Anda di halaman 1dari 17

Review Singkat

Buku “Sejarah Peradaban Islam” sering disingkat SPI ditulis Drs. Badri Yatim, M.A., dosen IAIN Syarif
Hidayatullah merupakan buku yang ditulis untuk memenuhi kurikulum pembelajaran Dirasah
Islamiyah II di tempat ia mengajar sendiri, IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Berisi pengetahuan luas
tentang sejarah peradaban Islam dari sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW, perjuangannya,
peradaban setelahnya sampai dengan sekarang. Buku ini sangat membantu bagi kaum muslim
terutama yang ingin mempelajari tentang sejarah Islam secara garis besar. Kelebihan buku ini adalah
dapat mencakup begitu banyak informasi dalam hanya 300-an halaman, sedangkan kekurangannya
adalah informasi yang ada didalamnya tidak menceritakan dengan spesifik, juga hanya menceritakan
dari satu kacamata sejarah saja. Buku ini tidak menjelaskan bagaimana runtuhnya kekhalifahan
terakhir juga tidak secara rinci menjelaskan tentang sejarah asal muasal Islam datang ke Indonesia.
Namun begitu, buku ini tetap sangat membantu pembaca untuk memahami sejarah dan sangat layak
untuk dibaca.

SPOILER ALERT!

Ringkasan Buku

BAB I Pendahuluan

Peradaban Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW telah membawa bangsa
Arab yang semula terbelakang menjadi bangsa yang sangat maju sehingga menjadi pusat peradaban
yang sangat penting bagi sejarah manusia. “Islam is needed much more than a system of theology, it
is a complete civilization” – H.A.R Gibb (Islam sesungguhnya lebih dari sekedar sistem agama, ia adalah
suatu peradaban yang sempurna). Pada masa klasik kesatuan peradaban Islam terwujud, namun masa
setelah-setelahnya sudah terjadi disintegrasi dimana tanah kekuasaan Islam sudah tidak dianggap satu
juga Bahasa yang dijadikan pengantarnya berbeda-beda, bukan Bahasa Arab lagi. Islam membawa
peradaban yang sangat besar dan canggih, sehingga mudah mempengaruhi dan di terima di seluruh
dunia, tidak terkecuali Indonesia.

BAB II Riwayat Hidup Nabi Muhammad SAW

a. Arab Sebelum Islam


Mekah merupakan kota yang ramai, sangat penting dimana dilewati jalur perdangan antara
Yaman dan Syria, juga kota dimana Ka’bah berada. Bangsa mereka disebut dengan Badui.
Masyarakat disana hidup bersuku-suku yang dipimpin oleh seorang kepala suku, mereka
sangat setia dan solider terhadap sesama suku, sehingga peperangan antar suku seringkali
terjadi. Suku Quraisy menjadi yang paling mendominasi di Mekkah karena merupakan
pengurus dari Ka’bah. Masyarakat disana juga terkenal hebat dalam syair-syairnya. Hampir
seluruh penduduk Badui adalah penyair. Bangsa mereka tidak pernah dijajah oleh bangsa lain.
Saat pusat perdagangan berpindah ke Hijaz, Mekkad menjadi pusat peradaban, dan bangsa
Arab memulai babakan baru dalam hal kebudayaan dan peradaban. Setiap kabilah (kelompok
keluarga lebih kecil dari suku) mempunyai berhala yang mereka simpan pusatkan semua di
Ka’bah.
b. Riwayat Hidup Nabi Muhammad; Dakwah dan Perjuangan
1. Sebelum Masa Kerasulan
Nabi Muhammad anggota Bani Hasyim, suku Quraisy. Nabi Muhammad terlahir dari
keluarga terhormat yang relatif miskin. Ayahnya bernama Abdullah, anak Abdul Muthalib,
seorang kepala suku Quraisy yang besar pengaruhnya. Ibunya adakah Aminah binti
Wahab. Tahun kelahiran Nabi dikenal dengan Tahun Gajah (570 M).

Ayahnya meninggal saat beliau masih dalam kandungan. Diasuh oleh Halimah Sa’diyyah,
ibu susunya sampai 4 tahun, kemudian di usia 6 tahun ibunya meninggal. Setelah itu,
Abdul Muthalib menggantikan Siti Aminah mengurus Rasul, namun dua tahun kemudian
Abdul Muthalib wafat. Kemudian tanggungjawab dipindahkan ke pamannya, Abu Thalib,
rasul bergembala di usia muda bersama pamannya. Beliau dijuluki al-amin karena
kejujurannya dan kejauhannya dari nafsu duniawi. Di usia 12 tahun, ia ikut berdagang ke
Syam bersama Abu Thalib. Diperjalanan, di Bushra mereka bertemu dengan pendeta yang
melihat ciri-ciri kenabian pada diri Rasul, dan mengingatkan Abu Thalib untuk berhati-hati.

Di usia 25 tahun, Siti Khadijah, seorang saudagar wanita kaya raya yang telah lama
menjanda, tertarik kepada rasul dan melamarnya. Lamaran itu kemudian diterima dan
perkawinan dilaksanakan. Rasul yang berumur 25 tahun menikah dengan Siti Khadijah
yang berumur 40 tahun. Kemudian Siti Khadijah menjadi wanita sekaligus pemeluk agama
Islam pertama dan banyak sekali membantu Rasul dalam dakwahnya.

Pada usia 35 tahun, kebijakan Rasul dikenal diwaktu perseteruan para ketua suku saat
akan mengembalikan Hajar Aswad ketempatnya. Beliau memberikan solusi untuk
menaruh Hajar Aswad ditengah-tengah kain dan menaruhnya bersama-sama, kemudian
semua kepala suku merasa puas dengan cara penyelesaian Rasul.

2. Masa Kerasulan
Menjelang usia yang ke-40, beliau sudah biasa menyendiri memisahkan diri dari pergaulan
masyarakat. Beliau pergi ke Gua Hira, berdiam diri, bertafakur selama berhari-hari. Tepat
pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611, Malaikat Jibril muncul dihadapannya,
menyampaikan wahyu pertama; “iqra…” (QS 96: 1-5). Kemudian turun wahyu kedua (Al-
Mudatsir 1-7) yaitu perintah berdakwah kepada Rasul. Sejak itu mulailah masuk Islam
keluarga dan sahabat dekatnya, Siti Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar, Zaid, Ummu
Aiman, Utsman bin Affan dan yang lainnya.

Setelah beberapa lama dakwah secara diam-diam, turunlah lagi perintah agar nabi
menjalankan dakwah secara terbuka. Pemimpin-pemimpin Quraisy menolak dan
menghalangi dakwah Rasul. Salah satu faktor penolakan adalah mereka tidak bisa
membedakan antara kenabian dan kekuasaan, sehingga mengira bahwa tunduk kepada
seruan Rasul berarti tunduk kepada kepemimpinan Bani Abdul Muthalib. Pemimpin-
pemimpin Quraisy banyak menempuh cara untuk menggagalkan dakwah nabi, seperti
membujuk dan menyiksa, namun Nabi tetap teguh menjalankan amanah Allah SWT.

