Anda di halaman 1dari 13

Studi Tokoh Orientalisme: William Muir

Makalah Penelitian Ini Diajukan Untuk Menyelesaikan

Tugas UTS Mata Perkuliahan Orientalisme dan Okseidentalisme

Dosen:
Al-Ustadz. Achmad Reza Hutama Al-Faruqi, S.Fil.I., M.Ag.

Penyusun:
Imam Padhlurrahman Hanif

Fakultas Ushuluddin
Program Studi Ilmu al-Qur’an & Tafsir
Universitas Darussalam Gontor
1442/2021
Kata Pengantar

‫الر ِحْي ِم‬ ِ ‫بِسـ ِم‬


َّ ‫اهلل الرَّمْح َ ِن‬ ْ
Bismillahirrahmanirrahim.
Pertama, sebagai rasa syukur marilah seraya kita panjatkan puja puji
syukur kita kehadirat Allah Swt yang telah memberikan limpahan rahmat serta
karunia-Nya kepada kita semua, terkhusus kepada saya sendiri selaku pemakalah
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Kedua, sholawat
besertakan salam seraya kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, ialah sang
rasulullah yang telah membawa risalah wahyu ilahi yang telah menuntun kita
semua, dari kesesatan menuju kebenaran yang haq, dan telah menyelamatkan kita
dari azab api neraka. Dalam makalah kali ini pemakalah membahas tentang “Studi
Tokoh Orientalis: William Muir”.

Sebagai pemakalah kami menyadari bahwa maka ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan malakah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir, semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita, Amin.

Ponorogo, 26 Juli 2021


BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Al-Quran adalah kitab suci bagi umat islam yang sangat luar biasa entah
itu dari sisi cara pewahyuan, isi, dan cara penyebarannya. Al-Quran diturunkan
melalui Malaikat Jibril dari Allah SWT kepada Nabi SAW melalui berbeda-beda
cara dan bentuk penurunannya, mulai dari suara gemerincing lonceng, suara
dentuman besi yang dipukul-pukul dan lain-lain. Akan tetapi yang menjadi
banyak perdebatan adalah apakah Al-Quran yang ada sekarang ini ada masih asli
ataupun otentik seperti yang ada pada zaman Nabi Muhammad SAW ataupun
tidak.

Sir William Muir adalah seorang orientalis yang berasal dari skotlandia,
yang banyak mengkaji tentang al-Qur’an, sehingga beliau buku yang isinya
menjelaskan tentang teori kronologi didalam al-Qur’an yang berbeda dengan
susunan aslinya. Selain itu beliau juga banyak meneliti tentang Nabi Muhammad
SAW, sehingga beliau mengarang kitab khusus yang menceritakan tentang
kepribadian Muhammad serta Teorinya yang menyatakan bahwa al-Qur’an itu
mengisahkan tentang kehidupan Muhammad SAW, sebagai authornya. Maka
dalam makalah kali ini pemakalah akan menggali tentang studi tokoh orientalis;
Sir William Muir.

b. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Biografi William Muir?
2. Bagaimana Pemikiran William Muir?
3. Apa saja Kritik atas pemikirannya pemikirannya?
4. Apa saja Karya-karyanya?

c. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui tentang biografi William Muir.
2. Unutk mengetahui bagaimana pemikiran William Muir.
3. Untuk mengetahui Kritik-kritk atas pemikirannya.
4. Untuk mengetahui apa saja karya-karyanya.

BAB II

PEMBAHASAN

a. Biografi William Muir

Sir William Muir beliau lahir di Glasgow, Britania Raya pada 27 April


1819, dan meninggal pada 11 Juli 1905 di Edinbugh Britania Raya. Beliau adalah
seorang Orientalis Skotlandia, dan administrator kolonial, Kepala Universitas
Edinburgh dan Letnan Gubernur Provinsi Barat Laut di India Britania.1

Sir William Muir menjadi terkenal oleh karena ia telah menulis salah satu
buku tentang kisah Nabi Muhammad, yang mana pada waktu itu masih sedikit
orang-orang yang menulis tentang biografi orang Islam yang memakai bahasa
inggris dan yang bersumber pada sumber-sumber primer. Akan tetapi perlu
diketahui juga bahwa sebelum ia berhasil membukukan karyanya itu, beliau
banyak mendapat pengaruh dari salah seorang teman Germannya yang bernama
Pfander, seorang penganut peitisme, sebuah gerakan di lingkungan Lutheranisme,
yang berlangsung dari akhir abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-18. Dengan
demikian perlu dicurigai, dalam hal ini, ditelaah mengenai isi dari buku yang
ditulis oleh Muir. Mengingat bahwa gerakan diatas sangat extrimis melihat dan
memahami agama Islam.

