Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
Pada permulaan abad ke-19 imperium Mughal di anak Benua Indo-Pakistan secara
pasti memasuki fase keruntuhan. Walaupun nama dan bayangannya masih tetap nampak,
khususnya di Delhi untuk setengah abad kemudian, namun kekuasaanya yang riil telah
musnah. Kerajaan-kerajaan kecil, seperti Rajput, Jat, Maratha, Sikh serta lainnya, yang
muncul akibat kerapuhan para emperor Mughal setelah Awrangzeb, secara bertahap
dilindas oleh East India Company yang mulai membentuk koloninya di Indo Pakistan
pada tahun 1757. Setelah pemberontakan 1857, imperium Mughal secara resmi bertekuk
lutut di bawah penjajahan Inggris.
Dengan runtuhnya imperium Mughal, masyarakat Muslim Indo-Pakistan pun ikut
runtuh. Kemegahan budaya, intelektual dan kekuasaan mereka memudar dengan cepat.
Sebaliknya, orang-orang Hindu, yang pada masa kejayaan Islam di anak benua India
merupakan masyarakat kelas bawah, kecuali pada Akbar, kini mulai mendominasi seluruh
lapangan kehidupan. Hal ini memang bertentangan dengan sejarah masa lalu mereka.
Inilah yang menandai mulainya sejarah kontemporer umat Muslim di anak benua
India. Pergantian rezim ini menggerakkan beberapa kekuatan yang menimbulkan
perubahan sejumlah praktek keagamaan dan struktur sosio politik umat Muslim di anak
benua ini dan pada ujungnya mengantarkan pada pembentukan tiga negara nasional, dua di
antaranya didominasi oleh mayoritas Muslim, sedang satu di antaranya umat Muslim
berada pada posisi minoritas.
Dalam peta pembaharuan di anak Benua India ini muncullah dewa-dewa
penyelamat yang mengajak kaum Muslimin kembali kepada semangat asli Islam untuk
merebut kejayaan yang pernah dimiliki serta menjawab tantangan-tantangan zaman yang
dihadapi khususnya yang datang dari Barat. Implementasi ajakan ini berupa reorientasi dan
reformasi pemahaman terhadap warisan-warisan keagamaan yang dimiliki kaum Muslimin
pada Bangsa Indo-Pakistan. Salah seorang tokoh pembaruan yang terkenal di anak benua
adalah Sayyid Ahmad Khan, yang terkenal lewat Gerakan Madrasah Aligarh yang
melahirkan tokoh-tokoh pembaharu selanjutnya.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Gerakan Mujahidin Dan Sekolah Deoband
1. Sejarah Lahirnya Gerakan Mujahidin di India
Sejak awal abad XVIII kekuasaan Islam Mongol yang berpusat di Delhi semakin
merosot. Lemahnya kemampuan serta kewibawaan sultan tidak dapat mengahalangi
kehendak para amir akan melepaskan diri dan berkuasa penuh di wilayah mereka. Selain
itu kaum Brahmana mulai bergerak ingin membangun kembali kerajaan Hindu. Rakyat
Maratha yang sebelumnya telah berulangkali memberontak dan bergerilya, akhirnya
berhasil membebaskan diri dan mendirikan kerajaan Hindu yang merdeka di India Barat.
Demikian pula golongan Sikh memenangkan pemberontakannya.
Bangsa Inggris semenjak permulaan abad XVII telah tiba di India sebagai pedagang
dengan angkatannya yang bernama The East India Company. Mengetahui pertentanganpertentangan antara sesama wilayah bawahan kesultanan Islam di satu pihak, dan antara
Kesultanan Islam dan bekas kerajaan Hindu sebagai taklukannya di pihak lain, akhirnya
bangsa Inggris melaksanakan politik mengail di air keruh. Selera mereka tumbuh hendak
menguasai wilayah, terutama di sekitar pabrik-pabrik yang telah mereka dirikan.
Dengan politik adu domba yang lihai, mereka berhasil. Madras dikuasai pada tahun
1639. Kota Bombay tahun 1660 jatuh pula ke tangan mereka. Demikianlah selanjutnya
dengan kekuatan bedil, politik adu-domba dan senjata uang, dilumpuhkannya kekuasaan
hakiki kesultanan Islam Mongol. Walupun sesekali memberontak, tetapi tetap bisa
dikalahakan oleh Inggris. Hal yang sama diderita pula oleh raja-raja Hindu, seperti
kerajaan Maratha, yang mencoba melawan Inggris pada tahun 1817-1818.
Sayyid Ahmad dengan golongan Mujahidinnya mencoba memulai peperangan
terhadap golongan sikh di India Utara. Peperangan ini berbuah kemenangan pada
kelompok Mujahidin, mereka dapat menguasai Akora yang merupakan pusat kekuatan
golongan Sikh. Ide yang dimunculkan oleh Sayyid Ahmad ialah merubah sistem
pemerintahan dari monarki kepada sistem imamah, yaitu negara dipimpin oleh seorang
imam.1 Sistem pemerintahan imamah dibentuk pada tahun 1827, dalam menjalankan
1 Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran Dan Pergerakan,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1990), h.160
2

tugasnya, imam mengangkat seorang khalifah sebagai wakilnya di kota-kota penting.


