Anda di halaman 1dari 23

TAKHRIJ HADIST

KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Hadist

Disusun oleh:
Kholidah Sunni Nafisah (A92217114)
M. Sufti Rafi Ubaidillah (A92217118)
Muhammad Fahrur Rozi (A92217121)
Ria Juwita Dwi Ratnasari (A92217130)
Wildayati (A92217142)

Dosen pengampu
Dr. H. Achmad Zuhdi Dh, M.Fil.I

PRODI SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2017
HADITH KEUTAMAAN BULAN PUASA

‫من صام رمضان ايمان واختسابا غفرله ما تقدم من ذنبه‬

A. Pengantar

Perintah menjalankan puasa di bulan Ramadhan merupakan


kewajiban dan termasuk dalam rukun Islam yang ke empat. Setiap ummat
muslim wajib menunaikannya sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT
dan barang siapa yang berpuasa dengan keimanan serta mengharap ridho
Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.
Para ulama’ yang menilai hadith ini sebagai hadist yang shohih
antara lain Abu Hurairah, Abi Salamah, Yahya bin Sa’id dan lain-lain.
Dalam makalah ini, penulis akan meneliti hadith ini dalam aspek matan
maupun sanadnya. Adapun manfaat dan tujuan penelitian (mentakhrij)
hadith yaitu untuk mengetahui sumber dari suatu hadith dan mengetahui
kualitas hadith, termasuk hadist shohih atau dhoif.
Dalam melakukan penelitian hadith untuk menentukan shohih atau
tidaknya suatu hadist dapat kita ketehaui dengan beberapa ketentuan,
diantara:
a. Sempurna atau tidaknya urutan mata rantai sanadnya
b. Terbebasnya teks (matan) dari shadh dan cacat yang tersembunyi.
c. Diterima atau tidaknya sebuah hadist oleh sahabat, tabi’in, tabi’it dan
tabi’in.
Selain itu, dalam meneliti (mentakhrij) hadist ada beberapa metode
yang dapat kita lakukan guna mempermudah dalam pencarian hadist
dalam beberapa kitab. Metode pertama, kita dapat mencari melalui lafadz
pertama dari matan hadist. Kedua, dengan mencari kata-kata dalam matan
hadist yang berupa isim atau fi’il. Ketiga, kita dapat mentakhrij
berdasarkan status hadist. Keempat, mentakhrij melalui perawi hadist dan,
Kelima, mentakhrij berdasarkan tema hadist.
Dalam makalah ini, penulis akan memaparkan hasil penelitian
hadist melalui metode yang kedua. Dengan menggunakan kata-kata dalam
matan yang berupa ‫غفرله‬ dalam kitab al Mu’jam al Mufahras
sebagaimana gambar dibawah ini.

Gambar 1. Kitab Mu’jam al Mufahros

Dalam penelitian yang terdapat dalam kitab Mu’jam al Mufahros


terdapat beberapa riwayat hadist yang meriwayatkan hadist tentang
keutamaan bulan ramadhan. Diantaranya dari riwayat al Bukhari, Ibnu
Majah, at Tirmidzi, an-Nasa’i, Imam Abu Daud, Muslim dll. Penulis
dalam kesempatan kali ini akan meneliti dua dari periwayat diatas.
Diantaranya riwayat al Bukhari dan riwayat Ibnu Majah. Selain itu,
penulis juga menggunakan aplikasi berupa ensiklopedi hadist pada
smartphone. Adapun tampilan aplikasi ensiklopedi hadist tersebut adalah
sebagai berikut.
Gambar 2. Tampilan aplikasi
ensiklopedi hadist

B. Matan Hadist dan Tinjauan Sanadnya

Dalam kitab al Mu’jam al Mufahras pada kata ‫ غفرله‬dan dengan


lanjutan kata ‫دم من ذنبه‬:::‫ا تق‬:::‫ م‬ditemukan bahwa matan hadist tentang
keutamaan bulan ramadhan ini dapat dirujuk pada kitab Shohih Bukhori,
Sunan Abi Daud, Jaami’ Tarmidzi, Ibnu Majah, Sunan An-Nasai dan
beberapa rujukan kitab lain. Dalam proses penelitian ini, penulis akan
menjelaskan penelitian dari dua kitab diantaranya; hadist dari riwayat
Shohih Bukhori, dan riwayat Ibnu Majah.

