Anda di halaman 1dari 18

TUGAS SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

“ DINASTI SALJUK “

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah sejarah kebudayaan islam
DISUSUN OLEH : Dinda Sakhira Labora (19103070032)

DOSEN PEMBIMBING : Dr. Ahmad Patiroy, M.Ag.

Hukum Tata Negara

Fakultas Syari’ah dan Hukum

UIN Sunan Kalijaga Ygyakarta

2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................... 2

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN
A.Asal-usul bangsa saljuk ................................................................................ 6
B. Silsilah Bangsa saljuk ................................................................................... 7
C. Sejarah terbentuknya .................................................................................. 7
D. Periode keemasan Dinasti Saljuk ................................................................ 10
E. Masa Kehancuran dan Kemunduran ........................................................... 13

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................... 17
B. Daftar Pustaka ............................................................................................. 17

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah Swt, atas segala limpahan
rahmatNya kepada kita bersama sehingganya kita bisa beraktifitas sehari-hari, dan
dengan rahmat tersebut penulis bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya,
meskipun dalam pembuatan makalah ini, kami masih banyak kekurangan.Shalawat
beriringkan salam kita hadiahkan kepada nabi Muhammad SAW.
Akhirnya, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifat nya
membangun agar menjadi bahan masukan bagi kami untuk memperbaiki pada
makalah-makalah yang selanjutnya.

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pada paruh pertama abad kesebelas, panggung sejarah kekuasaan suasana

politik di dunia Islam sedang dalam kondisi krisis. Khalifah Abbasiyah hanyalah

pemegang kekuasaan banyangan, dan hampir seluruh imperiumnya telah terpecah.

Suriah utara dan Mesopotamia atas berada dalam cengkeraman para kepala suku

yang saling berperang, yang sebagian di antara mereka berhasil mendirikan

sejumlah dinasti. Persia, Transoxiana, dan sejumlah kawasan di timur, juga

selatan diperebutkan oleh para pangeran Buwaihi dan Ghaznawi atau dikuasai

oleh beberapa raja kecil, dan satu sama lain menunggu kesempatan untuk saling

menikam leher pesaingnya. Anarki politik dan militer terjadi di mana-mana. Hal

ini diperparah dengan konflik ideologi Sunni-Sy‟ah yang semakin memanas.

Kondisi dunia Islam-menurut Hitti—tampak semakin terpuruk, bahkan jatuh

remuk.1

Dalam makalah ini akan dibahas tentang proses kelahiran, perkembangan

dan pertumbuhan Dinasti Saljuk hingga mencapai periode keemasannya serta fase

1
Philip K. Hitti. History of The Arabs. Edisi revisi ke-10, 2002. (Jakarta: Serambi Ilmu Sejahtera,

cet. 1, 2010 M), 602

4
kemunduran dan kehancurannya dan sebab-sebabnya. Demikian pula akan

dibahas kemajuan dan kontribusi peradaban Dinasti Saljuk dalam berbagai bidang

Kehidupan.

B. Masalah

1. Bagaimana asal-usul Bangsa Saljuk?

2. Bagaimana silsilah nasab Bangsa Saljuk?

3. Bagaimana sejarah terbentuknya Dinasti Saljuk?

4. Kapan periode keemasan Dinasti Saljuk?

5. Apa penyebab kemunduran & kehancuran Dinasti Saljuk?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Asal-Usul Bangsa Saljuk

Nama dinasti Saljuk diambil dari sebuah nama seorang tokoh yang berasal
dari keturunan Turki yaitu Saljuk bin Tuqaq.berasal dari kabilah kecil keturunan
Turki, yakni kabilah Qunuq. Kabilah ini bersama dua puluh kabilah kecil lainnya
bersatu membentuk rumpun Ghuz. Semula gabungan kabilah ini tidak memiliki
nama, hingga muncullah tokoh Saljuk putra Tuqaq yang mempersatukan mereka
dengan memberi nama suku Saljuk.2N e ge r i a s al m e r ek a t e rl eta k di k a w as a
n ut a r a l a ut K a s pi a d an l au t A ra l . 3