William Muir merupakan seorang peneliti asal Skotlandia yang menulis


tentang riwayat hidup Nabi Muhammad saw. Berawal dari kebingungannya saat
menelaah Al-Qur’an yang menurutnya tidak ditemukan kronologi urutan surah
baik waktu maupun tema tertentu, Muir berasumsi bahwa kronologi pewahyuan
Al-Qur’an bisa dipotret dari rekam jejak karir Nabi Muhammad saw. Menurutnya
sejarah Nabi Muhammad saw.-lah yang bisa mengilustrasikannya. Sebab
mengkaji latar belakang kehidupan author sebuah buku dapat membantu
memahami buku tersebut secara komprehensif.2 Asumsi ini ditolak oleh

1
. https://en.m.wikipedia.org/wiki/William_Muir, diakses pada 29 Juli 2021, 21.04 WIB
Muhammad Abu Lailah, yang menurutnya, Al-Qur’an bukanlah kumpulan sastra
yang mengilustrasikan kehidupan Nabi Muhammad.3

b. Pemikiran William Muir

Dalam bukunya Life of Mahomet, Muir menawarkan sebuah kronologi Al-


Qur’an yang runtutan surahnya berbeda dengan yang lainnya. Secara jelas
kronologi Muir ini berbeda dengan versi Noldeke terutama dalam penempatan
nomor surah. Muir juga memulai penanggalan lebih awal dari diangkatnya Nabi
Muhammad saw. menjadi seorang nabi.

Menurut Muir, dalam memetakan kronologi Al-Qur’an (periodesasi


pewahyuan) pasti tidak lepas dari terkaan dan asumsi dalam menyusunnya.
Namun ada ciri-ciri dan patokan yang bisa dibuat acuan. Pada mulanya surah-
surah yang turun bersifat penggembira dan liar. Lalu disusul surah-surah yang
bersifat naratif dan berprosa. Kemudian ditutup dengan surah-surah yang bersifat
otoritatif dan resmi. Dalam artian mengembangkan doktrin dan ajaran yang
disertai argumentasinya untuk ditujukan bagi kaum Musyrikin Mekah, kaum
Yahudi dan Nasrani. Muir juga mengakui bahwa sebagian besar surah-surah Al-
Qur’an tidak mempunyai ciri-ciri dan karakteristis khusus untuk menentukan
waktu dan periodenya secara spesifik. Sehingga penyusunan periodesasi
didasarkan pada asumsi semata. 4

Masih menurut Muir dari 114 surah yang ia periodesasikan secara umum
bisa diterima dan cukup beralasan. Penyusunan itu mengacu pada ciri dan sifat
yang ia gariskan sebelumnya kecuali beberapa surah yang sudah jelas periodenya.
Baginya masih sangat terbuka bagi siapapun untuk menentukan periodesasi
masing-masing surah.5

2
. William Muir, The Coran; Its Composition and Theacing; and the Testimony it Bears to
the Holy Scriptures, (London: Wyman dan Sons Printers, 1878), h. 8
3
. Muhammad Abu Lailah, Al-Qur’an al-Karim min al-Manẓur al-Istishraqiy; Dirasah
Naqdiyyah Tahliliyyah, (Kairo: Dar an-Nashr li al-Jāmiʻāt, 2002), h. 254
4
. William Muir, The Coran; Its Composition and Theacing…., h. 42
5
. Ibid., hal. 42
Teori kronologi Al-Qur’an yang ditawarkan oleh Muir dikelompokkan
menjadi enam periodesasi. Lima diantaranya turun di Mekah. Sedangkan satu
periode terakhir turun di Madinah. Periode pertama berisikan delapan belas surah
yang oleh Muir disebut dengan surah-surah rapsodi (penggembira). Sebab surah-
surah ini dimasukkan dalam masa sebelum Nabi Muhammad menerima wahyu
dan risalah. Tidak ada satu pun dari 18 surah itu yang merupakan dari pesan Ilahi.
Delapan belas surah tersebut antara lain al-‘Aṣr, al-Adiyat, az-Zalzalah, ash-
Syams, al-Quraish, al-Baqarah, al-Qariah, at-Tin, at-Takatsur, al-Humazah, al-
Infithar, al-Layl, al-Fil, al-Fajr, al-Balad, aḍ-Ḍuḥa, ash-Syarh, dan al-Kautsar. 6
Kesemua surah ini termasuk dalam kategori al-mufaṣṣal (surah-surah yang berada
di akhir dalam urutan mushaf Al-Qur’an). Disebut al-mufaṣṣal (terpisah) karena
banyak sekali pemisah antar surah-surah tersebut berupa basmalah.

