Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SEJARAH SINGKAT DAULAH BANI SALJUK

Diajukan guna memenuhi tugas harian pada mata kuliah Tarikh Islam

Dosen : Ustadz Muhammad Jamaluddin S.Pd.

OLEH :
KELOMPOK I
HAFIDZ ADDINUL HAKIM
NIM :
GHOZY ABDUL JABBAR
NIM :
MUSLIM LIYADI
NIM :
MAHFUDZ AFANDI
NIM :

MAHAD ALY DARUS SYAHADAH LI TAHILIL AL MUDARISIN


Blagung, Simo, Boyolali, Jawa Tengah
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam sejarah kejayaan Daulah Abbasiyah muncul dinasti-dinasti kecil,
salahsatunya adalah dinasti Saljuk, sebagaimana dalam catatan sejarah Daulah
Abbasiyah mampu merebut panggung politik kekuasaan Islam dari tangan Daulah
Umawiyah, namun dari rentatan panjang masa kekuasanya, Abbasiyyah tidak
terlalu cakap dalam mempertahankan wibawa dan pengaruh kekhalifahanya.
Abbasiyah tidak bisa menggenggam beberapa pelosok daerah yang dahulu pernah
tunduk dibawah pemerintahan Umawiyah. Melemahnya kepemerintahan
Abbasiyah inilah yang menimbulkan lahirnnya dinasti-dinasti kecil dibawah
kekuasaan Abbasiyah.
Dinasti-dinasti kecil yang tumbuh pada emperium dinasti Abbasiyah masing-
masing mempunyai andil yang terbagi dalam dua katagori, pertama: dinasti kecil
yang melemahkan dan mempersempit ruang kekuasaan dinasti Abbasiyyah seperti
Idrisiyah, Rustamiyah, Buwaihiyah, Fatimiyah dan lain lain, kedua; dinasti kecil
yang memperkuat serta mempertahankan kelangsungan dinasti Abbasiyyah, dan
diantara dinasti kecil yang memiliki peran penting terhadap keberlangsungan
emperium Abbasiyah adalah Dinasti Saljuk, dinasti ini mempunyai makna besar
dalam sejarah kekuasaan Abbasiyah. Bahkan Saljuk juga mempunyai peranan
penting kepada peradaban Islam pada umumnya.
Pada makalah ini kami akan membahas berkaitan dengan sejarah bagaimana Bani
Saljuk dalam berkontiribusi sebagai sebuah dinasti yang memiliki peran penting
terhadap keberlangsunan kekhilafahan Abbasiyah terkhusus dan umumunya
sumbangsih yang mereka lakukan untuk tegaknya kalimat Allah di bumi ini.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Sejarah Singkat Daulah Bani Saljuk?
C. Tujuan Pembahsan
Mengetahui Sejarah Singkat Daulah Bani Saljuk.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Awal kemunculan Daulah Bani Saljuk.


1. Asal mula Bani Saljuk.
Bangsa saljuk berasal dari suku Qanak di Turkistan. Bersama dengan dua
puluh tiga suku lainya, mereka membentuk kabila-kabilah Turkoman yang
yang dikenal dengan Al Ghuz.1 Mereka tinggal di kawasan Transoksiana yang
sekarang kita sebut dengan Turkistan. Batasanya mulai dari dataran tinggi
Mongolia dan Utara China dari Timur ke arah laut Qazwin di sebelah Barat.
Dari dataran rendah Siberia di sebelah Utara menuju ke dataran India dan
Persia di sebelah Selatan. Keluarga-keluarga Al Ghuz dan kabilah-kabilah
besar mereka tinggal di daerah tersebut. Mereka dikenal dengan bangsa
Turki.2
Pada paruh kedua abad keenam Hijriah kabilah-kabila tersebut dalam
jumlah yang besar pindah dari tempat asli mereka menuju Asia kecil. Para
sejarawan menyebutkan sebab-sebab perpindahan mereka. Sebagian mereka
berpendapat bahwa mereka bepindah karena alasan ekonomi. Kondisi
kekeringan yang luar biasa dan banyaknya keluarga menjadikan kabilah-
kabilah ini sempit di tanah asli mereka. Maka mereka berhijrah demi mencari
rumput yang baru dan kehidupan yang makmur.3 Sebagian yang lain
menyebutkan bahwa pepindahan mereka dikarenakan faktor-faktor politik
karena kabilah-kabilah tersebut mendapatkan sebuah tekanan-tekanan dari
kabilah-kabilah yang lain, sehingga mereka terpaksa meninggalkan negeri
mereka demi mencari keamanan dan ketenangan. 4 Pendapat ini dipilih oleh
Dr. Abdul Latif Abdullah bin Dahisy.5
Kabilah-kabilah tersebut terpaksa mengarah ke Barat dan turun di dekat
sungai Jihun. Kemudian dalam sebagian waktu mereka menetap di Tabaristan

1
Akhbar Ad Daulah As Saljuqiyah, hlm. 302 dan nizham Al Wizarah, Az Zahrani, hlm.21.
2
Akhbar Al Umara wa Al Muluk As Saljuqiyah, tahkik : Dr. Muhammad Nuruddin, hlm. 2-4.
3
Kitab As Suluk, Ahmad Al Muqziri, Jilid : 1, hlm. 3.
4
Qiyam Ad Daulah Al Utsmaniyah, hlm. 8.
5
Al Kamil fi At Tarikh, Jilid : 8, hlm. 22.

