Orang yang menafsirkan Al-Quran atau istilah arabnya adalah Mufassir haruslah bisa menguasai
beberapa ilmu pengatahuan sebagai berikut ;
1. Mengatahui tata bahasa arab yang meliputi ilmu Nahwu dan ilmu Shorof
2. Mengatahui ilmu balaghoh yang meliputi ilmu Maani, ilmu Bayan dan ilmu Badi
3. Mengatahui usul fiqh yang berupa Khos, Aam, Mujmal, dan lain-lain
4. Mengatahui sebab- sebab turunnya ayat ( Asbabun-Nuzul )
5. Mengetahui Nasikh dan Mansukh
6. Mengetahui ilmu Qiroat
7. Ilmu Ladunni
:
,
) (
:
1.
)
(
( ) 2.
) 3.
(
4.
5.
6.
7.
Berdasarkan perkataan Imam As-Suyuty , Ahmad Bazawy Al-Dwy meringkaskan sejumlah adab yang harus
dimiliki oleh seorang mufassir, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bersikap zuhud terhadap dunia hingga perbuatannya ikhlas semata-mata karena Allahta'ala
7.
Memperlihatkan taubat dan ketaatan terhadap perkara-perkara syara' serta sikap menghindar dari perkara-perkara
yang dilarang
8.
9.
Bisa dipastikan bahwa ia tidak tunduk kepada akalnya dan menjadikan Kitab Allah sebagai pemimpin yang diikuti.
Sedangkan Manna' Al-Qattan menyebutkan sebelas etika yang harus dimiliki oleh seorang mufassir,
yaitu:
1.
2.
Berakhlak baik
3.
4.
5.
6.
Berjiwa mulia
7.
8.
9.
Mengetahui dan memahami bahasa Arab dan ketentuan-ketentuannya(ilmu nahwu dan sharaf). Pemahaman
seorang mufassir terhadap bahasa Arab harus dimiliki, karena Al-Quran diturunkan dalam bentuk bahasa Arab.
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.
Dan Sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al Quran itu diajarkan oleh seorang
manusia kepadanya (Muhammad)". Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar
kepadanya bahasa 'Ajam, sedang Al Quran adalah dalam bahasa Arab yang terang.
2. mengetahui ilmu balaghah, (maany, bayan, badi)
3. mengetahui ushul fiqh
4. mengetahui asbab an-nuzul
Kelebihan al-tafsir al-tahlili antara lain terletak pada keluasan dan keutuhannya dalam memahami al-Quran, dalam
metode tahlili seseorang diajak memahami al-Quran dari awal (surat al-Fatihah) hingga akhir (surat an-Nas).
Diantara kelemahan tafsir tahlili ialah kajiannya tidak mendalam, tidak detail dan tidak tuntas dalam menyelesaikan
topic-topik yang dibicarakan.
B. Tafsir al-maudhui
:
Tafsir al-maudhui adalah tafsir yang membahas tentang masalah-masalah al-Quran al-karim yang memiliki
kesatuan makna dan tujuan dengan cara menghimpun ayat-ayat alquran.
Cirri-ciri tafsir al-maudhui
a.
b.
c.
d.
A. Tafsir bi al-rayi
Secara bahasa kata merupakan mashdar dari kata yang di dalam pemakaiannya digunakan
untuk penglihatan mata. Selain untuk istilah penglihatan mata, ia juga dapat digunakan terkait
dengan (keyakinan), ( pandangan) dan ( pemikiran) atau . Menurut Husain al-Dzahabiy juga
dapat dipakai untuk makna ( ijtihad) dan ( qiyas).
1.
2.
3.
Tafsir bi al-rayi yang terpuji yaitu tafsir yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Sesuai dengan tujuan al-Syari (Allah SWT)
Jauh atau terhindar dari kesesatan
Dibangun atas dasar kaidah-kaidah kebahasaan bahasa Arab yang tepat dengan mempraktekkan gaya bahasa
uslubnya dalam memahami nash-nash Alquran.
4.
Tidak mengabaikan memperhatikan kaidah-kaidah penafsiran yang sangat penting seperti memperhatikan
asbabun nuzul, ilmu munasabah dan lain-lain saran yang dibutuhkan oleh mufassir.
