kurun waktu 5 juta tahun terakhir.

Menurut analisis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)


menyebutkan bahwa gempa bumi Donggala dipicu oleh aktivitas sesar Palu-
Koro, berdasarkan posisi dan kedalaman gempa bumi, sedangkan kawasan
daratan sektor pusat gempa 7,4 SR itu seperti di Kabupaten Donggala disusun
oleh batuan pratersier, tersier, dan kuarter. Batuan ini sebagian telah
mengalami pelapukan. Endapan kuarter tersebut menurut analisis PVMBG
pada umumnya bersifat urai, lepas, dan belum kompak (unconsolide),
sehingga bersifat memperkuat efek guncangan gempa bumi Donggala.
6. How (Bagaimana)?

Mitigasi bencana

-Sebelum

-Pada saat

-sesudah
Salah satu mitigasi pasca bencana menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempa
Bumi PVMBG, Badan Geologi, Sri Hidayati mengatakan bahwa mitigasi
yang dilakukan yaitu dasar penataan ruang suatu wilayah, parameter apa yang
perlu diperhatikan, jika di daerah pantau harus ada rute evakuasi, dan
bangunan masyarakat harus sesuai dengan kaidah bangunan tahan gempa,
kemudian dilakukan pemetaan wilayah rawan dan sosialisasi.

Anda mungkin juga menyukai