Saljuk dikenal sebagai seorang orator ulung dan dermawan oleh karena itu ia
disukai dan taati oleh masyarakat, dilain pihak istri raja Turki khawatir jika saljuk
melakukan pemberontakan, karenanya ada rencana untuk membunuh saljuk secara
licik, dan saljuk sendiri mengetahui rencana jahat tersebut lalu ia mengumpulkan
pasukannya dan membawa mereka ke kota Janad, mereka tinggal disana dan
bertetangga dengan kaum muslimin di negeri Turkistan, maka ketika saljuk melihat
perilaku orang Islam yang baik dan berakhalaq luhur ia akhirnya memeluk agama
Islam dan kabilah Ghuzpun akhirnya memeluk Islam. Dan sejak itulah saljuk mulai
melakukan perlawanan dan peperangan melawan orang-orang Turki yang kafir,
akhrinya iapun mampu mengusir bawahan raja Turki dan menghapus pajak atas kaum
muslimin.4 Kaum Saljuk memeluk Islam Sunni sehingga mudah berhubungan dengan

2
K. Ali, Sejarah Islam (Tarikh Pramodern), terj. Ghufron A. Mas'adi (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1996), 406.
3
Syafiq A Mughni, Sejarah Kebudayaan Islam di Kawasan Turki, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997)
13
4
Penyusun Dar al-„ilm, Atlas Sejarah Islam, (Jakarta, Kaysa Media, 2011) 95-

6
negara tetangganya yang telah memeluk islam. Mereka memeluk agama islam pada
akhir abad 4 H.5

B. Silsilah Nasab Dinasti Saljuk

Silsilah nasab Dinasti Saljuk bila diurutkan dengan bentuk skema, maka akan
nampak sebagai berikut:

a) Saljuk Ibnu Tuqaq memiliki dua orang putra yaitu Mikail dan Arselan Payghu
namun dalam leteratur lain disebutkan bahwa Saljuk memiliki empat orang anak
yaitu Arselan, Mikail, Musa dan Yunus.16
b) Mikail memiliki dua orang putra yaitu Chager Bek Daud dan Tughril Bek
c) Chager Bek Daud memiliki dua orang putra yaitu Alp Arselan dan Kaward,
d) Alp Arselan memiliki dua orang putra yaitu Malik Syah dan Tutush
e) Malik Syah memiliki empat orang putra yaitu Bargiyaruk, Muhammad, dan
Sinyar serta Mahmud.7

C. Sejarah Terbentuknya Dinasti Saljuk (Era Thugrul Beq)

Saljuq bin Duqaq meninggalkan empat putra, yakni Israil, Musa Bigu, Yunus
dan Mikail. Israil, yang menggantikan kedudukan ayahnya tidak mampu menghadapi
seangan penguasa Daulah Ghaznawiyah (367 H/977 M-583 H/1187 M). Di bawah
penggantinya, Mikail, orang Saljuk dibawa melintasi daerah Jihun, kemudian
menetap di Khurasan.8 Dalam peperangan yang sering terjadi antara raja Samaniyah
dan Khaniyah, Saljuk berpihak pada raja Samaniyah. Untuk membalas budi mereka,
kerajaan Samaniyah memperkenankan mereka menyeberangi wilayahnya untuk

5
Syafiq A Mughni, Sejarah Kebudayaan Islam di Kawasan Turki, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997)
13
6
Penyusun Dar al-„ilm, Atlas Sejarah Islam, 96
7
K. Ali, Sejarah Islam (Tarikh Pramodern),409.
8
Zuhad, 194