Kelebihan :
a.
Sesungguhnnya Allah SWT telah memerintahkan kepada kita agar hendaknya suka
merenungkan Al-Qur'an
Sebagaimana hal itu termaktub dalam firman-Nya:
b.
c.
d.
a.
b.
Artinya: (inilah) kitab yang kami turunkan kepada engkau lagi diberkati, supaya mereka
emmperhatikan ayat-ayat dan supaya mendapat peringatan orang-orang yang berakal"
(QS.Shad:29)
Allah memerintahkan kepada orang-orang yang hendak menggali hukum agar kembali
kepada ulama'.
Kalau tafsir dengan ijtihad tidak diperbolehkan, tentunya ijtihad pun tidak diperbolehkan,
dan tentu saja banyak hukum yang tidak tergali, sungguh ini tidak benar
Sesungguhnya para sahabat telah emmbaca al-Qur'an dan berbeda beda dalam
menafsirkannya.
Kekurangan :
Sesungguhnya tafsir bir-ra'yi adalah mengatakan sesuatu tentang kalamullah tanpa
berdasarkan suatun ilmu, ini jeklas dilarang.
Adanya ancaman sebagaimana tersebut dalam hadis bagi orang yang menafsirkan ALQur'an dengan pendapatnya, yaitu sabda nabi SAW, yang berbunyi:
.c
Artinya : Dan Kami turunkan kepada engkau peringatan (al-Qur'an), supaya engkau
terangkan kepada manusia apa yang diturunkan kepada mereka, mudah-mudahan mereka
memikirkannya (QS.an-Nahl;44)
d. Para sahabat dan tabi'in tidak mau berkata sesuatu tentang al-Qur'an dengan pendapat
mereka. Telah diriwayatkan dari Ash-Shidiq, sesunggunya dia berkata:
:
:
Artinya: di langit mana aku bernaung dan di bumi mana aku berpijak? bila aku berkata
sesuatu tentang al-Qur'an dengan pendapatku, atau berkata tentang al-Qur'an dengan
sesuatu yang tidak kuketahui
B. Tafsir bi Al-matsur
Tafsir bil ma'tsur ialah tafsir yang berdasarkan pada Al-Qur'an atau riwayat
yang sahih yang sesuai dengan urutan dalam syarat-syarat mufassir.
Menurut Quraisy Sihab bahwa keistimewaan tafsir bil ma'tsur adalah
a). menekankan pentingnya bahasa dalam memahami al-Qur'an
b). memaparkan ketelitian redaksi ayat ketika menyampaikan pesan-pesannya
c). mengikat mufasir dalam bingkai teks ayat-ayat, sehingga membatasinya terjerumus
dalam subjektivitas berlebihan
kelemahan :
a.
banyak riwayat yang disisipkan oleh musuh-musuh Islam, seperti yang disisipkan oleh
orang-orang zindiq, baik dari bangsa yahudi maupun bangsa persi
b. usaha-usaha yang dilakukan oleh penganut-penganut mazhab yang terlalu jauh
menyimpang dari kebenaran, seperti yang dilakukan oleh kaum Syiah yang telah
menyandarkan kepada Ali ra
c.
bercampur baurnya riwayat-riwayat yang shahih dengan tidak shahih dan banyaknya
ucapan-ucapan yang dibangsakan kepada sahabat, atau tabi'in tanpa menyebut sanad dan
tanopa menyaring, sehingga bercampurlah yang hak dengan yang batil
d. riwayat-riwayat israiliyat yang mengandung dongengan-dongengan yang tidak dapat
dibenarkan
Disisi lain kelemahan dari tafsir bil ma'tsur adalah
a). Terjerumusnya sang mufasir dalam uraian kebahasaan dan kesusteraan yang bertele-tele
sehingga pesan pokok al-Qur'an menjadi kabur dicelah uraian itu
b). seringkali konteks turunnya ayat (uraian asbab al-nuzul atau sisi kronologis turunnya ayatayat hukum yang dipahami dari uraian nasikh/mansukh) hampirdapat dikatakan terabaikan
sama sekali, sehingga ayat-ayat tersebut bagaikan turun bukan dalam satu masa atau
berada di tengah-tengah masyarakat tanpa budaya
ciri-ciri tafsir bi al-matsur :
1. Memuat banyak cerita Israiliyat.
2.
