Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK I

JELLY TRIANA
DELVIA JULIYANTI
SARI BETTY BR.MANURUNG
FADILA ASYANI
BAB II : ISLAMISASI DAN SILANG BUDAYA DI
INDONESIA

A.)KEDATANGAN ISLAM KE NUSANTARA

(1) TEORI DATANGNYA ISLAM KE NUSANTARA

Menurut buku Sejarah Nasional Indonesia Jilid III: Zaman Pertumbuhan dan
Perkembangan Kerajaan Islam di Indonesia, pada abad VII Masehi Islam sudah
masuk di pesisir utara Pulau Sumatra. Akan tetapi,Islam mulai berkembang pesat
pada abad XIII Masehi. Meskipun demikian, pernyataan tersebut masih menjadi
kajian dan perdebatan dikalangan para ilmuwan dan ahli. Oleh karena itu,
kedatangan islam di Indonesia memunculkan berbagai teori.
Berbekal fakta dan bukti yang dimilikinya,para ahli menyampaikan beberapa teori
yang menjelaskan proses kedatangan islam ke Indonesia Berikut beberapa teori
mengenai kedatangan Islam ke Indonesia.
PETA JALUR MASUKNYA AGAMA ISLAM KE NUSANTARA
a. Teori Gujarat
Gujarat merupakan wilayah yang kini termasuk bagian negara India. Teori Gujarat
menjelaskan islam masuk ke Indonesia pada abad ke XIII Masehi dibawa oleh para
pedagang dari Gujarat(India). Teori Gujarat pertama kali dicetuskan oleh J.Pijnapel. Teori
Gujarat mendapat dukungan beberapa tokoh antara lain Snouck Hurgronje, W.F. Stutter-
heim,dan Sucipto Wirjosuparto. Menurut J.Pijnapel, orang-orang Arab bermazhab Syafi’i
telah bermukim di Gujarat dan Malabar sejak abad VII Masehi. Penyebaran Islam di
Indonesia tidak dilakukan para pedagang Arab secara langsung,tetapi oleh para pedagang
Gujarat yang telah memeluk islam dan berdagang di Indonesia.
Snouck Hurgronje menyatakan teori ini dengan pendapat bahwa orang-orang Gujarat
lebih dulu menjalin hubungan dagang dengan masyarakat Indonesia dibandingkan
dengan para pedagang Arab.
Sucipto Wirjosuparto mendasarkan teori Gujarat atas bukti berikut.
1)Kemiripan corak batu nisan makam Sultan Malik as-Saleh dan Maulana Malik Ibrahim
dengan corak nisan yang ada di Gujarat.
2)Hubungan dagang antara masyarakat indonesia dan India telah lama terjalin, melalui
jalur perdagangan Indonesia-Cambay-Timur Tengah-Eropa.
Nisan makam Sultan Malik as-Saleh dan Nisan makam
Maulana Malik Ibrahim
Teori Gujarat mendapat sanggahan dari banyak ahli. Bukti-bukti yang lebih akurat seperti
berita dari Arab,Persia,Turki,dan Indonesia memperkuat keterangan bahwa Islam masuk di
Indonesia bukan dibawa oleh pedagang Gujarat.