7
menuju daerah pinggiran Sungai Sihun (Sungai Syirdarya, Kazakhstan), kemudian
mengambil kota Jund (Daerah di sekitar Transoksania) untuk dijadikan pangkalan.
Saljuk berkembang menjadi kuat dan disegani serta sangat teguh berpegang pada
ajaran Islam.9
Tatkala Kerajaan Samaniyah jatuh ke tangan Ghaznawiyah pada tahun 389 H
kaum Saljuq menggunakan kesempatan itu untuk melepaskan diri.Keturunan Saljuq
bin Tuqak ini pada tahun 420/1092 mulai menjelajah Iran bagian utara dan barat
sehingga menggelisahkan keluarga sultan Ghazna, Mahmud. Adalah Thughril Beg,
cucu Saljuq, yang memulai penampilan kaum Saljuk dalam panggung sejarah. Pada
tahun 429/1037 ia teratat sudah menguasai Marw dan Naisabur dari genggaman
penguasa Ghaznawi. Segera setelah itu mereka juga merebut Balkh, Jurjan,
Thabaristan dan Khawarizm, Hamadhan, Rayyi, dan Isfahan. Pemerintah Buwaihi
tunduk di bawah kendali mereka.
Di bawah Panglima Tughril Beq, orang Saljuk berhasil menghancurkan
Daulah Ghaznawiyah dan menduduki singgasana kerajaan Naisabur pada tahun 429
H/1038 M. Oleh karena itu Tughril Beq dipandang sebagai pendiri Dinasti Saljuk
yang sebenarnya. Namanya kemudian disebut dalam khutbah Jum‟ah dengan sebutan
Raja diraja Selanjutnya Tughril Beq pada tahun 1040 M sukses memimpin serangan
terhadap Dinasti Ghaznawi yang saat itu dipimpin oleh Mas‟ud Ibn Mahmud di
Khurasan sehingga memaksa mereka meninggalkan Khurasan. Kekalahan Ghaznawi
ini selanjutnya merupakan klimaks kehancuran Ghaznawi di Persia. Sejak tahun 1940
sampai dengan 1050 M pertempuran terus berlangsung antara Dinasti Ghaznawi
dengan Bani Saljuk, tetapi akhirnya terjadi gencatan senjata selama setengah abad.
Sementara itu, Afghanistan tetap diakui sebagai bagian dari wilayah Ghaznawi.

9
Zuhad. Ensiklopedi Islam. vol. 6. ed. bahasa: Nina M. Armando et.al (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van
Hoeve, 2005), 194

8
Berikut daftar khalifah-khalifah Abbasiyah zaman Seljuq dan memerintah di
Baghdad10:

1. Al-Qa‟im (422-467 H/1031-1074 M)


2. Al-Mustanzir (467-487 H/1075-1094 M)
3. Al-Muqtadi (487-512 H/1094-1118 H)
4. Al-Mustarshid (512-529 H/1118-1134 H)
5. Al-Rashid (529-530 H/1134-1135 M)
6. Al-Muqtafi (530-555 H/1135-1160 M)
7. Al-Mustanjid (555-566 H/1160-1170 M)
8. Al-Mustadi‟ (566-575 H/1170 H-1180 M)
9. Al-Nasir (575-622 H/1180-1225 M)
10. Al-Zahir (622-623 H/1225-1226 M)
11. AL-Mustansir (623-640 H/1226-1242 M)
12. Al-Musta‟sim (640-656 H/1242-1258 M) Baghdad Jatuh ke tangan tentara
Mongol (656 H/1258 M)

Berikut Daftar para pemimpin Dinasti Saljuq11:

1. Rukn al-Dunya wa al-Din Thugril Bek I (429 H/1038 M)


2. Adud al-Daulah Alp Arslan (455H/1063 M)
3. Jalal al-Daulah Malik Syah I (465H/1072 M)
4. Nasir al-Din Mahmud I (485 H/1092 M)
5. Rukn al-Din Barkiyaruq (487 H/1094 M)

10
Mahyuda Hj. Yahya dan Ahmad Jelani Halimi. Sejarah Islam (Kuala Lumpur: Penerbit Fajar

Bakti SDN. BHD, cet. 4, 1995)


11
Mahyudin Hj. Yahaya. Sejarah Islam, 308

9
6. Mu’izz al-Din Malik Syah II (498 H/ 1103 M)
7. Ghiyath al-Din Muhammad I (498 H/1103 M)
8. Mu’izz al-Din Sanjar (511-522H/1118-1157 M

