Imam Bukhari lahir di Bukhara pada Jumat, 13 Syawal 194 H
dengan nama lengkap Abu Abdillah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn al-Mughirah ibn Bardizbah al-Ju'fi al-Bukhari. Ia mulai mempelajari hadits sejak usia 10 tahun. Ia mendapat gelar Imam al-muhadditsin fi al-hadits atas kepandaiannya dalam studi hadits. Kitab Shahih Bukhari atau Al-Jami' As-Shahih Al-Bukhari adalah kitab hadits yang ditulis oleh Imam al-Bukhari. Kitab ini memiliki nama lengkap al-Jami' al-Musnad as-Shahih al- Mukhtasar min Umur Rasulillah Sallallahu 'Alaihi wa Sallam wa Sunanih wa Ayyamih. Shahih Bukhari memuat hadits-hadits shahih tentang hukum, keutamaan amal, etika pergaulan, sejarah, dan berita tentang kejadian-kejadian di masa mendatang. Kitab ini memuat 7.275 hadits dari sekitar 100.000 buah hadits yang diakuinya shahih. IMAM MUSLIM (204-261 H/ 783-840 M) Beliau mempunyai nama lengkap Abul Husain Muslim bin Al Hajaj Al Qusyairy. Beliau dilahirkan di Nisabur, Iran tahun 204 H/820 M. Beliau adalah muhadditsin dan hafidz yang terpercaya, beliau tekun mempelajari hadits sejak kecil, tepatnya usia 12 tahun. Beliau pergi ke berbagai kota untuk berguru hadits kepada Yahya bin Yahya, Ishaq bin Rahawaih, Muhammad bin Mahran, Abu Hasan, Ibnu Hanbal, Abdullah bin Maslamah, Yazid bin Mansur dan Abu Mas’ad, Amir bin Sawad, Harmalah bin Yahya, Qatadah bin Sa’id, Al Qa’naby, Ismail bin Abi Uwais, Muhammad bin Al Mutsanna, Muhammad bin Rumhi dan lain-lain. Dalam bidang hadits, beliau memiliki karya Jami’ush Shahih, Kitab ini memiliki judul lengkap al-Jami' al- Musnad as-Sahih al-Mukhtasar min as-Sunan bi Naql al-'Adl 'an al-'Adl 'an Rasulillah SAW. Jumhur ulama mengakui kitab Shahih Muslim adalah secermat-cermat isnadnya dan sekurang-kurang perulangannya. IMAM ABU DAWUD (202-275 H/ 817-889 M) Nama lengkapnya adalah Abu Dawud Sulaiman bin Al Asy’ats bin Ishaq bin Basyir bin Syidad bin Amr bin Amran Al Azdi As Sijistani. Ia dilahirkan di Sijistan (antara Iran dan Afganistan) pada 202 H/817 M. Ia seorang ulama, hafizh (penghafal Al Qur’an) dan ahli dalam berbagai ilmu pengetahuan tentang ke-Islaman khususnya dalam bidang ilmu fiqih dan hadis. Dia berguru kepada para pakar hadis, seperti: Ibnu Amr Ad Darir, Qa’nabi, Abi Al Walid At Tayalisi, Sulaiman bin Harb, Imam Hambali, Yahya bin Ma’in, Qutaibah bin Sa’id, Utsman bin Abi Syaibah, Abdullah bin Maslamah, Musaddad bin Marjuq, Abdullah bin Muhammad An Nafili, Muhammad bin Basyar, Zuhair bin Harb, Ubaidillah bin Umar bin Maisarah, Abu bakar bin Abi Syaibah, Muhammad bin Mutsanna, dan Muhammad bin Al Ala. Abu Dawud menghasilkan sebuah karya terbaiknya yaitu Kitab Sunan Abi Dawud. Kitab ini dinilai sebagai kitab standar peringkat 2 (kedua) dalam bidang hadits setelah kitab standar peringkat pertama yaitu Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Dalam kitabnya tersebut Abu Dawud mengumpulkan 4.800 buah hadits dari 500.000 hadits yang ia catat dan hafal. Karangan Abu Dawud yang berjumlah 20 judul dan tidak kurang dari 13 judul kitab telah mengulas karya tersebut dalam bentuk syarh (komentar), mukhtasar (ringkasan), tahzib (revisi) dll. IMAM AT-TIRMIDZI (209-279 H/ 824-892 M) Beliau mempunyai nama lengkap Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah at Tirmidzi bin Musa bin Dahhak As Sulami Al Buqi. Ia lahir di Termez, Tadzikistan pada bulan Dzulhijah 209 H/824 M. Ia merupakan ilmuwan Islam, pengumpul hadits kanonik (standar buku). Abu Ya’la Al Khalili, seorang ahli hadits menyatakan bahwa At Tirmidzi adalah seorang Siqah (terpercaya) dan hal ini disepakati oleh para ulama. Ibnu Hibban Al Busti (ahli hadits) mengakui kemampuan At Tirmdzi dalam hal menghafal, menghimpun dan menyusun hadits.
At Tirmidzi adalah seorang murid dari Imam Bukhari dan beberapa
guru lainnya seperti: Qutaibah bin Sa’id, Ishaq bin Musa. Kitab beliau yang terkenal, Jami’ at-Tirmidzi menyebutkan seputar permasalahan fiqh dengan penjelasan yang terperinci. Secara umum, peringkat kitab ini berada di bawah Shahih Bukhari dan Muslim, tetapi memiliki kelebihan dalam segi penggunaannya. Kitab hadits karya Imam At-Tirmidzi ini disusun pada masa keemasan dalam sejarah perkembangan hadits, yakni pada abad ke-3 H. Pada masa ini para ulama termasuk Imam Tirmidzi melakukan penyempurnaan hadits. IMAM AN-NASA’I (215-303 H/ 830-915 M) Imam An-Nasai lahir pada 215 H di kota Nasa', salah satu wilayah di Khurasan. Ia memiliki nama lengkap Ahmad ibn Syu'aib ibn Ali ibn Sinan ibn Bahr ibn Dinar al-Khurasani an-Nasa'i, dan dijuluki Abu Abd ar-Rahman an- Nasa'i. Beliau menulis kitab sunan an-nasai yang memuat 5761 hadits Nabi Muhammad SAW. Hadits yang ada dalam kitab ini berkualitas shahih dan tidak terdapat hadits berkualitas dhaif di dalamnya. Kitab hadits ini disusun berdasarkan bab-bab fikih. Imam An-Nasa'i hanya mencantumkan hadits-hadits marfu' (yang bersumber dari Nabi SAW). Hanya sedikit hadits yang bersumber dari sahabat. Kitab ini memuat setidaknya 5.761 hadits. IMAM IBNU MAJAH (209-273 H/ 824-887 M) Ibnu Majah lahir pada 209 H dengan nama lengkap Abu Abdillah Muhammad bin Yazid bin Majah al-Qadziani Ar Raba’i Al Qazwani. Beliau lahir di Qazwin, Iran 209 H/824 M. Majah adalah nama gelar (Laqab) bagi Yazid, ayahnya yang dikenal juga dengan nama Majah Maula Rab’at. Ada juga pendapat yang menyebutkan bahwa Majah adalah kakeknya Ibnu Majah. Ibnu Majah memiliki keahlian dalam bidang hadits, ahli tafsir dan ahli sejarah Islam. Ada 2 (dua) keahliannya dalam bidang tafsir yaitu tafsir Al Qur’an Al Karim dan At Tarikh. Pada usia 21 tahun dia mulai mengadakan perjalanan untuk mengumpulkan hadits. Dengan cara tersebut dia telah mendapatkan hadits-hadits dari para ulama terkenal yang mana juga sebagai gurunya seperti Abu Bakar bin Abi Syaibah, Muhammad bin Abdullah bin Numaayr, Hisyam bin Ammar, Ahmad bin Al Azhar, Basyar bin Adam serta para pengikut Imam Malik dan Al Layss. Sunan Ibnu Majah merupakan kitab hadits yang disusun oleh Ibnu Majah. Hadits yang terdapat dalam kitab ini merupakan hadits yang maqbul (dapat diterima). Hadits inilah yang kemudian dijadikan rujukan utama oleh para ulama. Ibnu Majah memanfaatkan muqaddimah dalam kitabnya untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan hadits Nabi SAW dan ilmu hadits. Ia menyusun kitab hadits dengan berorientasi pada pokok bahasan fikih, seperti lima ulama lainnya. Kitab Sunan Ibnu Majah tidak hanya memuat hadits shahih, tetapi juga hadits dengan kualitas hasan, dhaif, hingga maudhu (palsu). ~ULUMUL HADIST~