3
dan Georgia. Dengan demikian mereka menetap di tempat yang berdekatan
dengan negeri-negeri Islam yang telah ditaklukkan oleh kaum muslimin
setelah perang Nahawand dan jatuhnya dinasti Sasaniyah di negeri Persia
tahun 21 H/ 641 M.6
Kakek Bani Saljuk bernama Duqaq. Dia bersama kabilahnya menjadi
pelayan salah satu raja Turki yang dikenal dengan nama Bequ. Duqaq pada
masa itu orang yang menjadi rujukan bangsa Turki Al Ghuz. Mereka tidak
melanggar perkataanya dan tidak membantah perintahnya. Saljuk bin Duqaq
menjadi pelayan Bequ sebagaimana ayahnya dulu. Ia memegang jabatan
militer yang penting yaitu sebagai panglima pasukan. Sumber-sumber
menyebutkan bahwa Saljuk pada saat itu mulai menampakkan tanda-tanda
kemajuan dan kepemimpinan. Hal ini sampai membuat istri raja mulai merasa
khwatir setelah melihat banyak manusia menyukainya dan terkesan
dengannya hingga ia berusaha membunuhnya dengan cara licik.
Begitu Saljuk mengetahui hal ini ia mengajak para pengikutnya keluar
menuju negeri Islam dan tinggal di sekitar Jund yang dekat dengan sungai
Sihun. Di sana Saljuk menyatakan masuk Islam, kemudian melancarkan
serangan-serangan kepada bangsa Turki yang kafir.
Saljuk wafat di Jund. Ia meninggalkan beberapa anak yang mengikuti
jejak politik orangtuanya dalam melancarkan srangan-srangan terhadab
bangsa-bansa Turki yang masih menyembah berhala-berhala. Mereka telah
megerahkan usaha-usaha yang besar dalam menjaga para penduduk muslim
sehingga merasa aman dari serangan-serangan mereka. Maka kekuatan
mereka bertambah dan tanah mereka meluas.7
2. Hubungan Bangsa Turki dengan Islam.
Pada tahun 22 H/ 642 M pasukan Islam bergerak menuju negeri-negeri Al
Bab untuk menaklukanya. Negeri-negeri tersebut pada saat itu ditemapati
bangsa Turki. Di sana panglima pasukan Islam Abdurrahman bin Rabiah
bertemu dengan raja Turki Syahbaraz. Raja Turki meminta perdamaian dan
menampakkan kesiapanya untuk bergabung dengan pasukan Islam untuk
6
Bangkit dan Runtuhnya Daulah Bani Saljuk, Muhammad As Shalabi, hlm. 27.
7
Ibid, hlm. 29.

4
memerangi Armenia. Abdurrahman melepaskannya kepada panglima umum
Suraqah bin Amr. Syahbaraz menemui Suraqah dan Suraqah menerimanya.
Suraqah menulis surat kepada Khalifah Umar bin Al Khatab untuk
menginformasikanhal tersebut kepadanya. Khalifah Umar setuju atas apa yang
ia lakukan. Kemudian terjadilah perdamaian atas hal tersebut. Tidak pernah
terjadi peperangan antara bangsa Turki dan kaum muslimin. Semua mengarah
ke negeri Armenia untuk penaklukan dan penyebaran Islam di sana.8
Pasukan Islam bergerak untuk menaklukan negeri-negeri di Timur laut
negeri Persia hingga dakwah Allah menyebar di sana. Hal ini terjadi setelah
runtuhnya negara Persia di hadapan pasukan Isla. Sebelumnya Persia
merupakan penghalang kuat pasukan Islam untuk menuju negara-negara
tersebut. Dengan hilangnya penghalang ini dan hasil dari penaklukan-
penaklukan Islam, pintu menjadi terbuka untuk pergerakan rakyat negeri
tersebut, di antara mereka bangsa Turki. Maka berlangsunglah hubungan
antara mereka dengan kaum muslimin. Bangsa Turki memeluk agama Islam
dan mereka bergabung dengan barisan mujahidin untuk menyebarkan Islam
dan meninggikan kalimat Allah.9
Pada masa Khalifah Utsman bin Affan, penaklukan terhadap negara
Tabaristan berhasil dilakukan. Kemudian kaum muslimin menyeberangi
sungai Jihun tahun 31 H dan turun di negeri Transoksiana. Maka banyak
bangsa Turki yang masuk agama Islam dan mereka menjadi bagian dari para
pembelanya dan ikut serta dalam jihad untuk menyeberkan dakwah Allah
terhadap makhluk dunia.10
Pasukan Islam melanjutkan perjalanannya di negeri-negeri tersebut
sehingga sempurnalah penaklukan terhadap negeri Bukhara pada masa
Muawiyah bin Abi Sufyan. Pasukan Islam terus bergerak cepat hingga sampai
Samarkand. Akhirnya seluruhnya negeri Transoksiana tunduk di bawah

8
Tarikh Al Umam wa Al Mulk, Ath Thabari, Jilid : 3, hal. 256-257.
9
Ad Daulah Al Islamiyah wa Asy Syaraq Al Arabi, Muhammad bin Anis, hlm. 12.
10
Futuh Al Buldan, Al Baladzari, hlm. 405-409.