D. Periode Keemasan Dinasti Saljuk (1063-1092)

1. Dinasti Saljuk di Era Alp Arslan 1063-1072 M)


Setelah berkuasa selama 26 tahun dan baru menikahi putri Khalifah setahun,
Thugril Beq meninggal dunia pada tahun 1063. Thugril Beq meninggal tanpa
meninggalkan keturunan dan digantikan oleh keponakannya, Alp Arselan bin Daud.
Naiknya Alp Arslan mendapat perlawanan dari saudara-audaranya yang dipelopori
Syihabuddaulah Qutulmisy, anak pamannya, musa Cagri. Pada 457 H/1064 M, Musa
Cagri yang menguasai daerah Transoksania berhasil ditaklukan. Alp Arslan berhasil
menyelesaikan konflik intern dan memerintah dengan pusat pemerintahannya di
Ibukota Rayy.
Pada masa kekuasaan Sultan Alib Arselan (1060/1063-1072 M) inilah
kerajaan Saljuk berhasil mencapai puncak keemasannya. Masa keemasan ini
kemudian berlanjut pada masa kekuasaan Malik Syah (1072-1092 M) yang
memerintah setelah Arselan. Pada pemerintahan Malik Syah, wazirnya yang bernama
Nizhamul Mulk (1060/1065-1092 M) banyak mendirikan sekolahsekkolah
memperkuat eksistensi Ahlulsunah Waljamaah di kawasan ini.
Prestasi Saljuk menjadi keompok muslim pertama yang merebut wilayah
kekuasaan Romawi. Pada tahun kedua pemerintahannya, Alp Asrlan (singapahlawan)
merebut Ani, ibukota Armenia Kristen, lalu menduduki sebuah provinsi Bizantium.
Segera setelah itu dia mengobarkan kembali peperangan melawan Binzantium, sanga
musuh abadi. Tahun 1071 Alp memenangkan pertempuran penting di Manzikart

10
(Malazkird, Malasjird), sebelah utara Danau Van di Armenia, dan berhasil menawan
Kaisar Romanus Diogenes12.
Pada tahun 1064 M, Dinasti Saljuk berhasil menguasai Armenia dan terus
meluas hingga mencapai kawasan Hijaz serta bebrapa tempat suci Islam lainnya pada
tahun 1070 M. Puncak dari pencapaian Dinasti Saljuk adalah ketika mereka berhasil
menaklukkan Konstantinopel dengan amat gemilag dalam pertempuran Malazgirt
(Manzikert) pada tahun 1071 M. Seperti yang sudah disebutkan di bagian terdahulu,
pada tahap selanjutnya Dinasti ini juga berhasil menguasai hampir seluruh
semenanjung Arab.
Saljuk Romawi, saljuk Antakya termasuk bangsa Turki yang menguasai
Anatolia pada periiode 1077-1308 M. Pusat pemerintaha mereka berada di kota Nicea
(Iznik) dan kemudian pindah ke Konya mulai tahun 1116 M. Dinasti induk ini lalu
bercabang menjadi beberapa puak-puak besar. Setelah kemenangan amat gemilang
pada perte puran Malazgirt yang berujung runtuhnya Romawi Timur (Byzantium),
Dinasti ini mulai meluaskan wilayah kekuasaan mereka di Antakya. Pendiri kerajaan
ini Qutalmisy bin Arselan adalah salah satu kerabat penguasa Saljuk Taghrul Beg.
Putranya yang bernama Sulaiman I (1077-1080 M) berhasil menguasai Nicea (Iznik)
pada tahun 1078 M. Sistem Monarki ini terus berlangsung di Nicea atas titah dari
tokoh-tokoh Saljuk pada massa awal dan kemudian wilayah ini baru benar-benar
merdeka setelah berdirinya beberapa kerajaan kecil Kristen di kawasan ini 13.
Alp Arsalan, sebagai pengganti Tughril berhasil memberikan andil dalam
berbagai bidang. Secara militer, kehebatan bani Saljuk dibuktikannya dengan
memberikan pukulan-pukulan hebat atas pasukan Bizantium dalam perang Mazikert
pada tahun 1071 (464 H). peristiwa ini sangat berarti bagi bani Saljuk, bukan hanya
semakin terbukanya Asia kecil untuk migrasi suku-suku Turki, melainkan itu