Masuknya dua tokoh besar, Hamzah dan Umar bin Khatab menambah kekuatan posisi
umat Islam. Namun, setelah itu Rasul harus kehilangan dua pendukung dakwahnya, yaitu
paman nabi Abu Thalib, yang meninggal di usia 87, dan 3 hari setelah itu istrinya tercinta,
Siti Khadijah. Setelah itu, kafir Quraisy tidak segan-segan lagi melampiaskan nafsu
amarahnya kepada Rasul. Kemudian Rasul mulai berdakwah keluar Mekkah, namun upaya
dakwahnya gagal.

Untuk menghibur nabi yang sedang berduka, Allah mengisra’ mi’rajkan nabi pada tahun
ke-10 kenabian. Peristiwa ini menggemparkan masyarakat, menjadi propaganda untuk
mendustakan Nabi bagi orang kafir, sedangkan bagi umat Islam, merupakan ujian
keimanan.

Kemudian setelah itu, penduduk Yastrib yang mengetahui ajaran yang dibawa Nabi
memeluk Islam dan berikrar setia pada Nabi, karena intimidasi kafir Quraisy terhadap
umat muslim kian gila, Rasul memerintahkan para sahabatnya untuk Hijrah ke Yastrib.
Diperjalanan Rasul singgah di Quba. Disana Nabi membuat Masjid pertama sebagai pusat
peribadatan. Sesampainya di Yastrib semua orang berbahagia dengan datangnya Nabi,
dan Yastrib pun berubah nama menjadi Madinatul Munawwarah.

c. Pembentukan Negara Madinah


Di Madinah, Nabi Muhammad mempunyai kedudukan bukan saja sebagai kepala agama,
tetapi juga sebagai kepala negara. Kemudian Rasul mulai membangun Masjid sebagai pusat
peradaban. Kemudian atas dasar ukhuwah islamiyyah, Rasul mempersaudarakan kaum
Muhajirin dan kaum Anshar. Kemudian dibuatlah Konstitusi Madinah. Salah satu hal
didalamnya selain menjelaskan peraturan dan tata tertib umum dengan Nabi sebagai
pemimpin, para kaum Yahudi dan pemeluk agama lain dibebaskan untuk memeluk agama
masing-masing.

Setelah itu terjadilah perang-perang yang sangat menentukan masa depan negara Islam.
Perang Badar yang dimenangkan Islam, Perang Uhud yang dimenangkan kafir Quraisy karena
strategi jitu Khalid bin Walid, Perang Khandak dengan strategi jitu Salman Al Farisi. Singkat
cerita, kafir Quraisy membatalkan perjanjian Hudaibiyah yang mana perjanjian tersebut
membuat dakwah Islam dapat mencapai seluruh jazirah Arab secara sepihak. Rasulullah
mendengar hal tersebut langsung bertolak ke Mekkah dengan sepuluh ribu pasukan dan
terjadilah Fathu Mekkah. Sejak itu seluruh Jazirah Arab berada dibawah kekuasaan Nabi.

Perang Tabuk merupakan perang terakhir yang diikuti Rasul, dimana pasukan Islam berhasil
memukul mundur pasukan Romawi dibawah Heraklius. Dalam kesempatan melaksanakan haji
terakhir (haji wada’) tahun 10H (631M) Nabi menyampaikan khotbahnya yang sangat
bersejarah. Kemudian setelah itu Nabi kembali ke Madinah, mengatur masyarakat disana, dan
pada hari Senin, 12 Rabiul Awal, 11 Hijriah/8 Juni 632 Masehi, Nabi Muhammad SAW wafat
dirumah istrinya, Aisyah.

BAB III Masa Kemajuan Islam I (650-1000 M)

a. Khilafah Rasyidah
Sepeninggal Rasulullah SAW, Abu Bakar dipilih karena semangat juang Islam, pribadinya yang
disegani yang akhirnya mendapat penghargaan tinggi dari umat Islam. Akhirnya Abu Bakar
menerima untuk di baiat menjadi Khalifah Rosulillah. Abu Bakar menjadi Khalifah selama dua
tahun. Beliau mengurusi urusan-urusan didalam Arab, baru kemudian melakukan ekspansi
keluar, seperti mengirimkan pasukan Khalid bin Walid ke Irak, dan yang lainnya ke Palestina,
Syria, dan lain-lain.
Setelah Abu Bakar wafat, ia digantikan dengan tangan kanannya, Umar bin Khatab, yang juga
dipilih oleh umat Islam beramai-ramai. Beliau memperkenalkan istilah Amirulmu’minin
(komandan orang-orang yang beriman). Di zaman Umar, terjadi ekspansi besar-besaran,
Palestina, Syria, Persia, dan Mesir berhasil ditaklukan oleh para sahabat yang akhirnya berhasil
umat Islam kuasai. Umar pun mengatur administrasi dengan membagi beberapa wilayah
provinsi, membuat lembaga Legislatif dan Yudikatif, menarik pajak tanah, membentuk
Kepolisian, mendirikan Bait Al Mal, menempa mata uang dan menciptakan tahun hijriah.

Setelah 10 tahun Umar berhenti memerintah karena wafat dibunuh oleh seorang budak Persia
bernama Abu Lu’lu’ah. Kemudian terpilihlah Utsman bin Affan sebagai Khalifah. 12 tahun
kekhalifahan Utsman, Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, Transoxania, dan Tabaristan berhasil
direbut. Namun kepemimpinannya harus terhenti karena dibunuh oleh pemberontak.
Sifatnya yang lemah lembut terhadap bawahannya dan usianya yang sudah cukup berumur,
membuat para pemberontak tidak menyukainya.

Sewafatnya Utsman bin Affan, umat Islam berbondong-bondong membaiat Ali bin Abi Thalib
sebagai Khalifah. Ali memerintah selama 6 tahun, selama itu ia mengalami berbagai
pergolakan. Pengikut pembunuh Utsman mengadudomba Thalhah, Zubair dan Aisyah dengan
Ali. Akhirnya mereka, Thalhah, Zubair dan Aisyah melakukan pemberontakan terhadap Ali,
alasannya karena Ali tidak mengeksekusi para pembunuh Utsman. Perang pun tidak dapat
terhindarkan, mereka bergabung dengan Mu’awiyah, gubernur Damaskus. Perang tersebut
dikenal dengan Perang Shiffin. Thalhah dan Zubair terbunuh dalam perang tersebut. Akhirnya
umat Islam terpecah menjadi 3 golongan, Mu’awiyah, Syi’ah(pengikut Ali), dan al-Khawarij
(orang-orang yang keluar dari barisan Ali).

Akhirnya Ali pun terbunuh oleh golongan al-Khawarij. Jabatan Ali digantikan beberapa bulan
oleh anaknya, Hasan. Kemudian karena lemah, Hasan membuat perjanjian damai yang
akhirnya menyatukan kembali umat Islam, dibawah kepemimpinan Mu’awiyah bin Abu
Sufyan. Dengan demikian berakhirlah masa Khilafah Rasyidin dan dimulailah Khilafah Bani
Umayyah.

b. Khilafah Bani Umayyah


Pada periode ini pemerintahan Islam berubah bentuk menjadi kerajaan, dan kepemimpinan
diwariskan secara turun-temurun. Khalifah-khalifah yang besar namanya di dinasti ini
diantaranya adalah Mu’awiyah bin Abu Sufyan(661-680M), Abdul Al-Malik bin Marwan(685-
705M), Al-Walid bin Abdul Malik(705-715M), Umar bin Abdul Aziz(717-720M) dan Hasyim bin
Abdul Malik(724-743). Pada dinasti ini ekspansi dilanjutkan. Islam berhasil menguasai Tunisia,
Khurasan, Afganistan, Balkh, Bukhara, Khawariz, Ferghana, Samarkand, Balukhistan, Sind, dan
Punjab sampai ke Maltan. Kemudian dilanjutkan penaklukan Eropa di Aljazair dan Maroko.
Kemudian pemimpin pasukan Islam, Tariq bin Ziyad berhasil mendarat di Gibraltar(Jabal Tariq)
kemudian menguasai Kordova, Seville, Elvire dan Toledo. Pasukan Islam memperoleh
kemenangan dengan mudah karena rakyat sudah sejak lama menderita akibat kekejaman
penguasa.

