Anda di halaman 1dari 9

Pendahuluan

Hadist adalah sesuatu yang disandarkan kepada Rasulullah SAW. baik


berupa perkataan, perbuatan, taqrir, maupun sifat beliau.

Hadist itu sendiri mulai diklasifikasikan tingkat keshahihannya setelah


masa Sahabat .

Jadi, pemakalah tertarik untuk menelaah suatu hadist melalui jalur


periwayatannya/jalur sanadnya hingga sampai kepada Rasulullah itu sendiri.

Karena seperti kita ketahui bahwa sejak mulai zaman tabi` tabi`in
sudah sangat gencar timbulnya fanatisme terhadap mazhab, sehingga banyak
sekali hadist-hadist palsu yang ditujukan untuk mendukung suatu mazhab.

Untuk itu pemakalah akan menelaah sedikit pembahasan tentang


Ittishal Sanad.

1
A. Pengertian Ittishal Sanad
Kata ‫ اطصل‬berasal dari kata ‫ وصل‬yang berarti sampai atau datang
ketempat. Sanad bentuk jamaknya ialah ‫اسنا د‬. Segala sesuatu yang
disandarkan kepada yang lain disebut ‫ مسند‬. Adapun pengertian sanad
secara terminologi, para ahli hadis memberikan definisi yang beragam,
salah satunya ialah rangkaian para perawi yang memindahkan matan dari
sumber primernya.1 Sanad bisa juga diartikan rangkaian mata rantai para
rawi yang meriwayatkan hadist dari yang satu kepada yang lainnya hingga
sampai kepada sumbernya.
Jadi bisa kita simpulkan bahwa ittishal sanad adalah tiap-tiap
periwayat dalam sanad hadist menerima riwayat hadist dari periwayat
terdekat sebelumnya, keadaan itu berlangsung demikian samapai akhir
sanad dan hadist itu.

B. Peranan Sanad Dalam Dokumentasi Hadist


Peranan sanad pada dasarnya terbagi pada dua, yaitu untuk
pengamanan atau pemeliharaan matan hadist dan penelitian kualitas hadist.
Hadist Rasul SAW diterima dan disampaikan melalui dua cara ,yaitu lisan
dan tulisan.2 Cara yang pertama merupakan cara yang sudah biasa
ditempuh oleh bangsa Arab. Bangsa Arab sudah terbiasa dengan budaya
menghafal sejak jaman nenek moyangnya. Tradisi lama ini sangat efektif
untuk kepentingan pengajaran agama Islam.

Cara kedua(tulisan), pada awal-awal Islam cara ini kurang


berkembang, disebabkan berbagai faktor, seperti terbatasnya fasilitas
penunjang, kemudian pada saat itu lebih diprioritaskan penyebaran Al-
Quran, tapi walaupun demikian kegiatan ini tetap berlangsung dengan
baik.

1
M. Solahudin, Ulumul Hadist, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hlm. 89
2
Utang Ranuwijaya, Ilmu Hadist, (Jakarta: Gaya Media Pratama, cet. 3, 1998), hlm. 98

2
C. Ashahhul Asanid (Sanad-Sanad Paling Shahih)
Ashahhul asanid ialah penuhnya syarat-syarat qabul secara
maksimal dan kesempurnaan para perawinya dalam berbagai kriteria
tertentu. Dalam hal ini ulama berbeda pendapat mengenai hal ini.
Beberapa pendapat diantarnya ialah:
1. Riwayat Ibn Syihab az-Zuhriy dari Salim ibn Abdillah ibn Umar dari
Ibn Umar.
2. Riwayat Sulaiman al-A`masy dari Ibrahim an-Nakha`iy dari Al-qamah
ibn Qais dari Abdullah ibn Mas`ud.
3. Sedangkan Imam Bukhari dan beberapa Ulama lainnya berpendapat,
Riwayat Imam Malik ibn Anas dari Nafi` Maula ibn Umar dari Ibn
Umar. Dan karena Imam asy-Syafi`iy merupakan orang paling utama
yang meriwayatkan dari Imam Malik, dan Imam Ahmad merupakan
orang paling utama yang meriwayatkan dari Imam Syafi`iy, maka
sebagian ulama berpendapat bahwa Ashahhul Asanid ialah riwayat
Imam Ahmad dari Imam Syafi`iy dari Imam Malik dari Nafi` dari Ibn
Umar r.a. inilah yang disebut dengan silsilah adz-Dzahab.3

D. Pengujian Hadist
1. Contoh Teks Hadist

‫قال اإلمام الترمذي‬


‫حدثنا عبد هللا بن معاوية الجمحي البصري حدثنا عبد العزيز بن مسلم‬
‫ قال رسول هللا صلّى هللا عليه‬:‫حدثنا أبو ظالل عن أنس بن مالك قال‬
‫ ث ّم‬,‫ من صلّى الفجر في جماعة ث ّم قعد يذكر هللا حتّى تطلع الشمس‬:‫وسلّم‬
‫ قال رسول هللا صلّى هللا‬: ‫ كانت له كأجر ح ّجة وعمرة قال‬,‫صلّى ركعتين‬
‫ تا ّمة تا ّمة تا ّمة‬:‫عليه وسلّم‬. 4

3
Muhammad `Ajaj Al-Khatib, Ushul Al-Hadits, (Jakarta: Gaya Media Pratama, cet. 4, 2007), hlm. 278
4
At-Tarmidzi, Sunan At-Tarmidzi, juz 2 (Beirut: Dar Al-Fikr, 1415 H/1994 M)hlm. 100, no. 586

3
2. Jalur Sanad Hadist
Agar lebih jelas mengenai jalur sanad yang diriwayatkan
oleh Imam Tarmidzi, maka skema jalur sanadnya dapat dilihat
dibawah ini:

‫رسول هللا‬

‫أنس بن مالك‬

‫أبو ظالل‬

‫عبد العزيز بن مسلم‬

‫عبد هللا بن معاوية الجمحي‬

‫الترمذي‬

3. Analisa Kualitas Perawi


a. Anas bin Malik

4
Nama lengakap beliau adalah Anas bin Malik bin Nadhir, ia
adalah seorang sahabat yang masyhur.5

b. Abu dhalal
Nama aslinya ialah Hilal bin Abi Hilal. Dan ada juga yang
mengatakan nama Abu Dhalal itu Ibnu Abi Malik. Nama bapaknya
Maimun, ada yang mengatakan Suwaid, dan ada yang mengatakan
Yazid, dan ada yang mengatakan Zayid, Abu Dhalal Al-Qasmali
Al-Bashari Al-A`ma.

 Nama Guru (‫عن‬ ‫) روى‬

-Anas bin Malik

 Nama Murid (‫عنه‬ ‫) روى‬


-Himad bin Salamah
-Abdul Aziz bin Muslim
-Ja`far bin Sulaiman
-Sulam bin Miskin
-Marwan bin Muawiyah
-Yahya bin Al-Mutawakkil
-Syu`aib bin Bayan
-Yazid bin Harun

Menurut An-Nasa`i dia itu dhaif. Menurut pandangan


ulama lain beliau adalah tsiqah.
Menurut Abu Ahmad bin `Adi, secara umum apa yang telah
ia riwayatkan tidak tsiqah.
Menurut Ibnu Hibban (dalam kitabnya), dia itu tsiqah atas
persaksian dari bukhari dan diriwayatkan oleh oleh Tarmidzi.6
5
Syihabuddin Ahmad bin Ali bin Hajar Al-Asqalani, Tahzib At-Tahzib, juz 1 (Beirut: Dar Al-Fikr,
1415 H) hlm. 60
6
Syihabuddin Ahmad bin Ali bin Hajar Al-Asqalani, Tahzib At-Tahzib, juz 9 (Beirut: Dar Al-Fikr,
1415 H) hlm. 90-94.

5
c. Abdul Aziz bin Muslim
Nama beliau adalah Abdul Aziz bin Muslim Al-Qasmali.
Beliau tinggal di Basrah. Ada pendapat yang mengatakan beliau
berasal dari Marwa.
Menurut Ahmad bin Hambal dan Amru bin Ali, beliau
wafat pada tahun 167 H.

 Nama Guru (‫عن‬ ‫) روى‬


- Hasin bin Abdurrahman
- Arrabi bin Annas
- Abu Dhalal Al-Qasmali
- dll.

 Nama Murid (‫عنه‬ ‫) روى‬


- Abdullah bin Muawiyah Al-Jamhiy
- Abdurrahman bin Mahdi
- dll.

Menurut Ishaq bin Mansur dari Yahya bin Mu`in, beliau


tsiqah. Abu hatim berpendapat beliau shalihul hadist, tsiqah.

Abu Amir Al-Aqdi, dikabarkan kepada kami bahwa Abdul


Aziz bin Muslim, ia adalah seorang ahli ibadah.7

d. Abdullah bin Muawiyah Al-Jamhiy


Nama beliau adalah Abdullah bin Muawiyah bin Musa bin
Abi Khalid bin Nasyid bin Mas`ud bin Umayyah bin Khalfi Al-
Qusyi Al-Jamhiy.

7
Al- Hafidth Al-Muttaqin Jamaluddin Abi Al-Hajjaj Yusuf Al-Mazi, Tahzib Al-Kamal, juz
4(Beirut: Yayasan Risalah, 1418 H) hlm. 530.

6
Menurut Musa dan Harun, beliau wafat di Basrah pada
tahun 243 H.

 Nama Guru (‫عن‬ ‫) روى‬


- Tsabit bin Yazid Al-Ahwal
- Al-Hamadin
- Abdul Aziz bin Muslim
- Mahdi bin Maimun
- Wahab bin Khalid
- dll.

 Nama Murid (‫عنه‬ ‫) روى‬


- Abu Daud
- At-Tarmidzi
- Ibnu Majah
- Ibn Abi Ad-Dunya
- dll.

Menurut Ibn Habban, beliau tsiqah.

Menurut Ulama lain, beliau tsiqah.8

e. At-Tarmidzi

8
Al- Hafidth Al-Muttaqin Jamaluddin Abi Al-Hajjaj Yusuf Al-Mazi, Tahzib Al-Kamal, juz
4(Beirut: Yayasan Risalah, 1418 H) hlm. 292.

7
Nama beliau adalah Muhammad bin Isa bin Saurah bin
Musa bin Ad-Dihak. Ada juga pendapat lain yang mengatakan
namanya ialah Ibn As-Sakni As-Sulamiy, Abu Isa At-Tarmidzi.
Ada yang berpendapat beliau berasal dari Khurasan, Iraq,
Hijaz, dan semua itu ada disebutkan didalam kitab. Beliau wafat
pada bulan rajab tahun 279 H.

 Nama Guru (‫عن‬ ‫) روى‬


- Abdullah bin Muawiyah Al-Jamhiy
- dll.

 Nama Murid (‫عنه‬ ‫) روى‬


- Abu Hamid Ahmad bin Abdillah bin Daud
- Muhammad bin Mahbub
- Abdul Abbas Al-Mahbubi Al-Muruzi
- Ahmad bin Yusuf An-Nasfi
- Daud bin Nasr bin Suhai Al-Bazdawi.
- dll.9

E. Kesimpulan
Jadi, setelah kita menelaah hadist diatas, terbukti bahwa hadist
diatas bersambung sanadnya hingga kepada Rasulullah.
Hadist diatas diklasifikasikan sebagai hadist dhaif disebabkan
dhaifnya Abu Dhalal.

Daftar Pustaka

9
Syihabuddin Ahmad bin Ali bin Hajar Al-Asqalani, Tahzib At-Tahzib, juz 7 (Beirut: Dar Al-Fikr,
1415 H) hlm. 497-498.

8
M. Solahudin, Ulumul Hadist, (Bandung: Pustaka Setia, 2009)

Utang Ranuwijaya, Ilmu Hadist, (Jakarta: Gaya Media Pratama,


cet. 3, 1998)

Muhammad `Ajaj Al-Khatib, Ushul Al-Hadits, (Jakarta: Gaya


Media Pratama, cet. 4, 2007)

At-Tarmidzi, Sunan At-Tarmidzi, juz 2 (Beirut: Dar Al-Fikr,


1415 H/1994 M)

Syihabuddin Ahmad bin Ali bin Hajar Al-Asqalani, Tahzib At-


Tahzib, juz 1 (Beirut: Dar Al-Fikr, 1415 H)

Al- Hafidth Al-Muttaqin Jamaluddin Abi Al-Hajjaj Yusuf Al-


Mazi, Tahzib Al-Kamal, juz 4(Beirut: Yayasan Risalah, 1418 H)

Anda mungkin juga menyukai