Anda di halaman 1dari 7

NAMA : GITI LISTIYANI

NIM : 1900015
KELAS : D-III A
UTS PKN
1. Kerajaan siak merupakan salah satu kerajaan besar yang berada di wilayah
provinsi riau. Jelaskanlah silsilah kerajaan melayu siak sri indrapura dalam
perkembangan kebudayaan melayu
Jawaban :
Pada mulanya, wilayah Siak sendiri merupakan wilayah asal yang berada
dibawah Kesultanan Melaka. Siak sendiri pada masa itu merupakan sebuah
pusat penyebaran dakwah dan syiar Islam dan merupakan wilayah dengan
Islam yang kental, sehingga berdampak pada peradaban, kebudayaan dan adat.
Hingga dikatakan bahwa orang yang pandai dalam pengetahuan Islamnya
dikenal dengan sebutan Orang Siak. Sejak jatuhnya Malaka ke tangan VOC,
Kesultanan Johor telah mengklaim wilayah Siak sebagai wilayah
kekuasaannya.

Hal ini terus berlangsung sampai pada akhirnya, pemimpin yang berkuasa
di Siak yang bernama Raja Kecik memutuskan untuk melepaskan diri dari
pengaruh Kesultanan Johor dan menjadi sebuah kesultanan yang mandiri dan
berdaulat. Dalam Hikayat Siak disebutkan, bahwa Raja Kecik merupakan
seorang pengelana pewaris Sultan Johor yang kalah dalam perebutan
kekuasaan di Kesultanan Johor dan kemudian menyingkir ke Siak. Nama
aslinya adalah Sultan Abdul Jalil Syah. Di Siak inilah, Raja Kecik atau yang
juga bernama Sultan Abdul Jalil Syah kemudian mendirikan sebuah kesultanan
dengan nama Siak Sri Indrapura.

