Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Al-qur’an adalah kitab suci yang paling fenomenal dan benar-benar tak ada
keraguan padanya (al-Qur’an). Kitab suci ini membuat orang-orang tercengang
akan keindahannya, tidak hanya dalam kalangan ummat islam akan tetapi ummat
ummat lain juga mengakui kehebatan al-Qur’an. Maka tidak heran sampai saat ini
masih banyak sekali yang ingin menggali rahasia-rahasia yang ada di balik al-
Qur’an tersebut. Ada yang mencoba mengkolaborasi dan melakukan eksplorasi
lewat perspektif keimanan, histories, bahasa dan sastra, pengkodifikasian,
kemu’jizatan, penafsiran serta telaah kepada huruf-hurufnya, adapula yang
mengkaji dari segi sosio-kultural dan heurmeuneutika dan lain sebagainya.
Salah satu pengkajian dan sekaligus pembuktian kemukjizatan Al Qur’an
adalah kajian terhadap kata-kata pembuka dan kata-kata penutup Al
Qur’an.Diketahui bahwa Al Qur’an terdiri dari 114 surat, ternyata diawali dengan
beberapa macam pembukaan (fawatih al-suwar) dan diakhiri dengan berbagai
macam penutupan (khawatim al-suwar).
Memang banyak sekali ilmu yang dapat digali dari kitab suci ini. Diantara
beberapa hal yang sering dibahas dalam al-qur’an, huruf muqatha’ah adalah salah
satu pembahasan yang memiliki kontroversi di berbagai kalangan. Menurut Watt,
huruf-huruf yang terdiri dari huruf-huruf alphabet (hijaiyah) ini, selain mandiri
juga mengadung banyak misterius, karena sampai saat ini belum ada pendapat
yang dapat menjelaskan masalah itu secara memuaskan.

2. RUMUSAN MASALAH
a. Apa Pengertian Fawatih Wa Khawatim al-Suwar?
b. Bagaimana Pembagian Fawatih Wa Khawatim al-Suwar?
c. Bagaimana Urgensi Studi Fawatih Wa Khawatim al-Suwar?
d. Bagaimana Kontroversi Sekitar Huruf Muqatha’ah?
e. Apa Pendapat Ulama’ Tentang Fawatih Wa Khawatim al-Suwar?
3. TUJUAN PENULISAN

a. Mengetahui dan Memahami Pengertian Fawatih Wa Khawatim al-Suwar


b. Mengetahui dan MemahamiPembagian Fawatih Wa Khawatim al-Suwar
c. Mengetahui dan MemahamiStudi Fawatih Wa Khawatim al-Suwar
d. Mengetahui Kontroversi Sekitar Huruf Muqatha’ah
e. Mengetahui Pendapat Ulama’ Tentang Fawatih Wa Khawatim al-Suwar

BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN FAWATIH WA KHAWATIM AL-SUWAR

a. Pengertian Fawatih al-Suwar


Menurut bahasa “Fawatih” adalah bentuk jamak dari kata “Fatihah” yang
artinya pembukaan atau permulaan.Sedangkam “Al-Suwar” adalah bentuk jamak
dari kata “As-Surah” yang artinya sekumpulan ayat-ayat Al-qur’an yang
mempunyai awalan dan akhiran. Jadi “Fawatih al-Suwar” diartikan dengan
beberapa pembukaan dari surat-surat Al-qur’an atau macam-macam awalan dari
surat al-qur’an. Istilah Fawatih al-Suwar (pembuka-pembuka surat) dalam al-
Qur’an bisa disebut juga dengan Awail al-Suwar ( permulaan-permulaan surat).
Menurut As-Suyuti huruf al-Muqotha’ah (huruf yang terpotong-
potong).Itulah yang disebut dengan fawatih suwar.Dan tergolong dari ayat
mutasyabih.Itulah yang menyebabkan banyak telaah tafsir untuk mengungkapkan
rahasia di dalamnya.1[1]