12
Hitti, 604

13
Sami bin Abdullah al-Maghluts, Atlas Perang Salib, (Jakarta Timur: Almahira, 2009), h. 51

11
merupakan kemenangan awal penting bagi tentara sultan atau khalifah melawan
pasukan regular Kaesar. Sementara itu dalam bidang pemerintahan Alp Arsalan
beruntung mendapatkan seorang wazir yang bijak dan ulet, Nizam al-Mulk. Malik
Syah yang masih remaja banyak mendapatlkan bantuan dari wazirnya, Nizam al-
Mulk. Berkat kelangsungan kebijaksanaan Nizam al-Mulk, kekuasaan Saljuk terus
berjalan mulus, bahkan telah berhasil mencakup Afganistan, Iran, Mesopotamia,
Syiria, Palestina, dan belahan barat Asia kecil14.
Pada masa Alp Arselan , ilmu pengetahuan dan agama mulai berkembang
dan mengalami kemajuan pada zaman Sultan Maliksyah yang dibantu oleh

perdana menterinya Nizham al-Mulk. Perdana menteri ini memprakarsai

berdirinya Universitas Nizhamiyah (1065 M) dan Madrasah Hanafiyah di

Baghdad. Hampir di setiap kota di Irak dan Khurasan didirikan cabang

Nizhamiyah. Menurut Philip K. Hitti, Universitas Nizhamiyah inilah yang

menjadi model bagi segala perguruan tinggi di kemudian hari.15

2. Dinasti Saljuk di Era Maliksyah (1072-1092)

Periode kekuasaan Thughril (1037-1063), keponakan sekaligus penerusnya,


alp Arslan (1063-1072), dan periode putra terakhirnya, malikisyah (1072-1092),

14
Tim penulis IAIN Syarif hidayatullah, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1992),

h. 838-839.
15
Philip K. Hitti, History of the Arabs, (London: Macmillan, 1970), h.410

12
mewakili periode-periode paling cemerlang dalam masa kekuasaan Saljuk atas dunia
Islam di Timur.

Pada masa sultan malikiyah ini wilayah kekuasaan saljuk ini meluas
membentang dari kashgor sebuah daerah di ujung daerah turki sampai ke wilayah
Yerussalem . wilayah yang luas itu dibagi menjadi lima bagian 16:
a) Saljuk besar yang menguasai khurasan ,rayy, jabal ,irak dan persia.
b) Saljuk kirman berada dbawah kekuasaan keluarga qawurt berk ibn dawud.
Jumlah syekh yang memerintah 12 orang .
c) Saljuk iraq dan Kurdistan .pemimpin pertamanya adalah mughris al din mahmud.
Saljuk ini diperintah semilan kali berturut-turut
d) Saljuk syria,diperintah oleh keluarga tutush ibn alp arselan ibn daud ibn mikail
ibn saljuk , jumlah syekh yang memerintah lima orang
e) Saljuk ruum,diprintah oleh keluarga Qutlumish ibn israil ibn saljuk dengan
jumlah syekh yang memerintah seluruhnya sebanyak 17 orang

Pembunuhan pad atahun 1092 yang mnimpa seorang wazir kondang


kekhalifahan saljuk,Nizham al-Mulk oleh seorang fidai yang menyamar menjadi sufi
,menjadi awal dari rangkaian pembunuhan misterius yang meneror duniamuslim.
Fidai adlaah pasukan berani mati kelompok pecandu ganja. Seiring kematian nya
berakhirlah periode keemasan yang meliputi tiga penguasa Dinasti saljuq.