Keberhasilan ekspansi yang dilakukan dinasti Umayyah tidak terlepas dari pergolakan internal.
Karena Mu’awiyyah tidak menaati isi perjanjiannya dengan Hasan bin Ali saat
mendeklarasikan anaknya Yazid sebagai putra mahkota, memunculkan penolakan yang
dipimpin oleh Husein bin Ali. Kemudian peperangan tidak dapat terelakan dan Husein pun
terbunuh, kepalanya dipenggal dikirim ke Damaskus sedangkan tubuhnya dikubur di Karbela.
Namun di pemerintahan Umar bin Abdul Aziz semua permasalahan dalam negeri dapat
tertuntaskan.

Kemudian khalifah besar terakhir dari dinasti Umayyah adalah Hisyam bin Abdul Malik. Di
masa nya muncul kekuatan baru dari kalangan Bani Hasyim yang didukung golongan mawali.
Khalifah-khalifah setelahnya lemah dan bermoral buruk, sehingga pada tahun 750 M, daulat
Umayyah digulingkan Bani Abbas yang bersekutu dengan Abu Muslim Al-Khurasani. Marwan
bin Muhammad khalifah terakhir Bani Umayyah melarikan diri ke Mesir, ditangkap dan
dibunuh disana.

c. Khilafah Bani Abbas


Dinasti Abbasiyyah berlangsung dalam rentang waktu yang cukup panjang 132 H sampai
dengan 656 H (750-1258 Masehi). Pada dinasti Abbasiyyah, umat Islam lebih berfokus kepada
pengembangan peradaban kebudayaan Islam, dibandingkan dengan dinasti Umayyah yang
berfokus pada ekspansi. Pemerintahan berfokus pada membangun lembaga-lembaga didalam
negri seperti rumah sakit dan lembaga pendidikan. Budaya Islam yang bersentuhan dengan
budaya-budaya lain yang sudah lebih dulu mengenal peradaban membawa pengaruh besar
terhadap kemajuan keilmuan Islam. Banyak bidang ilmu pengetahuan umum seperti filsafat
dan kedokteran yang diterjemahkan kedalam Bahasa Arab.

Empat Imam mazhab hukum hidup di dinasti ini. Imam Abu Hanifah (700-767M), pendapat-
pendapatnya banyak dipengaruhi oleh perkembangan Persia sehingga mengedepankan
logika. Sedangkan Imam Malik (713-795 M), banyak menggunakan hadis dan tradisi
masyarakat Madinah. Pendapat dua tokoh mazhab ditengahi oleh Imam Syafi’I (767-820 M)
dan Imam Ahmad bin Hambal (780-855 M).

Ulama-ulama ilmuwan Islam lainnya yang hidup di dinasti Abbasiyyah lainnya adalah, Al Fazari
(Astronomi), Al-Fargani, Al-Faragnus (Astronomi), Al-Razi dan Ibn Sina, Avicenna
(Kedokteran), Abu Ali Al-Hasan, Al-Hazen (Optika), Jabir ibnu Hayyan (Kimia), Muhammad ibn
Musa Al-Khawarizmi, Al Jabar (Matematika), Al-Farabi dan Ibnu Rusyd Averroes (Filsafat).

BAB IV Masa Disintegrasi (1000-1250 M)

a. Dinasti-dinasti yang Memerdekakan Diri dari Baghdad


Dimasa kekhalifahan Bani Abbasiyyah, pusat pemerintahan berada di Baghdad. Karena fokus
dari dinasti ini adalah membangun peradaban, maka pengakuan Baghdad sebagai pusat
secara nominal (pengiriman pajak) dari provinsi-provinsi luar sudah dirasa cukup oleh khalifah.
Provinsi-provinsi yang memiliki kekuatan militer yang tangguh akhirnya memisahkan diri dari
Baghdad. Diantaranya adalah;
1. Yang berbangsa Persia; Thahiriyyah di Khurasan, Samaniyah di Transoxania, dll
2. Yang berbangsa Turki; Seljuk besar, Seljuk Kirman, Seljuk Syiria, Seljuk Rum, dll
3. Yang berbangsa Kurdi; Al-Barzuqani, Abu Ali, Ayubiyah
4. Yang berbangsa Arab; Idrisiyyah di Maroko, Alawiyah di Tabaristan, Hamdaniyah di Aleppo
dan Maushil, dll
5. Yang mengaku dirinya sebagai khilafah; Umawiyah di Spanyol dan Fathimiyah di Mesir
Faktor-faktor yang menyebabkan disintegrasi tersebut diantara lain luasnya wilayah daulay
Abbasiyah, sementara komunikasi pusat dengan daerah sulit dilakukan. Kemudian
profesionalisasi angkatan bersenjata yang berketergantungan dengan khalifah, dan yang
terakhir keuangan negara yang sulit karena besarnya biaya yang dikeluarkan untuk tentara
bayaran.

b. Perebutan Kekuasaan di Pusat Pemerintahan


Faktor lain yang menyebabkan peran politik Bani Abbas menurun adalah terjadinya perebutan
kekuasaan di pusat. Pada periode pertama, kekuasaan berada di bawah Bani Abbas. Periode
kedua, Turki berhasil merebut kekuasaan tersebut dengan kekuatan militer yang besar.
Periode ketiga Dinasti Abbasiyyah berhasil dikuasai oleh Bani Buwaih, terjadi pergolakan di
Baghdad sehingga pusat pemerintahan sempat berpindah ke Syiraz. Kemudian Bani Buwaih
berhasil menguasai Baghdad. Bani Buwaih yang beraliran Syi’ah membuat disintergasi dengan
Bani Abbas yang beraliran Sunni.

