Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MENGENAL BIOGRAFI ULAMA’ HADITS


“BUKHARI, MUSLIM, MALIK, AHMAD, ABU DAUD”
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Hadits

Dosen Pengampu
Rofiqi, M.Pd

Disusun Oleh
Nurul Ula Farhani
Nuris Naini Jamilah
Roffiqah Aamiin
Muhammad Faiz Asrori
Moh. Wais Al Qorni

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM IAI AL-KHAIRAT PAMEKASAN


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
ii

Daftar Isi
BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2

A. BIOGRAFI ULAMA ................................................................................... 2


BAB III.................................................................................................................... 8

PENUTUP ............................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia dengan berbagai
macam bentuk, kekuatan, kecerdasan yang berbeda-beda. Sehingga ada
beberapa amalan yang tidak mampu dilakukan oleh seluruh orang, dan ada
pula amalan yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang kuat tertentu saja.

Untuk mempelajari Mata Kuliah Studi Hadits, kiranya akan lebih jelasnya
apabila kita juga mempelajari tentang biografi ulama hadits, agar kita dapat
memahai sifat dan perilaku beliau ketika meriwayatkan sebuah hadits.

Secara garis besar ulama hadits di bagi dua yaitu pada masa para sahabat
dan pada masa para kalangan perawi hadits terkenal. Namun yang akan kami
bahas tidak semua ulama hadits tetapi hanya beberapa saja mengingat banyak
sekali perawi hadits dan tidak akan cukup jika kami jelaskan pada makalah
kami ini. Lebih tepatnya kita akan membahas beberapa biografi Ulama’ yaitu
Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Malik, Imam Ahmad, dan Imam Abu Daud.

Dari pernyataan diatas inilah yang melatarbelakangi kelompok kami untuk


membahas lebih lanjut tentang biografi ulama hadits pada matakuliah studi
Hadits. Agar kita dapat memahami bagaimana sifat dan perilaku para perawi
hadits. Karena kedudukan hadits juga akan dipengaruhi oleh siapa yang
meriwayatkannya, setelah diketahui bagaimana seorang rawi maka ini
merupakan salah satu faktor penentu apakah hadits tersebut shahih, hasan,
atau dhaif.

B. Rumusan Masalah

Jelaskan Beberapa Ulama Hadits “Imam Bukhari, Muslim, Imam Malik, Imam
Ahmad, dan Imam Abu Daud” ?

C. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui tentang beberapa biografi ulama hadits


2

BAB II

PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI ULAMA
1. IMAM BUKHARI (194-256 H/ 773-835 M)
Nama lengkap Imam al-Bukhari adalah Muhamad bin Isma’il bin
Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah, tetapi Bardizbah yang merupakan
bahasa daerah Bukhara yang berarti petani. Sedangkan panggilan Imam al-
Bukhari adalah Abu Abdillah. Imam al-Bukhari lahir pada hari Jum’at, 13
Syawal 194 H/21 Juli 810 M, di kota Bukhara yang sekarang termasuk
daerah Uzbekistan, Rusia.
Ayah Imam al-Bukhari, yang mempunyai panggilan Abul Hasan,
adalah seorang ulama besar dalam bidang hadits. Imam al-Bukhari
menulis biografi ayahnya di kitab karyanya yang berjudul At-Târikh Al-
Kabîr, 1/342-343.1
Guru-guru Imam al-Bukhari terdapat 1080 orang. Sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Muhammad bin Abi Hatim dari Imam al-Bukhari, dia
berkata yang artinya, “Aku telah menulis hadits dari 1080 orang guru.
Mereka adalah ulama ahli hadits yang telah menghafalkan hadits.”
Diantara mereka adalah Muhammad bin Abdillah al-Anshari, Ada bin Abi
Iyas, Qutaibah bin Sa’id, Abu Hatim ar-Razi, dan Husain bin Muhammad
al-Qabani.
Berangkat dari banyak guru Imam al-Bukhari, maka tidak heran jika
ia menjadi sosok imam yang kaya akan ilmu dan pengetahuan. Tidak
hanya itu, murid Imam al-Bukhari pun berjumlah sangat banyak, dan
murid-muridnya menjadi tokoh terkemuka di bidang hadits pada masa
berikutnya. Sebagaimana yang dikatakan oleh salah satu muridnya yaitu
Imam al-Farbari, mengatakan bahwa “Sesungguhnya murid Imam al-
Bukhari yang meriwayatkan Shahih Al-Bukhari berjumlah 90.000 orang.”
Diantaranya seperti Muslim bin Hajjaj, at-Tirmidzi, An-Nasa’i dan Ad-
Darimi.

1
Syaikh Ahad Farid, 60 Biografi Ulama Salaf (Terjemahan), Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar,
2006, hlm. 467
3

Beberapa karya imam al-Bukhari, yaitu: Al-Jami’ Ash-Sahih, At-


Tarikh Al-Kabir, At-Tarikh Al-Ausath, At-Tarikh Ash-Saghir, Khalqu
Af’al Al-‘Ibad, Adh-Dhu’afa’ Ash-Shaghir, Al-Adab Al-Mufrad, Juz’u
Ruf’u Al-Yadain, Juz’u Al-Qira’ah Khalfa Al-imam, Kitab Al-Kuna.
Beliau juga pernah ditanya oleh Muhamad bin Abu Hatim Al
Warraaq, “Apakah engkau hafal sanad dan matan setiap hadits yang
engkau masukkan ke dalam kitab yang engkau susun (maksudnya : kitab
Shahih Bukhari, pent.)?” Beliau menjawab, ”Semua hadits yang saya
masukkan ke dalam kitab yang saya susun itu sedikit pun tidak ada yang
samar bagi saya”.
Anugerah Allah kepada Al Imam Al Bukhari berupa reputasi di
bidang hadits telah mencapai puncaknya. Tidak mengherankan jika para
ulama dan para imam yang hidup sezaman dengannya memberikan pujian
(rekomendasi) terhadap beliau. Berikut ini adalah sederet pujian
(rekomendasi) termaksud:
Muhammad bin Abi Hatim berkata, “Saya mendengar Ibrahim bin
Khalid Al Marwazi berkata, “Saya melihat Abu Ammar Al Husein bin
Harits memuji Abu Abdillah Al Bukhari, lalu beliau berkata, “Saya tidak
pernah melihat orang seperti dia. Seolah-olah dia diciptakan oleh Allah
hanya untuk hadits”.
Abu Bakar Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah berkata, “Saya tidak
pernah meliahat di kolong langit seseorang yang lebih mengetahui dan
lebih kuat hafalannya tentang hadits Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi
Wasallam dari pada Muhammad bin Ismail (Al Bukhari).
Sejak kecil, Imam al-Bukhari menunjukan bakat cemerlang yang
sangat luar biasa. Terutama mengenai ketajaman ingatan dan hafalan yag
melebihi manusia biasa.2
Imam Bukhari menetapkan bahwa Hadits Shahih adalah hadits yang
keshahihannya disepakati oleh rawi tsiqah yang meriwayatkan dari

2
H. Zainal Abidin Ahmad, Imam al-Bukhari Pemuncak Ilmu Hadits, Jakarta: Bulan Bintang, 1975,
hlm. 100
4

seorang shahabat yang masyhur, yang tidak terjadi perselisihan pendapat


diantara para tsiqah itu sendiri. Selain itu, mata rantai sanad hadits itu
harus bersambung, tidak terputus. Syarat yang ditetapkan oleh Imam al-
Bukhari ini hamper tidak pernah diterapkan oleh ulama’ lain.3
2. IMAM MUSLIM (204-261 H/ 783-840 M)
Nama lengkapnya adalah Abu Al-Husain Muslim ibn Al-Hajjâj Al-
Qusyairy. Beliau dinisbatkan kepada Naisabury karena beliau adalah
putera kelahiran naisabur, yakni kota kecil di Iran bagian timur laut. Ia
adalah seorang muhadditsin, hafidz lagi terpercaya. Ia terkenal sebagai
ulama yang gemar bepergian mencari hadits.
Guru-guru Imam Muslim diantaranya adalah Yahya ibn Yahya, Abu
Hasan, Ibn Hambal, yazid ibn Mansur, ‘Amir ibn Sawad dan lain
sebagainya. Sedangkan murid-muridnya diantaranya adalah Ibrahim bin
Abi Thalib, Al-Husain bin Muhammad, Al-Qubbani, Ibnu Khuzaimah dan
lain sebagainya. Karya-karya Imam Muslim antara lain Al-Jâmi’ Al-Kabîr,
kitab sahih Muslim, Al-Musnad Al-Kabir, kitab Al-Thabaqât Al-Tâbi’in,
kitâb Muhadlramîn dan lain sebagainya.
Apabila Imam Bukhari sebagai ahli hadits nomor satu, ahli tentang
ilat--ilat (cacat) hadits dan seluk beluk hadits, dan daya kritiknya sangat
tajam, maka Muslim adalah orang kedua setelah Bukhari, baik dalam ilmu,
keistimewaan dan kedudukannya. Hal ini tidak mengherankan, karena
Muslim adalah salah satu dari muridnya. Al-Khatib al-Bagdadi berkata:
"Muslim telah mengikuti jejak Bukhari, mengembangkan ilmunya dan
mengikuti jalannya." Pernyataan ini bukanlah menunjukkan bahwa
Muslim hanya seorang pengikut saja. Sebab ia mempunyai ciri khas
tersendiri dalam menyusun kitab, serta memperkenalkan metode baru yang
belum ada sebelumnya.
Imam Muslim mendapat pujian dari ulama hadis dan ulama lainnya.
Al--Khatib al-Baghdadi meriwayatkan dari Ahmad bin Salamah, katanya
"Saya melihat Abu Zur'ah dan Abu Hatim selalu mengutamakan Muslim

3
Husyan Ahmad Amin, Seratus Tokoh dalam Sejarah Islam, Bandung: Remaja Rosyda Karya, 1995,
hlm. 92
5

bin al-Hajjaj dari pada guru- guru hadits lainnya. Ishak bin Mansur al-
Kausaj berkata kepada Muslim: "Kami tidak akan kehilangan kebaikan
selama Allah menetapkan engkau bagi kaum muslimin." Ishak bin
Rahawaih pernah mengatakan: "Adakah orang lain seperti Muslim?". Ibnu
Abi Hatim mengatakan: "Muslim adalah penghafal hadits. Saya menulis
hadits dari dia di Ray." Abu Quraisy berkata: "Di dunia ini, orang yang
benar-benar ahli hadits hanya empat orang. Di antaranya adalah Muslim."
Maksudnya, ahli hadits terkemuka di masa Abu Quraisy. Sebab ahli hadits
itu cukup banyak jumlahnya.

3. IMAM MALIK ( 202 H-275 H/ 817 M-889 M )


Nama lengkap Imam Malik adalah Abu ‘Abdillah Malik bin Annas al-
ashbahi bin Abi Amir bin Haris bin Ghaiman bin Huzail al-Ashabi bin
‘Adi bin Malik bin Yazid. Guru Imam Malik yaitu al-Zuhri, Nafi' Maula
Ibn Umar, Hidyam Ibn Zubar, dan lain sebagainya. Murid-murid Imam
Malik diantaranya adalah al-Mansur, al-Mahdi, Harun al-Rasyid, al-
Makmun, da lain sebagainya. Karya-karyanya diantaranya adalah al-
Muwatha’, Al-Mudawwanah Al Kubra.4
Imam malik tidak hanya meninggalkan warisan buku, tapi juga
mewariskan Mazhab fiqhinya di kalangan sunni yang disebut sebagai
mazhab Maliki, Mazhab ini sangat mengutamakan aspek kemaslahatan di
dalam menetapkan hukum, sumber hukum yang menjadi pedoman dalam
mazhab Maliki ini adalah al-Quran, Sunnah Rasulullah, Amalan para
sahabat, Tradisi masyarakat Madinah, Qiyas dan al-Maslaha al-Mursalah
(kemaslahatan yang tidak didukung atau dilarang oleh dalil tertentu).

4. IMAM AHMAD (164 H-241 H/ 780 M-855 M


Nama aslinya adalah Abu Abdillah bin Muhammad bin Hanbal Al-
Marwazy. Bapaknya dalah seorang mujtahid yang hidup di Bashrah.
Imam Ahmad lahir pada tanggal 20 Rabi’ul Awwal 164 H (780 M).
[44]Beliau memiliki sifat wara’ (berhati-hati dalam masalah haram) dan

4
Dr. Husni Rahim, ‘Ulûmu al-Hadîts jilid 3 Depag RI, Jakarta: 1998, hlm. 75
6

dhabith (memiliki memori daya ingat) yang sempurna. Belia hafal


1.000.000 buah hadis.
Di antara gurunya adalah Sufyan bin Uyainah, Asy-Syafi’i, Yahya bin
Said Al-Qathan, dll. Sedangkan para ulama yang yang meriwayatkan hais
darinya, di anataranya Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dll. Beliau
adalah salah seorang pendiri empat madzhab yang dikenal dengan nama
madzhab Hanabilah (Hanbali).
Banyak karya beliau, diantaranya Musnad Imam Ahmad yang
berisikan 30.000 buah hadis dan 10.000 buah hadis secara berulang
ulang. beliau meninggal di Baghdad paa hari jum’at 241 H (855 M) dan
di kebumikan di Marwaz. Yang istimewa kala ia meninggal, jenazahnya
di antar oleh sekitar 800.000 orang laki-laki dan 60.000 orang perempuan
dan 20.000 orang didalamnya yakni orang Nasrani, Yahudi dan Majusi
yang masuk Islam.5

5. IMAM ABU DAWUD (202-275 H/ 817-889 M)


Nama lengkapnya adalah Abu Dawud Sulaiman bin Al Asy’ats bin
Ishaq bin Basyir bin Syidad bin Amr bin Amran Al Azdi As Sijistani. Ia
dilahirkan di Sijistan (antara Iran dan Afganistan) pada 202 H/817 M. Ia
seorang ulama, hafizh (penghafal Al Qur’an) dan ahli dalam berbagai
ilmu pengetahuan tentang ke-Islaman khususnya dalam bidang ilmu fiqih
dan hadits. Dia berguru kepada para pakar hadits, seperti: Ibnu Amr Ad
Darir, Qa’nabi, Abi Al Walid At Tayalisi, Sulaiman bin Harb, Imam
Hambali, Yahya bin Ma’in, Qutaibah bin Sa’id, Utsman bin Abi Syaibah,
Abdullah bin Maslamah, Musaddad bin Marjuq, Abdullah bin
Muhammad An Nafili, Muhammad bin Basyar, Zuhair bin Harb,
Ubaidillah bin Umar bin Maisarah, Abu bakar bin Abi Syaibah,
Muhammad bin Mutsanna, dan Muhammad bin Al Ala.
Abu Dawud menghasilkan sebuah karya terbaiknya yaitu Kitab
Sunan Abi Dawud. Kitab ini dinilai sebagai kitab standar peringkat 2
(kedua) dalam bidang hadits setelah kitab standar peringkat pertama yaitu

5
Munzier Suparta, Ilmu Hadis (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 236
7

Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Dalam kitabnya tersebut Abu


Dawud mengumpulkan 4.800 buah hadits dari 500.000 hadits yang ia
catat dan hafal. Karangan Abu Dawud yang berjumlah 20 judul dan tidak
kurang dari 13 judul kitab telah mengulas karya tersebut dalam bentuk
syarh (komentar), mukhtasar (ringkasan), tahzib (revisi) dll.
Beliau tinggal dan menetap di Basra dan akhirnya wafat di Basrah
pada tahun 275 H/889 M dalam usia 73 tahun. Buku beliau ini, utamanya
menggabungkan antara riwayat-riwayat yang berkaitan dengan ahkam
dengan ringkasan (mukhtasar) permasalahan fiqih yang berkaitan dengan
hukum. Bukunya tersusun dari 4.800 ahadits. Al Khathaby mengomentari
bahwa Kitab Sunan Abu Dawud itu adalah kitab yang lebih banyak fiqih-
nya daripada Kitab As Shahihain.
8

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari makalah yang kami buat kami telah membuat kesimpulan bahwa
ulama hadits terbagi dua yaitu pada masa para sahabat dan pada masa para
kalangan perawi hadits terkenal. Kemudian selain itu dari makalah kami, kami
menyimpulkan bahwa sifat dan perilaku ulama saat itu sudah tepat untuk
dijadikan perawi hadits karena kelebihan-kelebihan yang mereka miliki.
B. SARAN
Saran dari kami adalah bahwa kita terutama para kaum muda muslim dan
muslimat, jangan pernah malu untuk mempelajari ilmu tentang hadits ataupun
menghafalnya, karena banyak pelajaran yang kita dapat jika kita
mempelajarinya. Salah satu pelajarannya yaitu mengenai sejarah
pengembangan ilmu keislaman tentang hukum syara yang dikeluarkan oleh
Rasulullah sebagai pemimpin umat islam terdahulu, agar kita dapat
mencontoh sifat dan cara pandang beliau menghadapi permasalahan. Selain itu
yang terpenting kita mengetahui lebih dalam ilmu keislaman dari hadits, agar
kita dapat membedakan mana perbuatan yang dilarang dan diperbolehkan
dalam sudut pandang islam.
9

DAFTAR PUSTAKA

Ahad Farid, Syaikh. 60 Biografi Ulama Salaf (Terjemahan), Jakarta Timur: Pustaka Al-
Kautsar, 2006

Abidin Ahmad, H. Zainal. Imam al-Bukhari Pemuncak Ilmu Hadits, Jakarta: Bulan
Bintang, 1975

Ahmad Amin, Husyan. Seratus Tokoh dalam Sejarah Islam, Bandung: Remaja Rosyda
Karya, 1995

Rahim Dr. Husni, ‘Ulûmu al-Hadîts jilid 3 Depag RI, Jakarta: 1998

Suparta, Munzier. Ilmu Hadis Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008

Anda mungkin juga menyukai