Anda di halaman 1dari 20

MASA PERADABAN HINDU BUDHA DI INDONESIA

MASA PERADABAN ARAB DAN MESIR DI DUNIA

Penulis

1. Dessy Febriyanti 1713034012


2. Inggit Winarsih 1713034014
3. Arsi Stifani Ardin 1713034024
4. Ajeng Pangesti 1753034002

P.S : Pendidikan Geografi


Kelas : B (Genap)

Mata Kuliah : Geografi Sejarah (KGO616406)


Dosen : Dr. Pargito, MPd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2020
MASA PERADABAN HINDU BUDHA DI INDONESIA

A. Sejarah Awal Masuknya Hindu Budha Di Indonesia

Pada permulaan tarikh masehi, pada Benua Asia terdapat 2(dua) negeri besar yang
tingkat peradabannya itu dianggap sudah tinggi, yaitu India dan juga Cina. Kedua
negeri tersebut menjalin hubungan ekonomi serta juga perdagangan yang baik.
Arus lalu lintas perdagangan serta juga pelayaran berlangsung dengan melalui
jalan darat serta laut. Salah satu jalur lalu lintas laut yang dilalui oleh India-Cina
ialah Selat Malaka. Indonesia terletak di jalur posisi silang dua benua serta
juga dua samudera, dan juga berada di dekat Selat Malaka
mempunyai keuntungan, yakni :

1. Sering dikunjungi oleh bangsa asing, seperti India, Cina, Arab, serta
juga Persia,
2. Kesempatan untuk dapat melakukan hubungan perdagangan internasional
terbuka dengan lebar,
3. Pergaulan dengan bangsa-bangsa lain juga akan semakin luas,
4. Pengaruh dari bangsa asing masuk ke Indonesia, seperti Hindu-Budha.

Perkembangan ajaran Hindu-Budha di Indonesia tidak terlepas dari letak strategis


Indonesia yang menjadikannya sebagai daerah dengan banyaknya orang asing
yang ingin melakukan perdagangan di Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut,
maka disebarkanlah ajaran –ajaran termasuk di dalamnya ajaran Hindu-Budha.
Ajaran Hindu-Budha telah banyak mewarnai kehidupan di negeri ini.
Ada beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli sejarah perihal masuk dan
berkembangnya agama Hindu-Budha di Indonesia. Teori tersebut adalah :

1. Teori Brahmana

Teori ini dikemukakan oleh J.C.Van Leur. Dia berpendapat bahwasanya ajaran
agama Hindu-Budha di Indonesia dikembangkan oleh para kaum Brahmana
(golongan pemuka agama) dari negeri India. Hal ini didukung dengan penemuan-
penemuan prasasti di Indonesia yang hamper semuanya menggunakan huruf
Pallawa atau Sansakerta. Di India, aksara dan bahasa Pallawa maupun Sansakerta
hanya dikuasai oleh kaum Brahmana.

Selain dari bukti prasasti yang menjadi bukti teori Brahmana, terdapat satu lagi
hal yang menjadi bukti pendukung teori ini, yaitu kebiasaan ajaran Hindu di
Indonesia hampir sama dengan ajaran Hindu di India. Di dalam ajaran Hindu,
pengajaran agama yang baik dan benar hanya boleh dilakukan oleh kaum
Brahmana, dikarenakan mereka mempunyai ilmu yang cukup untuk
menyebarkannya. Para kaum Brahmana dari negeri India diundang oleh para
ketua suku di nusantara untuk mengembangkan dan mengajarkan ajaran agama
Hindu-Budha di Indonesia. Pada saat itu, di Indonesia masih menganut
kepercayaan animism atau dinamisme.

2. Teori Waisya

Teori ini berpendapat bahwa ajaran agama Hindu-Budha di Indonesia dibawa


masuk dan berkembang berkat peran dari penganut agama dari golongan Waisya
(pedagang) yang merupakan mayoritas penduduk di India. Para pedagang ini
selain melakukan perdagangan di Nusantara, juga menyebarkan paham agama
Hindu-Budha di Indonesia. Pada zaman tersebut, pelayaran masih sangat
ditentukan oleh musim angin atau tidak. Saat musim angin tidak ada, maka para
pedagang dari India tidak bisa kembali ke daerahnya dengan menggunakan kapal-
kapal. Maka pada saat itu, mereka menetap sementara di wilayah nusantara
sampai musim angin tiba. Diantara kegiatan mereka pada saat menetap ialah
menyebarkan kepada penduduk pribumi ajaran agama Hindu-Budha. Teori ini
dikemukakan oleh N.J.Kroom.
3. Teori Ksatria