1. Hadist Riwayat Bukhori


‫ حدثنا يحي بن سعيد عن ابن سلمة عن‬: ‫ اخبرنا محمد ابن فضيل قال‬: ‫حدثنا ابن سالم قال‬
‫ من صام رمضان ايمان واختسابا غفرله ما‬: ‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬: ‫ابى هريرة‬
‫تقدم من ذنبه‬.
Artinya:
“Al Bukhori menerima hadist dari Ibnu Salam berkata: Barang siapa
yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap
pahala (Ridho Allah), maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.”
(HR. Bukhori).

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan kitab Kutubussittah


sebagai rujukan dari kitab Mu’jam al Mufahros. Hadist tersebut
ditemukan pada kitab Khutubus Sittah, Shohih Bukhori dalam bab
Iman halaman 5, hadist nomor 37.

Gambar 3. Kitab Kutubus sittah Riwayat al Bukhori


Selain itu, penulis juga menggunakan bantuan aplikasi
(ensiklopedia hadist). Berikut hasil penemuan dari aplikasi
ensiklopedi.
Gambar 4. Hadist Bukhori dalam ensiklopedia hadist

Dalam skema urutan sanad dan perawi tersebut dapat disimpulkan


sebagai berikut:
Rasulullah SAW

W: 632 SM

Abu Hurairah

L: 598 w: 678

Ibnu Salamah

W: 94 H

Yahya Ibnu Sa’id

W: 144 H

Muh. Ibn Fudhoulin

W: 295 H
Muhammad Ibn Salam

W: 227 H

Sedangkan kalau dilihat dari urutan perawi dan sanad hadist


riwayat Al-Bukhari tersebut adalah sebagai berikut:

Nama Perawi Urutan Perawi Urutan Sanad


Abu Hurairah Perawi I Sanad VI
Ibn Salamah Perawi II Sanad V
Yahya ibn Sa’id Perawi III Sanad IV
Muhammad ibn Perawi IV Sanad III
Fudloil
Muhammad ibn salam Perawi V Sanad II

Untuk membuktikan apakah sanad tersebut tersambung atau tidak,


kita dapat mengetahuinya dengan cara melihat riwayat tahun lahir atau
tahun wafatnya. Selain itu, juga dapat kita ketahui dengan melihat
sejarah hidupnya apakah pernah berguru kepada perawi sebelumnya
atau pernahkah ia menjadi guru bagi perawi sesudahnya.

Penulis akan menguraikan biografi dan sejarah hidup para perawi


sebagai berikut :

a. Abu Hurairoh

Biografi
Nama : Abdur Rohman Bin Sahor
Tingkatan : Sahabat
Nasab : ad-Dausy, al-Yamani
Kuniyah : Abu Hurairoh
Tempat Tinggal : Madinah
Kota Wafat : Madinah
Tahun Wafat : 57 H
Guru
Beliau mempunyai 7 guru, diantaranya adalah Abi bin Ka’ab bin
Qois, Usman bin Zaid bin Harits bin Sarhabit, Bashroh bin Abi
Bashsroh.

Murid
Beliau mempunyai murid sebanyak 112 diantaranya adalah
Ibrohim bin Abdullah bin Khorit, Abu al-hakim, Abu Bakar bin
Sulaiman bin Abi Khusaumah Abdullah bin Khafidah, Abu Bakar
bin Abdurrahman bin Harits bin Hisyam bin al-Mughiroh dll.