Diantara tugas mereka yaitu mengumpulkan zakat utnuk pemerintahan imam dan mencari
mujahidin untuk meneruskan jihad.
Namun, sistem imamah yang didirikan oleh Sayyid Ahmad tidak bertahan lama,
golongan Sikh menganggap gerakan Mujahidin mengancam kekuasaan mereka. Golongan
Sikh di bantu oleh golongan-golongan non muslim seperti golongan Barakzai
melangsungkan pertempuran di Balekot dan pada pertempuran inilah Sayyid Ahmad mati
terbunuh.
Menurut Harun Nasution setelah meninggal Sayyid Ahmad, para pengikutnya
terpecah menjadi dua golongan. Golongan pertama mereka bergerak di bidang pendidikan
dengan mendirikan madrasah deoband, golongan ini berpendapat tidak cukup kekuatan
untuk melanjutkan perjuangan. Namun demikian, madrasah deoband banyak memberikan
pengaruh terhadap pembaharuan islam India dengan lahirnya tokoh-tokoh terkenal.
Sepeninggalan Sayyid Ahmad Syahid, gerakan intelektual melawan kolonial Inggris
terus dilakukan oleh para pengikut Sayyid Ahmad Syahid. Pada tahun 1857 madrasah
Deoband melalui Mawlana Muhammad Qasim Nanantawi dan Mawlana Ishaq, seorang
cucu dari Syah Abdul Aziz ditingkatkan menjadi perguruan tinggi.
Ide-ide Syah Waliullah yang kemudian ditonjolkan oleh sayyid Ahmad Syahid dan
gerakan Mujahidin, itulah menjadi pegangan bagi Deoband.2
Ide-ide itu meliputi:
1.Bidang agama, pemurnian ajaran Islam India dari paham-paham salah yag dibawa
tarekat dan dari keyakinan animisme lama dan pemurnian dari perkatek keagamaan
seperti bidah.
2. Bidang politik dan pendidikan, Deoband mengambil sikap anti Inggris. Sikap anti
inggris ini dilator belakangi oleh para pendiri deoband mayoritas pemuka gerakan
mujahidin. Mereka mendirikan deoband untuk menentang pendidikan sekuler inggris
dan juga sebagai reaksi terhadap usaha kristenisasi di India.
2. Sekolah Deoband
Deobandi (Urdu: devband) adalah Islam Sunni Paham gerakan politik yang timbul
dan memulai dari India dan Pakistan dan kemudian menyebar ke negara-negara lain,
2 Ibid, h.163
3