Kemudian terjadi pertikaian antara saudara penerus tahta Bani Buwaih, akhirnya Al Malik Al
Rahim yang memegang jabatan amir al-umara saat itu dirampas kekuasaannya oleh
panglimanya sendiri, Arselan al-Basasiri. Kemudian dinasti Seljuk(Turki) kembali berkuasa.
Posisi kedudukan Khalifah lebih baik saat dinasti Seljuk berkuasa. Setelah kewibawaan agama
berhasil direbut kembali setelah sebelumnya “dirampas” oleh aliran Syi’ah. Di masa Thurgul
Bek dinasti ini berhasil diakui Baghdad. Di masa kekhalifahan Alp Arselan, Universitas
Nizhamiyyah didirikan, yang kemudian menjadi model bagi segala perguruan tinggi di
kemudian hari.

c. Perang Salib
Kebencian umat Kristen terhadap umat Islam mencetuskan terjadinya perang Salib. Perang
salib dibagi menjadi tiga periode
1. Periode pertama, 1059 M, pasukan Kristen berhasil menduduki, Edessa dan Baitul Maqdis,
mendirikan kerajaan Latin disana.
2. Periode kedua, 1144 M, Imaduddin Zanki berhasil merebut kembali Aleppo dan
penerusnya, Nuruddin Zanki berhasil merebut kembali Edessa. Kejatuhan Edessa
menyebabkan orang-orang Kristen mengobarkan Perang Salib kedua. Setelah Nuruddin
wafat pimpinan perang dipegang oleh Salahuddin Al-Ayyubi yang berhasil mendirikan
dinasti Ayyubiyah di Mesir 1175. Salahuddin berhasil merebut kembali Yerusalem pada
1187, dengan demikian kerajaan Latin selama 88 tahun di Yerusalem berakhir.
3. Periode Ketiga, 1219, Tentara Salib kembali merebut Palestina, namun akhirnya Palestina
dapat direbut kembali di 1247 di masa pemerintahan Al Malik Al Shalih. Perang Salib tidak
berhenti di barat, Spanyol, hingga umat Islam terusir dari sana. Walaupun umat Islam
berhasil mempertahankan daerahnya dari tentara Salib, kerugian yang diderita banyak
sekali sehingga politik umat Islam menjadi lemah dan banyak dinasti yang memerdekakan
diri dari Baghdad.

d. Sebab-sebab Kemunduran Pemerintahan Bani Abbas


Diakhir kekhalifahan Abbasiyyah di Baghdad, tentara Mongol dan Tatar menyerang Baghdad
dan Baghdad dapat dikuasai oleh tentara Mongol. Ini adalah awal babak baru dalam sejarah
Islam yang disebut masa pertengahan. Faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran
Abbasiyyah diantaranya adalah persaingan antar bangsa, kemerosotan ekonomi, konflik
keagamaan dan ancaman dari luar.

BAB V Islam di Spanyol dan Pengaruhnya Terhadap Renaisans di Eropa

a. Masuknya Islam ke Spanyol


Spanyol pada masa klasik merupakan pusat peradaban Islam dengan banyak berdiri
perguruan-perguruan tinggi Islam disana. Orang Eropa Kristen banyak belajar dari sana. Islam
menjadi “guru” bagi orang Eropa. Awal masuknya Islam ke Spanyol adalah dimulai dari
keberhasilan Thariq bin Ziyad menduduki Jabal Tariq (Gibraltar). Kemudian pemerintahan-
pemerintahan Islam selanjutnya dapat menguasai sebagian besar wilayah Spanyol lainnya.
Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum Muslimin
menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam disana.

b. Perkembangan Islam di Spanyol


1. Pada periode periode pertama kekuasaan Islam masih mendapat gangguan dari luar yang
datang dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang bertempat di daerah-daerah
pegunungan yang memang tidak pernah tunduk kepada pemerintahan Islam.
2. Pada periode kedua, Islam di spanyol dipimpin oleh seorang amir yang tidak tunduk
kepada pusat pemerintahan di Baghdad. Ia mendirikan dinasti Umayyah di Spanyol. Pada
periode ini Islam memperoleh kemajuan-kemajuan baik di bidang politik maupun
peradaban. Pemimpin mulai mengundang ahli dari dunia Islam untuk datang ke Spanyol
dan kegiatan ilmu pengetahuan di Spanyol mulai semarak.
3. Pada periode ketiga, umat Islam Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan,
menyaingi kejayaan daulat Abbasiyah di Baghdad. Awal kehancuran khilafah Bani
Umayyah di spanyol adalah ketika Hisyam yang baru berusia 11 tahun naik tahta.
Kemudian setelah itu kekuasaan berpindah-pindah dan Khalifah terakhir mengundurkan
diri, sehingga menyebabkan perpecahan Islam di Spanyol. Banyak terbentuk negara-
negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu.
4. Pada periode keempat, Spanyol terpecah menjadi lebih dari 30 negara kecil. Banyak
terjadi pertikaian saudara. Ironisnya, banyak yang meminta bantuan pada raja-raja
Kristen, sehingga orang-orang Kristen pada periode ini mulai mengambil inisiatif
penyerangan.
5. Pada periode kelima, Islam mulai mengalami kemunduran dari Spanyol. Seluruh Spanyol
kecuali Granada lepas dari kekuasaan Islam.
6. Pada periode keenam, terjadi pertikaian sesame penerus tahta di kekuasaan Islam di
Granada, ada yang meminta bantuan kepada Raja Kristen, Ferdenand, untuk dapat
mengambil kekuasaan. Pada akhirnya, kekuasaan Islam disana kalah karena serangan-
serangan orang Kristen. Ia mengaku kalah dan menyerahkan kekuasaan kepada
Ferdenand lalu hijrah ke Afrika Utara. Dengan demikian, berakhirlah kekuasaan Islam di
Spanyol pada tahun 1492 M. Umat Islam setelah itu dihadapkan kepada dua pilihan,
masuk Kristen atau meninggalkan Spanyol. Pada 1609, boleh dikatakan tidak ada lagi umat
Islam di daerah ini.

c. Kemajuan Peradaban
Dalam lebih dari 7 abad kekuasaan Islam di Spanyol, umat Islam telah mencapai puncak
kejayaan disana. Banyak prestasi yang telah diperoleh. Pengaruhnya membawa Eropa dan
dunia.
1. Kemajuan Intelektual
a. Filsafat
b. Sains; Abbas ibn Firnas
c. Fiqih
d. Musik dan Kesenian
2. Kemegahan Pembangunan Fisik
a. Cordova
b. Granada
3. Faktor-faktor Pendukung Kemajuan
a. Penguasa-penguasa kuat dan berwibawa
b. Toleransi agama
c. Banyak sarjana melakukan perjalanan dari ujung ke ujung membawa gagasan

d. Penyebab Kemunduran dan Kehancuran


1. Konflik Islam dengan Kristen
2. Tidak adanya ideologi penyatu
3. Kesulitan ekonomi
4. Tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan
5. Keterpencilan

e. Pengaruh Peradaban Spanyol Islam di Eropa


Kemajuan Eropa yang terus berkembang sampai saat ini banyak berhutang budi pada
khazanah ilmu pengetahuan Islam. Yang terpenting diantaranya adalah pemikiran Abnu
Rusydi, sampai menimbulkan gerakan Averroeisme di Eropa, yang menuntut kebebasan
berpikir. Kemudian didirikannya universitas-universitas Islam di Eropa sangat membuat
peradaban Eropa. Setelah terusirnya Islam, masih banyak gerakan pemikiran yang banyak
dipengaruhi oleh pemikiran Islam

BAB VI Masa Kemunduran (1250-1500 M)

a. Bangsa Mongol dan Dinasti Ilkhan


Baghdad sebagai pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya akan khazanah
ilmu pengetahuan lenyap dibumihanguskan pasukan Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan.
Bangsa Mongol berhasil bersatu dan menguasai daerah daerah di sekitarnya seperti sebagian
dari wilayah Cina. Pada tahun 1258 M tentara mongol yang berkekuatan 200.000 orang tiba
di salah satu pintu Baghdad. Khalifah terakhir Bani Abbas saat itu, Al-Mu’tashim betul-betul
tidak mampu membendung “topan” tentara Hulagu Khan. Khalifah ditipu oleh wazirnya yang
mengatakan bahwa Hulagu Khan ingin mengawinkan anaknya dengan putra Khalifah. Seluruh
isi kerajaan menyambut Hulagu Khan dengan membawa hadiah. Namun sambutan Hulagu
Khan tidak seperti yang dipikirkan Khalifah, mereka semua, termasuk wazir yang menipu,
dibunuh dengan leher dipancung secara bergiliran. Dengan pembunuhan yang kejam ini,
berakhirlah kekuasaan Abbasiyah di Baghdad. Kitab-kitab Baghdad pun dihancurkan rata
dengan tanah.

