Anda di halaman 1dari 8

Masa Reformasi

Oleh:
Talita Putri Azzahra
Zahra Nayla Rifdah
Tegar Hedra Laksana
Yogy Yuliarto
1. Lahirnya Gerakan Reformasi
Reformasi merupakan suatu geraka yang menghendaki adanya perubahan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ke arah konstitusional.
Gerakan Reformasi disebabkan oleh dampak negatif dari kebijakan-
kebijakan yang dilaksanakan pemerintah orde baru.

2. Perkembangan Politik
A.Sidang istimewa MPR 1998
Pada tanggal 10-13 November 1998, MPR mengadakan sidang istimewa untuk
menetapkan langkah pemerintah dalam melaksanakan reformasi di segala
bidang. Dalam bidang tersebut terjadi perubahan besar-besaran terhadap sistem
hukum dan perundang-undangan, sehingga menyebabkan munculnya 12
ketetapan MPR yang diantaranya adalah adanya upaya mengakomodasi
tuntutan reformasi.
B. Otonomi Daerah
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Otonomi daerah pada masa reformasi dilaksanakan
dengan lebih demokratis dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

C. Pencabutan Pembatasan Partai Politik


Kebebasan berpolitik pada masa reformasi dilakukan dengan pencabutan
pembatasan partai politik. Karena adanya kebebasan untuk mendirikan
partai politik, pada pertengahan bulan Oktober 1998 sudah tercatat
sebanyak 80 partai politik dibentuk. Hingga komisi pemilihan umum
memverifikasi hanya 48 partai saja yang berhak mengikuti pemilu.
D. Penghapusan DWI Fungsi ABRI
Pada masa reformasi, Dwi fungsi ABRI dihapuskan secara bertahap sehingga ABRI
berkontribusi pada fungsi pertahanan dan keamanan. ABRI semula terdiri dari 4 angkatan
mulai tanggal 5 Mei 1999. Namun istilah ABRI berubah menjadi Tentara Nasional Indonesia
(TNI) setelah masa reformasi.

E. Penyelenggaraan Pemilu
Sejak dimulainya masa reformasi hingga tahun 2015, pemerintah
telah melaksanakan pemilu sebanyak 4 kali yaitu pada tahun 1999,
2004, 2009, dan 2014. Berbeda dengan pemilu pada masa orde baru
yang hanya dapat diikuti oleh 3 partai politik, pemilu pada masa
reformasi dapat diikuti lebih dari 3 partai politik.
3. Perkembangan Ekonomi
Pada masa reformasi Indonesia tengah menghadapi krisis ekonomi. Upaya-upaya untuk pemulihan ekonomi
terus dilakukan pada beberapa periode kepemimpinan masa reformasi.
a. Pemerintahan Presiden B.J. Habibie
Pada masa pemerintahan B.J Habibie ditetapkan kebijakan pokok di bidang ekonomi, yaitu penanggulangan
krisis ekonomi dengan sasaran terkendalinya nilai rupiah dan tersedianya kebutuhan bahan pokok dan obat-
obatan dengan harga terjangkau serta berputarnya roda perekonomian nasional, dan pelaksanaan reformasi
ekonomi.

b. Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid


Pada masa ini, kondisi ekonomi Indonesia mulai menunjukkan adanya
perbaikan dan kondisi keuangan sudah mulai stabil. Namun,keadaan
kembali merosot. Pada bulan April 2001, nilai tukar rupiah terhadap dolar
Amerika melemah hingga mencapai Rp12.000,00. Melemahnya nilai tukar
rupiah tersebut berdampak negatif terhadap perekonomian nasional dan
menghambat usaha pemulihan ekonomi.
c. Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri
Pada masa ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika berhasil distabilkan dan berdampak pada
terkendalinya harga-harga barang. Selain itu tingkat inflasi rendah dan cadangan devisa negara stabil.
Namun, pertumbuhan ekonomi masih tergolong rendah yang disebabkan kurang menariknya perekonomian
Indonesia bagi investor dan karena tingginya suku bunga deposito.

d. Pemerintahan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono


Perekonomian Indonesia mengalami perkembangan yang cukup
baik pada masa kepemimpinan Presiden Soesilo Bambang
Yudhoyono. Hal ini terlihat dari rata-rata pertumbuhan ekonomi yang
berkisar pada 5% sampai 6% per tahun serta kemampuan ekonomi
Indonesia yang bertahan dari pengaruh krisis ekonomi dan finansial
yang terjadi di zona Eropa sepanjang tahun 2008 hingga 2009.
4. Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Reformasi
A. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Indonesia pada masa awal reformasi sempat diwarnai dengan
terjadinya berbagai konflik sosial yang bersifat etnis ditengah tengah masyarakat. Hal ini
disebabkan oleh kondisi sosial masyarakat yang kacau akibat lemahnya hukum dan kondisi
ekonomi negara yang tidak kunjung membaik mengakibatkan sering terjadi gesekan gesekan
dalam masyarakat. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam mengatasi masalah -
masalah yang tengah dihadapi, kehidupan sosial masyarakat Indonesia berangsur - angsur
kembali Kondusif. Pada masa reformasi masyarakat lebih bebas menyuarakan berbagai
aspirasi.

B. Pendidikan
Pemerintah pada masa reformasi menjalankan amanat UUD 1945 dengan memprioritaskan
anggaran pendidikan sekurang - kurangnya 20% dari anggaran pendapatan belanja negara
( APBN ). Pemerintah juga memberikan ruang yang cukup luas bagi perumusan kebijakan
-kebijakan pendidikan baru yang bersifat reformatif dan revolusioner. Sesuai dengan
agenda reformasi bidang pendidikan, terutama masalah kurikulum yang harus ditinjau
paling sedikit lima tahunan.
Pemerintah pada masa reformasi melakukan beberapa kali perubahan kurikulum. Kurikulum
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK )
Pada masa pelaksanaan kurikulum ini siswa dituntut untuk aktif untuk memperoleh informasi.
Guru bertugas sebagai fasilitator untuk memperoleh informasi.
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP )
Secara umum, KTSP tidak jauh dengan KBK, namun perbedaan yang menonjol terletak pada
kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada desentralisasi sistem pendidikan.
3. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 menekankan pada kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan
pengetahuan, serta menekankan pada kreatifitas siswa untuk mendapatkan pengalaman
personal melalui observasi ( pengamatan ), bertanya, menalar, menyimpulkan, dan
mengkomunikasikan informasi dalam kegiatan pembelajaran.

C. Kebudayaan
Dalam bidang kebudayaan dilakukan upaya pelestarian budaya dengan mendaftarkan warisan
budaya Indonesia ke United Nations Educational, Scientific, and Cultural Oganization
( UNESCO ) atau Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa
Bangsa.

Anda mungkin juga menyukai