Anda di halaman 1dari 7

SYARAT MENJADI MUFASIR ATAU AHLI TAFSIR AL QURAN

Orang yang menafsirkan Al-Quran atau istilah arabnya adalah Mufassir haruslah bisa menguasai
beberapa ilmu pengatahuan sebagai berikut ;

1. Mengatahui tata bahasa arab yang meliputi ilmu Nahwu dan ilmu Shorof
2. Mengatahui ilmu balaghoh yang meliputi ilmu Maani, ilmu Bayan dan ilmu Badi
3. Mengatahui usul fiqh yang berupa Khos, Aam, Mujmal, dan lain-lain
4. Mengatahui sebab- sebab turunnya ayat ( Asbabun-Nuzul )
5. Mengetahui Nasikh dan Mansukh
6. Mengetahui ilmu Qiroat
7. Ilmu Ladunni

At Tibyan fi Qolami Muhammad Ali As Shobuni hal.159

:



,
) (
:
1.
)
(
( ) 2.
) 3.
(
4.
5.
6.
7.

Berdasarkan perkataan Imam As-Suyuty , Ahmad Bazawy Al-Dwy meringkaskan sejumlah adab yang harus
dimiliki oleh seorang mufassir, yaitu:
1.

Akidah yang lurus

2.

Terbebas dari hawa nafsu

3.

Niat yang baik

4.

Akhlak yang baik

5.

Tawadhu' dan lemah lembut

6.

Bersikap zuhud terhadap dunia hingga perbuatannya ikhlas semata-mata karena Allahta'ala

7.

Memperlihatkan taubat dan ketaatan terhadap perkara-perkara syara' serta sikap menghindar dari perkara-perkara
yang dilarang

8.

Tidak bersandar pada ahli bid'ah dan kesesatan dalam menafsirkan

9.

Bisa dipastikan bahwa ia tidak tunduk kepada akalnya dan menjadikan Kitab Allah sebagai pemimpin yang diikuti.

Sedangkan Manna' Al-Qattan menyebutkan sebelas etika yang harus dimiliki oleh seorang mufassir,
yaitu:
1.

Berniat baik dan bertujuan benar

2.

Berakhlak baik

3.

Taat dan beramal

4.

Berlaku jujur dan teliti dalam penukilan

5.

Tawadu' dan lemah lembut

6.

Berjiwa mulia

7.

Vokal dalam menyampaikan kebenaran

8.

Berpenampilan baik (berwibawa dan terhormat)

9.

Bersikap tenang dan mantap

10. Mendahulukan orang yang lebih utama daripada dirinya


11. Mempersiapkan dan menempuh langkah-langkah penafsiran secara baik
Lebih terperinci Ahmad Bazawy dalam bukunya Shuruth al-Mufassir wa Adabuhu menjelaskan bahwa syarat
mufassir secara umum terbagi menjadi dua aspek (aspek pengetahuan dan aspek kepribadian)
Aspek pengetahuan meliputi:
1.

Mengetahui dan memahami bahasa Arab dan ketentuan-ketentuannya(ilmu nahwu dan sharaf). Pemahaman
seorang mufassir terhadap bahasa Arab harus dimiliki, karena Al-Quran diturunkan dalam bentuk bahasa Arab.


Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.




Dan Sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al Quran itu diajarkan oleh seorang
manusia kepadanya (Muhammad)". Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar
kepadanya bahasa 'Ajam, sedang Al Quran adalah dalam bahasa Arab yang terang.
2. mengetahui ilmu balaghah, (maany, bayan, badi)
3. mengetahui ushul fiqh
4. mengetahui asbab an-nuzul