Pada periode kedua Muir memasukkan empat surah yang dinilainya


sebagai surah-surah pembuka risalah Nabi Muhammad saw. Empat surah tersebut
adalah surah al- ‘Alaq, al-Ikhlaṣ, al-Muddaththir, dan al-Masad. Adapun periode
ketiga dimulai pada permulaan kenabian Nabi Muhammad hingga hijrah ke
Habasyah (Abbesina, sekarang Ethiopia). Surah-surah yang masuk dalam periode
ini mengandung nilai kebangkitan, mendeskripsikan surga dan neraka serta
perintah untuk mengembangkan perlawanan terhadap Quraisy. Jumlahnya ada 19
surah yaitu antara lain surah al-‘Ala, al-Qadr, al-Ghashiyah, ‘Abasa, at-Takwir,
al-Inshiqaq, aṭ-Ṭhariq, an-Naṣr, al-Buruj, al-Muthaffifīn, an-Naba’, al-Mursalat,
al-Insan, al-Qiyamah, al-Ma’arij, al-Kafirun, al-Ma’un, ar-Rahman, dan al-
Waqi’ah.

Periode keempat berisi 22 surah. Periode ini berlangsung di tahun keenam


hingga tahun kesepuluh dari kenabian (7 SH sampai 2 SH). Pada periode ini
surah-surah AlQuran mulai menceritakan kisah-kisah Yahudi, pendeta dan
dongeng Arab. Menurut Muir salah satu surah di periode ini yaitu QS 53
kandungannya masih berkompromi dengan kaum Musyrikin. Surah-surah periode
keempat antara lain: surah al-Mulk, an-Najm, as-Sajdah, az-Zumar, al-Muzammil,
an-Nazi’at, al-Qamar, Saba’, Luqman, al-Haqqah, al-Qalam Fuṣṣilat, Nuh, aṭ-

6
. Ibid., hal. 43
Ṭhur, Qaf, al-Jathiyyah, ad-Dukhan, aṣ-Ṣaffat, ar-Rum, asy-Syu’ara, al-Ḥijr, dan
adz-Dzariyat.7

Untuk periodesasi kelima dimulai di tahun kelima kenabian hingga


sebelum hijrah ke kota Madinah (2 SH hingga 1 H). Periode ini juga disebut
dengan periode penghapusan larangan. Terhitung ada 30 surah yang masuk dalam
periode ini, yaitu antara lain: surah al-Aḥqāf, al-Jin, Fāṭir, Yāsin, Maryam, Kahfi,
an-Naml, ash-Shūrā, Ghāfir, Ṣad, al-Furqān, Thāhā, az-Zukhrūf, Yūsuf, Hūd,
Yūnus, Ibrāhim, al-An’ām, atTaghābun, al-Qashash, al-Mu’minūn, al-Hajj, al-
Anbiyā’, al-Isrā’, an-Naḥl, ar-Ra’ad, al-‘Ankabūt, al-A’rāf, al-Falaq, an-Nās.