Terdapat kebiasaan menerima riwayat dari orang-orang tertentu atau
yang hanya meriwayatkan tafsir dari orang yang disenangi.
3. Menafsirkan Al-Quran dengan hadits-hadits yang diriwayatkan dari
Rasulullah SAW untuk menjelaskan sebagian kesulitan yang ditemui
para sahabat.
4. Menafsirkan Al-Quran dengan pendapat para sahabat berdasarkan
ijtihad mereka.
5. Menafsirkan Al-Quran dengan pendapat tabiin untuk menjelaskan
kesamaran yang ditemui oleh kaum muslimin tentang sebagian
makna Al-Quran.
A. Pengertian mukjizat : Menurut bahasa kata Mujizat berasal dari kataijaz diambil dari kata
kerja ajaza-ijaza yang berarti melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Pelakunya (yang
melemahkan) dinamai mujiz. Bila kemampuannya melemahkan pihak lain amat menonjol
sehingga mampu membungkam lawan, ia dinamai mujizat.
Menurut istilah Mukjizat adalah peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seseorang yang
mengaku
Nabi,
sebagai
bukti
kenabiannya.
Dengan
redaksi
yang
berbeda, mukjizat didefinisikan pula sebagai suatu yang luar biasa yang diperlihatkan Allah
SWT. Melalui para Nabi dan Rasul-Nya, sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabian
dan kerasulannya.
Macam-macam mukjizat :
Secara garis besar, mukjizat dibagi dalam dua bagian pokok, yaitu mukjizat yang bersifat
material indrawi yang tidak kekal dan mukjizat immaterial, logis, dan dapat dibuktikan
sepanjang masa.
1. Pengertian tafsir : Secara harfiah (etimologis), tafsir berarti menjelaskan (al-idhah),
menerangkan (al-tibyan), menampakkan (al-izhhar), menyibak (al-kasyf), dan merinci
(al-tafshil). Kata tafsir terambil dari kata al-fasr yang berarti (al-ibanah( ) dan alkasyf ( )yang keduanya berarti membuka (sesuatu) yang tertutup (kasyf almughaththa).
2. Wahyu : Arti wahyu dari segi bahasa adalah petunjuk yang di sampaikan secara
sembunyi, atau dengan kata lain wahyu tersebut menggunakan metode sembunyisembunyi dalam penyampaiannya. Pengertian wahyu Menurut syara' wahyu adalah
pemberitahuan Allah SWT kepada orang yang dipilih dari beberapa hamba-Nya
mengenai beberapa petunjuk dan ilmu pengetahuan yang hendak diberitahukannya
tetapi dengan cara yang tidak biasa bagi manusia, baik dengan perantaraan atau
tidak dengan perantaraan.
3. Nasakh wa mansukh : secara etimologis adalah mengganti atau menghapus. Menurut
terminologi; mengganti hukum syari amali juzi dengan hukum syari amali juzi lain
yang berbeda ketentuan hukumnya yang datang kemudian atau merubah dan
membatalkan sesuatu dengan menempatkan sesuatu yang lain sebagai gantinya (
) .
4. Amtsal : amtsal al-Quran adalah ungkapan-ungkapan yang terdapat dalam al-Quran
yang memiliki gaya bahasa yang Indah dimana terbentuk persamaan yang terdapat
dalam ayat-ayat al-Quran tersebut, baik persamaannya jelas maupun tidak, sehingga
kita dapat lebih mudah untuk meresapi dan memahami untuk dijadikan sebagai
pelajaran.
Devenisi amtsal secara terminologi juga diungkapkan oleh Rasyid ridha yang
mengatakan bahwaamtsal adalah kalimat yang digunakan untuk memberi kesan dan
menggerakan hati nurani.bila didengar terus pengaruhnya kian menyentuh lubu hati
paling dalam.