Dalam teori ini yang dikemukakan oleh C.C.Berg, Mookerji, dan J.L.Moens ini
berpendapat bahwasanya ajaran agama Hindu dan Budha di Indonesia dibawa
oleh kaum golongan ksatria. Hal ini idak bisa dilepaskan dari sejarah
perkembangan agama Hindu Budha di India. Saat itu di India, terjadi perebutan
kekuasaan antara golongan penguasa kerajaan di India. Oleh karena itu, para
golongan ksatria yang kalah perang harus melarikan diri ke daerah-daerah lain,
tidak terkecuali Indonesia. Di Indonesia, mereka berusaha mendirikan kelompok-
kelompokm dan pada akhirnya mendirikan sebuah kerajaan yang bercorak Hindu-
Budha seperti pada daerah asalnya. Dalam perkembangannya, mereka juga
menyebarkan ajraan gama Hindu-Budha kepada masyarakat lokal tempat kerajaan
itu berdiri.

4. Teori Arus Balik (Nasional)

Dalam teori ini, penyebaran agama Hindu-Budha di Indonesia tidak terlepas dari
pastisipasi aktif penduduk nusantara dalam menyebarkan ajaran ini. Pada saat
pertama kali dikembangkan oleh para pemuka agam ahIndu-Budha dari negeri
India, mereka tertarik dan pada akhirnya berusaha mempelajari ajaran tersebut ke
negeri asalnya, yaitu India. Para penduduk lokal berangkat ke India untuk
mempelajari langsung ajaran-ajaran yang dipraktekkan di dalam agama Hindu-
budha. Jika dirasa sudah cukup, maka mereka pulang ke Indonesia dan
menyebarkan ajaran yang telah mereka dapatkan dengan masyarakat lainnya.
Teori ini dikembangkan oleh F.D.K Bosch.

5. Teori Sudra

Teori ini dikembangkan oleh van Faber. Dia berpendapat bahwa ajaran agama
Hindu-Budha dikembangkan di Indonesia melalui para kaum Sudra (budak) yang
bermigrasi dari India ke Indonesia untuk mencari penghidupan dan kehidupan
yang layak. Di samping itu, merekajuga menyebarkan ajaran agama Hindu-Budha
kepad amayarakat lokal.
B. Perkembangan Kehidupan Kerajaan Hindu Budha Di Indonesia

Masuknya agama hindu dan budha membawa pengaruh besar bagi perubahan
politik, ekonomi, social dan budaya di Indonesia. Di bidang politik masuknya
hindu dan budha mendorong munculnya kerajaan-kerajaan yang bercorak hindu
dan budha. Kerajaan-kerajaan itu antara lain :

1. Kerajaan Kutai

Kerajaan kutai terletak di dekat sungai Mahakam Kalimantan Timur dan


merupakan  kerajaan hindu tertua di Indonesia.

a.     Pendiri Kerajaan Kutai

Kerajaan kutai adalah asmawarman putra dari kudungga yang dianggap sebagai
perintis berdirinya kerajaan kutai. Asmawarman adalah pendiri kerajaan kutai
karena ia telah memeluk agama hindu. Asmawarman punya anak bernama
mulawarman. Raja terbersar kerajaan kutai. Nama mulawarman banyak disebut-
sebut dalam prasasti kutai karena beliau pernah mengadakan persembahan hewan
kurban sebanyak 20.000 ekor lembu kepada brahmana.

b.     Bukti Berdirinya Kerajaan Kutai

Bukti-bukti yang memperkuat berdirinya kerajaan kutai adalah 7 buah prasasti


yang tertulis pada yupa dengan menggunakan bahasa sansekerta dan huruf
palawa. Yupa adalah tonggak batu yang fungsinya sebagai tugu peringatan dan
tempat menambatkan hewan korban.

Prasasti-prasasti kutai itu antara lain berbunyi :


“sang maharaja kudungga, yang amat mulia, mempunyai putra yang masyur.
Sang asmawarman namanya, yang seperti ansuman (dewa matahari)
menumbuhkan keluarga yang sangat mulia. Sang asmawarman mempunyai tiga
putra, seperti api (yang suci) tiga. Yang terkemuka diantara ketiga putra adalah
sang mulawarman, raja yang berperadapan baik, kuat dan kuasa. Sang
mulawarman telah mengadakan kenduri (selamatan) emas amat banyak. Buat
peringatan kenduri inilah tugu batu didirikan pleh para brahmana”.
Dalam prasasti berikutnya berbunyi :

“sang mulawarman raja yang mulia dan terkemuka telah memberikan sedekah
20.000 ekor sapi kepada para brahmana yang seperti api di dalam tanah yang
sangat suci bernama waprakeswara, buat peringatan akan kebaikan budi sang
raja itu, tugu ini telah dibikin oleh brahmana yang datang di tempat ini.”

