Anda di halaman 1dari 5

DISKUSI TEORI MASUKNYA HINDU BUDDHA KE INDONESIA

Ketua: Hana Nabila T. (13) X MIPA 1


Sekretaris: Raissa Nismara (33)
Anggota:

1. Andini Young Dyda (05)


2. Aura Salsabila C. O. (06)
3. Azmi Yusuf H. (07)
4. Khalisah Bianka A. (15)
5. Marsya Putri R. (17)
6. Muthia Rahmawati (24)
7. Nazma Putri F. (28)
8. Septhia Chairunnisa (37)

A. TEORI BRAHMANA

Pengertian
Teori Brahmana menyatakan bahwa masuknya agama dan kebudayaan Hindu Budha ke
Indonesia dilakukan oleh golongan Brahmana yang diundang oleh raja-raja saat itu.
Brahmana sendiri merupakan golongan cendekiawan yang menguasai ajaran, adat,
pengetahuan dan keagamaan. Dengan pengetahuan keagamaan tersebut, beberapa tokoh
meyakini bahwa brahmana lah yang menyebarkan agama Hindu di Nusantara.

Pencetus
Toko pendukung, atau pencetus yang mengemukakan pendapat tentang teori brahmana
adalah J.C van Leur. Van Leur merupakan salah satu tokoh berkebangsaan Eropa yang
tinggal di Indonesia dan menulis sejarah Indonesia. Pemikirannya banyak dipengaruhi
oleh sosiolog Jerman bernama Max Weber. Selain pendapatnya mengenai teori brahmana,
beberapa tulisannya membahas tentang masa-masa kolonialisme di Indonesia, contohnya
seperti VOC (kongsi dagang Belanda).

Kelebihan
Teori brahmana memiliki kelebihan dibandingkan teori-teori lainnya. Salah satu
kelebihannya adalah brahmana merupakan golongan yang paling tahu mengenai ajaran
agama Hindu, sehingga kemungkinan kebenaran teori ini bisa saja terbukti.
Teori brahmana juga didukung dengan penemuan prasasti peninggalan kerajaan Hindu
Budha yang menggunakan bahasa Sanskerta dan dengan huruf Pallawa. Bahasa dan huruf
tersebut di India pada saat itu hanya dikuasai oleh kaum brahmana.

Kelemahan
Sementara itu, kelemahan teori brahmana terletak pada aturan kaum brahmana itu sendiri.
Aturan yang dimaksud adalah seorang Brahmana dilarang untuk menyeberangi lautan,
jika melanggar aturan ini maka seorang brahmana kehilangan status dan kedudukannya
sebagai kasta paling tinggi di agama Hindu.

Sumber: https://sumbersejarah1.blogspot.com/

B. TEORI KSATRIA

Pengertian
Teori Ksatria adalah salah satu teori yang menyatakan atau berpendapat tentang
masuknya agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia. “Bunyi teori ksatria
menyatakan bahwa masuknya agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia
dibawa oleh golongan ksatria yang kalah dalam perang di India”. Para ksatria-ksatria
tersebut kemudian lari ke Indonesia sebagai tempat persinggahan. Dari pengertian teori
ksatria tersebut, dijelaskan bahwa asal usul Hindu Budha berasal dari golongan ksatria.
Berdasarkan kasta dalam agama Hindu, golongan ksatria menempati posisi kasta kedua
dibawah golongan brahmana atau para pendeta. Golongan kstaria yang dimaksud dalam
teori ksatria bukan hanya para tentara, melainkan raja dan bangsawan juga ikut terlibat
dalam proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia.

Pencetus
Teori Ksatria dikemukakan oleh C.C. Berg, Mookerji, dan J.L Moens.

 C. C. Berg
C.C. Berg mengemukakan bahwa golongan yang turut menyebarkan kebudayaan
Hindu-Buddha di Indonesia adalah para petualang yang sebagian besar berasal
dari golongan Ksatria. Para Ksatria ini banyak memberi bantuan untuk membantu
kemenangan salah satu pihak. Sebagai hadiah atas kemenangan itu, ada di antara
mereka yang dinikahkan dengan salah seorang putri dari kepala suku yang
dibantunya. Dari perkawinannya ini berkembanglah tradisi Hindu-Buddha dalam
masyarakat Indonesia.
 Mookerji
Dia mengatakan bahwa golongan Ksatria (tentara) dari India yang membawa
pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia. Para Ksatria ini kemudian
membangun koloni-koloni yang mendatangkan para seniman yang berasal dari
India untuk membangun candi-candi di Indonesia.
 J.L Moens
Dia mencoba menghubungkan proses terbentuknya kerajaan-kerajaan di Indonesia
pada awal abad ke-5 dengan situasi yang terjadi di India pada abad yang sama.
Sekitar abad ke-5, banyak kerajaan-kerajaan di India Selatan yang mengalami
kehancuran. Para Ksatrianya melarikan diri ke Indonesia, mereka selanjutnya
mendirikan kerajaan di kepulauan Nusantara.