1[1] Rosihon Anwar, Ulumul Qur’an (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm. 129.
Sedangkan menurut Dr.Shulhi as Sholeh dalam kitabnya”Mabahits Fi
Ulumil Qur’an”,fawatih suwar berbeda dengan huruh muqotha’ah. Karena huruful
muqotha’ah merupakan salah satu macam fawatih suwar. Menurutnya seluruh
surat-surat dalam Al-qur’an dibuka dengan sepuluh macam pembukaan,dan salah
satunya adalah huruf-huruf hijaiyah yang terputus.2[2]

b. Pengertian Khawatim al-Suwar


Istilah Khawatim bentuk jamak dari Khatimah yang berarti penutup atau
penghabisan. Menurut bahasa Khawatim as-Suwar berarti penutup surah-surah al-
Qur’an. Sedangkan menurut istilah Khawatim as-Suwar adalah ungkapan yang
menjadi penutup dari surah-surah al-Qur’an yang memberi isyarat berakhirnya
pembicaraan.
Imam as-Suyuti dalam membahas Khawatim as-Suwar tidak begitu terperinci
sebagaimana menerangkan Fawatih al-Suwar.3[3]

2. PEMBAGIAN FAWATIH WA KHAWATIM AL-SUWAR

a. Macam-Macam Fawatih al-Suwar 4[4]


a) Pembukaan dengan pujian kepada Allah (al-Istiftah bi al-Tsana). Pujian kepada
Allah ada dua macam:
1. Memakai lafadz Hamdalah (‫)ال َحمد ُ ّلله‬, terdapat pada 5 surat, yakni al-
Fatihah, al-An’am, al-Kahfi, Saba’, Fathir.
2. Memakai lafadz Tabaraaka (‫)تبارك‬, terdapat dalam surat al-Furqon dan al-
Mulk.

b) Pembukaan dengan huruf-huruf yang terputus-putus (al-Ahruf al-Muqatta’ah).


Pembukaan dengan huruf-huruf ini terdapat dalam 28 surah dengan memakai 14
huruf tanpa diulang, yaitu: ‫ ي‬,‫ ه‬,‫ ن‬,‫ م‬,‫ ل‬,‫ ك‬,‫ ق‬,‫ ع‬,‫ ط‬,‫ ص‬,‫ س‬,‫ ر‬,‫ ح‬,‫ا‬

2[2] Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), hlm. 169.
3[3]Acep Hermawan, Ulumul Qur’an, , (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2011),
hlm. 102
4[4]Acep Hermawan, Ulumul Qur’an, hlm. 102-105
Dari rangkaian 14 huruf tersebut terdiri atas kelompok sebagai berikut:
1. Kelompok sederhanayangterdiri satu huruf, terdapat pada tiga surah, yaitu:
‫( ص‬Shad); ‫( ق‬Qaf); dan ‫( ن‬al-Qalam).
2. Kelompok yang terdiri dari dua huruf, terdapat pada sembilan surah,
yaitu: ‫( حم‬al-Mu’minun, as-Sajjadah, az-Zukhruf, al-Dukhan, al-Jatsiyah
dan al-Ahqaf); ‫( طس‬an-Naml);‫( يس‬Yasin); dan ‫( طه‬Thaha).
3. Kelompok yang terdiri dari tiga huruf, terdapat pada 12 surah, yaitu: ‫( الم‬al-
Baqarah, ali Imran, ar-Rum, Luqman dan Sajdah); ‫( الر‬Yunus, Hud,
Ibrahim, Yusuf dan al-Hajr); dan ‫( طسم‬al-Qashash dan as-Syu’ara).
4. Kelompok yang terdiri dari empat huruf, terdapat pada dua surah, yaitu:
‫( المر‬ar-Ra’d) dan ‫( المص‬al-A’raf).
5. Kelompok yang terdiri dari lima huruf, terdapat pada dua surah, yaitu:
‫( كهيعص‬Maryam) dan ‫( حم عسق‬as-Syura).

c) Pembukaan dengan panggilan (al- Istiftah bi al-Nida) ada tiga macam terdapat
pada sembilan surah sebagai berikut:
1. Panggilan untuk Nabi pada surat al-Ahzab, at-Tahrim, at-Thalaq )‫(يايهاالنبي‬
, al-Muzammil )‫ (يايهاالمزمل‬dan al-Mudatstsir )‫(يايهاالمدثر‬.
2. Nida untuk orang-orang yang beriman pada surat al-Ma’idah, al-Hujjurat
dan al-Mumtahanah )‫(يايهاالذين امنوا‬
3. Nida untuk orang-orang secara umum pada surat an-Nisa dan al-
Hajj )‫(يايهاالناس‬
Adapun hikmah dan rahasia adanya pembukaan surat-surat dengan nida’ yaitu
untuk memberi perhatian dan peringatan, baik bagi Nabi, umatnya, maupun untuk
menjadi pedoman kehidupan ini.
d) Pembukaan dengan kalimat berita (al-Jumlah al-Khabariyah) ada dua macam,
yaitu:
1. Kalimat Nomina (al-Ismiyah), terdapat pada sebelas surat, yaitu: at-
Taubah, an-Nur, as-Zumar, Muhammad, al-Fath, ar-Rahman, al-Haqqah,
Nuh, al-Qadr, al-Qari’ah dan al-Kautsar.
2. Kalimat Verba (al-Fi’liyah), terdapat pada 12 surat, yaitu: al-Anfal, an-
Nahl, al-Qamar, al-Mu’minun, al-Anbiya, al-Mujadalah, al-Ma’arij, al-
Qiyamah, al-Balad, ‘Abasa, al-Bayyinah dan at-Takatsur.

e) Pembukaan dengan Sumpah (Qasam) ada dua macam, yaitu:


1. Sumpah dengan benda-benda angkasa, terdapat dalam 8 surat, yaitu: al-
Shoffat, al-Najm, al-Mursalat, al-Nazi’at, al-Buruj, al-Thariq, al-Fajr, dan
al-Syams.
2. Sumpah dengan benda-benda bawah (bumi), terdapat dalam 3 surat yaitu:
al-Dzariyah, al-Tin, dan al-‘Adiyat.
3. Sumpah dengan waktu, terdapat dalam 3 surat yaitu: al-Lail, al-Dhuha,
dan al-‘Ashr.
Adapun hikmah dari fawatih al suwar dengan sumpah ini, pertama, agar
manusia meneladani sikap bertanggung jawab; berbicara harus benar dan jujur
dan berani berbicara untuk menegakkan keadilan; kedua, agar dalam bersumpah
manusia harus senantiasa memakai nama-nama Allah bukan selain-Nya; ketiga,
digunakannya beberapa benda sebagai sumpah Allah dimaksudkan agar benda-
benda itu diperhatikan manusia dalam rangka mendekatkan diri keapda Allah,
karena pada dasarnya, benda-benda itu ciptaan Allah.5[5]

f) Pembukaan dengan Syarat, ada dua macam di gunakan dalam tujuh surat, yaitu:
at-Takwir, al-Infithar, al-Insyiqaq, al-Waqi’ah, al-Munafiqun, al-Zalzalah dan an-
Nashr.

5[5] Abu Anwar, Ulumul Qur’an,(Jakarta: Amzah, 2009), hlm. 95.


g) Pembukaan dengan kata kerja perintah, ada enam kata kerja perintah yang
menjadi pembukaan surah-surah al-Qur’an, yaitu: al-‘Alaq, Jin, al-Kafirun, al-
Ikhlas, al-Falaq dan an-Nas.

h) Pembukaan dengan pertanyaan, ada dua bentuk yaitu:


1. Pertanyaan positif, digunakan dalam empat surah, yaitu: ad-Dahr, an-
Naba, al-Ghosyiyah dan al-Ma’un.
2. Pertanyaan negatif, hanya terdapat pada dua surah, yaitu: al-Insyirah dan
al-Fil.

i) Pembukaan dengan do’a :


1. Do’a atau harapan yang berbentuk kata benda, terdapat dalam QS. al-
Muthafifin dan QS. al-Humazah.
2. Do’a atau harapan yang berbentuk kata kerja, terdapat dalam QS. al-
Lahab.

j) Pembukaan dengan alasan hanya terdapat pada satu surat, yaitu surat al-
Quraisy.6[6]

b. Macam-Macam Khawatim al-Suwar 7[7]


a. Penutup surat dengan do’a. Do’a ini menjadi penutupan dari 4 surat, yaitu
al-Baqarah, al-Mukminun, Nuh, dan al-Falaq.
b. Penutupan dengan wasiat. Penutupan dengan wasiat ini ada dalam 7 surat,
yaitu ar-Rum, al-Dukhan, al-Shoff, al-A’la, al-Fajr, al-Dhuha, dan al-‘Ash.
c. Penutupan dengan perintah/masalah taqwa. Penutupan ini ada dalam 3
surat, yaitu Ali Imran, al-Nahl, dan al-Qomar.
d. Penutupan dengan keterangan soal faraidh, hanya ada dalam satu surat
saja, yakni: al-Nisa’.

6[6] Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, hlm. 192-198.


7[7] Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, hlm. 209-236
e. Penutupan dengan Ta’dhim kepada Allah swt. banyak sekali surat-surat
yang ditutup dengan ta’dhim, yaitu ada 18 surat sebagai berikut:
al-Maidah, al-Anfal, al-Anbiya’, al-Nur, Luqman, Fathir, Fusshilat, al-
Hujurat, al-Hadid, al-Hasyr, al-Jumu’ah, al-Munafiqun, al-Taghobun, al-
Thalaq, al-Jinn, al-Muddatsir, al-Qiyamah, dan Qal-Tin.
f. Penutupan dengan janji dan ancaman. Penutupan surat dengan janji dan
ancaman ini adalah yang paling banyak, yakni dalam 24 surat sebagai
berikut:
al-An’am, al-Furqan, al-Ankabut, al-Ahzab, al-Mukmin, al-Ahqaf,
Muhammad, al-Fath, al-Dzariyat, al-Mujadalah, al-Muzammil, al-Insan,
al-Muthaffifin, al-Insyiqaq, al-Thariq, al-Ghasyiyah, al-Balad, al-Syams,
al-Bayyinah, al-Zalzalah,. al-‘Adiyat, al-Humazah, al-Ma’un, dan al-
Lahab.
g. Penutupan dengan anjuran ibadah dan tasbih. Anjuran bertasbih ini
menjadi akhiran dari 6 surat, yaitu:
al-A’raf, Hud, al-Hijr, al-Thur, al-Najm, dan al-‘Alaq.
h. Penutupan dengan hiburan bagi Nabi Muhammad saw. Nabi dihibur Allah
di akhir 4 surat, yaitu Yunus, al-Zukhruf, al-Kautsar, dan al-Kafirun.
i. Penutupan dengan sifat-sifat al-Quran. Sifat-sifat al-quran ini dipakai
sebagai penutupan 4 surat, yaitu Yusuf, Shaad, al-Qalam, dan al-Buruj.
j. Penutupan dnegan bantahan, hanya terdapat dalam satu surat , yakni
al-Ra’d.
k. Penutupan dnegan ketauhidan, penutupan dnegan ketauhidan ini terdapat
di akhiran 7 surat, yaitu al-Taubah, Ibrahim, al-Kahfi, al-Qashash, al-Lail,
al-Insyirah, dan al-Ikhlash.
l. Penutupan dengan tahmid/pujian, terdapat di akhir 10 surat al-quran, yaitu
al-Isra, al-Naml, Yasin al-Shaffat, al-Zumr, al-Jaatsiyah, al-Rahman, al-
Waqi’ah, al-Haaqqah, dan al-Nashr.
m. Penutupan dengan kisah, kisah menjadi penutup 4 surat al-qur’an, yaitu
Maryam, al-tahrim, ‘Abasa, dan QS. al-Fiil.
n. Penutupan dengan anjuran jihad, hanya terdapat di akhir satu surat, yakni
al-Hajj.
o. Penutupan dengan perincian maksud. Ada 7 surat yang diberi penutupan
berupa perincian terhadap maksud ayat yang sebelumnya, yaitu al-Fatihah,
al-Syura, al-Takwir, al-Qadar, al-Qari’ah, al-Quraisy, dan al-Nas.
p. Penutupan dengan pertanyaan, ada di akhir 2 surat, yakni: al-Mulk dan al-
Mursalat.
q. Penutupan dengan keterangan hari kiamat, ini dijadikan penutup bagi 4
surat, yaitu al-Ma’arij, al-Naba’, al-Nazi’at, dan al-Infithar.
r. Penutupan dengan peringatan. Ada 7 surat yang ditutup dengan
peringatan, yaitu Thaha, al-Syuara, al-Sajadah, Saba’, Qaaf, al-
Mumtahanah, dan al-Takatsur.

3. URGENSI STUDI FAWATIH WA KHAWATIM AL-SUWAR

Tujuan studi fawatih wa khawatim al-suwar tidak terlepas dari konteks


penafsiran al-Qur’an. Diantara urgensi mengkaji fawatih al-suwar wa
khawatimuha adalah sebagai berikut:8[8]
1. Sebagai Tanbih (peringatan) untuk nabi dan umatnya serta dapat menjadi
pedoman bagi kehidapan ini.
2. Sebagai pengetahuan bagi kita yang senantiasa mengkajinya bahwa
dalam fawatih al-suwar wa khawatimuha banyak sekali hal-hal yang
mengandung rahasia-rahasia Allah yang kita tidak dapat mengetahuinya.
3. Sebagai motivasi untuk selalu mancari ilmu dan mendekatkan diri kepada
Allah swt. Untuk menghilangkan keraguan terhadap al-Qur’an terutama
bagi kaum muslimin yang masih lemah imannya karena sangat mudah
terpengaruh oleh perkataan musuh-musuh islam yang mengatakan
bahwa al-qur’an itu adalah buatan Muhammad. Dengan mengkaji fawatih
al-suwar wakhawatimuha kita akan merasakan keindahan bahasa al-
Qur’an itu sendiri bahwa al-Qur’an itu datang dari Allah swt.

8[8] Rosihon Anwar, Ulumu Qur’an, hlm. 134.


4. KONTROVERSI SEKITAR HURUF MUQATHA’AH

Dalam al-Qur’an terdapat 29 surat yang diawali dengan huruf-huruf


muqatha’ah,yaitu huruf-huruf yang membentuk sebuah kalimat yang tidak bisa
diartikan dan dipahami, namun huruf–huruf ini merupakan rahasia dari rahasia-
rahasia yang terkandung dalam al-qur’an yang hanya Allah yang tahu.
Para mufassir berbeda pendapat tentang pengertian dari huruf-huruf
muqatha’ah dalam al-qur’an al karim seperti dalam tafsir ibnu katsir bahwa para
mufassir berbeda pendapat dalam arti huruf muqatha’ah, huruf muqatha’ah
merupakan yang termasuk rahasia dari ilmu Allah dan hanyalah Allah yang tahu
akan hakikat tersebut,begitu juga pendapat tersebut tertulis dalam kitab aysar
tafasir.
Adapun dalam tafsir al-Mizan disebutkan 11 pendapat para mufassir tentang
huruf muqatha’ah yang dinukilkan dari Thabari dalam Majma’ul Bayan, dan
berikut poin-poin penting tentang pendapat para mufassir: ia merupakan
mutasyabihaat (yang tidak diketahu artinya) dan tidak ada yang mengetahuinya
kecuali Allah SWT. Merupakan nama dari surat yang jatuh padanya huruf
tersebut, seperti “Alif Lam Mim”, maka ia merupakan nama lain dari surat al-
Baqarah. Ia merupakan nama dari nama-nama Al-Qur’an secara keseluruhan. Ia
merupakan nama dari nama-nama Allah. Ia merupakan nama-nama Allah yang
terpotong,dan akan menjadi nama Allah jika digabung,seperti Alif Lam Ra’, Ha
Mim, Nun, maka akan menjadi Ar-rahman seperti diriwayatkan dari Sa’id Ibnu
Jabir.
dalam al-Amtsal diriwayatkan hadits dari imam Husain as: “para kaum kafir
quraisy dan yahudi tidak mempercayai Al-qur’an dan meeka berkata ‘ini
merupakan sihir’ maka Allah berfirman :”alif lam mim….dst, (dalam surat al-
baqarah)dan wahai Muhammad ini merupakan kitab yang aku turunkan padamu
ialah huruf muqatha’ah yaitu alif, lam, mim.dan merupakan huruf-huruh dari
bahsa kalian,maka datangkanlah yang seperti itu jika kalian benar”.
Huruf muqatha’ah yang terdapat diawal surat maryam didalam al-amstal
disebutkan bahwa huruf-huruf muqatha’ah tersebut mengandung arti nama dari
nama Allah yaitu kaf (kafii) berarti maha mencukupi, ha’ (hādi) berarti petunjuk,
ya’ (waliy) ‘ain (alīm) berarti maha mengetahui, dan shad (shadiqul wa’di) berarti
maha maha menepati janji. Namun sebagian mufassir menafsirkan huruf-huruf ini
pada peristiwa yang menimpa Al-husain as di karbala dengan pengertian ha’
berarti halaka itrah annabiy musibah agung yang menimpa keluarga nabi SAW,
ya’ berarti yazid,pemerintah dhalim yang berkuasa di zaman al-husain,’ain berarti
athasy, kehausan yang menimpa Al-husain dan keluarganya di karbala, shad
berarti shabar, kesabaran yang sangat agung Al-husain, keluarganya dan
sahabatnya demi menegakkan islam yang dibawa rasulullah SAW. Huruf
muqatha’ah ada pada awal surat,dan setelahnya sebagian banyak menerangkan
keagungan Al-qur’an, dan hal ini menunjukkan bahwa huruf tersebut sebagai
bukti dari keagungan al-qur’an sebagai mukjizat sepanjang zaman,dan tak ada
yang mampu menandinginya.

5. PENDAPAT ULAMA’ TENTANG FAWATIH WA KHAWATIM AL-SUWAR

a. Pendapat ulama’ tentang fawatih al-suwar


Dari beberapa pembahasan sebelumnya, terlihat bahwa fawatih al-suwar
ada 29 macam, yaitu terdiri dari 13 bentuk. Adapun huruf-huruf yang paling
sering digunakan secara berurutan ialah : alif, lam, mim, ha (ringan), ra, sin, tha,
shad, ha (berat), ya. ‘ain, qaf, nun. Huruf-huruf yang tidak disebutkan semuanya
berjumlah 14.Jadi, itu berarti separuh jumlah huruf hijaiyah (alfabet).
Fawatih al-suwar ini menjadi bukti kepada bangsa Arab, bahwa Al-qur’an
diturunkan dengan menggunakan huruf-huruf yang mereka ketahui atau dalam
fawatih al-suwar mereka kenal. Ini juga merupakan teguran keras sekaligus
pembuktian bahwa tidak ada yang mampu membuat semisal Al-qur’an.9[9]

9[9] Subhi Soleh, Membahas Ilmu-Ilmu Alquran, (Jakarta:Pustaka Firdaus, 1995),


hlm.304
Kajian tentang fawatih al-suwar telah dikembangkan oleh ahli tafsir
terdahulu seperti Zamakhsyari.Kemudian diikuti oleh Baidhawi demikian pula
Ibnu taimiyyah dan muridnya yang bernama Al-Hafidz Al-Mizi.
Apabila kita mengklasifikasikan huruf-huruf yang terdapat dalam fawatih
al-suwar, maka akan kita temukan :
a. Golongan huruf halq (yang suaranya keluar dari kerongkongan).
b. Golongan huruf mahmusah (yang suaranya seperti bisikan).
c. Golongan huruf mahjurah ( yang suaranya dikeraskan), ialah
hamzah, miim,lam, ‘ain,thaa, qhaf, ya, nun.
d. Golongan huruf syafahi (suaranya dibibir ) yaitu mim.
e. Golongan huruf qalqalah (suaranya bergerak apabila dimatikan)
yaitu qaf dan tha.

Dalam menyikapi ayat-ayat mutasyabihat yang terletak pada awal surah,


para ulama’ salaf berpendapat bahwa ayat-ayat tersebut telah tersusun sejak azali
sedemikian rupa, melengkapi segala yang melemahkan manusia dari
mendatangkan yang seperti Al-qur’an.10[10]
Karena kehati-hatian, mereka tidak berani menafsirkan maupun memberikan
pendapat mengenai huruf-huruf tersebut karena mereka percaya dan meyakini
bahwa Allah sendirilah yang mengetahui tafsir dari huruf-huruf tersebut. Hal ini
menjadi suatu kewajaran yang berlaku bagi ulama’ salaf karena mereka dalam hal
theology pun menolak terjun dalam pembahasan tentang hal-hal yang ssuci seperti
ungkapannya, ‘istiwa Allah adalah cukup diketahui, hal ini harus kita percayai,
mempersoalkan hal itu adalah bid’ah. 11[11]

10[10] M.Hasbi Ash-Shiddiqi, Ilmu-Ilmu Alquran, (Jakarta : Bulan Bintang, 1988),


hlm.127
11[11] H.A.Mukti Ali, Memahami Beberapa Aspek Ajran Islam, (Yogyakarta: Mizan,
1993), hlm.27
Sebagaimana yang dikatakan oleh Asy-Sya’bi yang dikutip oleh Subhi Solih
menyatakan : “ huruf awalan itu adalah rahasia Al-qur’an”.12[12] Hal ini
diperjelas dengan perkataan Ali bin Abi Thalib :
‫ان لكل كتاب صفوة صفوة هذا الكتاب حروف التهجي‬
"Sesungguhnya bagi tiap-tiap kitab ada saripatinya. Saripati al-Qur’an ini
ialah huruf-huruf hijaiyah".
Abu Bakar Ash-Shiddiq pernah berkata :
‫فى كل كتاب سروسرة فى القران أو ائل اسور‬
"Di tiap-tiap kitab ada rahasianya. Rahasia dalam al-Qur’an ialah
permulaan-permulaan surah."
Ahli-ahli hadis menukilkan dari Ibnu Mas’ud dan empat Khulafaur rasyidin
mereka berpendapat : huruf-huruf awalan yang sesungguhnya adalah ilmu yang
tertutup dan mengandung rahasia yang terselubung yang dikhususkan Allah.
Kajian-kajian tentang Al-qur’an telah berkembang sejalan dengan
munculnya ilmu-ilmu tafsir dan ulumul qur’an, yang disponsori oleh para
mufassir, sehingga corak penafsiran suatu ayat bisa jadi berbeda satu dengan
yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa apabila Al-qur’an digali lebih dalam lagi,
maka Al-qur’an itu akan semakin hidup.

Untuk lebih jelasnya, kita akan melihat pendapat atau penafsiran para
mufassir tentang fawatih al-suwar, diantaranya adalah:
- Mufassir dari kalangan tasawuf
Ulama’ tasawuf berpendapat bahwa fawatih al-suwar adalah huruf-
huruf yang terpotong-potong yang masing-masing diambil dari nama
Allah atau yang setiap hurufnya merupakan pengganti dari suatu kalimat
yang berhubungan dengan sesudahnya, atau huruf itu menunjuk kepada
maksud yang dikandung oleh surah yang diawali dengan huruf-huruf
terpotong-potong itu.
Misalnya apa yang dikemukakan oleh Ibnu abbas (w.65 H)
mengenai makna kaf , ha, ya, ‘ain, shad. Huruf kaf )‫ (ك‬berasal dari kata
karim ( Maha Penyantun), huruf ha)‫(ه‬ berasal dari kata hadin (Maha
Penuntun), ya )‫(ي‬berasal dari kata hakim, ’ain ( ‫ )ع‬berasal dari kata ‘alim
(Maha Mengetahui), shad )‫(ص‬berasal dari kata shadiq (tidak berdusta).
Mengenai tiga huruf awal alif lam ra, Ibnu Abbas mentakwilkannya
dengan annallahu araa (Aku Allah mengetahui). Empat huruf awalan alif
lam mim shad ditakwilkan ‫( أنا اللة أفصل‬Aku adalah Allah yang
memutuskan). Selain itu ada juga orang mentakwilkan tiga huruf awalan
tha sin mim dengan thursina wa Musa (bukit Thursina dan Musa), karena
dua buah surah yang masing-masing diawali dengan tiga huruf tersebut
mengetengahkan kisah nabi yang menerima Taurat (Musa) di bukit
Thursina.
- Mufassir orientalis
Pendapat yang paling jauh menyimpang dari kebenaran adalah dari
seorang orientalis yang bernama Noldeke, yang kemudian dikoreksi,
bahwa awalan surah itu tidak lain adalah huruf depan dan huruf belakang
dari nama para sahabat nabi. Misalnya, huruf sin adalah nama sa’ad bin
abi waqash, mim adalah huruf depan dari nama al-mughirah, huruf nun
adalah huruf akhir dari nama usman bin affan,dan lain-lain.
- Al-Khuwaibi
Al-Khuwaibi mengatakan bahwa kalimat-kalimat itu merupakan tanbih
bagi Nabi. Mungkin ada suatu waktu Nabi berada dalam keadaan sibuk
dan lain sebagainya.
- Rasyid Ridha
Ungkapan Rasyid ridha, sedikit berbeda dengan yang dikemukakan oleh
Al-Khuwaibi.Rasyid ridha berpendapat bahwa tanbih yang dimaksud
diatas adalah dihadapkan kepada orang-orang musyrik di Mekah,
kemudian kepada ahli kitab Madina.
- Mufassir dari kalangan Syi’ah
Kelompok syi’ah berpendapat jika huruf-huruf awalan itu dikumpulkan
setelah dihapus ulangannya maka akan berarti ‫“ صراط علي على حق‬jalan Ali
adalah kebenaran yang kita pegang teguh”. Pentakwilan itu kemudian
dijawab oleh kelompok Ahlu Sunnah, dan jawabannya berdasarkan
pengertian yang mereka peroleh dari huruf-huruf awalan itu yang juga
apabila dihapus ulangannya, dengan mengatakan “ benarlah jalanmu
bersama kaum Ahli Sunnah”.

Dari pendapat para ahli tentang fawatih al-suwar, dapat dilihat


bahwa pentakwilan sebuah ayat sangat banyak macamnya.Hal ini bisa jadi
berdasarkan pendidikan dan ilmu-ilmu yang dimilikinya serta
kecenderungan mereka mengkaji Al-qur’an secara lebih luas.Pada
prinsipnya, tidak menutup kemungkinan bagi mereka, mufassir, untuk
melahirkan sebuah tafsir yang dilandaskan dengan ilmu yang mendukung
dan memadai bagi seorang mufassir.

b. Pendapat Ulama’ Tentang Khawatim al-Suwar


Imam al-Suyuthi dalam mmbahas khawatim al-suwar tidak begitu terprinci
sebagaimana beliau menerangkan fawatih al-suwar.ia mnrangkan beberapa bentuk
term sebagai penutup dari surah-surah tersebut. Di situ diterangkan bahwa
penutup surah diantaranya berupa doa, wasiat, fara’idh,tahmid, tahlil, nasihat-
nasihat, janji, ancaman dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Fawatih dan kahawatim al-suwar adalah pembahasan mengenai fawatih al-
suwar yakni pembukaan surah dan khawatim al-suwar yaitu penutupan surah.
Dari segi bahasa fawatih al-suwar berarti pembukaan-pembukaan
surah,dikarenakan posisinya berada diawal surah. Apabila surah diawalai dengan
huruf-huruf hijaiyah, biasanya huruf tersebut cenderung “menyendiri” yaitu tidak
membentuk suatu kalimat.
Khawatim al-suwar adalah penutupan-penutupan surah. Khawatim adalah
ungkapan yang menandai berakhirnya suatu pembicaraan, sehingga mendorong
untuk mengetahui apa pembicaraan selanjutnya.
Dalam fawatih al-suwar terdapat huruf muqatha’ah yang masih menjadi
kontroversi hingga saat ini. Jadi pendapat ulama’ disimpulkan menjaditiga
kelompok. Pertama, menyatakan bahwa huruf muqatha’ah pada permulaan surat,
merupakan ayat-ayat mutasyabih yang bentuknya mujmal, karena apabila
diperhatikan maka akan didapati bahwa awalan surah itu terdiri dari satu sampai
lima huruf. Kedua,ada ulama’ yang berpendapat bahwa huruf yang berada diawal
surah itu merupakan ayat-ayat zhanni. Ketiga, Ibnu Hazm menyatakan bahwa
seluruh ayat Al-qur’an itu muhkamat kecuali ayat-ayat muqatha’ah.
Dalam konteks dialogis Allah menurunkan ayat-ayat al-qur’an dengan
menggunakan bahasa yang dipahami oleh masyarakat Mekah. Di satu sisi, hal ini
menjadi kebanggan ummat Islam, dan di sisi lain menjadi bukti kemahakuasaan
Allah untuk melemahkan mereka yang berkeinginan menciptakan atau membuat
ayat-ayat seperti Al-qur’an.

2. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Penulis menerima bimbingan, saran serta
kritik dari semua pihak yang membaca makalah ini yang bersifat membangun dan
konstruktif demi perbaikan makalah ini agar lebih sempurna di kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Abu.Ulumul Qur’an Sebuah Pengantar. Pekanbaru:Amzah.2005


Anwar, Rosihon. Ulumul Qur’an . Bandung: Pustaka Setia. 2008
Djalal, Abdul. Ulumul Qur’an. Surabaya: Dunia Ilmu. 2000
Hermawan, Acep. Ulumul Qur’an. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. 2011
Soleh, Subhi. Membahas Ilmu-Ilmu Alquran. Jakarta:Pustaka Firdaus. 1995
Ash-Shiddiqi, Hasbi. Ilmu-Ilmu Alquran. Jakarta : Bulan Bintang. 1988
Ali, Mukti. Memahami Beberapa Aspek Ajaran Islam. Yogyakarta: Mizan. 1993
http://aliyahalhuda.blogspot.com/2008/05/fawatih-al-suwar-dan-khawatim-al-
suwar.html

Anda mungkin juga menyukai