c.    Kondisi Sosial Masyarakat 

Kerajaan kutai terletak di dekat sungai Mahakam. Maka dapat diperkirakan


masyarakat waktu itu hidup dari bercocok tanam, berlayar dan beternak.
Demikian pula masyarkatnya telah mengenal kehidupan bermasyarakat, gotong
royong serta mempercayai adanya kekuatan yang diatas. Hal ini dapat dilihat
adanya upacara kurban, pembuatan tugu peringatan serta upacara keagamaan di
tempat suci waprakiswara.     

d.     Agama Kerajaan Kutai

Agama yang berkembang di kutai adalah hindu syiwa. Di kutai terdapat tempat
pemujaan yang disebut waprakiswara yaitu tempat pemujaan trimurti. Agama
hindu yang berkembang di kutai berasal dari india selatan

2. Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Hindu pertama berdiri adalah Tarumanegara-Jawa Barat, pada abad 5M

a. Letak Kerajaan Sriwijaya

Pada mulanya letak sriwijaya tidak di Palembang, melainkan di Muara Takus atau
minanga Tamwan yaitu daerah pertemuan antara sungai Kampar kanan dan
Kampar kiri. Pendapat ini diperkuat dengan pendapat I-Tsing yang mengatakan
bahwa daerah sriwijaya dilalui garis khatulistiwa. Daerah yang dimaksud adalah
daerah pertemuan antara sungai Kampar kanan dengan Kampar kiri atau muara
takus. Baru setelah berhasil meluaskan wilayahnya ibu kota sriwijaya pindah ke
Palembang.
b. Bukti Berdirinya Kerajaan Sriwijaya

Bukti yang memperkuat adanya kerajaan sriwijaya berupa :

1. Sumber berita china yang menyebutkan di sebuah pulau di laut selayan


(sumatera) ada Negara yang bernama Kan-to-li, yang pernah mengirimkan
utusannya ke china abad 5 hingga pertengahan abad 6. Pendapat ini diperkuat
oleh I-Tsing yang mengatakan negerinya dikelilingi oleh benteng-benteng. Di
negeri ini banyak pendeta belajar agama budha. Pendeta china yang akan
belajar ke india dianjurkan belajar dahulu di sriwijaya selama 2 tahun di
bawah bimbingan pendeta sakyakirti.
2. Sumber tertulis berupa 5 buah prasasti yang ditulis dalam huruf palawa 
dengan bahasa melayu kuno, prasasti tersebut antara lain :
 Prasasti Kedukan Bukit  Prasasti Kota Kapur
 Prasasti Talang Tuo  Karang Birahi
 Prasasti Telaga Batu

c. Agama Kerajaan Sriwijaya

Agama yang berkembang di siriwijaya adalah budha Mahayana. Kedudukan


sriwijaya sebagai pusat perdagangan di asia tenggara sangat menguntungkan
perkembangan agama budha di sriwijaya. Sehingga akhirnya sriwijaya berhasil
menjadikan kerajaanya sebagai pusat agama budha di asia tenggara. Guru agama
budha di sriwijaya yang terkenal adalah Sakyakirti dan Dharmakirti.

Untuk meningkatkan kualitas sriwijaya sebagai pusat agama budha, sriwijaya


mengadakan kerjasama dengan kerajaan pala di india. Hal ini dapat diketahui dari
isi prasasti nalanda (860) yang berisi “pembebasan pajak beberapa buah desa agar
memberi nafkah kepada para biksu dalam sebuah wihara yang dibangun oleh
balaputradewa.

d. Kebudayaan

Kerajaan sriwijaya adalah kerajaan maritim yang memperhatikan masalah


kebudayaan. Ada sebuah peninggalan yang berupa candi yang memperkuat
keberadaan sriwijaya yaitu candi muara takus.
e. Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan sriwijaya pernah jaya sejak abad 8M mulai abad 12 mengalami


kemunduran. Adapun factor-faktor penyebabnya adalah :

 Bandar sriwijaya semakin lama letaknya semakin jauh dengan pantai


 Adanya ekspedisi pamalayu dari singasari
 Serangan kubilai khan
 Persaingan dengan islam
 Harga barang-barang di sriwijaya dan bea cukai di sriwijaya semakikin
mahal
 Akibat serangan majapahit 1377M.
3. Kerajaan Mataram Kuno (Dinasti Sanjaya)

Pada abad 8 M di jawa tengah berdiri kerajaan yang bercorak hindu yaitu mataram
kuno. Raja pertamanya adalah sanna.

