Buku “Sejarah Peradaban Islam” sering disingkat SPI ditulis Drs. Badri Yatim, M.A., dosen IAIN Syarif
Hidayatullah merupakan buku yang ditulis untuk memenuhi kurikulum pembelajaran Dirasah
Islamiyah II di tempat ia mengajar sendiri, IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Berisi pengetahuan luas
tentang sejarah peradaban Islam dari sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW, perjuangannya,
peradaban setelahnya sampai dengan sekarang. Buku ini sangat membantu bagi kaum muslim
terutama yang ingin mempelajari tentang sejarah Islam secara garis besar. Kelebihan buku ini adalah
dapat mencakup begitu banyak informasi dalam hanya 300-an halaman, sedangkan kekurangannya
adalah informasi yang ada didalamnya tidak menceritakan dengan spesifik, juga hanya menceritakan
dari satu kacamata sejarah saja. Buku ini tidak menjelaskan bagaimana runtuhnya kekhalifahan
terakhir juga tidak secara rinci menjelaskan tentang sejarah asal muasal Islam datang ke Indonesia.
Namun begitu, buku ini tetap sangat membantu pembaca untuk memahami sejarah dan sangat layak
untuk dibaca.
SPOILER ALERT!
Ringkasan Buku
BAB I Pendahuluan
Peradaban Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW telah membawa bangsa
Arab yang semula terbelakang menjadi bangsa yang sangat maju sehingga menjadi pusat peradaban
yang sangat penting bagi sejarah manusia. “Islam is needed much more than a system of theology, it
is a complete civilization” – H.A.R Gibb (Islam sesungguhnya lebih dari sekedar sistem agama, ia adalah
suatu peradaban yang sempurna). Pada masa klasik kesatuan peradaban Islam terwujud, namun masa
setelah-setelahnya sudah terjadi disintegrasi dimana tanah kekuasaan Islam sudah tidak dianggap satu
juga Bahasa yang dijadikan pengantarnya berbeda-beda, bukan Bahasa Arab lagi. Islam membawa
peradaban yang sangat besar dan canggih, sehingga mudah mempengaruhi dan di terima di seluruh
dunia, tidak terkecuali Indonesia.
Ayahnya meninggal saat beliau masih dalam kandungan. Diasuh oleh Halimah Sa’diyyah,
ibu susunya sampai 4 tahun, kemudian di usia 6 tahun ibunya meninggal. Setelah itu,
Abdul Muthalib menggantikan Siti Aminah mengurus Rasul, namun dua tahun kemudian
Abdul Muthalib wafat. Kemudian tanggungjawab dipindahkan ke pamannya, Abu Thalib,
rasul bergembala di usia muda bersama pamannya. Beliau dijuluki al-amin karena
kejujurannya dan kejauhannya dari nafsu duniawi. Di usia 12 tahun, ia ikut berdagang ke
Syam bersama Abu Thalib. Diperjalanan, di Bushra mereka bertemu dengan pendeta yang
melihat ciri-ciri kenabian pada diri Rasul, dan mengingatkan Abu Thalib untuk berhati-hati.
Di usia 25 tahun, Siti Khadijah, seorang saudagar wanita kaya raya yang telah lama
menjanda, tertarik kepada rasul dan melamarnya. Lamaran itu kemudian diterima dan
perkawinan dilaksanakan. Rasul yang berumur 25 tahun menikah dengan Siti Khadijah
yang berumur 40 tahun. Kemudian Siti Khadijah menjadi wanita sekaligus pemeluk agama
Islam pertama dan banyak sekali membantu Rasul dalam dakwahnya.
Pada usia 35 tahun, kebijakan Rasul dikenal diwaktu perseteruan para ketua suku saat
akan mengembalikan Hajar Aswad ketempatnya. Beliau memberikan solusi untuk
menaruh Hajar Aswad ditengah-tengah kain dan menaruhnya bersama-sama, kemudian
semua kepala suku merasa puas dengan cara penyelesaian Rasul.
2. Masa Kerasulan
Menjelang usia yang ke-40, beliau sudah biasa menyendiri memisahkan diri dari pergaulan
masyarakat. Beliau pergi ke Gua Hira, berdiam diri, bertafakur selama berhari-hari. Tepat
pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611, Malaikat Jibril muncul dihadapannya,
menyampaikan wahyu pertama; “iqra…” (QS 96: 1-5). Kemudian turun wahyu kedua (Al-
Mudatsir 1-7) yaitu perintah berdakwah kepada Rasul. Sejak itu mulailah masuk Islam
keluarga dan sahabat dekatnya, Siti Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar, Zaid, Ummu
Aiman, Utsman bin Affan dan yang lainnya.