5
keadilan Islam dan para penduduknya hidup dengan peradaban Islam yang
kokoh.11
Ketika Al Muktasim Al Abbasi memegang jabatan kekhalifahan ia
membuka pintu bagi kekuatan bangsa Turki. Ia memberikan jabatan
kepemimpinan kepada mereka dan dengan demikian mereka ikut serta dalam
mengatur urusan-urusan negara. Pada waktu itu kebijakan politik Al
Mukhtasim bertujan mengurangi kekuaan Persia yang telah memiliki peran
mutlak dalam mengatur negara sejak zaman Khalifah Al Makmun.12
Perhatian khalifah Al Muktashim terhadap bangsa turki menyebabkan
kebencian orang-orang terhadapnya. Maka ia mendirikan kota baru yang
dinamakan Samara. Letaknyajauh dari kota Baghdad sekitar 125 km. Dia
menetapinya bersama pasukannya dan para pendukungnya. Demikianlah
bangsa Turki sejak zaman itu mulait tampak dalam peran-peran penting di
pangung sejarah Islam hingga mereka mendirikan negara Islam yang besar
yang memiliki hubungan kuat dengan para Khalifah dinasti Abbasiyah.
Negara tersebut dikenal dengan daulah Saljuk.13
3. Terbentuknya Daulah Bani Saljuk.
Terbentuknya daulah Bani saljuk bermula pada saat peperangan
Danadanaqan yang terjadi antara daulah Ghaznawi dan bani Saljuk. Perang
Danadanaqanah menjadi batas terakhir pemerintahan Ghaznawiyah di
Khurasan. Thughurl Bek mendirikan kerajaan di tempat peperangan dan
duduk di ataasnya. Tokoh-tokoh berdatangan dan memberikan ucapan selamat
kepadanya sebagai pemimpin Khurasan.
Thughrul Bek mengirim surat-surat kepada para pemimpin di negeri-
negeri tetangganya untuk menginformasikan kemenangannya.
Pasukan Saljuk memaksa mundur pasukan Ghaznawi hinga pinggir sungai
Jihun agar mereka terpaksa menyeberangi sungai ke negeri Transoksiana.
Tujuanya untuk menunjukan bukti nyata kemenangan mereka.

11
Bangkit dan Runtuhnya Daulah Bani Saljuk, Muhammad As Shalabi, hlm. 28.
12
Qiyam Ad Daulah Al Utsmaniya, hlm. 12.
13
Opcit, hlm. 28.

6
Peperangan memberikan kesempatan berdirinya negara Islam baru. Perang
ini juga dianggap sebagai salah satu perang besar yang menentukan dalam
sejarah Islam. Bahkan efek-efeknya mempengaruhi dunia Islam dan dunia
secara umum pada abad-abad pertengahan.14
Setelah memenangkan peperangan keluarga dinasti Saljuk membagi-bagi
tanah kekuasannya. Jufri mendapat bagian kota Marwa. Dia menetap di sana
dan menjadikanya sebagai pusat kerajaanya. Ia juga menguasai sebagian besar
Khurasan. Abu Ali Al Hasan bin Musa mendapat bagian wilayah Bust, Herat,
sijistan dan daerah-daerah di sekitarnya. Qawardi putra Jufri tertua mendapat
bagian wilayah Thabas dan Kirman. Ibrahim bin Yanal memperoleh bagian
Hmadzan. Yaquti memperoleh daerah Abhar, Zanjan, Azerbaijan. Qutulmisy
bin Israel mendapat bagian Georgia dan Damighan. Faktanya, ide pembagian
kekuasaan sebenarnya bertentangan dengan pemikiran Iran tentang raja. Iran
mengangap raja sebagai pemilik kekuasaan mutlak dalam negara. Hal ini
adalah salah satu yang aneh terjadi di kalangan dinasti Saljuk awal. Akan
tetapi, para pemimpin dinasti Saljuk mempunyai tujuan di balik pembagian
kekuasaan, yaitu mengawasi dinasti Ghaznawiyah dan mencegahnya dari
upaya mengembalikan Khurasan dan mengamankan pembukaan jalan Jihun
dari kedatangan para pendatang Ghuz yang baru.15
Tahun 429 H dianggap sebagai permulaan nyata berdirinya dinasti Saljuk
di Khurasan, karena Thughrul Bek sejak saat itu memulai tuga-tugas politik,
kepemimpinan dan perkantoran. Adapun pengakuan khalifah Abbasiyah
terhadap dirinya sebagai sultan yang mana pengakuan ini datang terlambat
tahun 432 H tidaklah mengubah realita. Pengakuan khalifah hanyalah
pengakuan terhadap sesuatu yang sudah menjadi kenyataan, di samping
formalitas untuk memberikan legalitas terhadap kekuasaan yang muncul agar
manusia menerimanya. Hal itu karena kekhalifahan tidak memeliki kekuatan
materi yang memperbolehkanya untuk campur tangan dan berperang dalam