seperti Afganistan, Afrika Selatan, dan Inggris dengan kedatangan imigran dari Asia
Selatan.
Nama Deobandi berasal dari kata Deva dan Ban, sebuah hutan belantara di
bagian provinsi utara India, (Uttar Pradesh) India, di mana sekolah Darul Uloom Darul
Ulum Deoband yang didirikan oleh Maulana Qasim Nanautavi, Maulana Kifayatullah
berada. Deobandi mengikuti fiqhAbu Hanifa dan Aqidah dari Abu Mansur Maturidi, secara
historis Deobandi mengadopsi pemikiran Shah Wali-Allah, pembaharu Islam di anak
benua India pada abad ke delapanbelas yang menggabungkan semua disiplin ilmu agama
seperti: Teologi, ilmu Logika (Mantiq), Fiqh, Tasawwuf, Tafsir, Hadith dan Filsafat. Dalam
tempo kurang lebih seratus tahun Madrasah Deobandi telah berhasil mencetak ratusan
siswa yang ikut mengembangkan ilmu keislaman di Asia Selatan. dari
Darul Ulum, sebuah lembaga pendidikan di kawasan Saharanpur, India bagian utara.
Lembaga ini didirikan pada tahun 1867 sebagai maktab biasa, kemudian menjadi terkenal
karna peranan tokoh-tokohnya seperti M.Q Nanotawi, R.A gangohi, Mahmud Al-Hasan
dan A.H Madani dalam memperjuangkan kepentingan kaum muslimin di Anak Benua
India, dengan cara mereka yang khas. Karena peranannya yang demikian lembaga ini
sering disebut sebagai Gerakan Deoband. Memang , berakhirnya kekuasaan Mughal dan
semakin kokohnya posisi Inggris di anak Benua, telah membuka kesempatan bagi para
pemuka muslim seperti ulama Deoband guna memperluas pengaruh di masyarakat.
Deoband didirikan sebagai kontinuitas tradisi keilmuan dalam Islam serta respon
terhadap kondisi lokal. Maktab yang mula-mula didirikan oleh Abu Husain di Deoband tak
berbeda dengan lembaga pendidikan sejenis yang tersebar dikalangan muslim India kala
itu. Karena diorganisir dimasjid setempat, kelihatannya maktab tersebut lebih ditunjukan
untuk memenuhi kebutuhan pendidikan keagamaan masyarakat sekelilinganya. Hanya
setelah tahun 1874, para pengasuh maktab Deoband mendapatkan bantuan termasuk tanah
guna mendirikan bangunan khusus untuk pendidikan. Mulai saat itulah Nanotawi dan
Gongohi yang lulusan madrasah Delhi dan pendatang ke Doeband memperkenalkan
sebuah kurikulum setandar Dars Nizamiyah. Dengan pengetahuan dan reputasi para
pengasuh Deoband serta sistem pendidikan yang diterapkannya, Deoband menarik minat
para pencari ilmu dari luar daerah.3
Beberapa orang yang terlibat dalam pendirian sekolah tersebuut dididik di Delhi pada
tahun 1840-an dan terligat dalam dua lembaga penting: lingkungan ulama refomis yang
terkait dengan keluarga Syah Wali Allah dan Sayyid Ahmad Barelwi dan Kolese Delhi,
yang didirikan oleh Inggris untuk mengajarkan mata vpelajaran Eropa dan Ketimuran
3 Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Djambotan, 1992), h. 210
4

dengan bahasa pengantar Urdu dan bukian dengan bekas bahasa Istana (bahasa Peresia)
atau bahasa-bahasa keagamaan (Sanssekerta dan Arab). Di antara mereka yang kemudian
aktif di Deoband adalah anak dan ponakan seorang pengajar di kolese Delhi, Maulana
Mamluk Ali: Muhammad Yakub Nanautawi -kepala sekolah atau shard mudarris pertama
(1867-1888) dan seorang mursyid atau pembimbing spiritual yang sangat dihormati
disekolah tersebut. Di Delhi ada juga Rasyid Ahmad Gangohi (1829-1905), kepala sekolah
(muhtamim) awal yang juga seorang ahli hadits dan fiqih, dan haji imdadullah (18171899), yang pergi ke Makkah setelah pemberontakan 1857 dan menjadi pir kesayangan
ulama Deobandi awal.
Dengan dimulai hanya dengan dua belas siswa, sekolah tersebut pada akhir abad
kesembilan belas menerim,a ratusan siswa. Pada ulang tahunnya yang keseratus pada
1967, sekolah ini telah meluluskan 3.795 orang siswa yang dating dari seluruj pelosok
India, 3.191 orang siswa dari Pakistan Timur dan Barat, dan 431 dari luar India-pakistan.
Meskipun beragam asal usulnya, para siswa tersebut dipersatukan oleh pemakaian bersama
bahasa Urdu dan Asrama. Para siswa ini segera menjadi sebuah pusat metropolitan. Pada
tahun-tahun pertama, para siswanya datang dari Asia Tengah, Afganistan dan seluruh
penjuru India; pada akhir abad kedua pulu, terdapat siswa dari Afrika Timur dan Selatn,
dan juga dari Eropa dan Amerika.
Deobandi pada dasarnya sebuah lembaga pendidikan yang memfokuskan diri dalam
dunia pendidikan. Biasanya para alumni dari Sekolah ini sangat sulit memisahkan diri dari
nama Deobandi seusai tamat pendidikannya, sebagai contoh banyak mereka yang
menggunakan nama tambahan di belakang namanya semisal Maulana Shafi Usmani
Deobandi, Maulana Kifayatullah Deobandi dsb. Kerekatan nama pendidikan ini dengan
para alumninya merupakan tolok-ukur dalam berbagai gerakan yang dibentuk oleh para
alumni.
Adapun Gerakan Dawah yang berkiblat kepada Deobandi adalah gerakan Isyaat
Tauhid Wassunnah, sebagai lembaga Dawah yang didirikan oleh Maulana Hussain Ali
pada tahun 1957 di Provinsi Punjab. Hingga saat ini jamaah ini bekerja dalam penegakkan
Tauhid dan penerapan Sunnah, serta menentang hal-hal yang dianggap bidah dan
khurafat. Pada dasarnya gerakan ini muncul sebagai reaksi terhadap faham Brelvi yang
berkembang pesat diseluruh provinsi Pakistan dan khususnya di provinsi Sind.4
C.Tokoh Pembaharu India (Sayyid Ahmad Khan)
4 Ensiklopedi Oxford, Dunia Islam Modern, (Bandung: PT Mizan, 2007), h. 367-368
5