Setelah beberapa lama dakwah secara diam-diam, turunlah lagi perintah agar nabi
menjalankan dakwah secara terbuka. Pemimpin-pemimpin Quraisy menolak dan
menghalangi dakwah Rasul. Salah satu faktor penolakan adalah mereka tidak bisa
membedakan antara kenabian dan kekuasaan, sehingga mengira bahwa tunduk kepada
seruan Rasul berarti tunduk kepada kepemimpinan Bani Abdul Muthalib. Pemimpin-
pemimpin Quraisy banyak menempuh cara untuk menggagalkan dakwah nabi, seperti
membujuk dan menyiksa, namun Nabi tetap teguh menjalankan amanah Allah SWT.
Masuknya dua tokoh besar, Hamzah dan Umar bin Khatab menambah kekuatan posisi
umat Islam. Namun, setelah itu Rasul harus kehilangan dua pendukung dakwahnya, yaitu
paman nabi Abu Thalib, yang meninggal di usia 87, dan 3 hari setelah itu istrinya tercinta,
Siti Khadijah. Setelah itu, kafir Quraisy tidak segan-segan lagi melampiaskan nafsu
amarahnya kepada Rasul. Kemudian Rasul mulai berdakwah keluar Mekkah, namun upaya
dakwahnya gagal.
Untuk menghibur nabi yang sedang berduka, Allah mengisra’ mi’rajkan nabi pada tahun
ke-10 kenabian. Peristiwa ini menggemparkan masyarakat, menjadi propaganda untuk
mendustakan Nabi bagi orang kafir, sedangkan bagi umat Islam, merupakan ujian
keimanan.
Kemudian setelah itu, penduduk Yastrib yang mengetahui ajaran yang dibawa Nabi
memeluk Islam dan berikrar setia pada Nabi, karena intimidasi kafir Quraisy terhadap
umat muslim kian gila, Rasul memerintahkan para sahabatnya untuk Hijrah ke Yastrib.
Diperjalanan Rasul singgah di Quba. Disana Nabi membuat Masjid pertama sebagai pusat
peribadatan. Sesampainya di Yastrib semua orang berbahagia dengan datangnya Nabi,
dan Yastrib pun berubah nama menjadi Madinatul Munawwarah.
Setelah itu terjadilah perang-perang yang sangat menentukan masa depan negara Islam.
Perang Badar yang dimenangkan Islam, Perang Uhud yang dimenangkan kafir Quraisy karena
strategi jitu Khalid bin Walid, Perang Khandak dengan strategi jitu Salman Al Farisi. Singkat
cerita, kafir Quraisy membatalkan perjanjian Hudaibiyah yang mana perjanjian tersebut
membuat dakwah Islam dapat mencapai seluruh jazirah Arab secara sepihak. Rasulullah
mendengar hal tersebut langsung bertolak ke Mekkah dengan sepuluh ribu pasukan dan
terjadilah Fathu Mekkah. Sejak itu seluruh Jazirah Arab berada dibawah kekuasaan Nabi.
Perang Tabuk merupakan perang terakhir yang diikuti Rasul, dimana pasukan Islam berhasil
memukul mundur pasukan Romawi dibawah Heraklius. Dalam kesempatan melaksanakan haji
terakhir (haji wada’) tahun 10H (631M) Nabi menyampaikan khotbahnya yang sangat
bersejarah. Kemudian setelah itu Nabi kembali ke Madinah, mengatur masyarakat disana, dan
pada hari Senin, 12 Rabiul Awal, 11 Hijriah/8 Juni 632 Masehi, Nabi Muhammad SAW wafat
dirumah istrinya, Aisyah.
a. Khilafah Rasyidah
Sepeninggal Rasulullah SAW, Abu Bakar dipilih karena semangat juang Islam, pribadinya yang
disegani yang akhirnya mendapat penghargaan tinggi dari umat Islam. Akhirnya Abu Bakar
menerima untuk di baiat menjadi Khalifah Rosulillah. Abu Bakar menjadi Khalifah selama dua
tahun. Beliau mengurusi urusan-urusan didalam Arab, baru kemudian melakukan ekspansi
keluar, seperti mengirimkan pasukan Khalid bin Walid ke Irak, dan yang lainnya ke Palestina,
Syria, dan lain-lain.
