Dosen Pengampu
Rofiqi, M.Pd
Disusun Oleh
Nurul Ula Farhani
Nuris Naini Jamilah
Roffiqah Aamiin
Muhammad Faiz Asrori
Moh. Wais Al Qorni
Daftar Isi
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
PENUTUP ............................................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia dengan berbagai
macam bentuk, kekuatan, kecerdasan yang berbeda-beda. Sehingga ada
beberapa amalan yang tidak mampu dilakukan oleh seluruh orang, dan ada
pula amalan yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang kuat tertentu saja.
Untuk mempelajari Mata Kuliah Studi Hadits, kiranya akan lebih jelasnya
apabila kita juga mempelajari tentang biografi ulama hadits, agar kita dapat
memahai sifat dan perilaku beliau ketika meriwayatkan sebuah hadits.
Secara garis besar ulama hadits di bagi dua yaitu pada masa para sahabat
dan pada masa para kalangan perawi hadits terkenal. Namun yang akan kami
bahas tidak semua ulama hadits tetapi hanya beberapa saja mengingat banyak
sekali perawi hadits dan tidak akan cukup jika kami jelaskan pada makalah
kami ini. Lebih tepatnya kita akan membahas beberapa biografi Ulama’ yaitu
Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Malik, Imam Ahmad, dan Imam Abu Daud.
B. Rumusan Masalah
Jelaskan Beberapa Ulama Hadits “Imam Bukhari, Muslim, Imam Malik, Imam
Ahmad, dan Imam Abu Daud” ?
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. BIOGRAFI ULAMA
1. IMAM BUKHARI (194-256 H/ 773-835 M)
Nama lengkap Imam al-Bukhari adalah Muhamad bin Isma’il bin
Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah, tetapi Bardizbah yang merupakan
bahasa daerah Bukhara yang berarti petani. Sedangkan panggilan Imam al-
Bukhari adalah Abu Abdillah. Imam al-Bukhari lahir pada hari Jum’at, 13
Syawal 194 H/21 Juli 810 M, di kota Bukhara yang sekarang termasuk
daerah Uzbekistan, Rusia.
Ayah Imam al-Bukhari, yang mempunyai panggilan Abul Hasan,
adalah seorang ulama besar dalam bidang hadits. Imam al-Bukhari
menulis biografi ayahnya di kitab karyanya yang berjudul At-Târikh Al-
Kabîr, 1/342-343.1
Guru-guru Imam al-Bukhari terdapat 1080 orang. Sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Muhammad bin Abi Hatim dari Imam al-Bukhari, dia
berkata yang artinya, “Aku telah menulis hadits dari 1080 orang guru.
Mereka adalah ulama ahli hadits yang telah menghafalkan hadits.”
Diantara mereka adalah Muhammad bin Abdillah al-Anshari, Ada bin Abi
Iyas, Qutaibah bin Sa’id, Abu Hatim ar-Razi, dan Husain bin Muhammad
al-Qabani.
Berangkat dari banyak guru Imam al-Bukhari, maka tidak heran jika
ia menjadi sosok imam yang kaya akan ilmu dan pengetahuan. Tidak
hanya itu, murid Imam al-Bukhari pun berjumlah sangat banyak, dan
murid-muridnya menjadi tokoh terkemuka di bidang hadits pada masa
berikutnya. Sebagaimana yang dikatakan oleh salah satu muridnya yaitu
Imam al-Farbari, mengatakan bahwa “Sesungguhnya murid Imam al-
Bukhari yang meriwayatkan Shahih Al-Bukhari berjumlah 90.000 orang.”
Diantaranya seperti Muslim bin Hajjaj, at-Tirmidzi, An-Nasa’i dan Ad-
Darimi.
1
Syaikh Ahad Farid, 60 Biografi Ulama Salaf (Terjemahan), Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar,
2006, hlm. 467
3
2
H. Zainal Abidin Ahmad, Imam al-Bukhari Pemuncak Ilmu Hadits, Jakarta: Bulan Bintang, 1975,
hlm. 100
4
3
Husyan Ahmad Amin, Seratus Tokoh dalam Sejarah Islam, Bandung: Remaja Rosyda Karya, 1995,
hlm. 92
5
bin al-Hajjaj dari pada guru- guru hadits lainnya. Ishak bin Mansur al-
Kausaj berkata kepada Muslim: "Kami tidak akan kehilangan kebaikan
selama Allah menetapkan engkau bagi kaum muslimin." Ishak bin
Rahawaih pernah mengatakan: "Adakah orang lain seperti Muslim?". Ibnu
Abi Hatim mengatakan: "Muslim adalah penghafal hadits. Saya menulis
hadits dari dia di Ray." Abu Quraisy berkata: "Di dunia ini, orang yang
benar-benar ahli hadits hanya empat orang. Di antaranya adalah Muslim."
Maksudnya, ahli hadits terkemuka di masa Abu Quraisy. Sebab ahli hadits
itu cukup banyak jumlahnya.
4
Dr. Husni Rahim, ‘Ulûmu al-Hadîts jilid 3 Depag RI, Jakarta: 1998, hlm. 75
6
5
Munzier Suparta, Ilmu Hadis (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 236
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari makalah yang kami buat kami telah membuat kesimpulan bahwa
ulama hadits terbagi dua yaitu pada masa para sahabat dan pada masa para
kalangan perawi hadits terkenal. Kemudian selain itu dari makalah kami, kami
menyimpulkan bahwa sifat dan perilaku ulama saat itu sudah tepat untuk
dijadikan perawi hadits karena kelebihan-kelebihan yang mereka miliki.
B. SARAN
Saran dari kami adalah bahwa kita terutama para kaum muda muslim dan
muslimat, jangan pernah malu untuk mempelajari ilmu tentang hadits ataupun
menghafalnya, karena banyak pelajaran yang kita dapat jika kita
mempelajarinya. Salah satu pelajarannya yaitu mengenai sejarah
pengembangan ilmu keislaman tentang hukum syara yang dikeluarkan oleh
Rasulullah sebagai pemimpin umat islam terdahulu, agar kita dapat
mencontoh sifat dan cara pandang beliau menghadapi permasalahan. Selain itu
yang terpenting kita mengetahui lebih dalam ilmu keislaman dari hadits, agar
kita dapat membedakan mana perbuatan yang dilarang dan diperbolehkan
dalam sudut pandang islam.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ahad Farid, Syaikh. 60 Biografi Ulama Salaf (Terjemahan), Jakarta Timur: Pustaka Al-
Kautsar, 2006
Abidin Ahmad, H. Zainal. Imam al-Bukhari Pemuncak Ilmu Hadits, Jakarta: Bulan
Bintang, 1975
Ahmad Amin, Husyan. Seratus Tokoh dalam Sejarah Islam, Bandung: Remaja Rosyda
Karya, 1995
Rahim Dr. Husni, ‘Ulûmu al-Hadîts jilid 3 Depag RI, Jakarta: 1998