Jar’ah wa ta’dil
Mina Shohabati wa rotbatihim maro tibul adalati wa tausiqi.
Gambar 5. Biografi singkat Abu Hurairah

Penulis dalam pencarian biografi singkat Abu Hurairah


mengambil dari aplikasi ensiklopedi hadist dan mengambil dari
media internet.

b. Abu Salamah

Biografi
Nama : Abdullah bin Abdurrohman bin Auf
Tingkatan : al-Wusto min at-Tabi’in
Nasab : az-Zuhri
Kuniyah : Abu Salamah
Tempat Tinggal : Madinah
Kota wafat : Madinah
Tahun Wafat : 94 H

Guru
Beliau mempunyai 30 guru diantaranya adalah Ibrahim bin
Abdullah bin Korit, Abu Sufyan bin Said bin al-Mughiroh, Anas
bin Malik an-Nadhor bin Dhomdhom bin Za’id, Basar bin sa’id
Maula Ibnu al Hadromi dll.

Murid
Beliau mempunyai 38 murid diantaranya adalah Abu Bakar bin
Muhammad bin Amru bin Hisyam, al Aswad bin al-lla’bi Jariah, al
Kharits bin Abdurrahman, Dawud Abi gosim bin Urwah bin
Mas’ud dll.

Jar’ah wa ta’dil
Abu Zar’ah ar-Rozi : Tsiqqoh Iman
Abu Khiban : Tsiqqoh
Addahabiy : Ahadu al-Aimah
Data data tersebut menunjukan bahwa ada ketersambungan
sannad yang dilihat dari tahun wafat antara keduanya, masih ada
kemungkinan selama 17 tahun Abu Salamah bertemu dengan Abu
Hurairah.

Gambar 6. Biografi singkat Abu Salamah

Dalam penelitian biografi menggunakan aplikasi


ensiklopedi hadist ini, penulis hanya menemukan biografi singkat
yang hanya terdiri dari beberapa bagian tanpa disebutkan nama
para guru dan murid. Maka dari itu, penulis melengkapi
kekurangan tersebut dengan menggunakan media internet.

c. Yahya bin Sa’id

Biografi
Nama : Yahya bin Sa’id bin Qais
Tingkatan : Tabi’in kalangan biasa
Nasab : Al Anshariy an Najjariy
Kuniyah : Abu Sa’id
Tempat Tinggal : Madinah
Negeri wafat : Hasyimiyah
Tahun Wafat : 144 H

Guru
Anas bin Malik, ‘Abdullah bin ‘Amaraini Rabi’ah, Muhammad ibn
Abi Umamah ibn Sahal ibn Hunaif, Abi Salamah bin
‘Abdurrohman, ‘Amrah binti ‘Abdurrohman, ‘Adi ibn Sa’id dll.

Murid
Az Zuhri, Yazid ibn Hadi, ibn ‘Ajlan, Malik, ibn Ishaq, Thalhah
ibn Mushorrif, Jarir ibn Hazim, dll.

Jar’ah wa ta’dil
Ibnu Sa’d : Tsiqah
Ahmad bin hambal : Paling tsabat
Abu Hatim : Tsiqah
An Nasa’I : Tsiqah ma’mun
Abu Zura’ah : Tsiqah
Yahya bin Ma’in : Tsiqah
Al ‘Ajli : Tsiqah
Ibnu Hajar al ‘Asqalani : Tsiqah Tsabat
Adz Dzahabi : Imam
Dari data tersebut menunjukkan bahwa ada
ketersambungan sanad (I’tibar) dari Yahya bin Sa’id ke atas yakni
Abu Salamah dan ke bawah yakni Muhammad Ibnu Fudloil yang
menjadi perawi sesudahnya.
Ditinjau dari kualitas sanadnya, para ulama’ banyak yang
menilai perawi ini Tsiqah.

Gambar 7.
Biografi perawi
dari aplikasi
ensiklopedi
hadist dan
Kitab tahzib at
tahzib bentuk
pdf.

d.