14
Madkhal Ila Tarikh Al Hurub Ash Shalibiyah, hlm. 29.
15
Tarikh Salajiqah Ar Rum fi Asiya Ash Shugra, hlm. 30.

7
peristiwa-peristiwa politik. Berdasarkan adat khlaifah mengakui penguasa
baru dan negara baru.16
Berdirnya dinasti Saljuk memeliki pengaruh yang besar dalam sejarah
Timur Islam, Asia Barat secara khusus dan sejarah Islam secara umum. Hal
itu karena kesultanan telah berperan dalam mengarahkan peristiwa-peristiwa
politik dunia Islam timur secara nyata dan melakukan perluasan politik ke
kawasan Nasrani untuk menyebarkan akidah Islam.17
B. Masa Keemasan Dinasti Bani Saljuk.
1. Dinasti Saljuk di Era Alp Arslan 1063-1072 M)
Dia adalah sultan besar, raja yang adil, lengan negara, Abu Syuja Alp Arselan
Muhammad sultan jufri bek dawud mikail bin saljuk at- turkmani al- Ghazali,
salah satu raja besar dan pahlawan islam. ia seorang yang adil, bersikap baik
terhadap manusia, pemurah, penyayang, belas kasih terhadap rakyat, lemah
lembut terhadap kaum fakir, berbuat baik terhadap keluarganya, teman-
temannya dan budak-budaknya, banyak berdoa supaya nikmatnya
dilanggengkan, banyak bersedekah di bulan terlebih di bulan Ramadhan. 18
Setelah berkuasa selama 26 tahun dan baru menikahi putri Khalifah setahun,
Thugril Beq meninggal dunia pada tahun 1063. Thugril Beq meninggal tanpa
meninggalkan keturunan dan digantikan oleh keponakannya, Alp Arselan bin
Daud.
Ia memulai kariernya sebagai pemimpin rakyat, ketika menggantikan
ayahnya, Chagri Begh, sebagai Gubernur Khurasan pada 1059 M. Ketika
pamannya, Thugril Beik, wafat, Alp Arslan naik tahta sebagai. Sultan Seljuk.
Ia resmi menyandang gelar Sultan pada 27 April 1064 M. Jabatan Gubernur
Khurasan diserahkan kepada saudaranya, Suleiman. Sultan Alp Arslan
dikaruniai tujuh orang putra dan dua putri. Kelak, tahta Kesultanan Seljuk
yang didudukinya diwariskan kepada salah seorang putranya bernama Malik
Shah. Alp Arselan menjadikan Nizham Al-Mulk sebagai mentrinya. Ia adalah
seorang mentri yang jujur dan memuliakan para ulama dan orang-orang fakir.

16
Tarikh Salajiqah Ar Rum fi Asiya Ash Shugra, hlm. 30.
17
Ibid, hlm. 31.
18
Albidayah wa An-Nihayah, 16/39.

8
Ketika raja Syihabuddaulah Qutulmisy, salah satu anak pamannya Thugrul
Bek membelot dan ingin mengambil kekuasaan dari tangan Alp Arselan, lalu
Alp Arselan mengadakan musyawarah, maka perdana mentri Nizham Al-
Mulk mengatakan wahai raja, janganlah takut, sesungguhnya aku telah
menggunakan pasukan malam untukmu. Mereka mendoakanmu dan
menolongmu dengan berdoa saat sedang shalat dan dalam kesepian. Mereka
adalah para ulama dan orang-orang shaleh. Hati raja Alp Arselan menjadi
tenang dengan hal itu. Syihabuddaulah Qutulmisy, Pada 457 H/1064 M, yang
menguasai daerah Transoksania berhasil ditaklukan. Alp Arslan berhasil
menyelesaikan konflik intern dan memerintah dengan pusat pemerintahannya
di Ibukota Ray. Kewibawaannya semakin besar, namanya disebut-sebut di
dalam khutbah-khutbah di irak, Ajam dan Khurasan. Negara-negara lain
segera tunduk kepadanya.
Alp Arslan adalah panglima yang cerdik dan di hormati semua orang. Ia
mengambil kebijakan khusus yaitu memantapkan sendi-sendi kekuatan
pemerintahannya terhadap negeri-negeri yang tunduk terhadap kekuasaan
dinasti saljuk. Hal ini dia lakukan sebelum berambisi untuk menaklukkan
daerah-daerah baru dan menggabungkannya dengan daerah kekuasaanya. Ia
senantiasa mengawasi perkembangan-perkembangan diwilayah kekuasaan
yang sangat luas selama tujuh tahun sebelum melakukan ekspansi keluar.
Setelah yakin dengan stabilitas keamanan dan dinasti saljuk benar-benar
menguasai negeri-negeri yang tunduk padanya. Ia membuat rencana-rencana
untuk mewujudkan cita-citanya yang jauh kedepan. Ia memiliki cita-cita
menaklukkan negeri-negeri tetangga yang menganut agama nasrani,
menjatuhkan kekuasaan khilafah Al-Fathimiyah Al-Ubaidiyah di Mesir dan
menyatukan dunia islam dibawah bendera khilafah Abbasiyah yang beraliran
sunni dan dibawah kekuasaan dinasti saljuk.19
Prestasi Saljuk menjadi kelompok muslim pertama yang merebut wilayah
kekuasaan Romawi. Salah satu pertempuran yang paling berpengaruh dalam
sejarah bahkan sebagian pakar searah menyebutnya denga Al- Mahama Al-

