Anda di halaman 1dari 4

1. Imam Nafi al-Madani (w.

169 H / 785 M) Tokoh ini bernama lengkap Abu Ruwaim Nafi 'bin' Abd
al-Rahman bin Abi Nu'aim al-Laitsi. Imam Nafi 'dari Isfahan, namun tinggal dan wafat di
Madinah. Karena itu, di belakang namanya ada tambahan "al-Madani" yang berarti "orang
Madinah". Tidak ditemu- kan sumber yang mengutip tahun kelahirannya. Ditempatkan sebagai
tokoh berwajah rupawan dan memiliki selera humor. Imam Nafi 'telah meriwayatkan qira'at
dari sekitar 30 orang tabi'in. Pendapat menyebutkan 70 orang tabi'in. Imam Nafi 'belajar qira'at
untuk Abu Ja'far Yazid bin Qa'qa', 'Abd al-Rahman bin Hurmuz,' Abd Allah bin "Abbas, dan 'Abd
Allah bin' lasy bin Abu Rabi'ah al-Makhzumi. Para Imam Nafi ini menerima qira'at dari Ubai bin
Ka'ab, sementara Ubai menerimanya dari Nabi Muhammad melihat Diceritakan pada setiap kali
Imam Nafi 'membacakan al-Qur'an di hadapan murid-muridnya, tercium mulutnya. Mula-mula
para muridnya Setelah ditanyakan, ternyata Imam Nafi tidak memakai parfum yang sama sekali.
Imam Nafi menceritakan bahwa dia pernah bermimpi bertemu Nabi Muhammad Yang
membacakan al-Qur'an di mulutnya. Maka sejak saat itu, dari mulutnya keluar aroma wangi
setiap kali melantunkan ayat-ayat suci al-Qur'an. Imam Nafi 'memiliki murid yang sangat
banyak. Di antara mereka adalah Imam Malik bin Anas, Al-Laits bin Sa'd, Abu 'Amr bin al-'Alla',
'Isa bin Wardan, dan Sulaiman bin Jamaz. Imam Nafi 'wafat di Madinah pada 169 H / 785 M.
Pendapat lain menyebutkan tahun wafatnya adalah 177 H. Dua perawi dari Imam Nafi' paling
terkenal adalah Qalun (w. 220 H / 835) dan Warsy (w. 169 H / 785 M atau 812 M). Sekedar
tambahan, kata qalun dari bahasa Romawi yang berarti "bagus". Pemilik nama ini dikenal
dengan nama Qalun karena memiliki bacaan al-Qur'an yang sangat bagus. Sementara kata
warsy berasal dari bahasa Arab yang merupakan nama salah satu jenis keju. Pemilik nama ini
disebut Warsy karena memiliki kulit yang putih bersih seperti keju.
2. Imam Ibn Katsir al-Makki (w. 120 H / 737 M) Nama lengkap imam qurra 'ini adalah' Abd Allah
bin Katsir bin 'Umar bin' Abd Allah bin Zadan bin Fairuz bin Hurmuz al-Makki. Imam Ibn Katsir
lahir, tinggal, dan wafat di Mekah sehingga di belakangnya disebut "al-Makki" yang berarti
"orang Mekkah". Ada yang mengatakan bahwa ini adalah keturunan Persia. Imam qurra 'yang
masih tergolong tabi'in ini lahir pada 45 H dan wafat pada 120 H / 737 M. Pendapat mengatakan
tahun kelahirannya adalah 40 H / 660 M atau 665 M, dan tahun wafatnya adalah 738 M. Guru-
guru qira' di Imam Ibn Katsir adalah Abu al-Sa'ib, 'Abd Allah bin Sa'ib al-Makhzumi, Mujahid bin
Jarb al-Makki, dan Diryas maula Ibn' Abbas. Ibn Sa'ib menerima qira'at dari Ubai bin Ka bin
Khaththab, Mujahid menerima qira'at dari Ibn Sa'ib dan 'Abd Allah bin' Abbas, dan Diryas
menerima qira'at dari Ibn "Abbas. Orang-orang ini menerima qira 'di dari Ubai bin Ka'b, Zaid bin
Tsabit, dan Umar bin Khaththab. Orang ketiga disebut terakhir ini dan' Umar menerima qira'at
dari Nabi Muhammad saw Imam Ibnu Katsir memiliki murid yang sangat banyak. Dua perawi
yang paling terkenal dari Imam Ibn Katsir adalah Al-Bazzi (w. 250 H / 864 M) dan Qunbul (w. 291
H / 903). Tokoh yang disebut terakhir ini dikenal dengan nama Qunbul karena berasal dari
kelompok masyarakat yang disebut Qanabilah.
3. Imam Abu 'Amr al-Bashri (w. 154 H / 770 M) Nama lengkapnya adalah Abu' Amr Zayyan bin
al-'Alla 'bin' Ammar bin 'Aryan al-Mazini al-Tamimi al-Bashri. Imam Abu 'Amr lahir di Mekah
pada 70 H, tumbuh dewasa di Basrah Jadi di belakangnya ada tambahan "al-Bashri" yang berarti
"orang Basrah", dan wafat di Kufah pada 154 H / 77o M. Pendapat lain adalah tahun
kelahirannya adalah 687 M. Tokoh ini menerima qira'at dari Abu Ja'far, Syaibah bin Nashah, Nafi
'bin Abu Nu'aim,' Abd Allah bin Katsir, 'Ashim bin Abu al-Nujud, Abu al-'Aliah. Abu al-'Aliah
menerima qira'at dari Umar bin Khaththab, Ubai bin Ka'b, Zaid bin Tsabit, dan 'Abd Allah bin'
Abbas. Dan putaran orang yang menerima terakhir ini menerima qira'at dari Nabi Muhammad
s.a.w. Imam Abu 'Amr memiliki murid yang banyak. Muridnya yang paling terkenal adalah
Yahya bin Mubarak bin Mughirah al-Yazidi (202 H / 871 M). Dari Yahya inilah, kedua perawi,
Imam Abu 'Amr menerima qira'at. Dua perawi ini adalah Al-Duri (w. 246 H / 860 M) dan Al-Susi
(w. 261 H / 874 M). Juga termasuk murid Imam Abu 'Amr adalah ulama terkenal Al-Khalil bin
Ahmad.
4. Imam Ibn 'Amir al-Syami (w. 118 H / 736 M) Lahir pada 629 M, Imam Ibn' Amir memiliki nama
lengkap Abu "Imran 'Abd Allah bin' Amir bin Yazid bin Tamim bin Rabi'ah al-Syami al-Yahshubi
al-Himyari. Tokoh yang termasuk golongan tabi'in ini adalah imam qurra 'dari wilayah Syam
(Suriah) sesuai dengan yang disebut "al-Syami" yang artinya "orang Syam". Imam Ibn' Amir hidup
pada masa pemerintahan Khalifah 'Umar bin' Abd al-'Aziz, salah satu khalifah dari Dinasti
Umayyah yang dikenal adil. Imam Ibn 'Amir juga pernah menjadi penasehat sang khalifah dan
menjadi hakim (qadli). Imam qurra' dari Syam ini menerima qira'at dari Mughirah bin Abu
Syihab, 'Abd Allah bin 'Umar bin Mughirah al-Makhzumi, dan Abu al-Darda'. Mereka
menerimanya dari 'Utsman bin 'Affan, dan Utsman menerimanya dari Nabi Muhammad s.a.w.
Tokoh ini wafat pada 118 H/736 M di Damaskus. Dua perawinya yang terkenal adalah Hisyam (w.
245 H/859 M) dan Ibn Dzakwan (w. 242 H/856 M). Kedua orang ini tidak langsung meriwayatkan
dari Imam Ibn 'Amir melainkan melalui perantara. Urutan selengkapnya adalah Hisyam dari 'Irak
bin Khalid dari Ayyub bin Tamim (w. 178 H/794 M) dari Yahya bin al-Harits (w. 145 H/762 M) dari
Imam Ibn 'Amir, dan Ibn Dzakwan dari Ayyub bin Tamim dari Yahya bin al- Harits dari Imam Ibn
'Amir.
5. Imam 'Ashim al-Kufi (w. 128 H/745 M) 'Ashim bin Abi al-Nujud (w. 128 H/745 M) Nama lengkap
Imam 'Ashim adalah 'Ashim bin Bahdalah (maula Bani Judzaiinah) bin Malik bin Nashr bin Qa'in
bin Asad. Julukannya adalah Abu Bakr. Bahdalah, nama ayah Imam 'Ashim, disebut juga dengan
Abu al-Nujud. Maka, ada yang mengatakan nama Imam "Ashim adalah 'Ashim bin Abi al-Nujud
al-Asadi al-Kufi. Pendapat lain mengatakan Bahdalah adalah nama sang ibu. Ada juga yang
mengatakan nama ayahnya adalah 'Abd Allah. Imam 'Ashim masih termasuk tabi'in. Ada dua
orang guru yang sangat berpengaruh kepada Imam 'Ashim dalam bidang qira'at, yaitu Abu 'Abd
al-Rahman al-Sulami dan Zirr bin Hubaisy. Abu 'Abd al-Rahman belajar qira'at kepada 'Utsman bi
"Affan, Ibn Mas'ud, 'Ali bin Abi Thalib, Ubai bin Ka'ab, dan Zaid bin Tsabit. Adapun Zirr bin
Hubaisy berguru kepada 'Utsman bin 'Affan, Ibn Mas'ud dan 'Ali bin Abi Thalib. Para sahabat ini
belajar langsung kepada Nabi Muhammad s.a.w. Biasanya, setelah belajar kepada Abu 'Abd al-
Rahman, Imam "Ashim membaca kembali al-Qur'an ke gurunya yang lain, Zirr bin Hubaisy. Imam
'Ashim belajar kepada Abu 'Abd al-Rahman sejak kecil sebelum baligh. Imam 'Ashim
menggantikan posisi Abu 'Abd al- Rahman setelah sang guru ini meninggal pada 73 H/692 M.
Adapun Zirr bin Hubaisy mengajarkan qira'at yang diterimanya dari Abdullah bin Mas'ud. yang
belajar kepada Imam 'Ashim. Namun yang Banyak dikukuhkan menjadi perawi Imam 'Ashim
adalah Hafsh dan Abu Bakr Syu'bah bin 'Ayyasy. Ada cerita menarik ketika Syu'bah belajar
kepada Imam 'Ashim. Ketika itu Syu'bah hanya disuruh membaca satu ayat tiap harinya. Syu'bah
kuatir tidak dapat mengkhatamkan al- Qur'an di hadapan Imam 'Ashim, maka ia membujuk
gurunya agar ayat. Akhirnya Imam 'Ashim menyetujuinya, namun hanya menambahkan empat
ayat. Maka, Syu'bah belajar lima ayat kepada Imam Ashim tiap harinya. Hal ini menunjukkan
kehati- hatian Imam 'Ashim ketika mengajar muridnya. Beliau lebih mengutamakan kualitas,
bukan kuantitas materi pelajaran. Kelak Syu'bah meneruskan riwayat qira'ah dari gurunya,
namun yang diterima Syu'bah berbeda dengan yang diterima Hafsh. Imam 'Ashim mengajarkan
qira'ah kepada Syu'bah sesuai dengan riwayat yang diterima dari Zirr bin Hubaisy. Adapun Hafsh
menerima qira'at dari Imam 'Ashim sesuai dengan riwayat dari Abu 'Abd al-Rahman al-
menambahkan Sulami dari Ali bin Abi Thalib. Selain Hafsh dan Abu Bakr, murid-murid Imam
'Ashim lainnya adalah Aban bin Taghlab, Sulaiman bin Mahran al-A'masi, Abu al- Mundzir Salam
bin Sulaiman, Sahl bin Syu'aib, dan lain-lain. Imam 'Ashim juga dikenal ahli dalam bidang sastra
dan hadis. Ada beberapa hadis yang diriwayatkan Imam 'Ashim yang dapat ditemukan dalam
Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim. Imam 'Ashim juga dikenal sebagai orang yang rajin
beribadah. Biasanya setelah shalat Jum'at, tokoh ini tidak meninggalkan masjid sampai datang
waktų ashar. Dan ketika bepergian dan menemukan masjid, dia selalu mampir untuk
melaksanakan shalat sunnah. "Mari kita shalat dulu, karena keperluan kita tidak akan lari,"
katanya mengajak shalat kepada orang-orang. Imam 'Ashim juga bukan orang yang mudah
marah dan termasuk orang yang sabar. Karena kondisinya yang tuna netra, Imam 'Ashim
dituntun kemana-mana. Pernah beliau dituntun, lalu karena penuntunnya kurang hati-hati,
sehingga Imam 'Ashim terperosok jatuh. Ulama besar ini tidak marah kepada penuntunnya.
Imam 'Ashim juga orang yang tidak mudah gengsi. Jika tidak mengerti suatu hal, beliau tidak
malu untuk bertanya, meskipun kepada muridnya. Pernah Imam 'Ashim bertanya kepada Sufyan
al-Tsauri (w. 161 H/777 M), muridnya sendiri. Beliau mengatakan, "Sufyan, dulu ketika masih
kecil, kamu datang kepadaku untuk belajar. Sekarang kamu telah menjadi orang besar."
Menjelang akhir hidupnya, Imam 'Ashim terus membaca al- Qur'an. Hal itu disaksikan oleh
Syu'bah, muridnya. Bahkan, detik- detik akhir ketika akan meninggal (sakaratul maut), Imam
'Ashim sedang membaca surat al-An'am ayat 62 yang berbunyi "tsumma rudduu ilallaahi
maulaahumul haqq' (Kemudian mereka kembali kepada Tuhan mereka, Tuhan Yang Maha
Benar). Tokoh ilmu qira'at ini meninggal di Syam (Suriah) pada 127 H/744 M. Pendapat lain
menyebutkan beliau wafat di Kufah pada 128 H/745 M.
6. Imam Hamzah al-Kufi (w. 157 H/773 M) Nama lengkapnya adalah Hamzah bin Habib bin
'Ammarah bin Isma'il al-Kufi. Pendapat lain menyebut tokoh ini bernama lengkap Abu 'Imarah
Hamzah bin Habib al-Zayyat al- Kufi. Imam Hamzah lahir pada 80 H/699 M dan termasuk-
golongan tabi'in. Tokoh ini dikenal sebagai ahli ilmu tajwid, ilmu faraidl, dan hapal 10.000 hadis.
Imam Hamzah adalah tokoh qurra' di Kufah setelah Imam 'Ashim. Imam Hamzah belajar qira'at
kepada Abu Hamzah Hamran bin A'yun, Abu Ishaq 'Amr bin 'Abd Allah al-Sabi'i (w. 132 H/749
M), Muhammad bin 'Abd al-Rahman bin Abu Ya'la , Abu Muhammad Thalhah bin Mashraf al-
Yami dan Abu 'Abd Allah Ja'fat al-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Zain al-'Abidin bin Husain
bin 'Ali bin Abi Thalib. Sanad yang dimiliki Imam Hamzah bersambung hingga "Ali bin Abi Thalib
dan 'Abd Allah bin Mas'ud. Kedua orang yang disebut terakhir ini menerima qira'at dari Nabi
Muhammad saw Imam Hamzah wafat di Halwan, sebuah kota di dekat Qasyr Syirin, Irak, pada
156 H atau 157 H/773 M. Tokoh ini wafat pada masa pemerintahan Abu Ja'far al-Manshur dari
Dinasti Abbasiyyah. Kedua perawinya yang terkenal adalah Khalaf (w. 229 H/843 M) dan Khallad
(w. 220 H/835 M atau 230 H/844 M). Dua orang ini meriwayatkan gira'at Imam Hamzah melalui
perantara Sulaim bin 'Isa bin Sulaim (w. 188 H/803 M).
7. Imam al-Kisa'i al-Kufi (w. 189 H/804 M) Tokoh ini mempunyai nama lengkap 'Ali bin Hamzah bin
'Abd Allah bin 'Utsman al-Kufi al-Nahwi. Imam qurra' dari Kufah ini disebut dengan al-Kisa'i
karena memulai ihram dari suatu tempat bernama Kisa'i. Ada yang berpendapat bahwa ulama
ini disebut dengan Al- Kisa'i karena pernah berihram memakai satu kain. Di belakang nama
lengkapnya ada tambahan "al-Nahwi" yang artinya ahli nahwu menunjukkan bahwa Imam al-
Kisa'i adalah seorang pakar ilmu nahwu. Di ceritakan bahwa Imam al-Kisa'i sambil duduk
membaca al- Qur'an, sementara para murid atau jama'ahnya mendengarkan sambil mencatat
hal-hal yang penting termasuk kapan waqaf (berhenti membaca) dan ibtida' (mulai membaca).
Innam al-Kisa'i belajar qira'at kepada Hamzah bin Habib al-Zayyat, Muhammad bin 'Abd al-
Rahman bin Abu Laila, 'Ashim bin Abi al-Nujud, Abu Bakr bin 'Ayyasy dan Isma'il bin Ja'far dari
Syaibah bin Nashah. Semua orang ini mempunyai sanad yang bersambung hingga Nabi
Muhammad s.a.w. Imam al-Kisa'i wafat di kota Thus (Iran) pada 189 H/804 M saat bersama-
sama Harun al-Rasyid. Ada yang berpendapat tokoh ini meninggal saat dalam perjalanan ke
Khurasan. Di antara muridnya yang kemudian menjadi perawinya adalah Abu al-Harits (w. 240
H/854 M) dan Al-Duri (w. 246 H/860 M).
Nama lengkapnya Usmān bin Sa'id Al-Mişrī, lahir tahun 110 H/728 M. dan wafat tahun 197
H/812 M. di Mesir.
Abu Sa'id Usman bin Sa'id al-Misri ialah nama asli dari Warsy. Lahir di kota Mesir pada tahun 110
H lalu berguru kepada imam Nafi' di Madinah dan wafat di Mesir pada tahun 197 H Sedangkan
thariq-nya, penerus estafet yang terkenal menjadi penerus qiroat imam Nafi' dengan bacaan
riwayatnya ialah al-Azraq dan al-Ashbahani.

Anda mungkin juga menyukai