1. Ide Mengenai Pembaharuan Sayyid Ahmad Khan


Meskipun Sayyid Ahmad Khan dihujat dan dicap kafir oleh para ulama Makkah,
beliau tidak langsung putus asa dalam memperjuangkan pendapatnya, bahkan beliau tidak
menggubrisnya. Sementara menurut cendekiawan muda Muslim India, beliau diagungkan
karena memiliki ide-ide yang cemerlang untuk membangkitkan ummat Islam India dari
keterpurukan.
Diantara ide-ide yang cemerlang itu adalah sebagai berikut:5
a.Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa peningkatan kedudukan ummat Islam India,
dapat diwujudkan dengan hanya bekerjasama dengan Inggris. Inggris telah merupakan
penguasa terkuat di India, dan menentang kekuasaan itu tidak membawa kebaikan bagi
ummat Islam India. Hal ini akan membuat mereka tetap mundur dan akhirnya akan jauh
ketinggalan dari masyarakat Hindu India. Disamping itu dasar ketinggian dan kekuatan
barat, termasuk didalamnya Inggris, ialah ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Untuk dapat maju, ummat Islam harus pula menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
modern itu. Jalan yang harus ditempuh ummat Islam untuk memperoleh ilmu
pengetahuan dan teknologi modern yang diperlukan itu bukanlah kerjasama dengan
Hindu dalam menentang Inggris tetapi memperbaiki dan memperkuat hubungan baik
dengan Inggris. Ia berusaha meyakinkan pihak Inggris bahwa dalam pemberontakan
1857, ummat Islam tidak memainkan peranan utama. Atas usaha-usahanya dan atas
sikap setia yang ia tunjukkan terhadap Inggris Sayyid Ahmad Khan akhirnya berhasil
dalam merobah pandangan Ingris terhadap ummat Islam India. Dan sementara itu
kepada ummat Islam ia anjurkan supaya jangan mengambil sikap melawan, tetapi sikap
berteman dan bersahabat dengan inggris. Cita citanya untuk menjalani hubungan baik
antara inggris dan umat islam, agar demikian ummat islam dapat di tolong dari
kemunduranya ,telah dapat di wujudkan di masa hidupnya.
b. Sayid Ahmad Khan melihat bahwa ummat Islam India mundur karena mereka tidak
mengikuti perkembangan zaman. Peradaban Islam klasik telah hilang dan telah timbul
peradaban baru di barat. Dasar peradaban baru ini ialah ilmu pengetahuan dan
teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi modern adalah hasil pemikiran manusia.
Oleh karena itu akal mendapat penghargaan tinggi bagi Sayyid Ahmad Khan. Tetapi
5 Akhmad Taufik Dkk. Sejarah Pemikiran Dan Tokoh Medernisme Islam, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2005), h. 105
6