Muhammad Ibnu Fadloil

Biografi
Nama : Muhammad bin Fudloil bin Ghazwan bin
Jarir
Tingkatan : Tabi’in (Tidak jumpa sahabat)
Kuniyah : Abu ‘Abdur Rahman
Tempat Tinggal : Kufah
Tahun wafat : 295 H

Guru
Ayahnya, Ismail Ibn Abi Khalid, ‘Ashim al Ahwal, Mukhtar ibn
Fulful, Abi Ishaq Syaibani, Abi Malik as Syuja’I, Hasyim ibn
‘Urwah, Yahya Ibn Sa’id al Anshori, Basyir Abi Ismail, Bayan
ibn Bisyr, Hayb ibn Abi ‘Umrah, Husein bin ‘Abdurrohman dll.
Murid
Ahmad Ibn Hambal, Ishaq ibn Ruwaih, Ahmad ibn Isykab as
Shafar, Ahmad ibn ‘Umar al Waqi’I, Abu Khaisyamah, ‘Abdullah
ibn ‘Umar bin Aban, Muhammad ibn Salam, Abu Musa, Abu
Kuraib dll.

Jar’ah wa ta’dil
Yahya bin Ma’in : Tsiqah
Abu Zur’ah : Shaduuq
Abu Hatim : Syaikh
An Nasa’I : Laisa bihi ba’s
Ibnu Hibban : disebutkan dalam ‘ats tsiqaat
Ibnu hajar al Asqalani : Shaduuq
Adz Dzahabi : Tsiqah

Dari data tersebut menunjukkan bahwa ada


ketersambungan sanad (I’tibar) dari Muhammad Ibnu Fudloil ke
atas yakni Abu Salamah dan ke bawah yakni Muhammad bin
Salam yang menjadi perawi sesudahnya.
Ditinjau dari kualitas sanadnya, beberapa ulama’
berpendapat perawi ini ada yang tsiqah, laisa bihi ba’s dan
shaduuq. Namun, dilihat dari pendapat yang dominan yakni tsiqah
dan shaduq, maka penulis menyimpulkan dan mengambil komentar
ulama’ yang menyatakan perawi ini tsiqah.
Gambar 8. Biografi Muhammad bin Fudloil dalam aplikasi
ensiklopedi hadist dan kitab Tahzibut at tahzib dalam bentuk pdf

e. Muhammad bin Salam

Biografi
Nama : Muhammad bin Salam bin Al Faraj
Tingkatan : Tabi’ul Atba’ kalangan pertengahan
Kuniyah : Abu ‘Abdullah
Tempat Tinggal : Himsh
Tahun wafat : 227 H

Guru
Murid

Jar’ah wa ta’dil
Ibnu Hibban : disebutkan dalam ‘ats tsiqaat
Ibnu Hajar al ‘Asqalani : Tsiqah Tsabat
Adz Dzahabi : Hafiz

Dari data tersebut penulis tidak dapat menemukan urutan


guru dan murid dari Muhammad bin Salam, namun dilihat dari
data biografi perawi diatasnya yakni Muhammad ibn Fudloil
menyatakan bahwa Muhammad bin Salam merupakan murid dari
Muhammad ibn Fudloil. Dapat disimpulkan bahwa, sanad ini
bersambung.
Ditinjau dari kualitas sanadnya, Ibnu Hibban berpendapat
perawi ini ‘ats tsiqaat, Ibnu Hajar al ‘Asqalani berpendapat Tsiqah
Tsabat dan Adz Dzahabi berpendapat perawi ini Hafiz.

Gambar 9. Biografi singkat


Muhammad bin Salam

f. Al Bukhori
Biografi
Nama : Muhammad bin Ismail bin Ibrahim
Tingkatan : Ulama’ Mutaqaddimun
Kuniyah : Abu Abdillah
Tempat tinggal : Bukhoro
Negeri wafat : Samarkand
Tahun wafat : 256 H

Guru
Adl Dlahhak bin Mukhallad Abu Ashim an-Nabil, Makki bin
Ibrahim al Handlali, Ubaidullah bin Musa al Abbasi, Abdullah
Quddus bin al Hajjaj, Muhammad bin Abdullah al Anshori
Murid
At Tarmidzi, Muslim, an Nasa’I, Ibrahim bin Ishaq, al Hurri,
Muhammad bin Ahmad ad Daulabi, Manshur bin Muhammad al
Bazwadi.