19
Qiyam Ad-Daulah Al-Ustmaniyah, hlm.20.

9
Kubra (perang besar) yaitu Pertempuran Manzikart yang terjadi antara
Kekaisaran Bizantium dan tentara Saljuk pimpinan Alp Arslan pada 26
Agustus 1071 di dekat Manzikart (kini Malazgirt, Turki, di wilayah Mus).
Peristiwa ini berakhir dengan kekalahan terburuk Kekaisaran Bizantium dan
penawanan Kaisar Bizantium Romanos IV Diogenes. Perang yang
menghenyakkan pasukan Romawi, karena kemenangan justru diperoleh
pasukan Muslimin yang jumlah dan peralatannya jauh di bawah pasukan
Bizantium. Keimanan, sekali lagi, telah membuktikan kekuatannya yang tak
terbatas. Puluhan ribu pasukan Bizantium tewas, dan sang Kaisar sendiri
tertawan. Ketika ia dihadapkan pada Sultan Alp Arsalan, ia ditampar tiga kali
sambil berkata; “Jika aku menjadi tawananmu, apa yang akan kau lakukan
terhadapku?”
“Pasti semua yang buruk-buruk.” Jawab Romanus.
“Lalu apa yang kuperbuat menurutmu?”
“Mungkin kau akan membunuhku dan kau giring aku di negerimu, atau
mengampuniku dan mengambil tebusan dariku dan mengembalikan aku ke
negeriku.”
“Tak ada yang aku inginkan kecuali mengambil tebusan darimu.” Jawab
Sultan.
Romanus menebus dirinya dengan harga yang sangat mahal, yakni 150.000
dinar (atau 637.500 gram emas. Sekitar Rp 255 milyar dengan asumsi 1 gram
emas = Rp 400.000 rupiah). Lalu ia berdiri di hadapan Sultan dan memberi
minum padanya.20
Sultan memberinya bekal 1.000 dinar untuk pulang dan mengirim beberapa
komandan pasukan untuk menjaga hingga selamat ke negerinya. Sultan
sendiri mengantarnya sejauh 4 mil dengan sebuah pasukan yang membawa
panji-panji bertuliskan ‘Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah. Pada tahap
selanjutnya Dinasti in juga berhasil menguasai hampir seluruh semenanjung
Arab.

20
al-Bidayah wal Nihayah, 12/108.

10
Alp Arsalan, sebagai pengganti Tughril berhasil memberikan andil dalam
berbagai bidang. Secara militer, kehebatan bani Seljuk dibuktikannya dengan
memberikan pukulan-pukulan hebat atas pasukan Bizantium dalam perang
Mazikert pada tahun 1071 (464 H). peristiwa ini sangat berarti bagi bani
Seljuk, bukan hanya semakin terbukanya Asia kecil untuk migrasi suku-suku
Turki, melainkan itu merupakan kemenangan awal penting bagi tentara sultan
atau khalifah melawan pasukan regular Kaesar. Sementara itu dalam bidang
pemerintahan Alp Arsalan beruntung mendapatkan seorang wazir yang bijak
dan ulet, Nizam al-Mulk. Malik Syah yang masih remaja banyak
mendapatlkan bantuan dari wazirnya, Nizam al-Mulk. Berkat kelangsungan
kebijaksanaan Nizam al-Mulk, kekuasaan Seljuk terus berjalan mulus, bahkan
telah berhasil mencakup Afganistan, Iran, Mesopotamia, Syiria, Palestina, dan
belahan barat Asia kecil.21
Wafatnya sultan Alp Arselan sang singa pemberani karena ditikam oleh Yusuf
Al-khawarizmi seorang penghianat, diakhir menjelang wafatnya dia
memanggil menterinya Nizham Al-Mulk dan berpesan kepadanya bahwa
putranya Malik Syah Abu Syuja Muhammad adalah penggantinya. Setelah itu
sultan Alp Arselan meninggal yang bertepatan dengan bulan jumadil akhir
tahun 456, umurnya empat puluh tahun.22
2. Dinasti Saljuk di Era Malik Syah (1072-1092)
Dia adalah sultan besar Jalaluddaulah Al-Fath Malik Syah bin Sultan Alp
Arselan Muhammad bin Jufri Bek As-Saljuki At-Turki. Dia menjadi raja
setelah ayanhya. Negaranya diatur oleh perdana menteri Nizham Al-Mulk
dengan wasiat dari Alp Arselan tahun 465H. Pada masa Sulthan Maliksyah
wilayah kekuasaan Daulah Seljuk ini sangat luas, membentang dari Kashgor,
sebuah daerah di ujung daerah Turki, sampai ke Yerussalem. Wilayah yang
luas itu dibagi menjadi lima bagian.
 Seljuk Besar yang menguasai Khurasan, Rayy, Jabal, Irak, Persia, dan
Ahwaz. Ia merupakan induk dari yang lain. Jumlah Syekh yang
memerintah seluruhnya delapan orang.
21
Muhaimin, M.A. 2014. Studi islam dalam ragam dimensi dan pendekatan. Jakarta. KENCANA.
22
Siyar A’lam an-Nubala, 18/417.