Kelebihan
Terdapat beberapa kelebihan teori ksatria yang dapat menguatkan pendapat mengenai
proses masuknya Hindu Budha di Indonesia.

 Pertama, golongan kstaria memiliki semangat berpetualang untuk menaklukkan


daerah lain.
 Kedua, berdasarkan pendapat dari CC Berg, yakni para ksatria turut terlibat
konflik di Indonesia. Mereka mendukung salah salah satu pihak, dan apabila
berhasil memenangkan peperangan maka akan menerima hadiah. Contohnya
seperti dinikahkan dengan seorang putri kerajaan dan sebagainya.
 Ketiga, L. Moens berpendapat bahwa para ksatria melarikan diri dari peperangan
yang berlangsung di India. Mereka kemudian mendirikan kerajaan baru di
Indonesia pada abad ke 5.

Kelemahan

Selain kelebihan yang sudah disebutkan diatas, teori ksatria juga memiliki kelemahan.
Adapun beberapa kelemahan teori ksatria adalah sebagai berikut:

 Golongan ksatria tidak menguasai bahas Sansekerta dan huruf Pallawa, sementara
beberapa peninggalan kerajaan-kerajaan Hindu Budha memuat isi menggunakan
Bahasa dan huruf tersebut.
 Tidak terdapat bukti tertulis bahwasanya telah terjadi tindakan kolonialisme yang
dilakukan oleh para ksatria dari India.
 Tidak ditemukan bukti peninggalan prasasti yang menggambarkan penaklukan
kerajaan di Indonesia oleh kerajaan-kerajaan yang berasal dari India.

Sumber: sumbersejarah1.blogspot.com

C. TEORI WAISYA

D. TEORI SUDRA

E. TEORI ARUS BALIK

Pengertian
Teori arus balik mengatakan bahwa orang-orang di Kepulauan Indonesia terutama para
tokoh-tokohnya yang pergi ke india sendiri, mereka yang menyebarkan agama ini. Di
India mereka belajar hal ihwal agama dan kebudayaan Hindu-Buddha. Setelah kembali ke
Kepulauan Indonesia mereka menyebarkan ajaran agama itu kepada masyarakatnya.

Pencetus

F.D.K. Bosch dan G. Coedes

 F.D.K. Bosch menyatakan bahwa proses pengaruh budaya India di Kepulauan


Indonesia dilakukan oleh kelompok tertentu, mereka itu terdiri dari kaum
terpelajar yang mempunyai semangat untuk menyebarkan Buddha. Kedatangan
mereka disambut baik oleh tokoh masyarakat. Selanjutnya karena tertarik dengan
ajaran Hindu-Buddha mereka pergi ke India untuk memperdalam ajaran itu.
Sekembalinya di Indonesia, merekalah yang mengajarkannya kepada masyarakat
Indonesia yang lain. Bukti-bukti dari pendapat di atas adalah adanya prasasti
Nalanda yang menyebutkan bahwa Balaputradewa (raja Sriwijaya) telah meminta
kepada raja di India untuk membangun wihara di Nalanda sebagai tempat untuk
menimba ilmu para tokoh dari Sriwijaya. Permintaan raja Sriwijaya itu ternyata
dikabulkan. Dengan demikian, setelah para tokoh atau pelajar itu menuntut ilmu
di sana, mereka balik ke Indonesia. Merekalah yang selanjutnya menyebarkan
pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia.

 Menurut G. Coedes, berkembangnya pengaruh dan kebudayaan india ini


dilakukan oleh bangsa indonesia. Bangsa indonesia mempunyai kepentingan
untuk datang dan berkunjung ke India seperti mempelajari agama hindu dan
buddha. Sepulangnya dari India, mereka membawa serta pengetahuan tentang
agama dan kebudayaan india. Sementara itu, sekitar abad ke-5 agama buddha
mulai dikenal di Indonesia.

Kelebihan
Ada kemungkinan para bangsawan memiliki tujuan agar dengan ilmu yang mereka dapat
dari India, para bangsawan bisa membuat kekuasaan di Indonesia dengan mencontoh
kebudayaan Hindu-Budha. Contohnya dengan adanya Prasasti Nalanda yang
menyebutkan bahwa Balaputradewa (raja Sriwijaya) telah meminta kepada raja di India
untuk membangun wihara di Nalanda sebagai tempat untuk menimba ilmu para tokoh
dari Sriwijaya.

Kelemahan
Kemungkinan orang Indonesia untuk belajar agama Hindu-Budha ke India sulit, karena
pada masa itu orang indonesia masih bersifat pasif.

Sumber: https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/teori-masuknya-pengaruh-hindu-budha-
di-indonesia-7881/

Anda mungkin juga menyukai