sebagai orang Islam yang percaya kapada wahyu, ia berpendapat bahwa kekuatan akal
bukan tidak terbatas. Karena ia percaya pada kekuatan dan kebebasan akal, sungguhpun
mempunyai batas, ia percaya pada kebebasan dan kemerdekaan manusia dalam
menentukan kehendak dan melakukan perbuatan. Alam, demikian Sayyid Ahmad Khan
selanjutnya, berjalan dan beredar sesuai dengan hukum alam yang telah ditentukan
Tuhan itu. Segalanya dalam alam terjadi menurut hukum sebab akibat.
c. Sejalan dengan ide-ide diatas, ia menolak faham Taklid bahkan tidak segan-segan
menyerang faham ini. Sumber ajaran Islam menurut pendapatnya hanyalah Al Quran
dan Al Hadist. Pendapat ulama di masa lampau tidak mengikat bagi ummat Islam dan
diantara pendapat mereka ada yang tidak sesuai lagi dengan zaman modern. Pendapat
serupa itu dapat ditinggalkan. Masyarakat manusia senantiasa mengalami perubahan
dan oleh karena itu perlu diadakan ijtihad baru untuk menyesuaikan pelaksanaan ajaranajaran Islam dengan suasana masyarakat yang berobah itu. Dalam mengadakan ijtihad,
ijma dan qiyas baginya tidak merupakan sumber ajaran Islam yang bersifat absolute.
Hadits juga tidak semuanya diterimanya karena ada hadits buat-buatan. Hadits dapat ia
terima sebagai sumber hanya setelah diadakan penelitian yang seksama tentang
keasliannya.
d. Yang menjadi dasar bagi system perkawinan dalam Islam, menurut pendapatnya, adalah
system monogamy, dan bukan system poligami sebagaimana telah dijelaskan oleh
ulama-ulama dizaman itu. Poligami adalah pengecualian bagi system monogamy itu.
Poligami tidak dianjurkan tetapi dibolehkan dalam kasus-kasus tertentu. Hukum
pemotongan tangan bagi pencuri bukan suatu hukum yang wajib dilaksanakan, tetapi
hanya merupakan hukum maksimal yang dijatuhkan dalam keadaan tertentu. Disamping
hukum potong tangan terdapat hukum penjara bagi pencuri. Perbudakan yang disebut
dalam Al Quran hanyalah terbatas pada hari-hari pertama dari perjuangan Islam.
Sesudah jatuh dan menyerahnya kota Makkah, perbudakan tidak dibolehkan lagi dalam
Islam. Tujuan sebenarnya dari doa ialah merasakan kehadiran Tuhan, dengan lain kata
doa diperlukan untuk urusan spiritual dan ketenteraman jiwa. Faham bahwa tujuan
doa adalah meminta sesuatu dari Tuhan dan bahwa Tuhan mengabulkan permintaan
itu, ia tolak. Kebanyakan doa, demikian ia menjelaskan, tidak pernah dikabulkan
Tuhan.6
6 Ibid.
7

e.Dalam ide politik, Sayyid Ahmad Khan, berpendapat bahwa ummat Islam merupakan
satu ummat yang tidak dapat membentuk suatu Negara dengan ummat Hindu. Ummat
Islam harus mempunyai Negara tersendiri,. Bersatu dengan ummat Hindu dalam satu
Negara akan membuat minoritas Islam yang rendah kemajuannya, akan lenyap dalam
mayoritas ummat Hindu yang lebih tinggi kemajuannya.7
Inilah pokok-pokok pemikiran Sayyid Ahmad Khan mengenai pembaharuan dalam
Islam. Ide-ide yang dimajukannya banyak persamaannya dengan pemikiran Muhammad
Abduh di Mesir. Kedua pemuka pembaharuan ini sama-sama memberi penghargaan tinggi
kepada akal manusia, sama-sama menganut faham Qadariyah, sama-sama percaya kepada
hukum alam ciptaan Tuhan, sama-sama menentang taklid, dan sama-sama membuka pintu
ijtihad yang dianggap tertutup oleh ummat Islam pada umumnya diwaktu itu.
2. Usaha-usaha yang dicapai oleh Sayyid Ahmad Khan.
Sebagian telah tersebut diatas, jalan bagi ummat Islam India untuk melepaskan diri
dari kemunduran dan selanjutnya mencapai kemajuan, ialah memperoleh ilmu
pengetahuan dan teknologi modern Barat. Agar dicapai sikap mental ummat yang kurang
percaya kepada kekuatan akal, kurang percaya pada kebebasan manusia dan kurang
percaya pada adanya hukum alam, berubah terlebih. Perubahan sikap mental itu ia
usahakan melalui tulisan-tulisan dalam bentuk buku dan artikel-artikel dalam bentuk
majalah Tahzib Al Akhlaq. Usaha melalui pendidikan juga ia tidak lupakan, bahkan pada
akhirnya kedalam lapangan inilah ia curahkan perhatian dan pusatkan usahanya. Sir
Ahmad Khan kemudian mendirikan lembaga pendidikan pertama yaitu Sekolah Inggris di
Mudarabad pada tahun 1861. Untuk menunjang lembaga pendidikan tersebut, Sir Ahmad
Khan pada tahun 1864 mendirikan The Scientific Society (Translation Society) sebagai
lembaga penerjemahan ilmu pengetahuan modern ke dalam bahasa Urdu. Di tahun 1879 ia
mendirikan sekolah Muhammedan Anglo Oriental College (MAOC) di Aligarth yang
merupakan karyanya yang bersejarah dan berpengaruh dalam cita-citanya untuk
memajukan ummat Islam India. Sekolah itu terbuka bukan hanya bagi orang Islam, tetapi
juga bagi orang Hindu, Parsi dan Kristen.8