11
 Seljuk Kirman berada di bawah kekuasaan keluarga Qawurt Bek ibn
Dawud ibn Mikail ibn Seljuk. Jumlah syekh yang memerintah dua
belas orang.
 Seljuk Iraq dan Kurdistan, pemimpin pertamanya adalah Mughirs al-
Din Mahmud. Seljuk ini secara berturut-turut diperintah oleh sembilan
syekh.
 Seljuk Syria, diperintah oleh keluarga Tutush ibn Alp Arselan ibn
Daud ibn Mikail ibn Seljuk, jumlah syekh yang memerintah lima
orang.
 Seljuk Ruum, diperintah oleh keluarga Qutlumish ibn Israil ibn Seljuk
dengan jumlah syeikh yang memerintah seluruhnya 17 orang.

Bukan hanya pembangunan mental spiritual, dalam pembangunan fisik


juga dinasti saljuk banyak meninggalkan jasa. Malik syah terkenal dengan
usaha pembangunan di bidang yang terakhir ini. Ia telah membangun
banyak masjid, jembatan, irigasi dan jalan raya. Pada saat itu ilmu
pengetahuan berkembang dengan sangat pesat pula, diantara tokohnya
adalah Umar Khayan, penyair, ahli astronomi dan ahli matematika.

a. Sistem politik dan pemerintahan


1. Saljuq merupakan sebuah kerajaan yang mengamalkan sistem
hiererki. Kuasa tertinggi ialah sultan. Sultan dibantu oleh
kelompok birokrasi Parsi dan tentara yang berasal dari berbagai
bangsa dan keturunan yang dipimpin oleh panglima-panglima
Turki dari keturunan budak. Pada masa dinasti saljuk berkuasa,
posisi dan kedudukan khalifah menjadi lebih baik; paling tidak
kewibawaannya dalam bidang agama dikembalikan setelah
beberapa lama dirampas oleh orang-orang syi’ah (dinasti
Buwaih). Perhatiaan dalam bidang pembangunan sarana dan
prasarana. Maliksyah atas saran Nizham al-Mulk pada tahun
1074-1075 menyelenggarakan konferensi para astronom dan
menugaskan mereka untuk memperbaharui kalender Persia.

12
Acara ini digelar di observatorium yang baru didirikannya.
Hasilnya adalah kalender Jalali nama yg diambil dari nama
lengkap Maliksyah yaitu Jalaluddaulah Al-Fath yang sangat
akurat sampai di era modern.
2. Maliksyah mengadakan kompentisi ilmiah. Sultan meminta
para pejabat negara yang memberikan pendapat tertulis tentang
ciri-ciri pemerintahan yang baik. Kompilasi dari kompetisi
tersebut menghasilkan karya intelektual tentang seni
pemerintahan.
3. Proyek pendirian sejumlah akademi yang untuk pertama
kalinya dikoordinasikan dengan baik untuk menciptakan sistem
pendidikan tinggi dalam Islam. Akademi yang termasyhur
adalah Nizha miyah, didirikan pada 1065-1067 di Baghdad.
Imam al-Ghazaly pernah menjadi dekan di akademi ini. (Hitti,
608). Madrasah-madrasah ini selain mengajarkan bidang ilmu
keagaaman Islam pada umumnya, juga berperan besar dalam
menyebarkan dan memperkokoh mazhab sunni. Dalam fiqih,
madrasah-madrasah yang didirikan di Baghdad, Naisabur, dan
ibukota-ibukota provinsi timur ini diajarkan mazhab Syafi’i,
sedangkan dalam bidang teologi diajarkan mazhab Asy’ary.
Imam al-Haramain al-Juwani, guru al-Ghazali, adalah kepala
madrasah Nizhamiyyah di Naisabur.
4. Perhatian pemerintah terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan melahirkan banyak ilmuwan muslim pada
masanya. Diantara mereka adalah Az-Zamakhsyari dalam
bidang tafsir, bahasa, dan teologi; Al-Qusyairy dalam bidang
tafsir; Abu Hamid al-Ghazali Rahimahullah dalam bidang
teologi; Farid al-Din al-Aththar; Umar Khayam dalam bidang
sastra.
C. Masa Pemulihan kembali Mahzhab Suni dengan pembangunan Pendidikan.