E. Masa Kemunduran dan Kehancuran dinasti Saljuk


Sesudah era Maliksyah (465-485/1072-1092 M), Bani Saljuq mengalami
kemunduran sebelum kekuasaan mereka di Baghdad pudar sama sekali pada tahun
552/1157. Setelah kematian Maliksyah, sejumlah perang sipil antara putra-
putrinya, ditambah lagi dengan berbagai kerusuhan di berbagai wilyaha telah

16
muhammad al khudari bek,muhadharat al Tarikh al-Umam al islamiyah hal 418

13
melemahkan otoritas Saljuk dan mengakibatkan hancurnya pemerintahan. Setelah
Sultan Maliksyah dan Perdana Mentri Nizam al-Mulk wafat, Saljuk besar mulai
mengalami masa kemunduran di bidang politik. Perebutan kekuasaan di antara
anggota keluarga timbul. Setiap propinsi berusaha melepaskan diri dari pusat
pemerintahan. Konflik-konflik antar anggota keluarga melemahkan dinasti Saljuk
itu sendiri, seperti Syahat Khawarizm, Ghuz, dan Al-Ghuriyah. Pada sisi lain,
sedikit demi sedikit kekuasaan politik khalifah juga kembali, terutama untuk negri
Irak. Kekuasaan dinasti Saljuk di Irak berakhir di tangan Khawarizm Syah padatahun
590 H/1199 M.17
Negara-negara yang terpisah itu mencapai kemerdekaan yang sesungguhnya
di berbagai wilayah kekaisaran yang sangat luas, sementara penguasa utamanya,
Dinasti Saljuk agung dari Persia, mempertahanka kekuasaanformalnya sampai tahun
1175. Salah satu pecahan utama dari rumpun ini adalah negara Irak Persia (1117-
1194). Sementara Dinasti Saljuk Romawi di Iconium digantikan setelah 1300 oleh
Tukri Utsmani. Kekuasaan bani Saljuq di Asia kecil di beberapa tempat masih ada
yang berlangsung sampai abad ke-14 (di Asia Kecil dan Kirman), bahkan aad ke-15
(Luristan dan Mardin).18
Dengan demikian kekuataan dinasti itu tidak ada lagi, maka sewaktu bangsa
Mongol menyerang Baghdad, mereka tidak dapat lagi mempertahankan kota itu.
Hingga pada tahun 656 H jatuhlah Baghdad ke tangan Hulagu Khan pemimpin
pasukan bangsa Mongol.

Terdapat sebab-sebab internal dan eksternal bagi kejatuhan kekuasaan dinasti


Saljuk.

17
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada,
2008), h.76.
18
Dudung, 114

14
1. Terjadinya disintegrasi wilayah kekuasaan dinasti karena sistem otonomi semi-
independen yang memberi peluang bagi gubernur wilayah untuk memisahkan
diri dari kekuasaan pusat menjadi negara-negara kecil. Wilayah-wilayah
kekuasaan dibagi-bagi kepada anggota keluarga dari Turki dan memerintah
dengan otonomi yang luas. Di sisi lain pengawasan dan koordinasi pemerintah
pusat cukup lemah. Apabila pusat melakukan tekanan atas wilayah-wilayah
tersebut, penguasa-penguasa wilayah tidak mau tunduk bahkan memberontak
sebagaimana yang terjadi di wilayah Khurasan dan Ghur.
2. Persaingan antara pemimpin-pemimpin Seljuq di Iraq, syiria dan Parsi setelah
kematian Maliksyah. Konflik perebutan kekuasaan dipicu oleh persaingan
antaradua orang putra Maliksah, Ghiyath al-Din Muhammad I dan Mu‟izz al-Din
Sanjar. Sejumlah perang sipil antara kedua putra Maliksyah dan ditambah
berbagai kerusuhan telah melemahkan otoritas Saljuk dan mengakibatkan
hancurnya pemerintahan.
3. Tidaknya sosok pemimpin yang kuat dan memiliki kapasitas
4. kepemimpinan seperti ketiga sultan sebelumnya dan tidak adanya wazir ahli tata
negara yang cerdas dan handal yang setara dengan Nizham al-Mulk. Menurut
Hitti, Imperium Saljuk yang dibangun atas dasar kesukuan oleh sekelompok
orang yang bentuk organisasinya bersandar pada kebiasaan mengembara, hanya
bisa disatukan oleh pribadi yang memiliki pengaruh dominan.
5. Intervensi dan perebutan dominasi pengaruh para Atabeg (Panglima, wali asuh
para pangeran dan putra mahkota Saljuq). Pengaruh mereka yang semakin besar
dalam percaturan politik pemerintahan menyebabkan semakin melemahnya
otoritas dan pengaruh sultan.
6. Terlaksananya sistem iqta’. Menurut sistem ini, para panglima tentara diberikan
tanah-tanah di wilayah yang dikuasai mereka. Akhirnya lahirlah golongan iqta’
(golongan feodal dan tuan tanah). Golongan ini memeras kaum tani dengan
mengenakan cukai pertanian untuk menapatkan hasil yang banyak dan mengupah
buruh tani dengan upah yang sangat rendah.Hal ini menyebabkan rasa tidak puas