Setelah Abu Bakar wafat, ia digantikan dengan tangan kanannya, Umar bin Khatab, yang juga
dipilih oleh umat Islam beramai-ramai. Beliau memperkenalkan istilah Amirulmu’minin
(komandan orang-orang yang beriman). Di zaman Umar, terjadi ekspansi besar-besaran,
Palestina, Syria, Persia, dan Mesir berhasil ditaklukan oleh para sahabat yang akhirnya berhasil
umat Islam kuasai. Umar pun mengatur administrasi dengan membagi beberapa wilayah
provinsi, membuat lembaga Legislatif dan Yudikatif, menarik pajak tanah, membentuk
Kepolisian, mendirikan Bait Al Mal, menempa mata uang dan menciptakan tahun hijriah.
Setelah 10 tahun Umar berhenti memerintah karena wafat dibunuh oleh seorang budak Persia
bernama Abu Lu’lu’ah. Kemudian terpilihlah Utsman bin Affan sebagai Khalifah. 12 tahun
kekhalifahan Utsman, Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, Transoxania, dan Tabaristan berhasil
direbut. Namun kepemimpinannya harus terhenti karena dibunuh oleh pemberontak.
Sifatnya yang lemah lembut terhadap bawahannya dan usianya yang sudah cukup berumur,
membuat para pemberontak tidak menyukainya.
Sewafatnya Utsman bin Affan, umat Islam berbondong-bondong membaiat Ali bin Abi Thalib
sebagai Khalifah. Ali memerintah selama 6 tahun, selama itu ia mengalami berbagai
pergolakan. Pengikut pembunuh Utsman mengadudomba Thalhah, Zubair dan Aisyah dengan
Ali. Akhirnya mereka, Thalhah, Zubair dan Aisyah melakukan pemberontakan terhadap Ali,
alasannya karena Ali tidak mengeksekusi para pembunuh Utsman. Perang pun tidak dapat
terhindarkan, mereka bergabung dengan Mu’awiyah, gubernur Damaskus. Perang tersebut
dikenal dengan Perang Shiffin. Thalhah dan Zubair terbunuh dalam perang tersebut. Akhirnya
umat Islam terpecah menjadi 3 golongan, Mu’awiyah, Syi’ah(pengikut Ali), dan al-Khawarij
(orang-orang yang keluar dari barisan Ali).
Akhirnya Ali pun terbunuh oleh golongan al-Khawarij. Jabatan Ali digantikan beberapa bulan
oleh anaknya, Hasan. Kemudian karena lemah, Hasan membuat perjanjian damai yang
akhirnya menyatukan kembali umat Islam, dibawah kepemimpinan Mu’awiyah bin Abu
Sufyan. Dengan demikian berakhirlah masa Khilafah Rasyidin dan dimulailah Khilafah Bani
Umayyah.
Keberhasilan ekspansi yang dilakukan dinasti Umayyah tidak terlepas dari pergolakan internal.
Karena Mu’awiyyah tidak menaati isi perjanjiannya dengan Hasan bin Ali saat
mendeklarasikan anaknya Yazid sebagai putra mahkota, memunculkan penolakan yang
dipimpin oleh Husein bin Ali. Kemudian peperangan tidak dapat terelakan dan Husein pun
terbunuh, kepalanya dipenggal dikirim ke Damaskus sedangkan tubuhnya dikubur di Karbela.
Namun di pemerintahan Umar bin Abdul Aziz semua permasalahan dalam negeri dapat
tertuntaskan.
Kemudian khalifah besar terakhir dari dinasti Umayyah adalah Hisyam bin Abdul Malik. Di
masa nya muncul kekuatan baru dari kalangan Bani Hasyim yang didukung golongan mawali.
Khalifah-khalifah setelahnya lemah dan bermoral buruk, sehingga pada tahun 750 M, daulat
Umayyah digulingkan Bani Abbas yang bersekutu dengan Abu Muslim Al-Khurasani. Marwan
bin Muhammad khalifah terakhir Bani Umayyah melarikan diri ke Mesir, ditangkap dan
dibunuh disana.
