DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
DAFTAR ISI.......................................................................................................i
1. SEJARAH KERAJAAN SIAK.......................................................................1
2. ASAL USUL KATA SIAK ............................................................................3
3. SIAK DIBAWAH PENGARUH HINDU BUDDHA ....................................6
4. KESULTANAN SIAK ...................................................................................8
Setelah wafat, beliau digantikan oleh putranya yang masih kecil dan
sedang bersekolah di Batavia yaitu Tengku Sulung Syarif Kasim dan baru pada
tahun 1915 beliau ditabalkan sebagai Sultan Siak ke-12 dengan gelar Assayaidis
Syarif Kasim Abdul Jalil Syaifuddin dan terakhir terkenal dengan nama Sultan
Syarif Kasim Tsani (Sultan Syarif Kasim II). Bersamaan dengan
diproklamirkannya Kemerdekaan Republik Indonesia, beliau pun mengibarkan
bendera merah putih di Istana Siak dan tak lama kemudian beliau berangkat ke
Jawa menemui Bung Karno dan menyatakan bergabung dengan Republik
Indonesia sambil menyerahkan Mahkota Kerajaan serta uang sebesar Sepuluh
Ribu Gulden.
Dan sejak itu beliau meninggalkan Siak dan bermukim di Jakarta. Baru
pada tahun 1960 kembali ke Siak dan mangkat di Rumbai pada tahun 1968.
Beliau tidak meninggalkan keturunan baik dari Permaisuri Pertama Tengku
Agung maupun dari Permaisuri Kedua Tengku Maharatu. Pada tahun 1997 Sultan
Syarif Kasim II mendapat gelar Kehormatan Kepahlawanan sebagai seorang
Pahlawan Nasional Republik Indonesia. Makam Sultan Syarif Kasim II terletak
ditengah Kota Siak Sri Indrapura tepatnya disamping Mesjid Sultan yaitu Mesjid
Syahabuddin.
Berikut adalah daftar sultan-sultan yang pernah memerintah di Kerajaan Siak Sri
Indrapura.
1. Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah I (1725-1746)
2. Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah II (1746-1765)
3. Sultan Abdul Jalil Jalaluddin Syah (1765-1766)
4. Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah (1766-1780)
5. Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah (1780-1782)
6. Sultan Yahya Abdul Jalil Muzaffar Syah (17821784)
7. Sultan Assaidis Asyarif Ali Abdul Jalil Syaifuddin Baalawi (1784-1810)
8. Sultan Asyaidis Syarif Ibrahim Abdul Jalil Khaliluddin (1810-1815)
9. Sultan Assyaidis Syarif Ismail Abdul Jalil Jalaluddin (1815-1854)
10. Sultan Assyaidis Syarif Kasyim Abdul Jalil Syaifuddin I (Syarif Kasyim I,
1864-1889)
11. Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin (1889-1908)
12. Sultan Assyaidis Syarif Kasyim Abdul Jalif Syaifudin I (Syarif Kasyim II),
(1915-1949)
Diawal Pemerintahan Republik Indonesia, Kabupaten Siak ini
merupakan Wilayah Kewedanan Siak di bawah Kabupaten Bengkalis yang
kemudian berubah status menjadi Kecamatan Siak. Barulah pada tahun 1999
berubah menjadi Kabupaten Siak dengan ibukotanya Siak Sri Indrapura
berdasarkan UU No. 53 Tahun 1999.
Dan sejak ini, kerajaan Siak berada di bawah pengaruh kerajaan Islam
Melaka/Johor, sampai Raja Iskandar Muda dari Aceh menyerang Gasib pada
tahun 1612 – 1626 atau abad ke17 M. Kerajaan-kerajaan Islam di Riau yang
disebut sebut dalam berita Tome Pires (1512-1515 M) adalah Siak (termasuk juga
Kampar dan Indragiri). Bila kerajaan tersebut mulai bercorak Islam belum dapat
dipastikan – meskipun pedagang muslim dari Arab dan negeri-negeri Timur
Tengah lainnya sejak abad ke 7/8 M sudah memegang peran dalam pelayaran dan
perdagangan melalui Selat Melaka. (Marwati Djoened Poesponegoro dan
Nugroho Notosusanto. Mengingat kerajaan Siak pada abad ke 13 dan 14 M masih
ada dalam kekuasaan Melayu dan Singosari-Majapahit, yang mendekati kepastian
kerajaan-kerajaan tersebut tumbuh menjadi kerajaan bercorak Islam sejak aba ke-
15 M. Pengaruh Islam yang sampai ke daerah itu sebagai akibat perkembangan
kerajaan Islam Malaka.
4. KESULTANAN SIAK
Karena sangat terbatasnya bukti-bukti pemberitaan dan peninggalan sejarah
yang ditemui, belum dapatnya ditunjukkan suatu kepastian tahun bila sebenarnya
Siak atau kerajaan Siak pertama ini timbul. Tetapi perihal adanya suatu kerajaan
Siak pada zaman itu dapat dipastikan, yaitu disebutnya nama “Siak” dalam
sumber-sumber sejarah Indonesia. Dalam berita sumber-sumber sejarah kuno
(zaman Hindu/Budha) meskipun tidak tersebut dengan tegas bahwa Siak itu
kerajaan, namun sangatlah mendekati kepastian bahwa yang disebut Siak itu
adalah suatu kerajaan yang lokasinya pasti di salah satu tempat di sepanjang
sungai Siak. Lazimnya bahwa sejak dahulu penyebutan nama kerajaan tidak
senantiasa harus disebut secara lengkap dengan wilayahnya.
KESULTANAN SIAK
1. Kesultanan Buantan
2. Kesultanan Mempura I
3. Kesultanan Senapelan
4. Kesultanan Mempura II (Kota Tinggi) = Kesultanan Siak
Sultan Assyaidis Syarif Ali Abdul Jalil Syaifuddin memerintah dari tahun 1784 –
1810 M., yang kemudian memindahkan pusat pemerintahan dari Mempura ke Kota
Tinggi atau kota Siak Sri Indrapura sekarang ini. Sultan Assyaidis Syarif Ali Abdul
Jalil Syaifuddin menghidupkan kembali nama “Siak Sri Indrapura” yang telah pernah
diberikan oleh seorang panglima kerajaan Singosari – Panglima Indrawarman yang
menjadi panglima pada ekspedisi Pamalayu tahun 1275 – 1289 M. (Tim Penulis: 1970,
hlm. 16) Jika pada masa Sultan Abdul Jalil Muzaffar Syah, ketika memindahkan pusat
kerajaan ke Mempura, sejak itu kerajaan diberi nama Siak Sri Indrapura. Sedangkan
pada masa Sultan Assyaidis Syarif Ali Abdul Jalil Syaifuddin memerintah, maka
kerajaan Siak Sri Indrapuradilengkapkan menjadi Siak Sri Indrapura Dar al-Salam al-
Qiyam. Dan sejak itu pula pusat kerajaan Siak tetap di Siak sampai Sultan Syarif
Kasim II sultan Siak yang terakhir.