Setelah Baghdad jatuh ke Dinasti Ilkhan (gelar yang diberikan kepada Hulagu), daerah-daerah
sekitar Baghdad pun berhasil ditaklukan. Dinasti Mamalik di Mesir gagal dikuasai Hulagu.
Umat Islam dengan demikian dipimpin oleh raja yang beragama Syamanism. Raja setelah
Hulagu masuk Kristen, baru raja yang ketiga, Ahmad Teguder, masuk Islam. Ia mendapat
tentangan dari pembesar-pembesar kerajaan lain hingga akhirnya ditangkap dan dibunuh
oleh raja penerusnya. Kemudian baru raja ketujuh, Mahmud Ghazan (1295-1304M) dan
seterusnya memeluk agama Islam. Setelah itu Islam mulai maju kembali. Dinasti Ilkhan
kemudian mulai terpecah, dan akhirnya mereka semua ditaklukan oleh Timur Lenk.

b. Serangan-serangan Timur Lenk


Setelah bangkit dari penindasan bangsa Mongol, umat Islam harus kembali menderita oleh
serangan Timur Lenk, keturunan bangsa Mongol yang sudah masuk Islam tetapi masih
membawa kebiadaban dan kekejaman yang melekat kuat. Timur Lenk berarti Timur si Pincang.
Ia sangat berambisi menjadi raja besar, ia berkata “Sebagaimana hanya ada satu Tuhan di
alam ini, maka di bumi seharusnya hanya ada seorang raja”.

Setiap negri yang ditaklukannya, ia membantai penduduk yang melakukan perlawanan.


Bahkan di Afganistan, ia membangun menara yang disusun dari 2000 mayat manusia yang
dibalut dengan batu dan tanah liat. Di Isfahan, Iran, ia membantai kurang lebih 70.000
penduduk, kepala-kepala dari mayat-mayat itu dipisahkan dari tubuhnya dan disusun menjadi
menara. Ia juga menyerang India yang konon alasannya ia menganggap penguasa muslim di
daerah ini terlalu toleran terhadap penganut Hindu. Ia membantai 80.000 tawanan disana,
kemudian ia menggunakan 90 ekor gajah untuk memindahkan batu-batu besar dari Delhi ke
Samarkand untuk membangun masjid disana. Dan banyak lagi hal-hal keji yang dilakukannya
saat melakukan penaklukan.

Pada tahun 1405, saat dalam perjalanan untuk menginvasi Cina, ia menderita sakit dan
akhirnya meninggal. Jenazahnya dibawa ke Samarkand untuk dimakamkan. Walaupun
terkenal sebagai penguasa yang kejam dan ganas, sebagai seorang Muslim ia tetap
memperhatikan perkembangan Islam, bahkan dikatakan ia seorang yang saleh. Ia
menghormati ulama-ulama, sastrawan dan seniman. Ketika diutus sejarawan terkenal, Ibnu
Khaldun, oleh raja Syria untuk membicarakan perdamaian, ia menerimanya dengan hormat.
Setelah Timur Lenk meninggal, kedua anaknya berperang memperebutkan kekuasaan.
Kemudian raja setelahnya hidup berfoya-foya. Kemudian raja besar terakhir dinasti Timuriyah
adalah Abu Said (1449-1450 M).

c. Dinasti Mamalik di Mesir


Dinasti Mamalik merupakan kerajaan Islam yang selamat berhasil bertahan dari serangan
bangsa Mongol, sehingga peradaban Islam klasik masih sangat terlihat disana. Dinasti ini
didirikan oleh para budak tahanan dinasti Ayyubiyah yang kemudian dididik menjadi tentara.

Kemajuan dinasti Mamalik banyak terlihat dari bidang Arsitektur. Kemajuan kejayaan dinasti
Mamalik tercapai berkat kepribadian dan wibawa Sultan yang tinggi, solidaritas sesame militer
yang kuat dan stabilitas negara yang aman dari gangguan. Ketika faktor-faktor tersebut mulai
hilang, dinasti Mamalik mulai mengalami kemunduran, hingga akhirnya kalah melawan
Utsmani tahun 1517.

BAB VII Masa Tiga Kerajaan Besar (1500-1800 M)

a. Kerajaan Utsmani
Pendiri kerajaan ini adalah bangsa Turki, masuk Islam sekitar abad ke-9 atau ke-10. Usman,
dianggap menjadi pendiri dinasti ini pada tahun 1290 M, setelah ayahnya, Ertoghrul berhasil
membantu sultan Alaudin II memenangi Bizantium, dan mendapat balasan sebidang tanah di
Asia Kecil berbatasan dengan Bizantium. Sultan-sultan setelahnya berhasil menguasai
beberapa daerah di Eropa, diantaranya Smirna, Uskandar, Ankara, Macedonia, Sopia, seluruh
bagian utara Yunani dan lain-lain.

Mereka sempat kalah melawan Timur Lenk, Bayazid bersama putranya, Musa tertawan dan
wafat dalam tawanan. Kemudian setelah Timur Lenk wafat Turki Utsmani dapat kembali maju.
Turki Utsmani dapat mencapai puncak kejayaan pada masa Muhammad II atau biasa disebut
Muhammad Al-Fatih (1451-1482 M) dapat mengalahkan Bizantium dan menaklukan
Konstantinopel pada tahun 1453 M. Sehingga memudahkan umat Islam memasuki benua
Eropa. Akan tetapi, Sultan selanjutnya mengalihkan arah ekspansi kearah timur untuk
menaklukan dinasti Mamalik.

Kemajuan ekspansi Turki Utsmani dapat terjadi dengan cepat karena faktor-faktor berikut
yang kuat;
1. Bidang kemiliteran dan pemerintahan
2. Bidang ilmu pengetahuan dan budaya
3. Bidang keagamaan

b. Kerajaan Safawi di Persia


Kerajaan Safawi berdiri ketika kerajaan Utsmani sudah mencapai puncak kemajuannya.
Mereka memegang Syi’ah sebagai mazhab negara, berbeda dengan kerajaan Islam lainnya.
Kerajaan ini dianggap sebagai cikal bakal negara Iran. Didirikan oleh Safi Al-Din (1252-1334),
ia keturunan dari imam Syi’ah keenam, Musa Al-Kazhim. Kerajaan Safawi mencapai puncak
kejayaan pada masa pemerintahan raja Abbas I, yang memerintah dari tahun 1588-1628 M.