Dua surah terakhir masih diperselisihkan. Surah-surah pada periode ini


kontennya menarasikan tentang ajaran Islam. Sebut saja seperti diboikotnya kaum
Muslimin untuk melaksanakan ritual ibadah haji, perlawanan terhadap Quraisy,
pengadilan hari akhir dan surga-neraka hingga bukti kekuasaan dan keesaan Allah
Swt. Lambat laun surah yang turun semakin panjang dan berlembar-lembar. Jika
dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya. Mengingat dalam periode
kelima ini terdapat surah golongan aṭ-Ṭiwal (panjang) seperti QS al-A’raf.
Selebihnya mayoritas didominasi oleh golongan surah al-mi’in (100 an ayat) dan
golongan surah al-mathani (di bawah 100 an ayat). Menariknya beberapa surah
terakhir di periode ini ditemukan sisipan ayat-ayat yang turun di Madinah karena
masih memiliki keterkaitan tema. Sebagai contoh QS al-Ḥajj: 41, 33 dan QS al-
Naḥl: 110.8

Teori kronologi Al-Qur’an yang diaransemen ulang oleh Muir ini tampak
perbedaan secara sigfinikan -terutama pada periode Makkiyah dengan teori
kronologi para pendahulunya yang menawarkan empat periodesasi maupun teori
para sarjana Muslim klasik. Sehingga secara tidak langsung teori Muir
merekonstruksi teori para pendahulu dan mengkritisinya.9

Periode keenam disebut dengan periode Madinah. Mengingat semua turun


setelah hijrahnya Nabi Muhammad saw. Terhitung ada 21 surah yaitu surah al-

7
. Ibid., hal. 43-44
8
. Ibid., hal. 44
9
. Taufik Adnan Amal, Rekonstruksi Sejarah Al-Qur’an, h. 120
Bayyinah, al-Baqarah, Ali-‘Imran, al-Anfal, Muḥammad, al-Jumu’ah, al-Maidah,
al-Ḥasyr, an-Nisa, al-Mujadalah, aṭ-Ṭalaq, al-Munafiqun, an-Nur, al-Aḥzab, Al-
Ḥadid, aṣ-Ṣaf, al-Fatḥ, al-Mumtahanah, at-Taḥrim, al-Ḥujurat, at- Taubah. 10

c. Kritik Terhadap Pemikirannya

Dari pembahasan mengenai kronologi Al-Qur`an yang digagas oleh Sir


William Muir, ia menerapkan teori enam periode pada susunan kronologi Al-
Qur`an yang diarangsemennya berdasarkan hadishadis dan sîrah ar-Rasȗl yang ia
jabarkan dalam dua karayanya, Life of Mahomet dan The Coran. Its Composition
and Teaching; and the Testimony its Bears to the Holy Scriptures. Jumlah surat
yang ia letakkan dalam setiap periode yaitu periode pertama 18 surat, periode
kedua empat surat, periode ketiga, 19 surat, periode keepat 22 surat, periode
kelima 30 surat, dan periode keenam atau periode Madinah terdapat 21 surat.

Adapun kronologi Al-Qur`an Sir William Muir dinilai memeiliki


kelemahan pada dua aspek, yaitu adanya sekelompok surat yang diberi
penanggalan sebelum kenabian Muhammad saw. dan Muir terlalu
mengedepankan ideologi dan subjektifitasnya dalam menetapkan penanggalan
suatu surat seperti ketika ia menetapkan waktu pewahyuan surat An-Nashr.
Dengan banyaknya kritikan dari para ulama, membuat susunan kronologi Al-
Qur`an keduanya tidak dapat digunakan secara utuh dalam menentukan waktu
pewahyuan Al-Qur`an melainkan hanya dapat dijadikan bahan pertimbangan
untuk menentukan waktu penanggalan suatu surat dengan harus mengecek
terlebih dahulu ada tidaknya kekeliruan yang dilakukan oleh kedua tokoh itu
dalam menentukan waktu penanggalan suatu surat tersebut.11

d. Karya-karya William Muir

10
. William Muir, The Coran; Its Composition and Theacing; and the Testimony it Bears
to the Holy Scriptures, (London: Wyman dan Sons Printers, 1878) h. 44-47
11
. Nikmatul Khairiyah, Kronologi Al-Qur`An Menurut Theodor Nӧldeke Dan Sir William
Muir (Studi Analisis The History of The Qur`an dan Life of Mahomet), Tesis Institut Ilmu Al-
Qur’an (IIQ) Jakarta, hal. 168-169
William Muir merupakan seorang peneliti asal Skotlandia yang menulis
tentang riwayat hidup Nabi Muhammad saw dan pembahasan tentang kronologi
dalam al-Qur’an. Dan diantara karya-karya beliau yang paling terkenal yakni;