a. Letak Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan mataram kuno terletak di Jawa Tengah bagian utara (dinasti sanjaya) dan
jawa tengah bagian selatan (dinasti saylendra). Kerajaan mataram kuno
wilayahnya subur karena dikelilingi gunung-gunung yang menghasilkan mata air
yang bermanfaat bagi pertanian penduduk mataram kuno. Mataram kuno didirikan
sanjaya tahun 732 M. buktinya prasasti canggal yang berisi tentang pendirian
sebuah lingga oleh sanjaya. Lingga adalah lambing pendirian Negara dan dewa
ciwa.

b. Raja-raja dinasti sanjaya

Untuk mengetahui raja-raja keturunan dinasti sanjaya dapat diketahui dari isi
prasasti kedu atau mantyasih atau terkenal dengan nama prasasti balitung tahun
907 M. Menurut prasasti tersebut susunan dinasti sanjaya adalah :

 Sanjaya  Waruk
 Panangkaran  Garung
 Panunggalan  Rake Pikatan
 Rake Kayuwangi  Watukuro Dyah Balitung
 Watuhumalang  Dynasty Syalendra

Pada akhir abad 8 M di jawa tengah bagian selatan muncul dinasti baru yaitu
diasti saylendra. Dinasti ini akhirnya berhasil mendesak dinasti sanjaya ketika
dinasti sanjaya diperintah panagkaran. Keterangan ini dapat dilihat dari prasasti
kalasan (778) yang menyebutkan “panagkaran seolah-seolah diperintah oleh raja
wisnu untuk mendirikan candi kalasan”. Dari isi prasasti kalasan dapat diambil
kesimpulan bahwa kerajaan dinasti sanjaya terdesak oleh dinasti saylendra dan
bisa jadi sanjaya hidup berdampingan dengan dinasti saylendra.

c. Raja-raja dinasti saylendra

Susunan raja dinasti saylendra adalah ;

 Banu (752 – 775)  Samaratungga (812 – 833)


 Wisnu (775 – 782)  Pramodyawardani (833 –
 Indra (782 – 812) 856)

Pada masa pemerintahan indra. Mataram mengalami kejayaan. Mataram dijadikan


Negara agraris dan maritime, bahkan berhasil menyaingi kerajaan sriwijaya.
Tahun 812 raja indra meninggal dan dia digantikan samaratungga. Pada masa
pemerintahan samaratungga di bangun candi Borobudur (abad 9). Pada masa
pemerintahan samaratungga merupakan kemunduran bagi dinasti saylendra.
Untuk menjaga kelangsungan keturunan samaratungga mengadakan perkawinan
politik dengan pramodawardani (dynasty saylendra) dengan rakai pikatan (dinasti
sanjaya)

Pada tahun 833 samaratungga wafat tahta jatuh ketangan rakai pikatan (menantu).
Pada saat inilah anak samaratungga yang lain yaitu Balaputradewa mengadakan
perebutan kekuasaan terhadap rakai pikatan. Perebutan kekuasaan itu dapat
digagalkan dan balaputradewa lari ke sriwijaya dan menjadi raja disana. Masa
pemerintahan rakai pikatan dibangun candi prambanan yang megah dan
mengagumkan.
d. Pindahnya Kerajaan Mataram ke Jawa Timur

Sejak pemerintahan Mpu sendok ibu kota mataram pindah ke jawa timur (abad
10M). kepindahan mataram ke jawa timur tidak diketahui secara pasti sebab-
sebabnya. Namun ada beberapa pendapat yang menerangkan sebab kepindahan
ibukota mataram ke jawa timur karena adanya bencana alam berupa gunung
berapi di jawa tengah, ancaman dari sriwijaya dan jawa timur lebih baik untuk
perdagangan dan lebih maju untuk memerdekakan diri (sendok mendirikan
wangsa sendiri).

Mpu sendok naik tahta pada tahun 929 M dengan gelar Sri Ishana Wikrama
dharmotunggadewa (dinasti Ishana). Mpu sendok merupakan peletak dasar
berdirinya kerajaan-kerajaan di jawa timur. Sendok mendirikan dinasti baru yang
disebut dinasti ishana. Pusat pemerintahannya ada di watugaluh. Mengenai
jalannya pemerintahan mpu sendok tidak diketahui secara pasti. Namun
diperkirakan berjalan tertib dan aman. Hal ini dapat diketahui dari usaha-usaha
yang dia lakukan seperti pembangunan irigasi, menghimpun kitab agama Budha
Tantrayana “sang hyang kamahayanikan” yang tertulis oleh sambara surya
warana. Dari keterangan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa toleransi
beragama waktu itu cukup baik, sebab mpu sendok yang hindu ternyata
mengijinkan ditulisnya kitab agama budha san hyang kamahayanikan.