c. Kerajaan Mughal di India


Kerajaan Mughal berdiri seperempat abad setelah berdirinya kerajaan Safawi. Kerajaan yang
berpusat di Delhi ini didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530 M) yang merupakan salah
satu cucu dari Timur Lenk. Ayahnya bernama Umar Mirza, mewariskan Ferghana ketika Babur
masih berusia 11 tahun. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan dibawah pemerintahan
Akbar. Tiga sultan setelah Akbar dapat mempertahankan kemajuan yang dicapai Akbar, yaitu
Jehangir (1605-1628 M), Syah Jehan (1628-1658 M), dan Aurangzeb (1658-1707). Tiga Sultan
setelah Akbar memang terhitung raja-raja yang besar dan kuat. Setelah itu, kemajuan kerajaan
Mughal tidak dapat dipertahankan oleh raja-raja berikutnya. Peninggalan-peninggalan
kerajaan Mughal yang masih dapat dilihat sekarang diantaranya Taj Mahal, Masjid Raya Delhi
dan istana indah Lahore.

d. Perbedaan Kemajuan Masa Ini Dengan Masa Klasik


Kemajuan Islam di masa ini tidak sebesar kemajuan di masa klasik. Kemajuan Islam di zaman
klasik lebih kompleks, banyak kemajuan-kemajuan intelektual zaman klasik yang tidak
diteruskan di zaman 3 kerajaan besar ini. Ada beberapa alasan mengapa terjadi demikian;
1. Metode berpikir dalam bidang teologi yang berkembang pada masa ini adalah metode
berpikir tradisional. Metode berpikir rasional padam. Paham kemerdekaan manusia
ditolak dan kepercayaan kepada akal manusia tidak ada lagi.
2. Kritik Al Ghazali terhadap pemikiran filsafat dalam bukunya Tahafut al-Falasifah
(Kekacauan Para Filosof) mempengaruhi kebebasan berpikir umat Islam. Walaupun
dibantah oleh Ibnu Rusydi dalam bukunya Tahafut Al-Tahafut (Kekacauan ‘buku’
kekacauan) namun yang lebih memengaruhi masyarakat adalah karya Al Ghazali.
3. Al Ghazali juga menghidupkan ajaran tasawuf yang mana berserah diri kepada kehendak
tuhan dan zuhd, meninggalkan dunia. Ajaran ini dipandang tidak sejalan dengan
pembangunan kehidupan duniawi dan kemajuan.
4. Literasi masa klasik yang dibakar oleh bangsa Mongol.
5. Kekuasaan Islam pada masa tiga kerajaan besar dipegang oleh bangsa Turki dan Mongol
yang dikenal sebagai bangsa yang menyukai perang ketimbang bangsa yang menyukai
ilmu pengetahuan.
6. Pusat-pusat kekuasaan yang tidak berada di wilayah Arab.

BAB VIII Kemunduran Tiga Kerajaan Besar (1700-1800 M)

Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya ketiga dinasti mengalami kemunduran


setelah puncak kejayaan. Namun kemunduran dinasti-dinasti ini berlangsung dengan kecepatan yang
berbeda-beda. Pembahasan tentang kemunduran ini disusun berdasarkan urutan keruntuhan masing-
masing.

a. Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Safawi


Kerajaan Safawi mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan Abbas I (1588-1628
M). kerajaan Safawi mengalami kemunduran yang paling drastic disbanding dua kerajaan lain,
akibat raja-raja kerajaan safawi setelah Abbas I adalah raja-raja yang lemah. Hanya satu abad
setelah ditinggal Abbas, kerajaan ini hancur.

b. Kemunduran dan Runtuhnya Kerajaan Mughal


Di kerajaan Mughal, setelah Akbar, untuk beberapa lama pemerintahan masih dipegang oleh
raja-raja besar. Ketiga raja ini (Jehangir, Syah Jehan dan Aurangzeb) dapat mempertahankan
kemajuan yang dicapai pada masa Akbar. Setelah Aurangzeb, kerajaan mengalami
kemunduran yang agak drastis hingga berakhir pada tahun 1858 M.

c. Kemunduran Kerajaan Utsmani


Puncak kejayaan Turki Utsmani dicapai ketika pemerintahan Sultan Sulaiman Al-Qanuni
(1520-1566 M). Setelah Sultan wafat, kerajaan Utsmani masih kuat, bahkan masih mampu
melakukan ekspansi ke beberapa daerah Eropa Timur. Kerajaan Utsmani banyak mengalami
kemunduran pada abad 17 dan abad 18, namun ia tetap dipandang sebagai sebuah negara
besar yang disegani lawan. Kerajaan ini baru berakhir pada awal abad ke-20 M.

d. Kemuajuan Eropa (Barat)


Bersamaan dengan mundurnya kerajaan-kerajaan Islam, peradaban Eropa, barat dan
golongannya berkembang dengan pesat. Kemajuan ini berhutang budi pada khazanah ilmu
pengetahuan dan metode berpikir Islam yang rasional. Gerakan-gerakan Renaissance yang
ada akibat pengaruh universitas-universitas Islam di Eropa melahirkan perubahan-perubahan
besar di abad ke 16 dan 17 M. Eropa bangkit untuk mengejar ketertinggalan mereka pada
masa kebodohan.

BAB IX Penjajahan Barat Atas Dunia Islam dan Perjuangan Kemerdekaan Negara-Negara Islam

a. Renaisans di Eropa
Eropa mulai maju setelah Christopher Colombus menemukan benua Amerika (1492 M) dan
Vasco da Gama menemukan jalan ke timur melalui tanjung harapan. Penemuan tersebut tak
ternilai harganya bagi kemajuan orang-orang Eropa. Revolusi Industri meningkatkan Ekonomi
mereka. Kemudian daerah Islam yang pertama kali berhasil mereka kuasai adalah negeri-
negeri yang jauh dari pusat kekuasaan Utsmani, negeri-negeri Islam di Asia Tenggara dan di
Anak Benua India.

b. Penjajahan Barat Terhadap Dunia Islam di Anak Benua India dan Asia Tenggara
Dimulai dari masuknya orang-orang Eropa untuk berdagang dijalur India. Kemudian kerajaan
Mughal dapat ditaklukan oleh Inggris. Kemudian Eropa menguasai Asia Tenggara, dimana
Islam masih muda disana. Negara-negara Eropa berebut rempah-rempah yang ada disana.
Belanda datang tahun 1595, dengan segera dapat memonopoli perdagangan di kepulauan
nusantara dengan VOC. Terjadi peperangan antara Belanda dengan penduduk, walaupun
akhirnya dimenangkan oleh Belanda. Yang terbesar diantaranya adalah Perang Aceh, Perang
Padri, Perang Diponogoro. Saat Ingris masuk ia segera menjadi kekuatan yang cukup dominan.
Kekuasaan Inggris tertancap di semenanjung Malaya, termasuk Singapura sekarang.

c. Kemunduran Kerajaan Utsmani dan Ekspansi Barat ke Timur Tengah


Sejak kekalahan Utsmani di Wina pada 1683, kerajaan Utsmani mulai mendapat serangan-
serangan besar dari barat. Sadar akan jauhnya teknologi mereka, Sultan mulai mendatangkan
ahli-ahli dari Eropa untuk memperbaiki teknologi khususnya teknologi perang di Utsmani.
Meskipun demikian hasilnya tidak yang seperti diharapkan, keuangan negara merosot juga
membawa kegagalan. Pada abad ke-18 struktur Sultan melakukan perombakan besar-besaran
yang berdampak positif pada negara, teknologi juga pendidikan. Kemudian Turki Utsmani
mengalami penyerangan-penyerangan kembali di Eropa Timur, hingga akhirnya
ditandatanganinya Perjanjian San Stefano dan Perjanjian Berlin (1878) antara kerajaan
Utsmani dengan Rusia. Dengan demikian, berakhirlah kekuasaan Turki di Eropa. Ditambah
pada Perang Dunia I meletus, Turki yang bergabung bersama Jerman mengalami kekalahan.
Akibatnya terjadi pemberontakan oleh Partai Persatuan dan Kemajuan terhadap Sultan yang
kemudian membentuk Turki Modern pada tahun 1924 M.

