Anda di halaman 1dari 3

Nama : Magfira

NIM : FTK.11.21.039
Jurusan/Semester : PAI Non Reguler B/II
Tugas : Resume Ulumul Hadits

BIOGRAFI TOKOH AL-KUTUB AL-TIS’AH

1. Al-Bukhari (194 H – 256 H = 810 M - 870M)


Nama lengkap Imam al-Bukhari adalah Muhamad bin Isma’il bin Ibrahim bin al-
Mughirah bin Bardizbah, tetapi Barduzbah yang merupakan bahasa daerah Bukhara yang
berarti petani. Sedangkan panggilan Imam al-Bukhari adalah Abu Abdillah. Imam al-Bukhari
lahir pada hari Jum’at, 13 Syawal 194 H/21 Juli 810 M, di kota Bukhara yang sekarang termasuk
daerah Uzbekistan, Rusia.
Beliau meninggal dunia 1 Syawal 256 H/31 Agustus 870 M pada hari Jum’at malam
Sabtu malam Hari Raya Idul Fitri dalam usia 62 Tahun kurang 13 hari diSamarkand
Ayah Imam Al-Bukhari, yang mempunyai panggilan Abul Hasan, adalah seorang ulama
besar dalam bidang hadits. Imam al-Bukhari menulis biografi ayahnya di kitab karyanya yang
berjudul At-Târikh Al-Kabîr, 1/342-343.
Guru-guru Imam al-Bukhari terdapat 1080 orang. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh
Muhammad bin Abi Hatim dari Imam al-Bukhari, dia berkata yang artinya, “Aku telah menulis
hadits dari 1080 orang guru. Mereka adalah ulama ahli hadits yang telah menghafalkan hadits.”
Diantara mereka adalah Muhammad bin Abdillah al-Anshari, Ada bin Abi Iyas, Qutaibah bin
Sa’id, Abu Hatim ar-Razi, dan Husain bin Muhammad al-Qabani.
Berangkat dari banyak guru Imam al-Bukhari, maka tidak heran jika ia menjadi sosok
imam yang kaya akan ilmu dan pengetahuan. Tidak hanya itu, murid Imam al-Bukhari pun
berjumlah sangat banyak, dan murid-muridnya menjadi tokoh terkemuka di bidang hadits pada
masa berikutnya. Sebagaimana yang dikatakan oleh salah satu muridnya yaitu Imam al-Farbari,
mengatakan bahwa “Sesungguhnya murid Imam al-Bukhari yang meriwayatkan Shahih Al-
Bukhari berjumlah 90.000 orang.” Diantaranya seperti Muslim bin Hajjaj, at-Tirmidzi, An-Nasa’i
dan Ad-Darimi.
Beberapa Karya imam al-Bukhari, yaitu: Al-Jami’ Ash-Sahih, At-Tarikh Al-Kabir, At-Tarikh
Al-Ausath, At-Tarikh Ash-Saghir, Khalqu Af’al Al-‘Ibad, Adh-Dhu’afa’ Ash-Shaghir, Al-Adab Al-
Mufrad, Juz’u Ruf’u Al-Yadain, Juz’u Al-Qira’ah Khalfa Al-imam, Kitab Al-Kuna.
Beliau juga pernah ditanya oleh Muhamad bin Abu Hatim Al Warraaq, “Apakah engkau
hafal sanad dan matan setiap hadits yang engkau masukkan ke dalam kitab yang engkau susun
(maksudnya : kitab Shahih Bukhari,)?” Beliau menjawab, ”Semua hadits yang saya masukkan ke
dalam kitab yang saya susun itu sedikit pun tidak ada yang samar bagi saya”.
Anugerah Allah kepada Al Imam Al Bukhari berupa reputasi di bidang hadits telah
mencapai puncaknya. Tidak mengherankan jika para ulama dan para imam yang hidup sezaman
dengannya memberikan pujian (rekomendasi) terhadap beliau. Berikut ini adalah sederet
pujian (rekomendasi) termaksud:
Muhammad bin Abi Hatim berkata, “Saya mendengar Ibrahim bin Khalid Al Marwazi
berkata, “Saya melihat Abu Ammar Al Husein bin Harits memuji Abu Abdillah Al Bukhari, lalu
beliau berkata, “Saya tidak pernah melihat orang seperti dia. Seolah-olah dia diciptakan oleh
Allah hanya untuk hadits”.
Abu Bakar Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah berkata, “Saya tidak pernah meliahat di
kolong langit seseorang yang lebih mengetahui dan lebih kuat hafalannya tentang hadits
Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam dari pada Muhammad bin Ismail (Al Bukhari).
Sejak kecil, Imam al-Bukhari menunjukan bakat cemerlang yang sangat luar biasa.
Terutama mengenai ketajaman ingatan dan hafalan yag melebihi manusia biasa.
Imam Bukhari menetapkan bahwa Hadits Shahih adalah hadits yang keshahihannya
disepakati oleh rawi tsiqah yang meriwayatkan dari seorang shahabat yang masyhur, yang tidak
terjadi perselisihan pendapat diantara para tsiqah itu sendiri. Selain itu, mata rantai sanad
hadits itu harus bersambung, tidak terputus. Syarat yang ditetapkan oleh Imam al-Bukhari ini
hamper tidak pernah diterapkan oleh ulama’ lain.

2. Imam Muslim ( 204 – 261 H = 820 – 875 M )

Nama lengkapnya adalah Abu Husain Muslim bi Al-Hajaj Al-Quraysyi An-Naisaburi.


Beliau dilahirkan di Naisabur pada tahun 204 H/820 M, yaitu kota kecil yang terletak di negara
Iran. Sejak kecil beliau belajar hadis ke beberapa guru di berbagai negara antaranya Hijaz, Syam,
Irak, dll. Beliau seorang yang snagat berhati-hati, teguh pendirian, wara’, dan makrifah.
Buku yang ia tulis adalah Shahih Muslim berisikan 4.000 hadis yang merupaka hasil
penyeleksian dari 12.000 hadis yang dihitung secara berulang. Buku itu disusun selama 12
tahun. Para ulama berpendapat bahwa kedua Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim keduanya
merupakan kitab yang paling shahih setelah Alqur’an. Ada juga yang berpendapat bahwa
Shahih AL-Bukhari lebih shahih, sedangkan Shahih Muslim lebih indah sistematika penulisannya.
Karya-karyanya anatara lain: Shahih Muslim, Al-Musanad Kabir, AL-Jami’ Al-Kabir,
Muhadlramin, dll.
Beliau meninggal di Naisabur pada tahun 261 H/875 M dalam usia 55 tahun.

3. Imam Abu Daud ( 202 H – 275 H = 817 M – 889 M )


Nama lengkapnya Abu Dawud Sulaiman bin Al-Asy’ats bin Ishaq As-Sijistani. Sijistan
adalah suatu daerah yang terletak antara Iran dan Afghanistan, tempat kelahiran beliau pada
tahun 202 H/817 M. Samahalnya Al-Bukhari dan Muslim beliau juga berkelana mencari ilmu
dan beruru hadis dari beberapa ulama hadis. Diantaranya Khurasan, Ravy, Harat, dll.
Abu Dawud bukan hanya sebagai perawi, penghimpun, dan penyusun hadis tetapi juga sebagai
seorang yang ahli hukum yang handal dan kritikus hadis yang baik.
Di anatara karyanya Sunan Abi Dawud di dalamnya banyak mengandung pembahasan
fiqh. buku ini berisikan 5.724 buah hadis yang secara berulang-ulang dan kemudian diseleksi
lagi menjadi 4.800 buah hadis. Di dalamya terdapat hadis shahih, hasan, dan dhaif, namun ia
jelaskan semua kedudukan hadis trsebut. Beliau meninggal di Bashrah pada tanggal 16 Syawal
275 H/889 M.
Guru-gurunya: Abu Salamah at-Tabudzaki, Abul Walid ath-Thayalasi, Muhammad bin
Katsir al-Abdi, dsb. Murid-muridnya:Abu Ali Muhammad bin Amr al-Lu’lu’, Abul Hasan Ali bin al-
Hasan bin al-Abd al-Anshari, dst. Karya: As-Sunan, Az-Zuhd, al-Marasil, ar-Rijal, dst.
4. Imam at-Tirmidzi (200 H – 279 H = 824 M – 892 M)
Nama lengkapnya Abu Isa Muhammad bin Isa bin Surah di lahirkan di Tirmidz, sebuah
kota kecil di pinggir utara Sungai Amudaria, sebelah utara Iran. Beliau lahir di kota tersebut
pada bulan Dzulhijah 200 H/824 M. Beliau banyak meriwayatkan hadis dari ulama hadis pada
masanya, di antaranya Al-Bukhari, Muslim, ddan Ismail bin Musa As-Sudi.
Di antara karyanya adalah kitab Sunan atau yang di sebut Jami At-Tirmidzi, menurut
penelitian Ahmad Muhammad bin Syakir, kitab ini memmuat sekitar 3.956 hadis. Di dalam
kitab ini ia mengklasifikasikan kulitas hadis menjadi shahih, hasan dan ddha’if.
Buku-bukua karya lainnya seperti’ Al-‘Ilal, Asy-Syamail, Asma’ Ash-Shahabah, dll. Beliau
meninggal dunia pada taun 279 H/ 892 M bulan Rajab di Tirmidz setelah sakit mata pada akhir
hayatnya.

5. Imam An-Nasai
Nama lengkapnya adalah Abû Abd Al-Rahmân Ahmad ibn Syu’aib ibn Ali ibn Sinan ibn
Bahr Al-Khurasani Al-Nasâ’i. Nama beliau dinisbatkan kepada kota tempat beliau dilahirkan
yaitu di kota Nasa’ yang masih termasuk wilayah Khurasan. Beliau dilahirkan pada tahun 215 H
Ia mulai menjalani pengembaraan untuk mempelajari hadits ketika beliau berusia lima belas
tahun.
Sebagian muhadditsin menilai, bahwa beliau lebih hafidh dan lebih tinggi
pengetahuannya dibanding dengan Imam Muslim dibidang Hadits. Beliau dianggap sebagai
salah satu pemimpin besar dibidang sastra hadits. Dan dia menjadi cendekiawan dalam semua
aspek hadits dan hafal sebagian besar jumlah hadits sehingga ia dijuluki hafidz hadits (penghafal
hadits).
Di antar karyanya Al-Muwatha. Beliau himpun 100.000 hadis dari lebih 1.000 ahli hadis
selama 40 tahun dan dipersentasikan 70 ulama ahli fiqh di Madinah. Sebagai muhaddisni
menilai, bahwa beliau lebih hafidh dan lebi inggi pengetahuannya dibanding dengan Imam
Muslim di bidang hadis. Guru guru beliau antara lain Qutaiban bin Sa’id, Ishaq bin Ibrahim dan
Imam-imam hadis dari Khurasan, Hijaz, Irak, dan Mesir. Beliau meninggl pada tahun 179 H/798
M di Madinah.

Anda mungkin juga menyukai