Empat Imam mazhab hukum hidup di dinasti ini. Imam Abu Hanifah (700-767M), pendapat-
pendapatnya banyak dipengaruhi oleh perkembangan Persia sehingga mengedepankan
logika. Sedangkan Imam Malik (713-795 M), banyak menggunakan hadis dan tradisi
masyarakat Madinah. Pendapat dua tokoh mazhab ditengahi oleh Imam Syafi’I (767-820 M)
dan Imam Ahmad bin Hambal (780-855 M).
Ulama-ulama ilmuwan Islam lainnya yang hidup di dinasti Abbasiyyah lainnya adalah, Al Fazari
(Astronomi), Al-Fargani, Al-Faragnus (Astronomi), Al-Razi dan Ibn Sina, Avicenna
(Kedokteran), Abu Ali Al-Hasan, Al-Hazen (Optika), Jabir ibnu Hayyan (Kimia), Muhammad ibn
Musa Al-Khawarizmi, Al Jabar (Matematika), Al-Farabi dan Ibnu Rusyd Averroes (Filsafat).
Kemudian terjadi pertikaian antara saudara penerus tahta Bani Buwaih, akhirnya Al Malik Al
Rahim yang memegang jabatan amir al-umara saat itu dirampas kekuasaannya oleh
panglimanya sendiri, Arselan al-Basasiri. Kemudian dinasti Seljuk(Turki) kembali berkuasa.
Posisi kedudukan Khalifah lebih baik saat dinasti Seljuk berkuasa. Setelah kewibawaan agama
berhasil direbut kembali setelah sebelumnya “dirampas” oleh aliran Syi’ah. Di masa Thurgul
Bek dinasti ini berhasil diakui Baghdad. Di masa kekhalifahan Alp Arselan, Universitas
Nizhamiyyah didirikan, yang kemudian menjadi model bagi segala perguruan tinggi di
kemudian hari.
c. Perang Salib
Kebencian umat Kristen terhadap umat Islam mencetuskan terjadinya perang Salib. Perang
salib dibagi menjadi tiga periode
1. Periode pertama, 1059 M, pasukan Kristen berhasil menduduki, Edessa dan Baitul Maqdis,
mendirikan kerajaan Latin disana.
2. Periode kedua, 1144 M, Imaduddin Zanki berhasil merebut kembali Aleppo dan
penerusnya, Nuruddin Zanki berhasil merebut kembali Edessa. Kejatuhan Edessa
menyebabkan orang-orang Kristen mengobarkan Perang Salib kedua. Setelah Nuruddin
wafat pimpinan perang dipegang oleh Salahuddin Al-Ayyubi yang berhasil mendirikan
dinasti Ayyubiyah di Mesir 1175. Salahuddin berhasil merebut kembali Yerusalem pada
1187, dengan demikian kerajaan Latin selama 88 tahun di Yerusalem berakhir.
3. Periode Ketiga, 1219, Tentara Salib kembali merebut Palestina, namun akhirnya Palestina
dapat direbut kembali di 1247 di masa pemerintahan Al Malik Al Shalih. Perang Salib tidak
berhenti di barat, Spanyol, hingga umat Islam terusir dari sana. Walaupun umat Islam
berhasil mempertahankan daerahnya dari tentara Salib, kerugian yang diderita banyak
sekali sehingga politik umat Islam menjadi lemah dan banyak dinasti yang memerdekakan
diri dari Baghdad.
c. Kemajuan Peradaban
Dalam lebih dari 7 abad kekuasaan Islam di Spanyol, umat Islam telah mencapai puncak
kejayaan disana. Banyak prestasi yang telah diperoleh. Pengaruhnya membawa Eropa dan
dunia.
1. Kemajuan Intelektual
a. Filsafat
b. Sains; Abbas ibn Firnas
c. Fiqih
d. Musik dan Kesenian
2. Kemegahan Pembangunan Fisik
a. Cordova
b. Granada
3. Faktor-faktor Pendukung Kemajuan
a. Penguasa-penguasa kuat dan berwibawa
b. Toleransi agama
c. Banyak sarjana melakukan perjalanan dari ujung ke ujung membawa gagasan
Setelah Baghdad jatuh ke Dinasti Ilkhan (gelar yang diberikan kepada Hulagu), daerah-daerah
sekitar Baghdad pun berhasil ditaklukan. Dinasti Mamalik di Mesir gagal dikuasai Hulagu.