5. mengetahui nasikh dan mansukh


A. Asbabun Nuzul adalah secara bahasa asbabun nuzul terdiri dari dua kata yaitu asbab, jamak
dari sabab yang berarti sebab atau latar belakang, sedangkan nuzul merupakan bentuk
masdar dari anzala yang berarti turun. Pengertian asbab an-nuzul secara istilah adalah
sesuatu yang melatar belakangi tturunnya ayat, yang mencakup suatu permasalahan dan
menerangkan suatu hukum pada saat terjadi peristiwa-peristiwa.
B. Pengertian Kisah
Qashash berarti bekasan atau mengikuti bekasan (jejak).Lafadz qashash adalah mashdar yang berarti mencari
bekasan atau jejak.Qashash bermakna: urusan, berita, khabar dan keadaan. Qashash juga berarti berita-berita yang
berurutan.
Qashash al-Quran ialah khabar-khabar dari al-Quran tentang keadaan-keadaan umat yang telah lalu dan kenabian
masa dahulu, peristiwa-peristiwa yang telah terjadi, sejarah bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri serta
menerangkan bekasan-bekasan dari kaum-kaum purba itu (T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, 1993: 187).
C. Pengertian Munasabah
Kata munasabah secara etimologi, menurut As-Suyuthi berarti Al-musyakalah (keserupaan) dan almuqarabah (kedekatan). Az-Zarkaysi memberi contoh sebagai berikut : fulan yunabsi fulan, bearti si A mempunyai
hubungan dekat dengan si B dan menyerupainya. Istilah munasabah digunakan dalam illat dalam bab qiyas dan
bearti Al-wasf Al-muqarib li Al-hukm (gambaran yang berhubungan dengan hukum). Istilah munasabah di
ungkapkan juga dengan kata rabth (pertalian).
Menurut perngertian terminologi, munasabah dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Menurut Az-Zarkasyi :
Artinya : Munasabah adalah suatu hal yang dapat dipahami. Tatkala dihadapkan kepada akal, pasti akal itu akan
menerimanya.
2. Menurut Manna Al-Qathhthan :
Artinya : Munasabah adalah sisi keterikatan antara beberapa ungkapan dalam sau ayat atau antara ayat pada
beberapa ayat, atau antar surat (di dalam Al-quran).
3. Menurut Ibn Al-Arabi :
Artinya : Munasabah adalah keterikatan ayat-ayat Al-quran sehingga seolah-olah merupakan satu ungkapan
yang mempunyai kesatuan makna dan keteraturan redaksi. Munasabah merupakn ilmu yang sangat agung.
4. Menurut Al-Biqai :
Munasabah adalah suatu ilmu yang mencoba mengetahui alasan-alasan di balik susunan atau urutan bagiab Alquran, baik ayat dengan ayat atau surat dengan surat.
Jadi munasabah berarti menjelaskan korelasi makna antara ayat atau antara surat, baik korelasi itu bersifat umum
atau khusus, rasional ('aqli), persepsi (hassiyl, atau imajinatif (khayali), atau korelasi berupa sebab-akibat,'illat
dan ma'lul, perbandingan, dan perlawanan.
A. Secara harfiah, al-tahlili ( )berarti menjadi lepas atau terurai. Yang dimaksud dengan
al-tafsir al-tahlili ialah metode penafsiran ayat-ayat al-Quran dengan mengikuti tertib
susunan/ urut-urutan surat-surat dan ayat-ayat al-Quran itu sendiri dengan sedikit banyak
melakukan analisis didalamnya.
Ciri-ciri utama metode tafsir tahlili antara lain :
1. Membahas segala sesuatu yang menyangkut ayat itu dari segala seginya.
2. Mengungkapkan asbab an-nuzul ayat yang ditafsirkannya, jika ayat tersebut memang
memiliki asbab an-nuzul
3. Menafsirkan ayat per ayat secara berurutan, dalam pembahasannya selalu melihat korelasi
antar ayat, untuk menemukan makna penafsiran itu.
4. Tafsir tahlili dapat bercorak tafsir bi al-matsur, kalau titik tekan pembahasannya pada
riwayat, baik berupa hadits, atsar sahabat, atau pendapat ulama, yang kemudian dikuatkan
oleh rasio (rayu
Kelebihan dan kekurangan tafsir tahlili