13
D. Masa Kehancuran Dinasti Bani Saljuk.
Setelah raja Malik Syah wafat, dinasti Saljuk mengalami kemunduran.
Unsur-unsur yang membuat dinasti Saljuk melemah dan terpuruk berawal dari
elite istana di antara anak-anak, saudara-saudara dan cucu-cucu Malik Syah yang
memperebutkan tahta kesultanan, sehingga control mereka di berbagai
wilayahnya kemudian melemah. Di antara sebab yang memicu dinasti Saljuk ini
melemah adalah adanya persaingan para amir memperebutkan tahta kerajaan,
sesuatu yang menimbulkan pergolakan besar, khususnya timbulnya perseteruan
antara Barkyariq, anak tertua Malik Syah, dengan adiknya sendiri, Mahmud bin
Malik Syah. Masing-masing kubu mempunyai pendukung dan loyalis. Kubu
Barkayariq didukung oeh Nizham Al Mulk sebelum ia meninggal, dan setelah
Nizham Al Mulk meninggal, dukungan dilanjutkan oleh anak-anak, para
pengikuti dan keluarga besar Nizham Al Mulk.
Sedangkan kubu Mahmud bin Malik Syah didampingi oleh ibu
kandungnya sendiri, Turkan Khatun, dan perdana menteri Taj Al Mulk Asy
Syairazi yang berselisih dengan Nizham Al Mulk.
Daulah Saljuk terbagai menjadi dua kelompok yang saling bertikai,
masing-masing kelompok memperoklamirkan permusuhanya atas selainnya untuk
menduduki tahta kesultanan.23
Maka akhir dari daulah Saljuk adalah pada kekuasan Sultan Sanjar, ia adalah
seorang sultan Saljuk di Persia, beliau adalah seorang sultan yang paling kuat dan
membangun istananya di Khurasan, namanya adalah Muiz Ad Din Sanjar bin
Sultan Malik Syah bin Alb Arselan bin Jufri Bek bin Mika’il bin Saljuk Al
Ghuzza At Turki As Saljuqi. Wilayah kekuasaanya meliputi Khursan, Ghuznah
dan sebagaian wilayah dari daerah-daerah yang berada di sekitar sungai Jihun.24
Setelah Sultan Sanjar wafat, dinasti Saljuk merosot pamornya dan semakin
melemah sampai akhirnya menghilang sama sekali. Yang demikian itu
berlangsung pada masa Khalifah An Nashir Lidinillah yang sudah berketetapan

23
Bangkit dan Runtuhnya Daulah Bani Saljuk, Muhammad As Shalabi, hlm. 210.

24
Bangkit dan Runtuhnya Daulah Bani Saljuk, Muhammad As Shalabi, hlm. 295.

14
untuk bekerja sama denan Alaudin Takasy Khawarizm Syah melawan Sultan
Tughurl Bek. Khalifah mengirim surat kepada Khawarizm Syah mengadukan
prihal aktivitas Sultan Thughrul As-Saljuqi, lalu meminta bantuan Khawarizm
Syah mengadukan prihal aktivitas Sultan Thughrul As Saljuqi, lalu menminta
bantuan Khawarizm Syah menghadapi Sultan Tuhghrul. Di dalam surat tersebut,
khalifah menjajikan akan memberikan seluruh daerah yang pada waktu itu
dikuasai dinasti Saljuk kepada Khawarizm Syah. Sehingga Khawarizm Syah
menerima kompensasi tersebut karena ingin menyenangkan khalifah Abbasiyah,
dia lalu membawa pasukanya memerangi Sultan Tghuhrul. Psukan yang dipimpin
langsung oleh Khawarizm bertemu dengan tentara Sultan Tghuhrul di daerah
dekat Ray, yang demikian itu pada pertengahan tahun 590 hijriyah. Tentara sultan
dapat dikepung dan Sultan Tughuhrul sendiri akhirnya dapat dibunuh. Demikian
inilh akhir dari runtuhnya dinasti Saljuk.
Buruknya politik internal Saljuk dan tidak adanya system penetapan putra
mahkota yang dapat dihormati oleh semua pihak merupakan factor terpenting
peyebab dinasti Saljuk menjadi terpecah-belah kemudian rutuh. Dengan
demikian, bangsa Khwarizm kemudian mewarisi wilayah yang dikuasai
kesultanan dinasti Saljuk. Meskipun demikian, patut kita cermati bahwa
perhelatan yang terjadi antara kekhalifahan daulah Abbasiyah dengan suku
Buwaih dan orang-orang Saljuk, perhelatan ini berlangsung juga diantara
kekhalifahan daulah Abbasiyah dan bansa Khwarizm. Perhelatan antara dua kubu
ini menjadi titik serius dan tidak berakhir kecuali dengan berakhirnya kekuasaan
bangsa Khawarizm dan khalifah Abbasiyah setelah bangsa Mongol menumpas
dua kubu ini, satu demi satu.25

25
Bangkit dan Runtuhnya Daulah Bani Saljuk, Muhammad As Shalabi, hlm. 297-298.

15
BAB III

PENUTUP.

