Berangkat dari banyak guru Imam al-Bukhari, maka tidak heran jika ia
menjadi sosok imam yang kaya akan ilmu dan pengetahuan. Tidak hanya
itu, murid Imam al-Bukhari pun berjumlah sangat banyak, dan murid-
muridnya menjadi tokoh terkemuka di bidang hadits pada masa
berikutnya. Sebagaimana yang dikatakan oleh salah satu muridnya yaitu
Imam al-Farbari, mengatakan bahwa “Sesungguhnya murid Imam al-
Bukhari yang meriwayatkan Shahih Al-Bukhari berjumlah 90.000 orang.”
Diantaranya seperti Muslim bin Hajjaj, at-Tirmidzi, An-Nasa’i dan Ad-
Darimi.
Beliau juga pernah ditanya oleh Muhamad bin Abu Hatim Al Warraaq,
“Apakah engkau hafal sanad dan matan setiap hadits yang engkau
masukkan ke dalam kitab yang engkau susun (maksudnya : kitab Shahih
Bukhari, pent.)?” Beliau menjawab, ”Semua hadits yang saya masukkan
ke dalam kitab yang saya susun itu sedikit pun tidak ada yang samar bagi
saya”.
Muhammad bin Abi Hatim berkata, “Saya mendengar Ibrahim bin Khalid
Al Marwazi berkata, “Saya melihat Abu Ammar Al Husein bin Harits
memuji Abu Abdillah Al Bukhari, lalu beliau berkata, “Saya tidak pernah
melihat orang seperti dia. Seolah-olah dia diciptakan oleh Allah hanya
untuk hadits”.
Abu Bakar Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah berkata, “Saya tidak
pernah meliahat di kolong langit seseorang yang lebih mengetahui dan
lebih kuat hafalannya tentang hadits Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi
Wasallam dari pada Muhammad bin Ismail (Al Bukhari).
Apabila Imam Bukhari sebagai ahli hadits nomor satu, ahli tentang ilat--
ilat (cacat) hadits dan seluk beluk hadits, dan daya kritiknya sangat tajam,
maka Muslim adalah orang kedua setelah Bukhari, baik dalam ilmu,
keistimewaan dan kedudukannya. Hal ini tidak mengherankan, karena
Muslim adalah salah satu dari muridnya. Al-Khatib al-Bagdadi berkata:
"Muslim telah mengikuti jejak Bukhari, mengembangkan ilmunya dan
mengikuti jalannya." Pernyataan ini bukanlah menunjukkan bahwa
Muslim hanya seorang pengikut saja. Sebab ia mempunyai ciri khas
tersendiri dalam menyusun kitab, serta memperkenalkan metode baru yang
belum ada sebelumnya.
Imam Muslim mendapat pujian dari ulama hadis dan ulama lainnya. Al--
Khatib al-Baghdadi meriwayatkan dari Ahmad bin Salamah, katanya
"Saya melihat Abu Zur'ah dan Abu Hatim selalu mengutamakan Muslim
bin al-Hajjaj dari pada guru- guru hadits lainnya. Ishak bin Mansur al-
Kausaj berkata kepada Muslim: "Kami tidak akan kehilangan kebaikan
selama Allah menetapkan engkau bagi kaum muslimin." Ishak bin
Rahawaih pernah mengatakan: "Adakah orang lain seperti Muslim?". Ibnu
Abi Hatim mengatakan: "Muslim adalah penghafal hadits. Saya menulis
hadits dari dia di Ray." Abu Quraisy berkata: "Di dunia ini, orang yang
benar-benar ahli hadits hanya empat orang. Di antaranya adalah Muslim."
Maksudnya, ahli hadits terkemuka di masa Abu Quraisy. Sebab ahli hadits
itu cukup banyak jumlahnya.
3. Imam Abu Daud ( 202 H – 275 H = 817 M – 889 M )
Nama lengkapnya adalah Imam Abu Daud Sulaiman bin Al-Asy’ats bin
Syidad bin Amr bin Amir. Ia adalah seorang imam terkemuka dan pioner
di masanya selain wira’i ia juga merupakan salah satu ulama yang telah
menelurkan karya dalam bidang hadits yang tanpa ada sebelumnya.
Ia adalah seorang Imam terkemuka dan pioneer dimasanya. Selain wira’i,
ia merupakan salah satu ulama yang telah menelurkan karya dalam bidang
ilmu hadits tanpa ada sebelumnya.[4]
Guru-gurunya: Abu Salamah at-Tabudzaki, Abul Walid ath-Thayalasi,
Muhammad bin Katsir al-Abdi, dsb. Murid-muridnya:Abu Ali Muhammad
bin Amr al-Lu’lu’, Abul Hasan Ali bin al-Hasan bin al-Abd al-Anshari,
dst.[5] Karya: As-Sunan, Az-Zuhd, al-Marasil, ar-Rijal, dst.[6]
Perhatian beliau sangat besar terhadan ilmu hadits sangat besar beliau
menyusun kitab At Turmudzi. Selain itu hasil-hasil karya beliau sangat
banyak. Sehingga pujian para ulama terhadap Imam Al-Tirmidzi dalam
usahanya mengembangkan hadits dan fiqih dan ilmu-ilmu agama sangat
banyak, diantaranya adalah:
Guru-guru Ibnu Majah antara lain Abu Ishaq Ibrahim Ibnul, Bakar bin
Abdul Wahhab, Abu Abdur Rahman dan lain sebagainya. Sedangkan
murid-muridnya antara lain Hafidz Abul Hasan ibn Fatah, Ibrahim bin
Dinar Al-Jabshi, Ahmed Ibrahim al-Kabani dan banyak lagi.