15
dan sakit hati yang menyebar luas dikalangan kaum tani dan memicu terjadinya
pemberontakan.
7. Penentangan kaum Syi‟ah Isma‟iliyah yang digelar al-hasyasyun (Assasins)
pimpinan al-hasan bin al-Sabah. Gerakan batiniyah ini merektrut pengikutnya
dan melatih menjadi tentara pemberontak. Pada tahun 483 H/1092 M, al-Hasan
dan tentaranya berhasil menguasai benteng pertahanan Saljuq di kawasan
pengunungan di dekat laut Kaspia. Bahkan,pada tahun 485 H/1092 M komplotan
mereka membunuh Nizam al-Mulk.
8. Ancaman dan serangan dari tentara Byzantium yang beragama kristen. Adanya
ancaman dari luar ini telah memaksa pemerintah kerajaan untuk meningkatkan
anggaran belanja negara di bidang militer. Peralatan senjata, tentara dan biaya
ekspedisi perang telah menyedot anggaran yang besar sehingga mengurangi
anggaran di bidang pembangunan sektor lain.
9. Pengaruh Serangan tentara Mongol.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehadiran Dinasti Saljuk di atas panggung sejarah peradaban Islam ibarat
“mentari baru” yang terbit kembali di tengah suasana kekuasaan politik di dunia
Islam yang sedang dalam kondisi krisis dan terpuruk pada paruh pertama abad ke
sebelas. Dalam kondisi kosongnya kekuasaan dominan akibat lemahnya
kekhalifan Abbasiyah, maka tampillah kaum Turki Saljuk menguasai keadaan.
Kedatangan kaum Turki Saljuk mengantarkan sebuah era baru dan penting dalam
sejarah Islam dan kekhalifahan. Sejarah mencatat Dinasti Saljuk sebagai kerajaan
yang mampu menghidupkan kembali kekhalifahan Islam Sunni yang ketika itu
nyaris tenggelam.
Kekuasaan yang digenggam Saljuk begitu luas meliputi Asia Tengah dan
Timur Tengah — terbentang dari Anatolia hingga ke Punjab di belahan selatan
Asia. Pada masa pemerintahan dinasti Saljuk inilah umat Islam mendapatkan
berbagai bentuk kemakmuran dan kemajuan yang meliputi bidang politik,
ekonomi, social, budaya dan ilmu pengetahuan.

B. Daftar Pustaka

K. Ali, Sejarah Islam (Tarikh Pramodern), terj. Ghufron A. Mas'adi (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1996),

muhammad al khudari bek,muhadharat al Tarikh al-Umam al islamiyah

Penyusun Dar al-„ilm, Atlas Sejarah Islam

Philip K. Hitti. History of The Arabs.

17
Syafiq A Mughni, Sejarah Kebudayaan Islam di Kawasan Turki, (Jakarta: Logos
Wacana Ilmu, 1997)

18

Anda mungkin juga menyukai