d. Bangkitnya Nasionalisme di Dunia Islam dan Tumbuhnya Gerakan Partai yang


Memperjuangkan Kemerdekaan Negaranya
-Negara kesatuan Arab
-Liga Muslimin di India.
-Sarekat Islam (SI) didirikan tahun 1912 oleh HOS Tjokroaminoto
-Sarekat Dagang Islam
-Partai Nasional Indonesia (PNI)
-Permi
-dan lain-lain.

e. Kemerdekaan Negara-negara Islam dari Penjajahan


Munculnya gerakan nasionalisme akhirnya membawa negara-negara Islam kepada
kemerdekaan. Negara berpenduduk mayoritas muslim yang pertama kali berhasil
memproklamasikan kemerdekaan adalah Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemudian
negara Islam kedua adalah Pakistan pada 15 Agustus 1947. Setelah itu disusul dengan negara-
negara Islam lainnya.

BAB X Kedatangan Islam di Indonesia


a. Kondisi dan Situasi Politik Kerajaan-kerajaan di Indonesia
Cikal bakal kekuasaan Islam telah dirintis pada periode abad 7-8 M, tetapi semuanya
tenggelam dalam hegemoni maritime Sriwijaya yang berpusat di Palembang dan kerajaan
Hindu – Jawa seperti Singasari dan Majapahit di Jawa Timur. Islam tersebar lewat para
pedagang Muslim. Sementara Hindu-Jawa menekankan perbedaan derajat manusia, ajaran
Islam ini sangat menarik perhatian penduduk setempat. Karena itu Islam tersebar di
Kepulauan Indonesia dengan cepat meski secara damai. Islam kebanyakan dibawa oleh para
pedagang yang datang ke Indonesia. Islam tidak masuk secara bersamaan ke Nusantara.
Kerajaan-kerajaan di Nusantara saling bersaing untuk saling menguasai.

b. Munculnya Pemukiman-pemikiman Muslim di Kota-kota Pesisir


- Pesisir Aceh, menjelang abad ke-13 M. Asal pedagang Arab, Persia, India. Kemudian
berdiri kerajaan Islam Samudera Pasai pertengahan abad ke-13 M
- Lahir kerajaan Islam kedua, Malaka, awal abad ke-15.
- Proses islamisasi di Jawa sudah berlangsung sejak abad ke 11 meskipun belum meluas,
terbukti dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun di Leran Gresik.
- Perkembangan Islam di Jawa bersamaan waktunya dengan melemahnya posisi kerajaan
Majapahit.
- Penyebaran Islam sangat bergantung dengan jalur perdagangan.

c. Saluran dan Cara-cara Islamisasi di Indonesia


1. Saluran perdagangan
2. Saluran perkawinan
3. Saluran tasawuf
4. Saluran pendidikan
5. Saluran kesenian
6. Saluran politik

BAB XI Kerajaan-Kerajaan Islam Sebelum Penjajahan Belanda

a. Kerajaan-kerajaan Islam Pertama di Sumatera


1. Samudera Pasai
Terletak di pesisir Timur Laut Aceh. Didirikan pertengahan abad ke-13 M oleh Malik Al-
Saleh.
2. Aceh Darussalam
Terletak di daerah yang sekarang disebut Kabupaten Aceh Besar. Berdiri pada abad ke-15,
diatas puing-puing kerajaan Lamuri oleh Muzaffar Syah (1465-1487 M)

b. Tumbuh dan Berkembangnya Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa


1. Demak
Dibawah pimpinan Sunan Ampel Denta, Wali Songo sepakat mengangkat Raden Patah
menjadi raja pertama kerajaan Demak, kerajaan Islam pertama di Jawa.
2. Pajang
Kesultanan Pajang adalah pelanjut dan dipandang sebagai pewaris kerajaan Islam Demak,
terletak di daerah Kartasura. Usia kerajaan ini tidak panjang, kekuasaannya kemudian
diambil alih oleh kerajaan Mataram. Sultan atau raja pertama kerajaan ini adalah Jaka
Tingkir, diangkat oleh raja Demak ketiga.
3. Mataram
Berdiri tahun 1584, Senopati dianggap menjadi Sultan pertama kerajaan Mataram,
setalah dikukuhkan oleh Sultan Pajang. Di masa pemerintahan Sultan Agung, kontak-
kontak senjata dengan VOC mulai terjadi.
4. Cirebon
Kerajaan Islam pertama di Jawa Barat, didirikan oleh Sunan Gunung Jati pada awal abad
ke-16, awalnya merupakan anak kerajaan Pajajaran.
5. Banten
Sejak sebelum zaman Islam, Banten sudah merupakan kota yang berart. Pada tahun 1524,
Sunan Gunung Jati dari Cirebon meletakkan dasar bagi pengembangan agama dan
kerajaan Islam serta bagi perdagangan orang-orang Islam disana. Penguasa Banten
menerima Sunan Gunung Jati disana dan masuk Islam. Setelah kembali ke Cirebon,
kekuasaan di Banten diserahkan kepada anaknya Hasanudin, lalu ia berhasil
memerdekakan Banten dan dianggap menjadi raja Islam pertama di Banten.

c. Tumbuh dan Berkembangnya Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan, Maluku, dan Sulawesi


1. Kalimantan
a. Berdirinya Kerajaan Banjar Kalimantan Selatan
b. Kutai di Kalimantan Timur
2. Maluku
Sekitar tahun 1460, raja Ternate masuk Islam. Namun raja yang dianggap raja muslim
pertama disana adalah Zayn Al-Abidin (1486-1500 M)
3. Sulawesi
Kerajaan Islam di Sulawesi adalah Gowa-Tallo, Bone, Waji, Soppeng dan Luwu.

d. Hubungan Politik dan Keagamaan Antara Kerajaan-Kerajaan Islam


Hubungan antara satu kerajaan Islam dengan kerajaan Islam lainnya pertama-tama memang
terjalin karena persamaan agama. Hubungan tersebut membentuk jalan dakwah. Hubungan
politik hanya untuk memperkuat diri dari kerajaan-kerajaan yang bukan Islam. Namun jika ada
kepentigan politik dan ekonomi antar kerajaan-kerajaan Islam itu sendiri terncam, persamaan
agama tidak menjamin bahwa permusuhan tidak ada.

e. Tiga Pola “Pembentukan Budaya” yang Terlihat dalam Proses Pembentukan Negara: Aceh,
Sulawesi Selatan dan Jawa
1. Pola Samudera Pasai
2. Pola Sulawesi Selatan
3. Pola Jawa

BAB XII Kerajaan-Kerajaan Islam Zaman Penjajahan Belanda

a. Situasi dan Kondisi Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia Ketika Belanda Datang


Situasi dan kondisi kerajaan-keraan berbeda-beda.