7 Ibid, h. 106
8 Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, .. h. 160
8

D.Gerakan Aligarh
1. Munculnya Gerakan Aligarh
Gerakan Aligarh muncul setelah wafatnya Ahmad Khan. Keberadaan Gerakan
Aligarh tidak dapat lepas dari ketokohan Sayyid Ahmad Khan dan Perguruan Tinggi yang
didirikannya, yaitu MAOC Melalui MAOC ini, ide-ide pembaruan yang dicetuskan Sayyid
Ahmad Khan dianut dan disebarkan selanjutnya oleh murid serta pengikutnya yang
kemudian muncullah apa yang dikenal dengan Gerakan Aligarh. MAOC merupakan
markas Gerakan Aligarh dengan potensinya yang telah berkembang menjadi sebuah
institusi yang memainkan peran dalam mencarikan jalan keluar persoalan di bidang
pendidikan, sosial dan politik umat Islam di India.9
Gerakan Aligarh inilah yang menjadi penggerak utama bagi terwujudnya pembaruan
dikalangan ummat Islam India. Dengan adanya gerakan ini, ide-ide pembaruan selanjutnya
bermunculan seperti yang dicetuskan oleh Amir Ali, Muhammad Iqbal, Maulana Abdul
Kalam Azad, dan sebagainya. Gerakan ini pula yang yang meningkatkan umat Islam India
untuk bangkit menuju kemajuan. Pengaruhnya telah dirasakan pada golongan intelektual
Islam India.
2. Ciri- ciri Pokok Gerakan Aligarh
Adapun cirri-ciri pokok gerakan Aligarh sebagaimana yang disempaikan oleh
Mustafa Khan dalam An Apology for the New Light 1891 yaitu:
a. Gerakan ini ingin mengadopsi berbagai macam peradaban Eropa.
b. Gerakan ini menginginkan adanya perbaikan kondisi sosial, terutama sosial minoritas
Muslim India.
c. Gerakan ini menginginkan adanya perubahan pemahaman keagamaan dari yang
bercorak tradisional menuju corak moderen.
d. Akbar S. Ahmad mengatakan, bahwa Aligarh merupakan jawaban Muslim India
terhadap modernitas. Lebih lanjut lagi, bahwa Universitas ini memberi kesadaran baru
dan kepercayaan diri bagi umat Islam di anak Benua India pada gilirannya mendorong
lahirnya Negara Islam Pakistan. Sedangkan keberhasilan Gerakan Aligarh melalui

9 Akhmad Taufik Dkk. Sejarah Pemikiran Dan Tokoh Medernisme Islam, h. 108
9

MAOC dalam menempa tokoh pemikir Muslim India ditunjang oleh beberapa faktor, di
antaranya sebagai berikut:
e. Bidang Kurikulum.
f. Kemajuan Gerakan Aligarh disebabkan adanya mata pelajaran umum, seperti ilmu
alam, filsafat, humaniora dan sebagainya.
g. Bahasa.
h. Bahasa yang dipakai sebagai bahasa pengantar adalah bahasa Inggris. Hal ini didasari
bahwa ilmu pengetahuan di Barat kebanyakan ditulis dalam bahasa Inggris.
i. Tujuan pendidikan dan kurikulum pendidikan
j Berdirinya lembaga pendidikan MAOC atau dengan sebutan Aligarh yang digagas
Ahmad Khan mempunyai tujuan penting dalam bidang pendidikan dengan Tujuan
untuk melahirkan satu generasi Muslim yang menguasai ilmu-ilmu modern Barat
namun tetap mempertahankan komitmen yang tinggi terhadap Islam. Sedangkan dalam
bidang kurikulum diajarkan ilmu-ilmu agama islam dan ilmu-ilmu modern.10
3.Tokoh tokoh Penerus Gerakan Aligarh
Ahmad Khan mengabdikan diri bagi pembaharuan melalui MAOC selama lebih
kurang dua dekade. Selanjutnya ide-idenya dikembangkan dan disebarkan oleh murid dan
pendukungnya. Dengan demikian gerakan Aligarh ini tetap berkembang walaupun beliau
telah tiada. Gerakan Aligarh dipimpin secara silih berganti oleh para tokoh yang
memperjuangkan nasib umat Islam India. Di antaranya adalah:
a. Sayyid Mahdi Ali (Nawab Muhsin al-Mulk) (1837-1907).
Setelah Sayyid Ahmad Khan wafat, maka kepemimpinan Aligarh pindah ke
tangan Sayyid Mahdi Ali, yang dikenal dengan nama Nawab Muhsin al-Mulk (18371907). Pada mulanya dia adalah pegawai Serikat India Tifluk, kemudian menjadi
pembesar di Hyderabad. Dia pernah berkunjung ke Inggris untuk keperluan Pemerintah
Hyderabad. Di tahun 1863 dia berkenalan dengan Sayyid Ahmad Khan dan kemudian
antara keduanya terjalin tali persahabatan yang erat. Dia banyak rnenulis artikel di
Tahzib Al Akhlaq dan juga di majalah yang diterbitkan M.A.O.C. Dia pindah ke Aligarh
dan menetap di sana mulai pada tahun 1893. Pada tahun 1897 dia menggantikankan
10 Abdul Hamid, Pemikiran Modern Dalam Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010), h.
164
10