Kelebihan al-tafsir al-tahlili antara lain terletak pada keluasan dan keutuhannya dalam memahami al-Quran, dalam
metode tahlili seseorang diajak memahami al-Quran dari awal (surat al-Fatihah) hingga akhir (surat an-Nas).
Diantara kelemahan tafsir tahlili ialah kajiannya tidak mendalam, tidak detail dan tidak tuntas dalam menyelesaikan
topic-topik yang dibicarakan.
B. Tafsir al-maudhui

:

Tafsir al-maudhui adalah tafsir yang membahas tentang masalah-masalah al-Quran al-karim yang memiliki
kesatuan makna dan tujuan dengan cara menghimpun ayat-ayat alquran.
Cirri-ciri tafsir al-maudhui

a. Menetapkan tema yang akan dibahas


b. Mengumpulkan ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan tema tersebut.
c. Menyusun ayat-ayat tersebut secara runtut menurut kronologis masa turunnya, disertai
pengetahuan tentang sebab-sabab turunnya.
d. Menjelaskan munasabah atau korelasi ayat-ayat tersebut di dalam masing-masing suratnya.
e. Menyusun tema bahasan di dalam kerangka yang pas, sistematis, sempurna dan utuh (outline)
f. Melengkapi penjelasan ayat dengan hadis-hadis nabi, bila dipandang perlu, sehingga
pembahasan menjadi semakin sempurna dan gamblang.
g. Mempelajari ayat-ayat tersebut secara tematik dan menyeluruh dengan cara menghimpun ayatayat yang mengandung pengertian yang serupa,

a.
b.
c.
d.

Diatara kelebihan metode tafsir maudhuI adalah:


Menjawab tantangan zaman, artinya metode ini mampu mengatasi perkembangan zaman
yang selalau berubah dan berkembang,
Praktis dan sistamatis, tafsir dengan metode tematik iini disusun secara praktis dan tematis
dalam memecahkan suatu permasalahan
Dinamis,
Membuat pemahaman menjadi utuh. Dengan ditetapkannya judul-judul pembahasan yang
akan dibahas, membuat pembahasan itu menjadi utuh dan sempurna.

Dan diantara kekurang metode ini adalah


a. Memenggal ayat al-Quran, maksudnya adalah metode ini mengambil kasus di dalam satu
ayat atau lebih yang mengandung berbagai macam permasalahan seperti masalah puasa,
zakat, haji dan lain sebagainya.
b. Membatasi pemahaman ayat, dengan adanya penetapan judul di dalam penafsiran.

A. Tafsir bi al-rayi
Secara bahasa kata merupakan mashdar dari kata yang di dalam pemakaiannya digunakan
untuk penglihatan mata. Selain untuk istilah penglihatan mata, ia juga dapat digunakan terkait
dengan (keyakinan), ( pandangan) dan ( pemikiran) atau . Menurut Husain al-Dzahabiy juga
dapat dipakai untuk makna ( ijtihad) dan ( qiyas).
1.
2.
3.

Tafsir bi al-rayi yang terpuji yaitu tafsir yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Sesuai dengan tujuan al-Syari (Allah SWT)
Jauh atau terhindar dari kesesatan
Dibangun atas dasar kaidah-kaidah kebahasaan bahasa Arab yang tepat dengan mempraktekkan gaya bahasa
uslubnya dalam memahami nash-nash Alquran.

4.

Tidak mengabaikan memperhatikan kaidah-kaidah penafsiran yang sangat penting seperti memperhatikan
asbabun nuzul, ilmu munasabah dan lain-lain saran yang dibutuhkan oleh mufassir.
Kelebihan :
a.
Sesungguhnnya Allah SWT telah memerintahkan kepada kita agar hendaknya suka
merenungkan Al-Qur'an
Sebagaimana hal itu termaktub dalam firman-Nya:

b.
c.
d.
a.
b.