4. Kerajaan Kediri

Sepeninggal airlangga 1049, apa yang pernah dikawatirkan itu benar-benar terjadi.
Penguasa jenggala panji garasakan dengan penguasa panjalu samarawijaya.
Ketika panjalu/Kediri diperintah oleh jayabaya, jenggala berhasil ditaklukan.
Dengan demikian jawa timur tinggal ada satu kerajaan yaitu panjalu/Kediri.
Peristiwa pendudukan jenggala oleh Kediri dikisahkan dalam kitab baratayuda
yang digubah oleh mpu sedah dan panuluh.

a. Nama Nama Raja Kerajaan Kediri

Menurut para raja-raja yang pernah memerintah Kediri adalah sebagai berikut:
 Jayarasa  Bameswara
 Jayabaya  Candra
 Sarweswara  Kameswara
 Aryeswara  Kertajaya.

b. Runtuhnya Kerajaan Kediri


Raja Kediri terakhir adalah raja kertajaya (1185 – 1222). Raja ini terlibat
perselisihan dengan para brahmana, karena para brahmana diperintah untuk
menyembah kepadanya. Para brahmana kemudian mencari perlindungan kepada
ken arok yang waktu itu juga berselisih dengan kertajaya karena tidak mengakui
ken arok sebagai akuwu tumapel. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh ken arok
untuk memberontak . tahun 1222 ken arok berhasil mengalahkan kertajaya.
Dengan kekalahan kertajaya maka berakhirlah riwayat kerajaan Kediri.

5. Kerajaan Singasari
 Nama Nama Raja Kerajaan Singasari
a. Ken arok (1222-1227)

Pendiri kerajaan singasari adalah ken arok dengan gelar Sri Ranggah Bathara sang
amurwabhumi tahun 1222 M. seberlum menjadi raja ken arok adalah akuwu
tumapel. Pada tahun 1222 M ken arok dibantu para brahmana menyerang
kertajaya di Kediri. Dalam pertempuran di Genter, kertajaya dapat dikalahkan,
maka naiklah ken arok menjadi raja singasari. Ken arok mendirikan dinasti baru
dengan nama dinasti rajasa. Ken arok menjadi raja hanya 5 tahun karena dibunuh
anak tirinya yaitu anusapati. Ken arok wafat dan dimakamkan ke kagengan dalam
bangunan suci siwa dan budha.

b. Anusapati

Anusapati menduduki singgasana singasari setelah membunuh ayah tirinya


dengan keris mpu gandring. Anusapati memerintah +selama 21 tahun sejak 1227-
1248 M. pemerintahan anusapati dibayang-bayangi balam dendam dari putra Ken
arok dengan ken umang yaitu tohjoyo. Pada tahun 1248 tohjoyo berhasil
membunuh anusapati kerika sedang menyabung ayam. Anusapati wafat dan
dimakamkan di candi kidal (malang).
c. Tohjoyo (1248)

Tohjoyo memerintah tidak lama karena pada tahun itu juga ia dibunuh oleh
ronggowuni (anak anusopati) lewat kaki tangannya yaitu lembu ampal dan
mahesa cempaka. Tohjoyo meninggal dan dimakamkan di candi katang lumbang.

d. Ronggowuni

Ronggowuni menjadi raja bergelar sri jaya wisnu wardhana. Dalam menjalankan
ia didampingi oleh mahesa cempaka diberi kedudukan ratu angabaya dengan gelar
narasingamurti. Ronggowuni  merupakan raja pertama singasari yang namanya
disebutkan dalam prasasti degnan memakai gelar mapanji smingrat. Pada tahun
1254 ronggowuni mengangkat anaknya kertanegara sebagai raja muda (yuwara).
Pengangkatan kertanegara ini dimaksudkan sebagai persiapan sewaktu-waktu
ronggowuni tiada, kertanegara sudah siap menggantikan. Untuk menciptakan
keamanan dan ketentraman, ronggowuni membangun pertahanan di canggu lor.
Tahun 1268 ronggowuni meninggal dan didharmakan di weleri sebagai siwa dan
jayagu sebagai budha amogapasa, tak lama kemudian mahesa cempaka juga
meninggal, ia didharmakan di kumpeter dan wudi kuncir.

e. Kertanegara

Kertanegara adalah raja terakhir singosari dengan gelar Sri Maharadja Sri
Kertanegara cita-citanya ialah hendak menyatukan nusantara. Untuk
merealisasikan cita-citanya ini kertanegara mengadakan ekspedisi pamalayu 1275.
Tujuan ekspedisi ini adalah untuk mempererat hubungan dengan kerajaan melayu
dan sekaligus untuk melemahkan kedudukan sriwijaya serta membendung
mongol.

