Anda di halaman 1dari 1

HADITS MATRUK

1. Pengertian
Menurut bahasa kata matruk berasal dari akar kata taroka, yatruku, tarkan wa hua matruukun yang
artinya tertinggal.
Sedangkan menurut istilah hadis matruk adalah hadis yang salah satu rowinya seorang yang
dituduh berdusta.
2. Sebab-sebab tertuduhnya seorang perawi berdusta
Diantara sebab-sebab tertuduhnya dusta seorang perawi, ada beberapa kemungkinan yaitu sbb:
a. Periwayatan hadis yang menyendiri atau hanya ia sendiri yang meriwayatkannya. Hal ini
dikarenakan tidak ada seorang pun yang meriwayatkan hadis selain dia.
b. Seorang perawi dikenal sebagai pembohong dan pendusta pada selain hadis tertentu.
c. Menyalahi kaidah-kaidah yang maklum seperti kewajiban beragama, kewajiban shalat, zakat,
puasa, haji, dll.
3. Contoh hadis matruk
“berkata ibnu ‘Adi: telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Hasan bin Qutaibah, telah
menceritakan kepada kami Ahmad bin Jumhur al-Qurqasani, telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Ayyub, telah menceritakan kepada ku bapak ku, dari Roja’ bin Nuh, telah
menceritakan kepada ku anak perempuan Wahb bin Munabbah, dari bapaknya, dari Abi Hurairah,
Nabi Saw bersabda : “Barangsiapa yang menikah sebelum naik haji, maka sesungguhnya ia telah
mengerjakan maksiat.”
Dalam hadis ini ada seorang rawi yang bernama Ahmad bin Jumhur, ia adalah seorang rawi yang
dituduh berdusta karena hadis itu hanya diriwayatkan olehnya saja, tidak ada perawi lain yang
meriwayatkan hadis tersebut. Hadits yang seperti ini dinamakan hadis matruk.
Selain itu ada pula seorang perawi yang suka meriwayatkan hadis-hadis palsu yaitu Muhammad
bin Ayyub.
4. Rawi-rawi yang hadisnya dianggap Matruk
a. ‘Amr bin Syammar al-Ju’fi asy-Syi’i
b. ‘Amr bin Tsabit Abul Miqdam
c. Bisyr bin al-Husain al-Ishbihani
d. Ibrahim bin Ya’qub
e. Ibrahim bin Bakr asy-Syibani
f. Musa bin Ibrahim al-Maruzi
g. Nafi’ bin Hurmuz
h. Ar-Rabi’ bin Badr Abul ‘Ala’
i. Siwar bin Mush’ab al-Hamdani
j. Abu Hudbah al-farisi.
5. Tingkatan hadis matruk
Hadis matruk adalah hadis yang terburuk setelah hadis mawdhu’, tidak dapat diamalkan sama
sekali, karena cacat yang sangat fatal yaitu tertuduh dusta, posisinya dekat dengan hadis mawdhu’.
Oleh karena itu, sesuai dengan namanya matruk, artinya tertinggal, tidak didengar, tidak dianggap,
dan tidak diamalkan.

Anda mungkin juga menyukai