b. Latar Belakang Kedatangan Belanda, VOC, Hindia Belanda


Mengembangkan usaha perdagangan, untuk mendapatkan rempah-rempah yang mahal
harganya di Eropa. Dalam piagam VOC, VOC diberi hak untuk melakukan kegiatan-kegiatan
politik dalam rangka menunjang usaha perdagangannya. Dalam usaha mengembangkan
perdagangannya, VOC nampak ingin melakukan monopoli, karena itu aktivitasnya yang ingin
menguasai perdagangan Indonesia menimbulkan perlawanan pedagang-pedagang pribumi
yang merasa kepentingannya terancam. Pada tahun 1798, VOC dibubarkan dengan saldo
kerugian sebesar 134,7 juta gulden. Kekuasaan VOC di Indonesia kemudian digantikan oleh
Belanda sampai tahun 1942.

c. Penetrasi Politik Belanda


Mereka memegang kuasa jalur-jalur dan tempat-tempat perdagangan yang sebelumnya
dikuasai VOC. Mereka berpusat di Batavia, tetangganya Banten mengalami kemunduran
disebabkan oleh politik monopoli VOC. Kemudian untuk menguasai Indonesia mereka
menempuh jalan perang, perdagangan dan politik.
d. Perlawanan Terhadap Penjajahan Belanda
1. Perang Pardi di Minangkabau;
2. Perang Diponegoro; Pangeran Diponegoro
3. Perang Banjarmasin; Pangeran Antasari
4. Perang Aceh
e. Politik Islam Hindia Belanda
Belanda yang menyadari bahwa perlawanan-perlawanan Indonesia terhadap Belanda
diinspirasi oleh ajaran Islam mereka melakukan konfrontasi terhadap Islam, salah satunya
menyulitkan peribadatan Haji. Haji dianggap Belanda sebagai fanatik. Kebanyakan
perlawanan umat Islam dimotori oleh haji dan ulama. Kemudian dalam rangka membendung
pengaruh Islam, mereka membuat lembaga pendidikan bagi bangsa Indonesia.

BAB XIII Islam di Indonesia: Zaman Modern dan Kontemporer

a. Gerakan Modern Islam: Asal-Usul dan Perkembangannya


Berawal dari kemunduran Utsmani, melahirkan kebangkitan Islam di kalangan warga Arab.
Yang terpenting diantaranya adalah gerakan Wahabi, sebuah gerakan salafiyyah yang pada
akhirnya menjembatani Islam kearah pembaruan yang lebih bersifat intelektual. Tokoh
terkenal dari gerakan pembaruan ini adalah Jamaluddin Al-Afgani (1897 M). gerakan yang lahir
di Timur Tengah itu telah memberikan pengaruh besar kepada gerakan kebangkitan Islam di
Indonesia.

b. Perjuangan Kemerdekaan Umat Islam


1. Masa Kolonial Belanda
Nasionalisme dalam artian politik baru muncul pertama kali pada 1912 saat HOS
Tjokroaminoto memimpin SDI dan mengubah namanya menjadi SI. SI memperjuangkan
pemerintahan sendiri bagi penduduk Indonesia, bebas dari pemerintahan Belanda.
Kemudian perbedaan ideologi memunculkan pemisahan dari SI dan kemudian dikenal
menjadi PKI pada 1923. Kemudian muncul lagi PNI (1927) dan partai-partai lainnya.
Perselisihan antar tokoh dan partai kerap terjadi. Pada akhirnya Soekarno lah yang keluar
sebagai penengah.

2. Masa Pendudukan Jepang


Jika di masa kependudukan Belanda kegiatan keagamaan dipersulit, pada masa
kependudukan Jepang, organisasi-organisasi Islam seperti Muhammadiyah, NU, Masyumi
dan lain-lain kembali diperkenankan melanjutkan kegiatannya. Jepang menganggap
bahwa ormas-ormas inilah yang mempunyai massa paling banyak sehingga dapat
dimobilisasi. Jepang kemudian menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia dan
membentuk BPUPKI. Piagam Jakarta yang didalamnya terdapat kalimat “dengan
kewajiban melaksanakan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” pada awalnya tidak
kurang dapat memuaskan baik bagi golongan Islam dan golongan “sekuler”. Namun
berkat usaha Agus Salim dan Soekarno, Piagam Jakarta akhirnya dapat diterima sebagai
mukaddimah konstitusi.

BAB XIV Pusat-Pusat Peradaban Islam

a. Baghdad
b. Kairo (Mesir)
c. Isfahan (Persia)
d. Istanbul (Turki)
e. Delhi (India)
f. Andalus (Spanyol)
g. Samarkand dan Bukhara (Transoxania)

BAB XV Peradaban Islam di Indonesia

a. Sebelum Kemerdekaan
1. Birokrasi Keagamaan
Islam datang ke Indonesia pertama-tama oleh pedagang. Kerajaan-kerajaan Islam
kemudian tumbuh dari pemukiman Islam di pesisir. Ibu kota kerajaan adalah tempat
berkumpul para mubaligh-mubaligh Islam.
2. Ulama dan Ilmu-ilmu Keagamaan
Pertumbuhan dan penyebaran Islam di Indonesia terletak pada pundak para ulama.
3. Arsitek Bangunan
Karena memiliki latar budaya, arsitektur bangunan-bangunan Islam di Indonesia
mempunyai ciri khas sendiri.

b. Setelah Kemerdekaan
1. Departemen Agama
Departemen Agama didirikan setelah debat panjang antara golongan Islam dan golongan
“sekuler”. Golongan Sekuler yang menginginkan urusan agama dipisahkan dengan urusan
negara banyak mengambol contoh dari negara Turki oleh Mustafa Kamal. Setelah debat
yang cukup panjang, Agus Salim dan M. Natsir yang memperjuangkan dasar-dasar Islam
di negara Indonesia, akhirnya ditempuhlah jalan tengah dengan mendirikan Departemen
Agama.
2. Pendidikan
Salah satu tugas penting yang dilakukan Departemen Agama adalah menyelenggarakan,
membimbingm dan mengawasi pendidikan agama. Lembaga-lembaga pendidikan Islam
di Indonesia sudah tersebar luas di seluruh negeri sejak zaman Belanda. Salah satu bentuk
pendidikan Islam tertua di Indonesia adalah pesantren yang tersebar di berbagai pelosok.
3. Hukum Islam
Salah satu lembaga Islam yang sangat penting yang juga ditangani oleh Departemen
Agama adalah hukum atau syariat. Pengadilan Islam di Indoesia membatasi dirinya pada
soal-soal hukum muamalat yang bersifat pribadi. Hukum muamalat pun terbataas pada
masalah nikah, cerai, dan rujuk; hukum waris, wakaf, hibah, dan baitul mal.
4. Haji
Indonesia termasuk negara terbanyak yang mengirim jamaah haji sejak zaman
penjajahan. Kemudian negara bertanggung jawab atas jamaah yang pergi haji.
5. Majelis Ulama Indonesia (MUI)
cara lain pemerintah Indonesia menyelenggarakan administrasi Islam ialah mendirikan
Majelis Ulama. Program pemerintah yang berkaitan dengan agama hanya bisa disokong
oleh ulama. Karena itu kerjasama antara pemerintah dan ulama perlu terjalin dengan baik.
Pertama kali majlis ini didirikan pada masa pemerintahan Soekarno. Namun pada 1975,
majlis ulama baru dinyatakan benar-benar berdiri.

Anda mungkin juga menyukai