Untuk memepererat hubunban denga melayu, kertanegara mengirimkan hadiah


berupa aptung amogapasha beserta 14 patung pengiringnya kepada penguasa
melayu sri maharaja mauliwarmadwa. Demikian pula penguasa melayu mengakui
kekuasaan singasari. Pada tahun 1280, 1281 dan 1286 Kubhilai khan
mengirimkan utusannya ke singasari agar singasari mengakui kekuasaan kubhilai
khan. Karena kesalnya kertanegara, utusan kubhilai khan dibuat cacat ketika
datang lagi tahun 1289 M. akibat tindakan kertanegara tersebut kubhilai khan
marah karena dianggap penghinaan. Oleh karena itu kubhilai khan mengirim
tentaranya untuk menghukum kertanegara tahun 1292 M. namun kedatangan
kubhiliai khan ini terlambat karena kertanegara sudah meninggal setahun
sebelumnya akibat serangan Jaayakatwang.

 Runtuhnya Kerajaan Singasari

Singasari runtuh karena serangan jayakatwang (raja kertanegara) tahun 1292.


Waktu itu kertanegara dan pembesar lainnya sedang mengadakan upacara
keagamaan. Sementara pasukan singasari sedang mengadakah ekspedisi
pamalayu, sehingga dengan mudah singasari dikuasai musuh. Kertanegara wafat
dan dimakamkan di candi jawi sebagai siswa budha.

6. Kerajaan Bali
a. Perkembangan Kerajaan Bali

Untuk mengetahui perkembangan kerajaan bali dari sumber berupa berita cina
yang mengatakan bahwa disebelah timur dari kerajaan Hling terdapat Dwa-ta-pan.
Menurut para ahli dwa-ta-pan adalah bali.

b. Sumber Sejarah Kerajaan Bali

Sumber sejarah kerajaan bali juga dapat diketahui dari sumber prasasti seperti
prasasti berangka tahun 882 M (804 saka) yang berisi tentang pembuatan
pertapaan di bukit kintamani. Prasasti lainnya berangka tahun 896 M dan 911 M
yang isisnya juga menyebut tempat suci dan menyebutkan istana raja yang terletak
di singhamandawa tanpa menyebut rajanya.

c. Keadaan pemerintahan

Menurut para ahli raja-raja bali berasal dari keturunan wangsa warmadewa. Raja
inilah yang dianggap sebagai raja tertua di Bali yang kemudian menurunkan raja-
raja di Bali seperti :

 Raja Sri Kesari Warmadewa  Raja haji tabanendra


 Raja ungrasena warmadewa
 Raja jayasing warmwdewa  Raja udayana warmadewa
 Raja jayasadhu warmadewa  Raja anak wungsu
 Sri maharaja sri wijaya  Waja walprabu
mahadewi

d. Keadaan social ekonomi

Masyarakat di bali hidup bercocok tanam dan berdagang. Mereka punya


kebiasaan apabila orang meninggal mayatnya dihiasi dengan emas dan diberi
wangi-wangian lalu dibakar.

e. Agama

Agama yang berkembang di bali sebagian besar adalah hindu waisanawa maupun
hindu siwa  serta sebagian masyarakat ada yang memeluk agama budha. Agama
hindu di bali berkembang pesat sehingga bali dijuluki museum hidup.

7. Kerajaan Pajajaran
a. Pendiri Kerajaan Pajajaran

Pendiri kerajaan pajajaran adalah maharaja sri jayabupati jayamanahen


wisnumurti samararijaya sakalabhuwanamandaleswaranindita haro gowardhana
wikramothunggadewa atau terkenal dengan sebutan jayabhupati saj. Karena
pajajaran berdiri abad 11, yang terletak di prahajyan sunda-jawabarat. Sumber
yang memperkuat keterangan ini adalah prasasti sanghyang tapak yang berangka
tahun 1050 M yang ditemukan di kampong pangcalikan dan bantamucang  di tepi
sungai citatih daerah cibadak.

Prasasti sanghyang tapak menyebut-nyebut nama maharaja jayabhupati sebagai


raja sunda. Prasasti ini berisi kutukan terhadap siapa yang melalnggar larangan-
larangan untuk memasuki sebagian sungai yang terletak di sebelah timur
sanghyang tapak, tertutup bagi segala macam penangkapan ikan. Barang siapa
melanggar larangan ini akan termakan sumpah yaitu terbelah kepalanya,
terminum darahnya, terpotong ususnya, terhisap otaknya, dan terbelah dadanya.
b. Pemerintahan

Pada masa pemerintahan sri jayabhupati ibukota pajajaran berada di pakwan


pajajaran, tetapi kemudian pindah ke kawali-cirebon. Raja-raja pajajaran sesudah
sri jayabhupati adalah :

 Rahyang niskala wastu  Prabu niskala wastu kencana


kencana  Tohaan
 Rahyang dewa niskala  Ratu jayadewata
 Hyang bunisora  Ratu samiam (suraweisa)

c. Agama Kerajaan pajajaran

Agama yang dianut oleh pajajaran adalah hindu waisanawa. Hal ini dapat dilihat
dari nama raja pajajaran yang menggunakan gelar wisnumurti.