kedudukan Sayyid Ahmad Khan di M.A.O.C. Dia mempunyai jasa yang besar dalam
menyebarkan ide ide Sayyid Ahmad Khan yang dilakukannya melalui Muhammedan
Educational Conference.11
Muhsin al-Mulk berhasil membuat golongan ulama India merubah sikap keras
terhadap Gerakan Aligarh. Sebagaimana diketahui bahwa Deoband yang banyak
menghasilkan ulama ulama India tradisional, mempunyai sikap yang tidak kooperatif
dengan Inggris, sedang Sayyid Ahmad Khan terkenal dengan sikap pro Inggris. Jadi
antara M.A.O.C terdapat perbedaan bukan hanya dalam soal-soal keagamaan saja tetapi
juga mengenai sikap politik. Muhsin al-Mulk tidak hanya membawa para ulama dekat
dengan Aligarh, lebih jauh dia mampu menarik beberapa lawan politik pendiri
Perguruan Tinggi tersebut. Dia adalah orang yang paling cinta damai, namun dia
dihadapkan juga kepada kontraversi Hindu-Urdu yang telah ada sejak akhir-akhir
kehidupan Sayyid Ahmad.
b. Viqar al-Mulk (1841 1917)
Tokoh lain yang berpengaruh ialah Viqar al-Mulk (1841 1917). semenjak muda
dia telah menjadi Penolong dan pengikut Sayyid Ahmad Khan. Pada tahun 1907 dia
menggantikan Nawab Muhsin al-Mulk dalam pimpinan M.A.O.C. Masa inilah
terjadinya perubahan-perubahan besar dalam adminsitrasi Perguruan Tinggi Aligarh,
bahkan dalam kebijaksanaan politik umat Muslim India.[24] Viqar al-Mulk bernama
Mushtaq Hussain yang lahir 1841, di Distrik Moradabad, United Pravinces. Dia adalah
rekan Sayyid Ahmad Khan dan juga Muhsin al-Mulk. Bersama dengan Muhsin al-Mulk
dia selalu bekerja sama dalam masalah administrasi Aligarh. Pada masa Viqar ini terjadi
pertentangan antara Viqar al-Mulk dengan Mr. Archbold yang menjadi Direktur
M.A.O.C di waktu itu. Dalam pertentangan ini Gubernur Daerah menyebelah Archbold
sedang Viqar al-Mulk disokong oleh Agha Khan serta Amir Ali dan selanjutnya oleh
masyarakat Islam di luar. Archbold akhirnya terpaksa mengundurkan diri. Kekuasaan
Inggris di M.A.O.C dari semenjak itu mulai berkurang.12
Viqar al-Mulk sebagai seorang ulama yang keras pendirian dan pegangannya
terhadap agama, hidup keagamaan di M.A.O.C diperkuatnya. Pelaksanaan ibadah,
11 Akhmad Taufik Dkk. Sejarah Pemikiran Dan Tokoh Medernisme Islam, h. 109
12 Mukti Ali, Alam Pemikiran Islam Modern Di India dan Pakistan, (Bandung : Mizan,
1996), h. 103
11