A. Kesimpulan
A. Awal kemunculan Daulah Bani Saljuk.
1. Asal mula Bani Saljuk.
Bangsa saljuk berasal dari suku Qanak di Turkistan. Bersama dengan dua
puluh tiga suku lainya, mereka membentuk kabila-kabilah Turkoman yang
yang dikenal dengan Al Ghuz.26 Mereka tinggal di kawasan Transoksiana
yang sekarang kita sebut dengan Turkistan.
Pada paruh kedua abad keenam Hijriah kabilah-kabila tersebut dalam
jumlah yang besar pindah dari tempat asli mereka menuju Asia kecil. Para
sejarawan menyebutkan sebab-sebab perpindahan mereka. Sebagian mereka
berpendapat bahwa mereka bepindah karena alasan ekonomi. Sebagian yang
lain menyebutkan bahwa pepindahan mereka dikarenakan faktor-faktor politik
karena kabilah-kabilah tersebut mendapatkan sebuah tekanan-tekanan dari
kabilah-kabilah yang lain, sehingga mereka terpaksa meninggalkan negeri
mereka demi mencari keamanan dan ketenangan. Pendapat ini dipilih oleh Dr.
Abdul Latif Abdullah bin Dahisy.
Kakek Bani Saljuk bernama Duqaq. Dia bersama kabilahnya menjadi
pelayan salah satu raja Turki yang dikenal dengan nama Bequ. Duqaq pada
masa itu orang yang menjadi rujukan bangsa Turki Al Ghuz.
2. Hubungan Bangsa Turki dengan Islam.
Pada tahun 22 H/ 642 M pasukan Islam bergerak menuju negeri-negeri Al
Bab untuk menaklukanya. Negeri-negeri tersebut pada saat itu ditemapati
bangsa Turki. Di sana panglima pasukan Islam Abdurrahman bin Rabiah
bertemu dengan raja Turki Syahbaraz. Raja Turki meminta perdamaian dan
menampakkan kesiapanya untuk bergabung dengan pasukan Islam untuk
memerangi Armenia.
3. Terbentuknya Daulah Bani Saljuk.

26
Akhbar Ad Daulah As Saljuqiyah, hlm. 302 dan nizham Al Wizarah, Az Zahrani, hlm.21.

16
Terbentuknya daulah Bani saljuk bermula pada saat peperangan
Danadanaqan yang terjadi antara daulah Ghaznawi dan bani Saljuk. Perang
Danadanaqanah menjadi batas terakhir pemerintahan Ghaznawiyah di
Khurasan. Thughurl Bek mendirikan kerajaan di tempat peperangan dan
duduk di ataasnya. Tokoh-tokoh berdatangan dan memberikan ucapan selamat
kepadanya sebagai pemimpin Khurasan.
B. Masa Keemasan Dinasti Bani Saljuk.
Prestasi Saljuk menjadi kelompok muslim pertama yang merebut wilayah
kekuasaan Romawi. Salah satu pertempuran yang paling berpengaruh dalam
sejarah bahkan sebagian pakar searah menyebutnya denga Al- Mahama Al-
Kubra (perang besar) yaitu Pertempuran Manzikart yang terjadi antara
Kekaisaran Bizantium dan tentara Saljuk pimpinan Alp Arslan pada 26
Agustus 1071 di dekat Manzikart (kini Malazgirt, Turki, di wilayah Mus).
Peristiwa ini berakhir dengan kekalahan terburuk Kekaisaran Bizantium dan
penawanan Kaisar Bizantium Romanos IV Diogenes. Perang yang
menghenyakkan pasukan Romawi, karena kemenangan justru diperoleh
pasukan Muslimin yang jumlah dan peralatannya jauh di bawah pasukan
Bizantium. Keimanan, sekali lagi, telah membuktikan kekuatannya yang tak
terbatas. Puluhan ribu pasukan Bizantium tewas, dan sang Kaisar sendiri
tertawan. Ketika ia dihadapkan pada Sultan Alp Arsalan, ia ditampar tiga kali
sambil berkata; “Jika aku menjadi tawananmu, apa yang akan kau lakukan
terhadapku?”
“Pasti semua yang buruk-buruk.” Jawab Romanus.
“Lalu apa yang kuperbuat menurutmu?”
“Mungkin kau akan membunuhku dan kau giring aku di negerimu, atau
mengampuniku dan mengambil tebusan dariku dan mengembalikan aku ke
negeriku.”
“Tak ada yang aku inginkan kecuali mengambil tebusan darimu.” Jawab
Sultan.
C. Masa Kehancuran Dinasti Bani Saljuk.

17
Setelah raja Malik Syah wafat, dinasti Saljuk mengalami kemunduran.
Unsur-unsur yang membuat dinasti Saljuk melemah dan terpuruk berawal
dari elite istana di antara anak-anak, saudara-saudara dan cucu-cucu Malik
Syah yang memperebutkan tahta kesultanan, sehingga control mereka di
berbagai
wilayahnya kemudian melemah.
Setelah Sultan Sanjar wafat, dinasti Saljuk merosot pamornya dan semakin
melemah sampai akhirnya menghilang sama sekali. Yang demikian itu
berlangsung pada masa Khalifah An Nashir Lidinillah yang sudah
berketetapan untuk bekerja sama denan Alaudin Takasy Khawarizm Syah
melawan Sultan Tughurl Bek.
B. Penutup

Demikianlah makalah yang bisa kami tulis. Jika terdapat kekurangan dan
kesalahan pada tulisan ini, kami mohon maaf. Waallahu ‘A’lam Bi Showwab.

18
DAFTAR PUSTAKA

As Shalabi, Muhammad,Bangkit dan Runtuhnya Daulah Bani Saljuk,.

Muhaimin, M.A. 2014. Studi islam dalam ragam dimensi dan pendekatan.

Siyar A’lam an-Nubala.

al-Bidayah wal Nihayah

Qiyam Ad-Daulah Al-Ustmaniyah,

Tarikh Al Umam wa Al Mulk, Ath Thabari,

Anis, Muhammad. Ad Daulah Al Islamiyah wa Asy Syaraq Al Arabi,

Tarikh Salajiqah Ar Rum fi Asiya Ash Shugra

19

Anda mungkin juga menyukai