d. Keadaan social ekonomi mayarakat


Kerajaan sunda memiliki pelabuhan yaitu : banten, pontang, cigede, tangara,
kalapa, cimanuk. Melalui enam pelabuhan inilah masyarakat pajajaran melakukan
kegiatan perdagangan dan pelayaran dengan daerah-daerah lain serta Negara lain.
Barang dagangan yang mereka jual berupa hasil masyarakat seperti lada, asam,
beras dan barang-barang lain yang diperoleh dari pelabuhan lain seperti sayur-
mayur, sapi, kambing, biri-biri, babi, tuak, serta buah-buahan. Disamping
masyarakat melakukan aktivitas perdagangan sebagian dari mereka juga ada yang
bercocok tanam khususnya bagi mereka yang ada di pedalaman.

8. Kerajaan Majapahit

Pendiri kerajaan majapahit adalah raden wijaya pada tahun 1293 M,dengan gelar
kertajaya jayawardhana. Raden wijaya adalah menantu kertanegara yang gugur
tahun 1292 akibat serangan jayakatwang raja Kediri. Tindakan-tindakan raden
wijaya setelah menjadi raja, setelah raden wijaya berhasil menjadi raja majapahit,
ia mengambil beberapa tindakan yang dianggap penting yaitu :

1) Mengawini keempat putrid kertanegara yaitu Tribhuwaneswari kemudian


beranak jayanegara, narendraduhita, dewi prajnaparamita dan dewi gayatri
beranak tribhuwanatunggadewi dan raja dewi maharajasa. Disamping
keempat istri raden wijaya punya istri dari melayu dara petak (hadiah dari
melayu)
2) Arya wiraraja diberi wilayah sebelah timur majapahit yaitu lumajang sampai
blambangan.
3) Ronggolawe dijadikan bupati tuban, tetapi tidak puas yang akhirnya
memberontak.
4) Nimbi dijadikan patih hamangkubumi, suatu jabatan yang strategis yang
banyak diirikan teman-temannya.
5) Sora yang ikut menyelamatkan raden wijaya dijadikan wakil patih
6) Desa kudadu dijadikan daerah perdikan karena membantu melindungi raden
wijaya dari kejaran musuh (jayakatwang)

a. Keadaan politik pemerintahan

Langkah usaha yang dilakukan raden wijaya dengan memeberikan kedudukan


kepada orang-orang yang berjasa seperti ronggolawe dan kawan-kawannya
merupakan cara yang bagus. Namun langkah tersebut ternyata belum memuaskan
bagi mereka. Akibatnya mereka yang tidak puas dengan pemberian tersebut
melakukan pemberontakan. Pada masa pemerintahan raden wijaya terjadi
beberapa peristiwa yang menggoncang pemerintahannya antara lain :

1. Pemberontakan Ronggolawe

Ronggolawe memberontak karena tidak puas dengan jabatan yang diberikan


kepadanya. Ronggolawe menghendaki jabatan sebagai patih yang diberikan
kepada nambi.

2. Pemberontakan Sora

Karena fitnahan yang dilancarkan halayuda akhirnya terjadi bentrokan antara


pasukan majapahit dengan rombongan sora yang hendak menghadap kepada raja
majapahit. Dalam peristiwa ini rombongan sora binasa. Peristiwa ini dikisahkan
dalam kidung sorandaka.
3. Raden wijaya wafat

Tahun 1309 raden wijaya wafat, ia digantikan oleh jayanegara anak raden wijaya
dengan tribuanaswari. Raden wijaya dimakamkan di candi ciwa disamping blitar.

4. Raja Jayanegara

Masa pemerintahan jayanegara merupakan masa suram bagi kerajaan majapahit


karena pada masa ini majapahit banyak dilanda kekacauan. Jayanegara orangnya
lemah, mudah dipengaruhi dan memiliki sifat yang kurang terpuji, sehingga
dijuluki kologemet yang artinya orang lemah yang jahat.

b. Runtuhnya Kerajaan majapahit

Sepeninggal gajah mada dan hayam wuruk, kerajaan majapahit mulai mundur.
Sebab-sebabnya adalah :

 Meninggalnya gajah mada sebagai seorang pemimpin yang seba bisa


 Tak ada pembentukan pemimipin baru yang cakap sepeninggal gajah mada
 Adanya perang saudara / paregreg
 Banyak daerah-daerah yang melepaskan diri karena majapahit mulai lemah
 Pengaruh masuknya agama islam.