Artinya: (inilah) kitab yang kami turunkan kepada engkau lagi diberkati, supaya mereka
emmperhatikan ayat-ayat dan supaya mendapat peringatan orang-orang yang berakal"
(QS.Shad:29)
Allah memerintahkan kepada orang-orang yang hendak menggali hukum agar kembali
kepada ulama'.
Kalau tafsir dengan ijtihad tidak diperbolehkan, tentunya ijtihad pun tidak diperbolehkan,
dan tentu saja banyak hukum yang tidak tergali, sungguh ini tidak benar
Sesungguhnya para sahabat telah emmbaca al-Qur'an dan berbeda beda dalam
menafsirkannya.
Kekurangan :
Sesungguhnya tafsir bir-ra'yi adalah mengatakan sesuatu tentang kalamullah tanpa
berdasarkan suatun ilmu, ini jeklas dilarang.
Adanya ancaman sebagaimana tersebut dalam hadis bagi orang yang menafsirkan ALQur'an dengan pendapatnya, yaitu sabda nabi SAW, yang berbunyi:

.c

c. Firman Allah SWT


Artinya : Dan Kami turunkan kepada engkau peringatan (al-Qur'an), supaya engkau
terangkan kepada manusia apa yang diturunkan kepada mereka, mudah-mudahan mereka
memikirkannya (QS.an-Nahl;44)
d. Para sahabat dan tabi'in tidak mau berkata sesuatu tentang al-Qur'an dengan pendapat
mereka. Telah diriwayatkan dari Ash-Shidiq, sesunggunya dia berkata:
:

:
Artinya: di langit mana aku bernaung dan di bumi mana aku berpijak? bila aku berkata
sesuatu tentang al-Qur'an dengan pendapatku, atau berkata tentang al-Qur'an dengan
sesuatu yang tidak kuketahui
B. Tafsir bi Al-matsur
Tafsir bil ma'tsur ialah tafsir yang berdasarkan pada Al-Qur'an atau riwayat
yang sahih yang sesuai dengan urutan dalam syarat-syarat mufassir.
Menurut Quraisy Sihab bahwa keistimewaan tafsir bil ma'tsur adalah
a). menekankan pentingnya bahasa dalam memahami al-Qur'an
b). memaparkan ketelitian redaksi ayat ketika menyampaikan pesan-pesannya
c). mengikat mufasir dalam bingkai teks ayat-ayat, sehingga membatasinya terjerumus
dalam subjektivitas berlebihan
kelemahan :
a.
banyak riwayat yang disisipkan oleh musuh-musuh Islam, seperti yang disisipkan oleh
orang-orang zindiq, baik dari bangsa yahudi maupun bangsa persi
b. usaha-usaha yang dilakukan oleh penganut-penganut mazhab yang terlalu jauh
menyimpang dari kebenaran, seperti yang dilakukan oleh kaum Syiah yang telah
menyandarkan kepada Ali ra

c.