Umat Islam dengan demikian dipimpin oleh raja yang beragama Syamanism. Raja setelah
Hulagu masuk Kristen, baru raja yang ketiga, Ahmad Teguder, masuk Islam. Ia mendapat
tentangan dari pembesar-pembesar kerajaan lain hingga akhirnya ditangkap dan dibunuh
oleh raja penerusnya. Kemudian baru raja ketujuh, Mahmud Ghazan (1295-1304M) dan
seterusnya memeluk agama Islam. Setelah itu Islam mulai maju kembali. Dinasti Ilkhan
kemudian mulai terpecah, dan akhirnya mereka semua ditaklukan oleh Timur Lenk.
Pada tahun 1405, saat dalam perjalanan untuk menginvasi Cina, ia menderita sakit dan
akhirnya meninggal. Jenazahnya dibawa ke Samarkand untuk dimakamkan. Walaupun
terkenal sebagai penguasa yang kejam dan ganas, sebagai seorang Muslim ia tetap
memperhatikan perkembangan Islam, bahkan dikatakan ia seorang yang saleh. Ia
menghormati ulama-ulama, sastrawan dan seniman. Ketika diutus sejarawan terkenal, Ibnu
Khaldun, oleh raja Syria untuk membicarakan perdamaian, ia menerimanya dengan hormat.
Setelah Timur Lenk meninggal, kedua anaknya berperang memperebutkan kekuasaan.
Kemudian raja setelahnya hidup berfoya-foya. Kemudian raja besar terakhir dinasti Timuriyah
adalah Abu Said (1449-1450 M).
Kemajuan dinasti Mamalik banyak terlihat dari bidang Arsitektur. Kemajuan kejayaan dinasti
Mamalik tercapai berkat kepribadian dan wibawa Sultan yang tinggi, solidaritas sesame militer
yang kuat dan stabilitas negara yang aman dari gangguan. Ketika faktor-faktor tersebut mulai
hilang, dinasti Mamalik mulai mengalami kemunduran, hingga akhirnya kalah melawan
Utsmani tahun 1517.
a. Kerajaan Utsmani
Pendiri kerajaan ini adalah bangsa Turki, masuk Islam sekitar abad ke-9 atau ke-10. Usman,
dianggap menjadi pendiri dinasti ini pada tahun 1290 M, setelah ayahnya, Ertoghrul berhasil
membantu sultan Alaudin II memenangi Bizantium, dan mendapat balasan sebidang tanah di
Asia Kecil berbatasan dengan Bizantium. Sultan-sultan setelahnya berhasil menguasai
beberapa daerah di Eropa, diantaranya Smirna, Uskandar, Ankara, Macedonia, Sopia, seluruh
bagian utara Yunani dan lain-lain.
Mereka sempat kalah melawan Timur Lenk, Bayazid bersama putranya, Musa tertawan dan
wafat dalam tawanan. Kemudian setelah Timur Lenk wafat Turki Utsmani dapat kembali maju.
Turki Utsmani dapat mencapai puncak kejayaan pada masa Muhammad II atau biasa disebut
Muhammad Al-Fatih (1451-1482 M) dapat mengalahkan Bizantium dan menaklukan
Konstantinopel pada tahun 1453 M. Sehingga memudahkan umat Islam memasuki benua
Eropa. Akan tetapi, Sultan selanjutnya mengalihkan arah ekspansi kearah timur untuk
menaklukan dinasti Mamalik.
Kemajuan ekspansi Turki Utsmani dapat terjadi dengan cepat karena faktor-faktor berikut
yang kuat;
1. Bidang kemiliteran dan pemerintahan
2. Bidang ilmu pengetahuan dan budaya
3. Bidang keagamaan
BAB IX Penjajahan Barat Atas Dunia Islam dan Perjuangan Kemerdekaan Negara-Negara Islam
a. Renaisans di Eropa
Eropa mulai maju setelah Christopher Colombus menemukan benua Amerika (1492 M) dan
Vasco da Gama menemukan jalan ke timur melalui tanjung harapan. Penemuan tersebut tak
ternilai harganya bagi kemajuan orang-orang Eropa. Revolusi Industri meningkatkan Ekonomi
mereka. Kemudian daerah Islam yang pertama kali berhasil mereka kuasai adalah negeri-
negeri yang jauh dari pusat kekuasaan Utsmani, negeri-negeri Islam di Asia Tenggara dan di
Anak Benua India.
b. Penjajahan Barat Terhadap Dunia Islam di Anak Benua India dan Asia Tenggara
Dimulai dari masuknya orang-orang Eropa untuk berdagang dijalur India. Kemudian kerajaan
Mughal dapat ditaklukan oleh Inggris. Kemudian Eropa menguasai Asia Tenggara, dimana
Islam masih muda disana. Negara-negara Eropa berebut rempah-rempah yang ada disana.