b. Teori Persia
Persia merupakan salah satu bangsa yang membangun peradaban di wilayah Mesopotamia
atau Timur Tengah. Teori Persia menyatakan Islam di Indonesia berasal dari Persia.
Pencetus teori ini adalah Hoesein Djajadiningrat dan Oemar Amir Husein. Hoesein
Djajadiningrat mendasarkan argumentasinya pada bukti berikut.
1)Kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Persia dan Indonesia.
2)Ajaran sufi Wihdatul Wujud Syekh Siti Jenar dari Jawa Tengah memiliki kesamaan dengan
ajaran sufi Al-Hallaj dari Persia.
3)Kesamaan seni kaligrafi pada nisan makam-makam Islam di Indonesia dengan makam-
makam Islam di Persia.
4)Penggunaan gelar syah pada raja-raja Islam di Indonesia.
Oemar Amir Husein mendukung bukti-bukti yang dikemukakan oleh Hoesein Djajadiningrat
dengan mengemukakan bukti tambahan yaitu:
1)Di Persia terdapat suku leran. Kemungkinan besar suku Leran berasal dari Jawa.
Kemungkinan ini didukung dengan adanya kampung bernama Leran di Jawa Timur
2) Di Persia terdapat suku Jawi. Suku Jawi diduga mengajarkan huruf Arab di Jawa. Huruf
Arab tersebut dinamakan huruf Arab Pegon dan sering digunakan dalam naskah kuno pada
masa kerajaan Islam di Indonesia.
c.Teori Mekah
Teori Mekah menyatakan Islam masuk di Indonesia pada abad VII Masehi dan berasal
langsung dari Mekah dan Madinah (Arab). Menurut teori ini Islam masuk ke Indonesia
pada awal abad Hijriah. Bahkan, ketika Nabi Muhammad masih hidup. Teori ini muncul
sebagai sanggahan teori Persia dan Gujarat. Pendukung teori Mekah antara lain Haji
Abdul Malik Karim Amrullah(Hamka), Ahmad Mansyur Suryanegara, A.H.Johns, dan
T.W.Arnold.
Menurut Hamka,teori Mekah didasarkan pada bukti-bukti berikut.
(1)Catatan Ibnu Batutah yang menjelaskan Raja Samudera Pasai menganut mazhab
Syafi’i. Mazhab Syafi’i merupakan mazhab ter- besar di Mesir dan Arab.
(2)Raja- raja Samudera Pasai mengunakan gelar Al-Malik yang biasa digunakan raja-
raja di Mesir.
Pendapat Hamka tersebut hampir sama dengan teori Sufi yang dikemukakan oleh
A.H.Jhons. Dalam teori sufi tersebut,A.H.Johns menyatakan islamisasi di Indonesia
dilakukan oleh para musafir Arab.
T.W.Arnold dalam bukunya The Preaching of Islam menjelaskan pada abad VII Masehi
di pesisir pantai barat Sumatra terdapat komunitas muslim yang terdiri atas pedagang
Arab. Komunitas ini terbentuk akibat pernikahan pedagang Arab dengan penduduk
lokal.
Dalam perkembangannya,Islam menyebar ke Jawa pada abad ke XI Masehi..
Bukti persebaran ini ditunjukkan dengan penemuan batu nisan makam Fatimah binti
Maimun di Leran , Gresik , Jawa timur.
d.Teori Cina
Laksamana Cheng Ho merupakan seorang laksamana muslim dari Cina.
Laksamana Cheng Ho pernah mencapai Pulau Jawa dan membangun
peninggalan berupa kelenteng Sam Po Kong di Kota Semarang,Jawa
Tengah. Kedatangan laksamana Cheng Ho memunculkan teori baru
mengenai kedatangan Islam di Indonesia. Teori yang dimaksud adalah
Teori Cina.
Teori Cina menyatakan proses kedatangan Islam di Indonesia berasal dari
para perantau Cina. Orang Cina telah berhubungan dengan masyarakat
Indonesia jauh sebelum Islam berkembang di Indonesia. Pada masa
Hindu-Buddha orang Cina telah berbaur dengan penduduk
Indonesia,terutama melalui kontak dagang. Bahkan, ajaran Islam telah
sampai di Cina pada abad VII Masehi saat Islam sedang berkembang. Jika
dilihat dari beberapa sumber, baik luar negeri(kronik) maupun lokal(babad
dan hikayat),teori Cina dapat diterima. Bahkan,sejumlah sumber lokal
menyatakan raja Islam pertama di Demak,yaitu Raden Patah merupakan
keturunan Cina. Fakta ini didasarkan pada keberadaan ibu Raden Patah
yang berasal dari Campa,Cina bagian selatan.
BATU NISAN PUTRI CAMPA DI TROWULAN
B.) PENYEBARAN ISLAM DI INDONESIA