1. The life of mohammad from original sources

Secara garis besar, buku Muhammad His Life Based on the Earliest
Sources oleh penulisnya penulisnya dibagi ke dalam 85 bagian yang saling
berhubungan.29 Satu demi satu bagian diurutkan sesuai dengan urutan kejadian-
kejadian yang mengelilingi kehidupan Nabi Muhammad. Hampir semuanya
bernada kronologis, yakni berdasarkan urut waktu berlangsungnya suatu kejadian,
atau dapat dibahasakan menjadi periodisasi temporal. Muhammad His Life Based
on the Earliest Sources diawali dengan kisah janji Allah kepada Nabi Ibrahim
bahwa ia akan segera mempunyai anak dan diakhiri dengan prosesi pemakaman
Nabi Muhammad.12

Penulis membagi 85 bagian dalam buku Muhammad His Life Based on the
Earliest Sources ke dalam 4 kelompok; Sebelum kelahiran Nabi Muhammad,
kehidupan Nabi Muhammad di Mekah, kehidupan Nabi Muhammad di Madinah,
dan tema keislaman. 3 kelompok pertama menunjukkan kecenderungan
periodisasi temporal, dari satu masa ke masa berikutnya. Sedang kelompok
terakhir lebih cenderung tematis.

12
. Muhammad Irham, Buku Muhammad His Life Based On The Earliest Sources Karya
Martin Lings: Sebuah Kajian Historiografi, “Historia Madania” Jurnal Universitas Islam Negeri
Sunan Gunung Djati Bandung, hal. 154
2. The Coran

Buku Karangan William Muir yang berisi tentang teori kronologi Al-
Qur’an yang ditawarkan olehnya, yang mana ia mengelompokkannya menjadi
enam periodesasi. Lima diantaranya turun di Mekah. Sedangkan satu periode
terakhir turun di Madinah. Periode pertama berisikan delapan belas surah yang
oleh Muir disebut dengan surah-surah rapsodi (penggembira). Sebab surah-surah
ini dimasukkan dalam masa sebelum Nabi Muhammad menerima wahyu dan
risalah. Pada periode kedua Muir memasukkan empat surah yang dinilainya
sebagai surahsurah pembuka risalah Nabi Muhammad saw. Adapun periode
ketiga dimulai pada permulaan kenabian Nabi Muhammad hingga hijrah ke
Habasyah (Abbesina, sekarang Ethiopia). Surah-surah yang masuk dalam periode
ini mengandung nilai kebangkitan, mendeskripsikan surga dan neraka serta
perintah untuk mengembangkan perlawanan terhadap Quraisy.13

Periode keempat berisi 22 surah. Periode ini berlangsung di tahun keenam


hingga tahun kesepuluh dari kenabian (7 SH sampai 2 SH). Pada periode ini
surah-surah AlQuran mulai menceritakan kisah-kisah Yahudi, pendeta dan
dongeng Arab. Untuk periodesasi kelima dimulai di tahun kelima kenabian hingga
sebelum hijrah ke kota Madinah (2 SH hingga 1 H). Periode ini juga disebut
dengan periode penghapusan larangan. Dan terakhir periode keenam disebut
dengan periode Madinah. Mengingat semua turun setelah hijrahnya Nabi
Muhammad saw.14

3. The Caliphate: its rise, decline, and fall

Buku karangan Sir William Muir yang satu ini adalah buku yang
menjelaskan historis tentang Sistem Khilafah dalam islam. Buku ini menerangkan
tentang khilafah dalam islam dari awal berdirinya ke Khilafahan pada masa
setelah Nabi Muhammad SAW, yaitu masa Khulafaur Rasyidin. Serta
menerangkan tentang kekhilafahan setelah masa Khulafaur Rasyidin yaitu
Khilafah Umayyah, Abbasiyyah, dsb.

13
. Ali Fitriana, Menimbang Teori Kronologi Al-Qur’an Sir William Muir dan Hubbert
Grimme, “Al-Fanar” Jurnal STKQ al-Hikam Depok, Vol. 3, hal. 61
14
. Ibid., hal. 61
Buku karya William ini banyak dirujuk oleh sejarawan barat karena buku
ini secara spesifik banyak menerangkan tentang sistem-sistem, serta hukum pada
masa pemerintahan khilafah islamiyyah. Buku The Caliphate ini juga menjelaskan
bagaimana kekhilafahan itu berdiri, serta menelaah penyebab dan factor-faktor
merosot dan runtuhnya sebuah kekhilafahan islam.

BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan dari sisi biografinya bahwa
William Muir adalah seorang Orientalis dan Sejarawan Barat yang berasal dari
Skotlandia, beliau menggagas teori tentang kronologi Al-Qur`an, yang mana ia
menerapkan teori enam periode pada susunan kronologi Al-Qur`an yang
diarangsemennya berdasarkan hadishadis dan sîrah ar-Rasȗl yang ia jabarkan
dalam dua karayanya, Life of Mahomet dan The Coran. Its Composition and
Teaching; and the Testimony its Bears to the Holy Scriptures. Jumlah surat yang
ia letakkan dalam setiap periode yaitu periode pertama 18 surat, periode kedua
empat surat, periode ketiga, 19 surat, periode keepat 22 surat, periode kelima 30
surat, dan periode keenam atau periode Madinah terdapat 21 surat.

Adapun kronologi Al-Qur`an Sir William Muir dinilai memeiliki


kelemahan pada dua aspek, yaitu adanya sekelompok surat yang diberi
penanggalan sebelum kenabian Muhammad saw. dan Muir terlalu
mengedepankan ideologi dan subjektifitasnya dalam menetapkan penanggalan
suatu surat seperti ketika ia menetapkan waktu pewahyuan surat An-Nashr.
Dengan banyaknya kritikan dari para ulama, membuat susunan kronologi Al-
Qur`an keduanya tidak dapat digunakan secara utuh dalam menentukan waktu
pewahyuan Al-Qur`an melainkan hanya dapat dijadikan bahan pertimbangan
untuk menentukan waktu penanggalan suatu surat dengan harus mengecek
terlebih dahulu ada tidaknya kekeliruan yang dilakukan oleh kedua tokoh itu
dalam menentukan waktu penanggalan suatu surat tersebut.
b. Saran
Penelitian Barat terhadap Al-Qur`an masih terus berlanjut hingga saat ini.
Namun, tujuan dilakukannya kajian-kajian tersebut telah bergeser dari “ingin
menjatuhkan Islam” ke “untuk perkembangan ilmu pengetahuan”. Berubahnya
tujuan tersebut, tidak seharusnya membuat 170 kajian-kajian Islam terhadap
literatur-litaratur Barat berhenti. Kajian-kajian tersebut tetap harus terus berlanjut
agar tercipta keseimbangan perkembangan ilmu pengetahuan antara Timur dan
Barat, agar Timur atau Islam tidak hanya menjadi objek tetapi juga menjadi
subjek. Terkait bidang kronologi Al-Qur`an, meskipun telah banyak susunan
kronologi Al-Qur`an yang digagas oleh beberapa ilmuwan baik Muslim maupun
Barat, kajin di bidang ini tetap harus terus menerus dilakukan. Karena masih
banyak bagian dari tema ini yang masih membutuhkan pengkajian lebih lanjut
misalnya terkait surat-surat yang kontroversial pengelompokannya, apakah
Makkiyah atau Madaniyah.
DAFTAR PUSTAKA

Fitriana Ali, Menimbang Teori Kronologi Al-Qur’an Sir William Muir dan
Hubbert Grimme, “Al-Fanar” Jurnal STKQ al-Hikam Depok, Vol. 3

Abu Lailah Muhammad, Al-Qur’an al-Karim min al-Manẓur al-Istishraqiy;


Dirasah Naqdiyyah Tahliliyyah, (Kairo: Dar an-Nashr li al-Jāmiʻāt, 2002)

Irham Muhammad, Buku Muhammad His Life Based On The Earliest Sources
Karya Martin Lings: Sebuah Kajian Historiografi, “Historia Madania” Jurnal Universitas
Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung,

Khairiyah Nikmatul, Kronologi Al-Qur`An Menurut Theodor Nӧldeke Dan Sir


William Muir (Studi Analisis The History of The Qur`an dan Life of Mahomet), Tesis
Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta

Adnan Amal Taufik, Rekonstruksi Sejarah Al-Qur’an,

Muir William, The Coran; Its Composition and Theacing; and the Testimony it
Bears to the Holy Scriptures, (London: Wyman dan Sons Printers, 1878)

Anda mungkin juga menyukai