Jar’ah wa ta’dil
Didalam menyeleksi riwayat hadist al bukhori dipandang
sebagai ulama yang paling ketat (mutashadid) dibanding dengan
ulama’ hadist yang lain. Untuk membuktikan bahwa sebah sanad
itu betul-betul bersambung, ia mensyaratkan dua hal pertama.
Pertama, antara guru dan murid harus benar-benar semasa (al
mu’assarah). Kedua, antara murid dengan guru haruslah pernah
bertemu (al-liqah). Lebih dari itu, al bukhori bahkan menggunakan
cara-cara spiritual untuk mendukung keyakinannya akan
kesambungan sanad hadist yang akan diriwayatkannya.
Dilihat dari kualitas sanadnya, tidak diragukan lagi, al
bukhori adalah ulama’ ahli hadist yang paling tinggi derajatnya.
Bahkan ia telah mendapatkan gelar imam al muslimin fii al hadist.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa hadist tentang
keutamaan buklan Ramadhan adalah bersambung dari al Bukhari
sebagai penghimpun hadist kepada Muhammad ibnu Salam kepada
Muhammad bin Fudloil berkata, telah menceritakan kepada kami
Yahya bin Sa’id dari Abu Salamah dari Abu Hurairah berkata:
Rasulullah SAW. Dilihat dari segi sanadnya, seluruh perawi hadist
telah dinilai Tsiqah. Karena itu dapat disimpulkan bahwa dilihat
dari sanadnya, hadist riwayat Bukhari tentang Keutamaan bulan
ramadhan tersebut adalah Shahih Lidzatih .

2. Hadist Riwayat Ibnu Majah


‫ قال‬, ‫حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة حدثنا محمد بن فضيل عن يحي بن سعيد عن أبي هريرة قال‬
‫ من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذبه‬:‫رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah
berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fudhail dari
Yahya bin Sa’id dari Abu Salamah dari Abu Hurairah ia berkata,
“Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : “Barang siapa
berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka
dosanya yang telah lalu akan diampuni.”

Gambar 10. Hadist riwayat Ibnu


Majah dalam ensiklopedi hadist
Dilihat dari aspek matannya, hampir sama dengan yang
diriwayatkan oleh al Bukhari, hanya saja terdapat penambahan satu
perawi yaitu Abu Syaibah. Berikut skema urutan sanad dan perawi
hadist, yakni sebagai berikut :

Rasulullah SAW

W: 632 SM

Abu Hurairah

L: 598 W: 678

Ibnu Salamah

W: 94 H

Yahya Ibnu Sa’id

W: 144H

Muh. Ibn Fudloil

W: 295H

Muhammad Ibn salam Abu Bakar Abi Syaibah

W: 227 H W: 235 H

Riwayat Bukhori Riwayat Ibnu Majah


Sedangkan kalau dilihat dari urutan perawi dan sanad hadist
riwayat Al-Bukhari tersebut adalah sebagai berikut:

Nama Perawi Urutan Perawi Urutan Sanad


Abu Hurairah Perawi I Sanad VI
Ibn Salamah Perawi II Sanad V
Yahya ibn Sa’id Perawi III Sanad IV
Muhammad ibn Perawi IV Sanad III
Fudloil
Abu Bakar ibn Perawi V Sanad II
Syaibah

Untuk membuktikan apakah sanad hadist riwayat Ibnu Majah ini


bersambung atau tidak, dapat diketahui melalui tahun lahir atau tahun
wafat para pearwi. Selain itu, dapat pula dilihat dari sejarah
kehidupannya. Beberapa perawi telah diketahui ketersambungannya
dan juga nilai sanadnya pada riwayat al-Bukhari yaitu Abu Hurairah,
Ibnu Salamah, Yahya bin Sa’id dan Muhammad Ibn Fudloil. Untuk
riwayat Ibnu Majah hanya menambahi satu perawi yang perlu diteliti
yaitu Abu Bakar Abi Syaibah.

a. Abu Bakar bin Abi Syaibah

Biografi

Nama : Abdullah bin Muhammad bin Abi Syaibah


Ibrahim bin Utsman

Tingkatan : Tabi’ul Atba’Kalangan tua

Kuniyah : Abu Bakar

Tempat Tinggal : Kufah

Tahun Wafat : 235 H

GURU
MURID

Jar’ah wa Ta’dil

Ahmad bin Hambal : Shaduuq

Abu Hatim : Tsiqah


Ditinjau dari kualitas sanadnya, beberapa ulama’ berpendapat
perawi ini ada yang tsiqah dan shaduuq.

Gambar 11. Biografi singkat Abu Bakar Abi Syaibah dalam


ensiklopedi hadist

b. Ibnu Majah

Biografi

Nama : Muhammad bin Yazid bin Mâjah al


Qazwînî
Tingkatan : Mukhorrij

Kuniyah : Abu ‘Abdullah

Tempat Tinggal : Iran

Tahun lahir : 207 H

Tahun wafat : 273 H

Guru
Isma’il bin Hafsh bin Umar bin Dinar, Ali bin Muhammad ath
Thanafusi, Jabbarah bin AL Mughallas, Mush’ab bin Abdullah az
Zubair, Suwaid bin Sa’id, Abdullah bin Muawiyah al Jumahi,
Muhammad bin Ramh, Ibrahim bin Mundzir al Hizami, Muhammad
bin Abdullah bin Numair, Abu Bakr bin Abi Syaibah, Hisyam bin
Ammar, Abu Sa’id Al Asyaj.

Murid
Muhammad bin Isa al Abhari, Abu Thayyib Ahmad al Baghdadi,
Sulaiman bin Yazid al Fami, Ali bin Ibrahim al Qaththan, Ishaq bin
Muhammad, Muhammad bin Isa ash Shiffar, Ali bin Sa’id al Askari,
Ibnu Sibuyah, Wajdi Ahmad bin Ibrahim

Jar’ah wa Ta’dil

Al Mazy : Tsiqqah kabir

Al Hafidh : Dha’if ghaliban

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa penelitian hadist

tentang keutamaan bulan ramadhan adalah bersambung dari Ibnu

Majah sebagai penghimpun hadist kepada Abu Bakar bin Abi


Syaibah, kepada Muhammad bin Fudloil, kepada Yahya bin Sa’id,

kepada Abu Salamah, kepada Abu Hurairah dan kepada Rasulullah

SAW. Dilihat dari kualitas sanadnya, ada perawi yang dinilai

shuduuq dan sebagian yang lain dinilai tsiqoh. Karena itu dapat

disimpulkan bahwa dilohat dari sanadnya, hadist riwayat Ibnu Majah

tentang keutamaan bulan ramadhan tersebut adalah Shahih

Lighoirih.

Karena hadist tersebut diriwayatkan oleh al-Bukhori dan Ibnu

Majah pada satu jalur sahabat, yaitu Abu Hurairah maka hadist ini

dapat disebut sebagai hadist mutaffaqun ‘alayh.


B. Kesimpulan

Dalam penelitian hadis ini (takhrij) penulis meneliti dengan


menggunakan metode takhrij hadis yang kedua yaitu mencari salah satu
kalimat dalam matan hadis untuk dijadikan rujukan dalam mencari
beberapa riwayat hadis dengan menggunakan kitab mu’jam al mufahros.
Dari penemuan riwayat hadist tersebut, terdapat lima periwayat
hadist tentang keutamaan bulan ramadhan yang diriwayatkan oleh
beberapa periwayat hadis dua diantaranya, al Bukhori dan Ibnu Majah
yang tidak diragukan lagi keshphihannya. Seluruh sanadnya bersambung
dan perawinya tsiqah. Selain itu hadis tersebut juga diriwayatkan dan
disepakati oleh dua ulama ahli hadis yang paling terpercaya dikalangan
ahli hadis, yaitu imam al Bukhori dan Imam Muslim.
Dalam periwayatan al Bukhori hadis tentang keutamaan bulan
puasa ini dinilai shohih lidzatih. Karena sanad bersambung dan kualitas
sanadnya tsiqoh disetiap perawi. Sedangkan dalam riwayat Ibnu Majah
hadis ini dinilai shohih li ghoirihi karena terdapat salah satu perawi yang
dinilai shoduq oleh beberapa ulama.

Anda mungkin juga menyukai