pada masa silam kota ini hanya berupa dusun kecil yang dikenal dengan
sebutan Dusun Senapelan, yang dikepalai oleh seorang Batin (kepala dusun).
Dalam perkembangannya, Dusun Senapelan berpindah ke tempat pemukiman
baru yang kemudian disebut Dusun Payung Sekaki, yang terletak di tepi Muara
Sungai Siak. Perkembangan Dusun Senapelan ini erat kaitannya dengan
perkembangan Kerajaan Siak Sri Indrapura. Pada masa itu, raja Siak Sri
Indrapura yang keempat, Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah, bergelar Tengku
Alam (1766-1780 M.), menetap di Senapelan, yang kemudian membangun
istananya di Kampung Bukit berdekatan dengan Dusun Senapelan (di sekitar
Mesjid Raya Pekanbaru sekarang). Tidak berapa lama menetap di sana, Sultan
Abdul Jalil Alamudin Syah kemudian membangun sebuah pekan (pasar) di
Senapelan, tetapi pekan itu tidak berkembang. Usaha yang telah dirintisnya
tersebut kemudian dilanjutkan oleh putranya, Raja Muda Muhammad Ali di
tempat baru yaitu di sekitar pelabuhan sekarang.
Selanjutnya, pada tanggal 21 Rajab 1204 H atau tanggal 23 Juni 1784 M.,
berdasarkan musyawarah datuk-datuk empat suku (Pesisir, Lima Puluh, Tanah
Datar dan Kampar), negeri Senapelan diganti namanya menjadi Pekan Baharu.
Sejak saat itu, setiap tanggal 23 Juni ditetapkan sebagai hari jadi Kota
Pekanbaru. Mulai saat itu pula, sebutan Senapelan sudah ditinggalkan dan
mulai populer dengan sebutan Pekan Baharu. Sejalan dengan
perkembangannya, kini Pekan Baharu lebih populer disebut dengan sebutan
Kota Pekanbaru, dan oleh pemerintah daerah ditetapkan sebagai ibukota
Provinsi Riau.
Jauh sebelum Sultan Abdul Djalil Alamuddin Syah, putra Sultan Abdul
Djalil Rakhmad Syah memindahkan pusat pemerintahan Kerajaan Siak dari
Sungai Mempura ke Senapelan pada 1763 Masehi, Petapahan dan Teratak
Buluh juga menjadi pusat perdagangan yang cukup ramai pada saat itu. Kedua
daerah ini tempat berkumpulnya para pedagang dari pedalaman Sumatera
membawa hasil pertanian, hasil hutan, dan hasil tambang.
Oleh para pedagang, hasil pertanian, hasil hutan dan hasil tambang
tersebut mereka bawa ke Singapura dan Malaka mengunakan perahu. Untuk
jalur perdagangan Sungai Kampar, pusat perdagangannya terletak di Teratak
Buluh. Sedangkan pusat perdagangan jalur Sungai Siak terletak di Petapahan.
Perdagangan jalur Sungai Kampar kondisinya kurang aman, perahu pedagang
sering hancur dan karam dihantam gelombang (Bono) di Kuala Kampar dan
sering juga terjadi perampokan yang dilakukan oleh para lanun. Sedangkan
Sungai Siak termasuk jalur perdagangan yang cukup aman.Bahasa sehari-hari
yang mereka pakai adalah bahasa Siak, bahasa Gasib, bahasa Perawang dan
bahasa Tapung, karena orang-orang inilah yang lalu-lalang melintasi Sungai
Siak. Pada saat itu pengaruh bahasa Minang, bahasa Pangkalan Kota Baru dan
bahasa Kampar belum masuk ke dalam bahasa orang-orang yang hidup di
sepanjang Sungai Siak.
Di Senapelan, sultan membangun istana (istana tersebut tidak terlihat lagi
karena terbuat dari kayu). Sultan juga membangun masjid, masjid tersebut
berukuran kecil, terbuat dari kayu, makanya masjid tersebut tidak bisa kita lihat
lagi sekarang ini. Dari dasar masjid inilah menjadi cikal bakal Masjid Raya
Pekanbaru di Pasar Bawah sekarang ini.Sultan juga membangun jalan raya
tembus dari Senapelan ke Teratak Buluh. Sultan Abdul Djalil Alamuddin Syah
membangun pasar, yang aktivitasnya hanya sepekan sekali. Belum sempat
Senapelan berkembang, Sultan Abdul Djalil Alamuddin Syah wafat pada 1765
masehi dan dimakamkan di samping Masjid Raya Pekanbaru, sekarang dengan
gelar Marhum Bukit.
Pasar pekan dilanjutkan oleh putranya Raja Muda Muhammad Ali yang
dibantu oleh ponakannya Said Ali (Anak Said Usman). Di masa Raja Muda
Muhammad Ali inilah Senapelan mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Pasar yang dibangun yang pelaksanaannya hanya sekali sepekan melahirkan
kata Pekanbaru. Pekan (berarti pasar sekali sepekan). Baru (baru dibangun saat
itu). Saat itulah nama Senapelan lama kelamaan semakin menghilang, orang
lebih banyak menyebut Pekanbaru.
Setelah Pekanbaru menjadi ramai maka muncullah para pendatang dari
pelosok negeri mulai dari Minang Kabau, Pangkalan Kota baru, Kampar, Taluk
Kuantan,dan Pasir Pengaraian, . Awalnya mereka berdagang, lama kelamaan
mereka menetap. Dengan menetapnya para pedagang tersebut di Pekanbaru
lalu mereka melahirkan generasi Anak, cucu, dan cicit yang menjadi orang
Pekanbaru. Masing-masing pedagang yang datang dan menetap di Pekanbaru
membawa bahasa serta tradisi dari asal daerah mereka masing-masing. Lalu
mereka wariskan kepada anak cucu dan cicit mereka. Dari situlah mulai
kaburnya bahasa, tradisi asli Pekanbaru yang berasal dari Kerajaan Siak.
2. Kerajaan Siak Sri Indrapura memiliki kontribusi yang besar dalam sejarah
perjuangan kemerdekaan RI pada masa penjajahan. Jelaskan kontribusi
kerajaan Siak Sri Indrapura dalam perjuangan kemerdekaan negara Republik
Indonesia!

Jawaban :

Satu satunya raja menyerahkan seluruh hartanya kepada negara dalam


kemerdekan Indonesia yaitu uang sebanyak 13 juta gulden, menyerahkan
perhiasannya dan raja Siak Sri Indrapura pernah menjadi penasehat presiden
Soekarno Hatta dan pernah menjadi pejuang ke Aceh.