Belanda datang tahun 1595, dengan segera dapat memonopoli perdagangan di kepulauan
nusantara dengan VOC. Terjadi peperangan antara Belanda dengan penduduk, walaupun
akhirnya dimenangkan oleh Belanda. Yang terbesar diantaranya adalah Perang Aceh, Perang
Padri, Perang Diponogoro. Saat Ingris masuk ia segera menjadi kekuatan yang cukup dominan.
Kekuasaan Inggris tertancap di semenanjung Malaya, termasuk Singapura sekarang.
e. Tiga Pola “Pembentukan Budaya” yang Terlihat dalam Proses Pembentukan Negara: Aceh,
Sulawesi Selatan dan Jawa
1. Pola Samudera Pasai
2. Pola Sulawesi Selatan
3. Pola Jawa
a. Baghdad
b. Kairo (Mesir)
c. Isfahan (Persia)
d. Istanbul (Turki)
e. Delhi (India)
f. Andalus (Spanyol)
g. Samarkand dan Bukhara (Transoxania)
a. Sebelum Kemerdekaan
1. Birokrasi Keagamaan
Islam datang ke Indonesia pertama-tama oleh pedagang. Kerajaan-kerajaan Islam
kemudian tumbuh dari pemukiman Islam di pesisir. Ibu kota kerajaan adalah tempat
berkumpul para mubaligh-mubaligh Islam.
2. Ulama dan Ilmu-ilmu Keagamaan
Pertumbuhan dan penyebaran Islam di Indonesia terletak pada pundak para ulama.
3. Arsitek Bangunan
Karena memiliki latar budaya, arsitektur bangunan-bangunan Islam di Indonesia
mempunyai ciri khas sendiri.
b. Setelah Kemerdekaan
1. Departemen Agama
Departemen Agama didirikan setelah debat panjang antara golongan Islam dan golongan
“sekuler”. Golongan Sekuler yang menginginkan urusan agama dipisahkan dengan urusan
negara banyak mengambol contoh dari negara Turki oleh Mustafa Kamal. Setelah debat
yang cukup panjang, Agus Salim dan M. Natsir yang memperjuangkan dasar-dasar Islam
di negara Indonesia, akhirnya ditempuhlah jalan tengah dengan mendirikan Departemen
Agama.
2. Pendidikan
Salah satu tugas penting yang dilakukan Departemen Agama adalah menyelenggarakan,
membimbingm dan mengawasi pendidikan agama. Lembaga-lembaga pendidikan Islam
di Indonesia sudah tersebar luas di seluruh negeri sejak zaman Belanda. Salah satu bentuk
pendidikan Islam tertua di Indonesia adalah pesantren yang tersebar di berbagai pelosok.
3. Hukum Islam
Salah satu lembaga Islam yang sangat penting yang juga ditangani oleh Departemen
Agama adalah hukum atau syariat. Pengadilan Islam di Indoesia membatasi dirinya pada
soal-soal hukum muamalat yang bersifat pribadi. Hukum muamalat pun terbataas pada
masalah nikah, cerai, dan rujuk; hukum waris, wakaf, hibah, dan baitul mal.
4. Haji
Indonesia termasuk negara terbanyak yang mengirim jamaah haji sejak zaman
penjajahan. Kemudian negara bertanggung jawab atas jamaah yang pergi haji.
5. Majelis Ulama Indonesia (MUI)
cara lain pemerintah Indonesia menyelenggarakan administrasi Islam ialah mendirikan
Majelis Ulama. Program pemerintah yang berkaitan dengan agama hanya bisa disokong
oleh ulama. Karena itu kerjasama antara pemerintah dan ulama perlu terjalin dengan baik.
Pertama kali majlis ini didirikan pada masa pemerintahan Soekarno. Namun pada 1975,
majlis ulama baru dinyatakan benar-benar berdiri.