terutama shalat dan puasa diperketat pengawasannya. Lulus dalam ujian, agama
menjadi syarat untuk dapat naik tingkat. Hal-hal tersebut di atas membuat M.A.O.C
menjadi lebih populer di kalangan ulama India.
c. Altaf Husain Hali (1837-1914).
Tokoh India lainnya yang terkenal sebagai penyebar ide ide pembaruan Sayyid
Ahmad Khan adalah Altaf Husain Hali (1837 1914). Dia pernah bekerja sebagai
penerjemah di kantor Pemerintah Inggeris di Lahore, tetapi kemudian pindah ke Delhi.
Di sinilah dia berkenalan dengan Sayyid Ahmad Khan dan keduanya menjadi teman
baik. Hali terkenal sebagai seorang penyair, tetapi dia juga menulis karangan karangan
untuk Tahzib al-Akhlaq. Atas permintaan Sayyid Ahmad Khan dia menulis syair
tentang peradaban Islam di Zaman Klasik. Keluarlah di tahun 1879 apa yang terkenal
dengan nama Musaddas.13
Syair itu antara lain juga mengandung ide-ide Aligarh. Musaddas sangat berpengaruh
terhadap ummat Islam India, sehingga dikatakan bahwa di samping M.A.O.C dan
Muhammedan Educational Conference, Musaddas-lah yang mempunyai jasa besar
dalam mempopulerkan Gerakah Aligarh. Terhadap pendidikan wanita dia memandang
adanya kesejajaran yang sama dengan lelaki. Oleh karenanya dia lebih progresif dari
Sayyid Ahmad Khan yang memandang bahwa kaum wanita saat itu belum perlu
mendapat pendidikan sebagai kaum lelaki.
d. Muhammad Syibli Numani
Muhammad Syibli Numani (1857 1914) diangkat pada tahun 1883 sebagai
Asisten Profesor Bahasa Arab di Aligarh. Dia mempunyai pendidikan Madrasah
Tradisional dan pernah pergi ke Mekah dan Madinah memperdalam pengetahuannya
tentang agama Islam. Ketika di M.A.O.C., dia berjumpa dengan ide ide baru yang
dikemukakan oleh Gerakan Aligarh dan tertarik padanya. Latar belakang pendidikan
madrasahnya, membuat dia tidak mempunyai sikap se-liberal Sayyid Ahmad Khan.
Tetapi dia tidak menentang pemakaian akal dalam soal-soal agama; mempelajari
falsafat barat bukanlah haram. Ulama-ulama zaman klasik juga mempelajari dan
banyak yang menguasai filsafat. Pemikiran modern dalam bentuk moderat dapat
diterimanya.14
13 Akhmad Taufik Dkk. Sejarah Pemikiran Dan Tokoh Medernisme Islam, h. 111
14 Ibid., h. 113
12

13

BAB III
KESIMPULAN
Sayyid Ahmad Khan memberikan pemahaman baru kepadaa umat islam India bahwa
keterpurukan umat Islam pada masa itu di karenakan ketertinggalan di bidang pendidikan
modern. Inggris yang menjajah pada masa itu dilawan dengan tenaga, namun semua itu
tidak akan memberikan hasil yang memuaskan namun sebaliknya umat Islam India akan
semakin tertindas, oleh karena itu Sayyid Ahmad Khan melakukan pembaharuan serta
memberikan pemahaman kepada umat Islam harus bisa bangkit dari keterpurukan dengan
jalan harus meguasai ilmu pengetahuan modern, karena dengan demikian umat Islam akan
bisa bangkit dan bisa mengusir penjajah, Sayyid Ahmad Khan juga mengatakan bahwa
orang Inggris tidak perlu di musuhi tapi menjalin kerja sama dengan mereka sehingga bisa
mengembangkan ilmu pengetahuan modern, karena pada masa itu Inggris sudah maju
dibidang ilmu pengetahua dan teknologi yang modern.
Dengan Gerakan Aligarh-nya pemikiran dan ide-ide-nya terus berkembang kepada
masyarakat India bahkan sampai kepada masyarakat Islam di luar India. Sayyid Ahmad
Khan adalah tokoh yang mempunyai jiwa yang besar dalam memberikan pemikiran
tentang Islam yang sebenarnya, di mana sebelumnya peradaban Islam di masa Dinasti
Abbasiyah sangat menjadi sorotan seluruh dunia, peradaban yang penuh dengan
pengetahuan yang sangat maju. Namun pada periode selanjutnya Islam mengalami
kemuduran, sehingga timbullah para tokoh yang mempunyai pemikiran bahwa Islam harus
bangkit kembali dengan ilmu pengetahuan yang modern, seperti pemikiran yang
dikembangkan oleh sayid Ahmad Khan di India.

14

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hamid, Pemikiran Modern Dalam Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010
Akhmad Taufik Dkk. Sejarah Pemikiran Dan Tokoh Medernisme Islam, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2005
Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta: Djambotan, 1992
Ensiklopedi Oxford, Dunia Islam Modern, Bandung: PT Mizan, 2007
Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran Dan Pergerakan, Jakarta:
Bulan Bintang, 1990
Mukti Ali, Alam Pemikiran Islam Modern Di India dan Pakistan, Bandung : Mizan, 1996

15

A.

Gerakan Mujahidin Dan Sekolah Deoband

1.

Sejarah Lahirnya Gerakan Mujahidin di India

2.

Sekolah Deoband

C.

Tokoh Pembaharu India (Sayyid Ahmad Khan)

1.

Ide Mengenai Pembaharuan Sayyid Ahmad Khan

2.

Usaha-usaha yang dicapai oleh Sayyid Ahmad Khan.

D.

Gerakan Aligarh

1.

Munculnya Gerakan Aligarh

2.

Ciri- ciri Pokok Gerakan Aligarh

3.

Tokoh tokoh Penerus Gerakan Aligarh

Rupita
Nurmaliza

16

10

Anda mungkin juga menyukai