3. Istana kerajaan siak sri indrapura memiliki warisan sejarah kebudayaan melayu
di provinsi riau. Pilihlah salah satu benda sejarah di istana siak sri indrapura
dan jelaskan esensi dan fungsi benda sejarah tersebut pada masa kerajaan siak
sri indrapura berikut dengan foto benda bersejarah tersebut.

Jawaban :
Salah satu benda bersejarah yang terdapat diistana siak adalah alat musik
semacam gramofon yang dinamakan “KOMET”. Konon alat musik yang
dibawa oleh Sultan Siak ke XI bernama Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul
Jalil dari Jerman hanya ada dua di dunia. Yakni berada di Jerman dan
Siak.sumber musik yang digunakan yakni berupa piringan yang terbuat dari
besi yang berbentuk lingkaran. Tidak berbeda jauh dengan gramofon, untuk
memainkan alat musik yang dibawa ke Siak sejak 1896 ini harus diputar secara
manual terlebih dahulu. Alat musik ini dibawa oleh raja karna pada saat dia
bersekolah di Negeri Belanda beliau sering hari-hari dia mendengarkan musik
klasik dan pada saat dia kembali ke kerajaan pada tahun 1896 dia mulai
mengisi barang-barang istana dari eropa seperti guci yang tinggi dari polandia
dan yang besar dari dinasti ming abad ke 16, meja kristal dari ceko krastasia,
dan dia membutuhkan musik untuk menghibur para tamu ketika ada acara di
istana tersebut,karna istana sebagai pusat perkantoran dan pusat pemerintahan
.
Alunan musik instrumen klasik dari komponis terkenal Ludwig van
Beethoven, Wolfgang Amadeus Mozart, dan Richard Strauss dapat
didengarkan dalam piringan dari baja tersebut. Untuk menghasilkan suara yang
indah dan merdu, piringan baja ini di lubangi sedemikian rupa, sehingga saat
bagian dari komet menyentuh lubang akan keluar nada-nada.
Diperkirakan piringan dari baja tersebut beratnya mencapai 5 Kg, tinggi alat
musik ini mencapai 3 meter dan lebar sekitar 90 cm. Bagi wisatawan yang
hendak ke istana yang memiliki nama lain Asyeriyah Hasyimiah ini, untuk
menuju lokasi tersebut dapat ditempuh sekitar tiga hingga empat jam dari Kota
Pekanbaru, Riau.

4. Pada era globalisasi saat ini budaya asing merambah kedalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu istana siak merupakan warisan
sejarah kebudayaan lokal sebagai kekayaan kebudayaan nasional. Menurut
anda langkah stategis yang bisa dilakukan dalam mempertahankan kebudayaan
lokal dan nasional dalam menghadapi arus golbalisasi saat

Jawaban :
Pertama tetap pada adat istiadat yang telah ada sejak dahulunya yaitu
kebudayaan melayu adat yang kental baik dari segi tutur kata, perbuatan, cara
berpakaian, berkomunikasi yang baik, sopan dan santun serta etika yang baik.
Yang kedua yaitu dengan mempromosikan kebudayaan melayu baik dari
segi adat istiadat, tarian dan lainnya yang berkaitan dengan kebudayaan
melayu. juga misalnya seperti tanjak menyongsong angin adalah kain yang
dililitkan dikepala ibarat kaum pria jawa memakai blangkon,sebagai simbol.
Keberadaan tanjak didaratan melayu juga sebagai ciri khas sejak bumi melayu
terbentang.
Sebenarnya tanjak dianggap lambang kewibawaan dalam masyarakat
melayu, semakin tinggi dan kompleks bentuknya, menunjukkan semakin tinggi
pula status sosialnya dikerajaan siak ikat sebelit yang terkenal dalam adalah
ikat pial ayam yang selalu diapakai oleh para panglima.sedangkan ikat elang
menyonsong angin biasa dipakai oleh datuk limapuluh, khusus untuk datuk
pesisir ciri khasnya adalah ikat hangtuah.
Dan juga seperti songket yang biasa dipakai pada acara-acara
tertentu,dengan motif yang khas pada masyarakat melayu.bagi para bangsawan
songket dianggap sebagai simbol kebesaran dan kebanggaan, songket yang
dibuat dengan motif yang khas memiliki nilai-nilai filosofi,dan songket
biasanya merupakan hasil sterilisasi flora dan fauna serta alam.

Anda mungkin juga menyukai