C. Pengaruh Hindu Budha Di Indonesia

Masuknya suatu ajaran yang telah lama berkembang pastinya akan meninggalkan
suatu pengaruh-pengaruh di dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Pengaruh-
pengaruh tersebut dapat digolongkan ke dalam beberapa hal, yaitu :

 Agama

Sebelum mengenal ajaran Hindu-Budha, masyarakat lokal Indonesia telah


menganut system kepercayaan animism dan dinamisme, yaitu kepercayaan yang
mempercayai ruh nenek moyang, pohon-pohon besar, atau binatang sebagai dewa.
Dengan masuknya ajaran Hindu-Budha, terjadi perubahan-perubahan di dalam
masyarakat, seperti upacara-upacara keagamaan, tata karma, serta bentuk
peribadatan.
 Pemerintahan

Masyarakat Indonesia mulai mengenal system kepemerintahan sejak masuknya


ajaran Hindu-Budha di Indonesia yang dikenalkan oleh orang India. Di dalam
system tersebut, kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu di bawah tampuk
kepemimpinan seseorang yang dianggap memiliki kemampuan terbaik dan
terkuat. Oleh sebab itu, timbulah kerajaan-kerajaan di Indonesia dnegan corak
Hindu-Budha.

 Arsitektur

Salah satu tradisi yang sudah ada sejak zaman megalitikum pada masyarakat
Indonesia adalah bangunan-bangunan seperti Punden Berundak dan candi-candi.
Dengan masuknya ajaran Hindu-Budha, maka terjadi peleburan kebudayaan
antara Indonesia dan India dengan lahirnya pembuatan-pembuatan candi
berbentuk limas dan bertingkat-tingkat (berundak-undak). Hal ini menjadi bukti
terdapatnya perpaduan antara budaya Indonesia dan India.

 Bahasa

Sejak masuk dan berkembangnya ajaran Hindu-Budha di Indonesia, masyrakat


pribumi yang dulunya belum mengenal tulisan (zaman pra-sejarah) berubah
menjadi telah mengenal tulisan sebagai slaah satu media komunikasi (zaman
sejarah). Hal ini didukung dnegan penemuan prasasti-prasasti dengan huruf
Pallawa dan berbahasa Sansakerta. Bahkan sampai saat ini, bahasa Sansakerta
masih digunakan, contohnya adalah Pancasila, Dasa Dharma, Kartika Eka Paksi,
dan lain-lain.

 Sastra

Dengan masuknya ajaran Hindu-Budha di Indonesia, tidak terlepas dari masuknya


pengaruh-pengaruh sastra dari India. Para penyebar ajaran Hindu-Budha
membawa kitab-kitab yang menjadi rujukan, seperti Ramayan dan Mahabrata.
Adanya kitab-kitab tersebut memacu semangat dari para pujangga Indonesia
untuk menciptakan hal yang sama. Diantara banyak karya-karya sastra, yang
terkenal adalah Arjunawiwaha karya Mpu Kanwa, Kitab Sutasoma karya Mpu
Tantular, dan kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca.

Keberadaan unsur budaya pada jaman kerajaan Hindu Budha di Indonesia


memang masih membekas hingga sekarang. Meskipun tidak dapat langsung
dirasakan, namun tanpa disadari peninggalan tersebut sangat dekat dengan kita.
Seperti halnya perhitungan kalender Indonesia yang berporos pada perhitungan
kalender Saka yaitu 365 hari. Dan merupakan perhitungan kalender orang-orang
Hindu jaman dahulu.

Eksistensi kebudayaan Hindu Budha di Indonesia saat ini sebenarnya merupakan


perpaduan kebudayaan modern dan budaya asli Indonesia. Perpaduan tersebut
menimbulkan akulturasi yang unik bagi Nusantara. Akulturasi semacam inilah
yang sebaiknya terus dilestarikan dengan saling menghormati dan menghargai
diantara perbedaan.
REFERENSI:

Diakses pada website: https://rascalrika.wordpress.com/2015/02/21/peradaban-


hindu-budha/ . Diakses pada Jumat, 21 Februari 2020, Pukul 17:00 WIB.

Diakses pada website: https://www.romadecade.org/kerajaan-hindu-budha-di-


indonesia/# . Diakses pada Jumat, 21 Februari 2020, Pukul 17:00 WIB.

Diakses pada website: https://www.gurupendidikan.co.id/perkembangan-hindu-


budha/ . Diakses pada Jumat, 21 Februari 2020, Pukul 17:00 WIB.

Diakses pada website:


https://www.academia.edu/38738770/KEHIDUPAN_SOSIAL_POLITIK_D
AN_EKONOMI_PADA_MASA_HINDU-BUDDHA_DAN_ISLAM. Diakses
pada Jumat, 21 Februari 2020, Pukul 17:00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai