Dosen Pengampu:
Ust, Dr. Mukhrij Shidqy, MA
Disusun oleh:
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
A...Latar Belakang.......................................................................................................1
B...Rumusan Masalah..................................................................................................2
C...Tujuan Masalah..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 3
A...KESIMPULAN..................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 9
ii
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Kenabian nabi Muhammad SAW dan sejarahnya, adalah dua hal yang
tidak bisa dipisahkan. Oleh karena itu, mempelajari sejarah kenabian
Muhammad SAW adalah sebuah hal yang urgen, khususnya bagi umat Islam.
Namun demikian, sumber-sumber informasi mengenai sejarah kenabian
umumnya hanya diakses dari kitab-kitab sejarah yang biasa disebut dengan
kitab sīrah nabawiyyah. Sīrah Ibn Isḥāq umumnya dianggap sebagai literatur
paling awal yang berbicara tentang sīrah nabawiyyah. Kitab ini diterbitkan
sekitar seratus tahun setelah Nabi Muhammad SAW wafat, sehingga sebagian
kalangan orientalis meragukan validitasnya, sebab sebuah dokumen sejarah
yang ideal seharusnya tidak berjarak terlalu jauh dari masa terjadinya sejarah
tersebut.
Secara umum karya John Wansbrough memberikan kritik yang tajam dan
pedas atas kenabian (nubuwwah) Muhammad dan al-Qur’ān. Kenabian
Muhammad dipercayai sebagai imitasi (tiruan) dari kenabian Nabi Musa a.s
yang dikembangkan secara teologis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
Arab. Ia juga beranggapan bahwa Nabi Muhammad tidak bisa disamakan
dengan nabi-nabi lainnya. Menurutnya, dibandingkan dengan nabi-nabi lainnya,
terutama nabi-nabi dalam tradisi biblical, wahyu atau ucapan Muhammad
sendiri sangat rendah derajatnya. Meskipun al-Qur’ān menyebutnya sebagai
Nabi, namun al-Qur’ān juga menyebutkan kelebihan nabi lain yang tidak
dipunyai oleh Nabi Muhammad.
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
(Daniel J Sahas, John of Damascus on Islam: “The Heresy of the Ishmaelites”, Leiden: E.J.Brill,
1972,hlm.67-95).
3
(Reformation) Barat. Ia menganggap Nabi Muhammad sebagai orang jahat dan
mengutuknya sebagai anak setan. Adapun Voltaire yang hidup di zaman yang
sama menganggap Nabi Muhammad sebagai seorang yang fanatik, ekstremis,
dan pendusta yang paling canggih.
Sementara itu, Snouck Hurgronje yang pura-pura masuk Islam dan
sempat tinggal di Aceh, Indonesia mengatakan; “Pada zaman skeptik ini,
sangat sedikit sekali yang di atas kritik, dan suatu hari nanti kita mungkin
mengarapkan untuk mendengar bahwa Muhammad tidak pernah ada”.
Harapan Hurgronje ini selanjutnya terealisasikan dalam pemikiran Klimovich.
Ia menulis sebuah artikel pada tahun 1930 dengan judul “Did Muhammad
Exist”? Dalam tulisannya tersebut Klimovich menyimpulkan semua informasi
tentang kehidupan Nabi Muhammad hanyalah karangan manusia dan dibuat-
buat. Menurutnya, Nabi Muhammad adalah “fiksi yang wajib” karena selalu
ada asumsi “setiap agama harus mempunyai pendiri
5
perempuan mati kedinginan dan kelaparan. Selain itu, beliau juga
menganjurkan berbuat baik kepada hewan.
Adapun Edward Gibbon, sejarawan Barat yang terkenal menyatakan:
“Hal yang baik dari Muhammad ialah membuang jauh kecongkakan seorang
raja. Beliau itu melakukan kerja kasar di rumah; menyalakan api, menyapu
lantai, memerah susu sapi, dan memperbaiki sendiri sepatu dan baju-baju wol
beliau.
Berbeda dengan Bernard dan Edward, Thomas Carlyle menyatakan
bahwa Nabi Muhammad adalah seorang yang jujur dan setia. Jujur dengan apa
yang beliau ucapkan, dan dalam hal apa yang belia pikirkan.
Sementara itu, beberapa orientalis seperti Maxime Rodinson, Norman
Daniel dan Montgomery Watt berusaha melepaskan diri dari prasangka
pendahulunya dalam menganalisis sirah Muhammad. Watt mengkritik
pendekatan propaganda perang abad pertengahan. Watt mengganti metode
konfrontasi dengan dialog. Watt ingin mencoba lebih “bersahabat” dan
berempati, setidaknya dibanding Muir dan Margoliouth. Namun Buaben masih
mengkritik Watt bahwa seperti halnya Muir dan Margoliouth, Watt pun masih
loyal terhadap pendahulunya di abad pertengahan (Muhidin Mulalic, Cara
Barat Memandang Muhammad, Islamia Vol. III/No. 2).
Pandangan netral orientalis yang mencoba “membela” Nabi Muhammad
SAW dilakukan di antaranya oleh Will Durant, Thomas Carlyle, Loria Valeri,
Edward Gibbon, Stanly Lane-Pole, Thomas W. Arnold dan lainnya. Will
Durant memuji-muji Nabi Muhammad SAW dalam buku The Story of
Civilization, “Jika kita mengukur kebesaran dengan pengaruh, dia seorang
raksasa sejarah. Dia berjuang meningkatkan tahap ruhaniah dan moral suatu
bangsa yang tenggelam dalam kebiadaban karena panas dan kegersangan
gurun. Dia berhasil lebih sempurna dari pembaharu manapun, belum pernah
ada orang yang begitu berhasil dalam mewujudkan mimpi-mimpinya seperti
dia.” Thomas Carlyle dalam On Heroes and Hero Worship menulis, “Dia
datang seperti sepercik sinar dari langit, jatuh ke padang pasar yang tandus,
kemudian meledakkan butir-butir debu menjadi mesiu yang membakar
angkasa sejak Delhi hingga Granada." Bahkan Michael H. Hart menempatkan
Muhammad sebagai urutan pertama orang yang paling berpengaruh dalam
sejarah. Katanya, “My choice of Muhammad to lead the lis of the world’s most
6
influential persons may surprise some reader and maybe questioned by others.
But he has only man in history who was supremely successful on both religion
and secular levels.” (Jatuhnya pilihan saya pada Nabi Muhammad untuk
memimpin di tempat teratas dalam daftar pribadi-pribadi yang paling
berpengaruh di dunia ini mungkin mengejutkan beberapa pembaca dan
mungkin pula dipertanyakan oleh yang lainnya. Namun dia memang satu-
satunya orang dalam sejarah yang telah berhasil secara unggul dan agung, baik
dalam bidang keagamaan maupun bidang keduniawian) (Michael H. Hart, The
100: A Ranking of The Most Influential person in History, 1918). Bisa jadi
umat Islam bangga nabinya menempati urutan No. 1. Namun tanpa disadari,
kita juga mengakui sahabat-sahabat Nabi, tokoh dan ilmuwan Islam yang hebat
itu tidak ada yang masuk dalam daftar, kecuali Umar bin Khattab di urutan ke-
50, persis di bawah Rene Descartes. Sungguh tidak salah firman Allah SWT,
wa lan tardha ankal yahuudu wa lan nashara hatta tattabi’a millatahum. Tidak
akan rela Yahudi dan Nasrani kepadamu hingga kalian mengikuti ajaran
mereka. (QS al-Baqarah:182).
Adapun mengenai ketokohan Nabi Muhammad yang berpengaruh
terhadap peradaban Islam dan dunia, mendorong orientalis mengkaji lebih
dalam tentang sosok Nabi Muhammad SAW. Perlu diketahui, orientalis adalah
cendekiawan Barat yang mengkaji secara komprehensif mengenai budaya
Timur. Baik itu sosiolog, antropolog, ahli Bahasa, atau sejenisnya yang
berfokus pada budaya Timur sebagai objek penelitiannya. Orientalisme Barat
dipandang negatif oleh sebagian orang Islam. Tak heran karena tidak sedikit
tokoh orientalis yang menyayat hati orang-orang muslim karena pandangannya
yang sentimen terhadap orang-orang Islam dan penelitiannya terkesan
subjektif. Hal itu dikarenakan ada motif yang beragam tentang penelitiannya.
Mulai dari motif dominasii politik, ekonomi maupu militer2
2
https://www.kuliahalislam.com/2021/11/nabi-muhammad-dalam-pandangan-orientalis-barat.html
7
BAB III
Kesimpulan
8
DAFTAR PUSTAKA
(Daniel J Sahas, John of Damascus on Islam: “The Heresy of the Ishmaelites”, Leiden:
E.J.Brill, 1972)
https://www.kompasiana.com/luqman1990/550adfbfa33311991e2e3ab7/nabi-
muhammad-di-mata-orientalis
https://www.kuliahalislam.com/2021/11/nabi-muhammad-dalam-pandangan-orientalis-
barat.html