bercampur baurnya riwayat-riwayat yang shahih dengan tidak shahih dan banyaknya
ucapan-ucapan yang dibangsakan kepada sahabat, atau tabi'in tanpa menyebut sanad dan
tanopa menyaring, sehingga bercampurlah yang hak dengan yang batil
d. riwayat-riwayat israiliyat yang mengandung dongengan-dongengan yang tidak dapat
dibenarkan
Disisi lain kelemahan dari tafsir bil ma'tsur adalah
a). Terjerumusnya sang mufasir dalam uraian kebahasaan dan kesusteraan yang bertele-tele
sehingga pesan pokok al-Qur'an menjadi kabur dicelah uraian itu
b). seringkali konteks turunnya ayat (uraian asbab al-nuzul atau sisi kronologis turunnya ayatayat hukum yang dipahami dari uraian nasikh/mansukh) hampirdapat dikatakan terabaikan
sama sekali, sehingga ayat-ayat tersebut bagaikan turun bukan dalam satu masa atau
berada di tengah-tengah masyarakat tanpa budaya
ciri-ciri tafsir bi al-matsur :
1. Memuat banyak cerita Israiliyat.
2.
Terdapat kebiasaan menerima riwayat dari orang-orang tertentu atau
yang hanya meriwayatkan tafsir dari orang yang disenangi.
3. Menafsirkan Al-Quran dengan hadits-hadits yang diriwayatkan dari
Rasulullah SAW untuk menjelaskan sebagian kesulitan yang ditemui
para sahabat.
4. Menafsirkan Al-Quran dengan pendapat para sahabat berdasarkan
ijtihad mereka.
5. Menafsirkan Al-Quran dengan pendapat tabiin untuk menjelaskan
kesamaran yang ditemui oleh kaum muslimin tentang sebagian
makna Al-Quran.
A. Pengertian mukjizat : Menurut bahasa kata Mujizat berasal dari kataijaz diambil dari kata
kerja ajaza-ijaza yang berarti melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Pelakunya (yang
melemahkan) dinamai mujiz. Bila kemampuannya melemahkan pihak lain amat menonjol
sehingga mampu membungkam lawan, ia dinamai mujizat.
Menurut istilah Mukjizat adalah peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seseorang yang
mengaku
Nabi,
sebagai
bukti
kenabiannya.
Dengan
redaksi
yang
berbeda, mukjizat didefinisikan pula sebagai suatu yang luar biasa yang diperlihatkan Allah
SWT. Melalui para Nabi dan Rasul-Nya, sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabian
dan kerasulannya.
Macam-macam mukjizat :
Secara garis besar, mukjizat dibagi dalam dua bagian pokok, yaitu mukjizat yang bersifat
material indrawi yang tidak kekal dan mukjizat immaterial, logis, dan dapat dibuktikan
sepanjang masa.
1. Pengertian tafsir : Secara harfiah (etimologis), tafsir berarti menjelaskan (al-idhah),
menerangkan (al-tibyan), menampakkan (al-izhhar), menyibak (al-kasyf), dan merinci
(al-tafshil). Kata tafsir terambil dari kata al-fasr yang berarti (al-ibanah( ) dan alkasyf ( )yang keduanya berarti membuka (sesuatu) yang tertutup (kasyf almughaththa).

Kata Al Kilby dalam At Tas-shiel:


. :
Tafsir itu, ialah: mensyarahkan Al Quran, menerangkan maknanya
dan menjelaskan apa yang dikehendakinya dengan nashnya atau
dengan isyaratnya, ataupun dengan najuahnya

2. Wahyu : Arti wahyu dari segi bahasa adalah petunjuk yang di sampaikan secara
sembunyi, atau dengan kata lain wahyu tersebut menggunakan metode sembunyisembunyi dalam penyampaiannya. Pengertian wahyu Menurut syara' wahyu adalah
pemberitahuan Allah SWT kepada orang yang dipilih dari beberapa hamba-Nya
mengenai beberapa petunjuk dan ilmu pengetahuan yang hendak diberitahukannya
tetapi dengan cara yang tidak biasa bagi manusia, baik dengan perantaraan atau
tidak dengan perantaraan.
3. Nasakh wa mansukh : secara etimologis adalah mengganti atau menghapus. Menurut
terminologi; mengganti hukum syari amali juzi dengan hukum syari amali juzi lain
yang berbeda ketentuan hukumnya yang datang kemudian atau merubah dan
membatalkan sesuatu dengan menempatkan sesuatu yang lain sebagai gantinya (
) .
4. Amtsal : amtsal al-Quran adalah ungkapan-ungkapan yang terdapat dalam al-Quran
yang memiliki gaya bahasa yang Indah dimana terbentuk persamaan yang terdapat
dalam ayat-ayat al-Quran tersebut, baik persamaannya jelas maupun tidak, sehingga
kita dapat lebih mudah untuk meresapi dan memahami untuk dijadikan sebagai
pelajaran.
Devenisi amtsal secara terminologi juga diungkapkan oleh Rasyid ridha yang
mengatakan bahwaamtsal adalah kalimat yang digunakan untuk memberi kesan dan
menggerakan hati nurani.bila didengar terus pengaruhnya kian menyentuh lubu hati
paling dalam.

Anda mungkin juga menyukai