Penyebaran Islam di Indonesia dilakukan melalui cara berikut:
a)Perdagangan
Para pedagang Arab,Gujarat,dan Persia memiliki peran penting dalam
Islamisasi di wilayah Indonesia. Para pedagang ini berdagang diberbagai
wilayah Indonesia sambil menyebarkan agama dan kebudayaan Islam di
tempat-tempat yang mereka singgahi. Interaksi yang terjadi antara pedagang
dan penduduk setempat menyebabkan pedagang dan masyarakat Indonesia
memeluk Islam. Selanjutnya,pedagang dan masyarakat Indonesia yang telah
memeluk Islam menyebarkan Islam kepada orang-orang disekitarnya.
b)Perkawinan
Kegiatan perdagangan pada masa lampau sangat tergantung oleh perubahan
angin musim. Para pedagang Islam akan menetap disuatu wilayah dalam waktu
yang cukup lama. Selama menetap disuatu tempat, para pedagang akan
berinteraksi dengan penduduk lokal. Interaksi tersebut akan menimbulkan
hubungan baik yang diteruskan dengan perkawinan antara wanita pribumi
dengan pedagang muslim. Melalui perkawinan ini lahir generasi muslim baru.
Dalam perkembangannya, mulai terbentuk masyarakat muslim diberbagai
daerah di Indonesia.
c)Politik
Politik juga menjadi sarana islamisasi di Indonesia. Dalam hal ini raja memiliki
peranan besar dalam proses islamisasi. Ketika raja memeluk Islam, rakyat akan
mengikuti karena rakyat sangat patuh kepada raja. Seorang raja selalu menjadi
panutan, bahkan teladan bagi rakyatnya. Apapun titah raja, pasti dipatuhi
rakyatnya. Oleh karena itu, Islam mudah tersebar di Indonesia.
d)Pendidikan
Penyebaran Islam melalui pendidikan berkaitan erat dengan keberadaan lembaga
pendidikan tradisional seperti pesantren. Pesantren merupakan lembaga
pendidikan tradisional Islam yang mendidik santrinya belajar agama islam. Materi
pembelajaran dalam pesantren bersumber pada kitab kuning dari Timur Tengah
yang ditulis pada abad VII-VIII Masehi.
e)Kesenian
Penyebaran agama Islam juga dilakukan melalui media kebudayaan atau
kesenian. Kebudayaan periode pra-Islam tidak dapat diubah oleh para penyiar
Islam. Kebudayaan tersebut dilanjutkan dan digunakan untuk menyebarkan
agama Islam. Sebagai contoh,para ulama mengadakan pertunjukan seni gamelan
dengan mengundang masyarakat lokal. Dengan pertunjukan tersebut para ulama
berdakwah ditengah masyarakat. Selain gamelan, kesenian yang efektif
digunakan dalam proses islamisasi adalah wayang.
GAMBAR KESENIAN GAMELAN DAN KESENIAN WAYANG
YANG DIJADIKAN SEBAGAI MEDIA PENYEBARAN ISLAM
DI INDONESIA
f)Tasawuf
Kata tasawuf berasal dari kata suf yang berarti wol(bulu kambing). Istilah ini muncul
karena ahli tasawuf biasanya mengenakan baju (jubah) dari bulu domba. Pakaian dari
bulu domba merupakan simbol orang-orang sederhana,tulus,dan taat beribadah
kepada Tuhan. Orang-orang yang menjalankan kehidupan tasawuf disebut sufi. Unsur-
unsur mistis dalam tasawuf bukan ajaran Islam asli, melainkan bentuk perpaduan
dengan budaya lokal. Perpaduan (Akulturasi) budaya menjadikan tasawuf mudah
diterima oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu,tasawuf menjadi salah satu cara
untuk menyebarkan agama Islam.

Selain cara-cara diatas,penyebaran Islam di Indonesia juga didukung oleh berbagai


faktor berikut.
a)Islam tidak mengenal sistem kasta.
b)Penyebaran Islam dilakukan secara damai.
c)Islam bersifat terbuka karena setiap muslim merupakan pendakwah bagi agamanya.
d)Upacara/ibadah dalam Islam dilakukan dengan cara mudah dan sederhana.
e)Cara penyebaran Islam disesuaikan dengan kondisi masyarakat Indonesia
f)Syarat masuk Islam cukup mudah, yaitu dengam mengucapkan dua kalimat syahadat
g)Kemunduran Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit sebagai Kerajaan Hindu-Buddha
berpengaruh di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai