Anda di halaman 1dari 10

IMAM BUKHARI DAN HUBUNGANNYA DENGAN

IMAM MUSLIM

Oleh :

AJID

PROGRAM STUDI ILMU HADITS

STAI PERSIS GARUT


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah swt, sholawat serta salam semoga tercurah
limpah kepada Nabi Muhamad Saw beserta keluarga, sahabat, dan seluruh ummatnya.
Allhamdulilah atas berkah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Imam Bukhari dan hubunganya dengan Imam Muslim” tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
hadist 1 yang di pelajari pada semester satu program studi Ilmu Hadits STAI Persis
Garut. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
perawi hadits shahih Imam Bukhori dan hubunganya dengan Imam Muslim.
Saya menyadari makalah yang saya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Penulis
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan ..............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................2
A. Biografi Singkat Imam Bukhari........................................................................2
B. Penyusunan Kitab Shahih Bukhari...................................................................3
C. Relasi Antara Imam Bukhari dan Imam Muslim..............................................5

BAB III PENUTUP.....................................................................................................6


A. KESIMPULAN.................................................................................................6
B. SARAN.............................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA
ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hadits atau sunnah adalah sumber hukum islam kedua setelah Al-
qur’an. Hadits menjadi penjelas atas ayat-ayat Al-Qur’an yang tak
sepenuhnya dipahami oleh ummat islam. Oleh karena itu setiap kaum
muslimin terutama para pelajar ilmu hadits dalam mengambil sumber
hukumnya pasti akan merujuk pada pegangan atau pedoman dari para ahli
hadits yang di akui ke shahihannya.
Ahlusunnah sepakat bahwa kitab Shahih yang disusun oleh Imam
Bukhari dan Imam Muslim adalah kitab rujukan paling shahih setelah Al-
Qur’an. Oleh karna itu di perlukan pengenalan tentang sosok rujukan ini
(Imam Bukhari dan Imam Muslim) dan apa relasi antara keduanya.
Dengan mengetahui sosok ulama ahli hadits ini di harapkan kaum
muslimin terutama pelajar ilmu hadits dapat mengenal lebih dalam siapa
mereka dan meneladani kedua ulama besar ini serta mengetahui
bagaiamana cara mereka dalam menyusun kitab hadits shahihnya.

B. Rumusan Masalah
1. Siapakah Imam Bukhari?
2. Bangaimana cara Imam Bukahri menyusun kitab shahih bukhari?
3. Bagaimana relasi Imam Bukahri dan Imam Muslim?

C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk
mengetahui siapa itu Imam Bukhori, bagaimana cara Imam Bukhori
menyusun kitab shahih bukhari, dan bagaimana relasi antara Imam
Bukhari dengan Imam Muslim.
1
BAB III
PEMBAHASAN

A. Biografi Singkat Imam Bukhari


Imam Bukhari lahir dengan nama Muhammad. Putra dari Ismail bin
Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Ju’fi, biasa dipanggil dengan
sebutan Abu Abdillah. Dengan demikian nama lengkapnya adalah Abu
Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah
al-Ju'fi al-Bukhari. Beliau lahir pada hari jum’at,13 Syawwal 194H/21 Juli
810M di Bukhara. Sebuah kota di Uzbekistan sekarang.
Imam Bukhari terlahir dari orang tua yang shaleh, yang bercita-cita
menjadikan putra mereka seorang ulama besar. Dalam kitab ats-Tsiqat, Ibnu
Hibban menuliskan bahwa ayahnya dikenal sebagai orang yang wara' dalam
arti berhati hati terhadap hal hal yang bersifat syubhat (ragu-ragu) hukumnya
terlebih-lebih terhadap hal yang haram. Namun dia harus menjadi yatim
diusianya yang kedua tahun, karena sang ayah meninggal dunia sehingga
harapannya menjadi ulama besar diampu ibunya seorang diri. Beliaupun harus
berjuang keras terutama saat Imam Bukhari sempat mengalami kebutaan saat
balita, dengan keyakinan tinggi pada Sang Ilahi, Ibunda terus memanjatkan
do’a, sampai suatu saat ibunya bermimpi melihat Nabi Ibrahim berkata
kepadanya, “Wahai ibu, sesungguhnya Allah telah memulihkan penglihatan
putramu karena banyaknya do’a yang kamu panjatkan kepada-Nya” lalu esok
paginya dia dapati penglihatan anaknya telah sembuh (lihat Hadyu Sari, hal.
640)
Imam Bukhari memiliki daya hafal tinggi sebagaimana yang diakui
kakaknya, Rasyid bin Ismail. Sosok beliau kurus, tidak tinggi, tidak pendek,
kulit agak kecoklatan, ramah, dermawan, dan banyak menyumbangkan
hartanya untuk pendidikan.

2
Sejak berusia 10 tahun, Imam Bukhari sudah berguru kepada Syekh
Ad-Dakhili, ulama ahli hadits yang masyhur di Bukhara. Setahun kemudian
beliau mulai menghafalkan hadits, Saat itu ia sudah ditunjuk untuk
mengoreksi beberapa kesalahan penghafalan matan maupun rawi dalam
sebuah hadits yang diucapkan gurunya. Pada usia 16 tahun beliau bersama
keluarganya mengunjungi kota suci terutama Mekkah dan Madinah, di mana
di kedua kota suci itu dia mengikuti kajian para guru besar hadits.
Pada usia 18 tahun beliau menerbitkan kitab pertama Kazaya
Shahabah wa Tabi'in, hafal kitab-kitab hadis karya Mubarak dan Waki bin
Jarrah bin Malik. Bersama gurunya Syekh Ishaq beliau menghimpun hadits-
hadits shahih dalam satu kitab setelah menyaring dari satu juta hadits yang
diriwayatkan 80.000 perawi menjadi 7275 hadits. Karya monumentalnya Al
Jami'al-Shahih yang dikenal sebagai Shahih Bukhari merupakan salah satu
kitab karangan beliau yang menjadi rujukan seluruh ummat Islam. Banyak
para ahli hadits yang berguru kepadanya seperti Syekh Abu Zahrah, Abu
Hatim Tirmidzi, Muhammad Ibn Nasr dan Imam Muslim.
Imam Bukhari wafat diusianya yang ke 60 tahun (62 tahun dalam
hitungan hijriyah) di khartank, sebuah desa kecil sebelum Samarkand, negara
tetangga Uzbekistan setelah sebelumnya jatuh sakit saat mengunjungi sanak
saudaranya.

B. Penyusunan Kitab Shahih Bukhari


Jika kita ditanya hadits mana yang paling shahih? Semua orang akan
menjawab hadits shahih Al-Bukhari. Benar memang hadits shahih Al-Bukhari
menempati tempat khusus di kalangan umat Islam. Kitab Hadits Shahih Al-
Bukhari dianggap kitab hadits paling shahih dibandingkan kitab-kitab hadits
lainnya. Lalu bagaimana perjalanan Imam Bukhari dalam menyusun kitab
Shahih Bukhari ini?

3
Untuk mengumpulkan dan menyeleksi hadits shahih, Imam Bukhari
menghabiskan waktu selama 16 tahun untuk mengunjungi berbagai kota.
Menemui para perawi hadits, mengumpulkan dan menyeleksi haditsnya.
Diantara kota-kota yang disinggahinya antara lain Bashrah, Mesir, hijaz,
Mekkah, Madinah, Kufah, Baghdad, sampai ke Asia Barat. Di Baghdad beliau
sering bertemu dan berdiskusi dengan ulama besar Imam Ahmad bin Hanbal.
Dari sejumlah kota-kota itu ia bertemu dengan 80.000 perawi. Dari mereka
beliau mengumpulkan dan menghafal satu juta hadits.
Namun tidak semua hadits yang ia hafal kemudian diriwayatkan,
melainkan terlebih dahulu diseleksi dengan seleksi yang sangat ketat.
Diantaranya apakah sanad (riwayat) dari hadis tersebut bersambung dan
apakah perawi hadits itu tepercaya dan tsiqqah (kuat). Menurut Ibnu Hajar Al
Asqalani, akhirnya Bukhari menuliskan sebanyak 9082 hadis dalam karya
monumentalnya Al Jami'al-Shahih yang dikenal sebagai Shahih Bukhari.
Banyak para ulama atau perawi yang ditemui sehingga Imam Bukhari
banyak mencatat jati diri dan sikap mereka secara teliti dan akurat. Untuk
mendapatkan keterangan yang lengkap mengenai sebuah hadits, mencek
keakuratan sebuah hadits ia berkali-kali mendatangi ulama atau perawi
meskipun berada di kota-kota atau negeri yang jauh seperti Baghdad, Kufah,
Mesir, Syam, Hijaz seperti yang dikatakan dia "Saya telah mengunjungi
Syam, Mesir, dan Jazirah masing-masing dua kali; ke Basrah empat kali,
menetap di Hijaz selama enam tahun, dan tidak dapat dihitung berapa kali
saya mengunjungi Kufah dan Baghdad untuk menemui ulama-ulama ahli
hadits."
Berkenaan dengan kitab Shahihnya, beliau tidak akan menulis satu
hadits di dalamnya kecuali setelah mandi dan shalat dua rakaat. Dan beliau
tidak memasukkan satu hadits pun dalam kitabnya kecuali hanya hadits
Shahih saja. Namun tidak semua hadits shahih beliau masukkan ke dalamnya
karena takut akan memperpanjang pembahasan.
4
C. Relasi antara Imam Bukhari dan Imam Muslim
Jika Imam Bukhari merupakan ulama terkemuka di bidang hadits
sahih, berpengetahuan luas mengenai ilat-ilat dan seluk beluk hadits, serta
tajam kritiknya, maka Imam Muslim adalah orang kedua setelah Imam
Bukhari, baik dalam ilmu dan pengetahuannya, maupun dalam keutamaan dan
kedudukannya. Al-Khatib Al-Baghdadi berkata, “Muslim telah mengikuti
jejak Bukhari, memerhatikan ilmunya dan menempuh jalan yang dilaluinya”.
Pernyataan ini tidak berarti bahwa Imam Muslim hanyalah seorang pengekor.
Sebab ia mempunyai ciri khas dan karakteristik tersendiri dalam menyusun
kitab, serta metode baru yang belum pernah diperkenalkan orang sebelumnya.
Dalam perjalannanya, Imam Muslim banyak mengunjungi ulama-
ulama kenamaan untuk belajar hadits kepada mereka, salah satunya adalah
Imam Bukhari. Pada waktu Imam Bukhari datang ke Naisabur, tanah
kelahiran Imam Muslim, beliau sering datang kepadanya untuk berguru, sebab
ia mengetahui jasa dan ilmunya. Dan ketika terjadi fitnah atau kesenjangan
antara Imam Bukhari dan Az-Zihli, ia bergabung kepada Bukhari, sehingga
hal ini menjadi sebab terputusnya hubungan dengan Az-Zihli.
Imam Muslim dalam Shahihnya maupun dalam kitab lainnya, tidak
memasukkan hadits-hadits yang diterima dari Az-Zihli padahal ia adalah
gurunya. Hal serupa ia lakukan terhadap Imm Bukhari. Tampaknya pada
hemat Imam Muslim, yang lebih baik adalah tidak memasukkan ke dalam
kitab shahihnya hadits-hadits yang diterima dari kedua gurunya itu, dengan
tetap mengakui mereka sebagai guru.
5
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, atau lebih dikenal
Imam Bukhari, adalah ahli hadits yang termasyhur di antara para ahli hadits
sejak dulu hingga kini bersama dengan Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi,
An-Nasai dan Ibnu Majah bahkan dalam buku-buku fiqih dan hadits, hadits-
haditsnya memiliki derajat yang tinggi. Kitab Hadits Shahih Al-Bukhari karya
beliau dianggap kitab hadits paling shahih dibandingkan kitab-kitab hadits
lainnya. Beliau benar-benar teliti dan selektif dalam menentukan hadits yang
akan ditulisnya.
Selain Imam Bukhari, ada juga Imam Muslim yang mengeluarkan
kitab hadits shahih lainnya. Sehingga karangan mereka sering disebut dengan
Shahihain. Dalam ilmu hadits mereka berdua juga dijuluki Syaikhain, artinya
"Dua orang Syaikh", yang mana Imam Muslim merupakan murid dari Imam
Bukhari.

B. Saran
Penulis sangat sadar, dalam kepenulisan makalah ini masih banyak
sekali kesalahan dan kekurangan terutama dalam pengambilan sumber.
Karena keterbatasan sumber yang ada, penulis hanya dapat mengambil
sumber dari internet saja. Mudah-mudahan kedepannya bisa mengakses buku-
buku yang lebih terpercaya terutama tentang biografi seorang ulama besar
dalam Kitab Hadits.
6
DAFTAR PUSTAKA

https://www.islampos.com/imam-bukhari-hadits-dan-sang-ibunda-98319/ diakses
pada 15 Oktober 2020
https://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_bin_Ismail_al-Bukhari diakses pada 14
Oktober 2020
https://republika.co.id/berita/lp92b1/para-perawi-hadits-imam-muslim-murid-
sekaligus-penerus-bukhari diakses pada 15 Oktober 2020
https://www.madaninews.id/5900/imam-bukhari-ahli-hadis-yang-dirindukan-
rasulullah-saw.html diakses pada 15 Oktober 2020
https://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Muslim diakses pada 14 Oktober 2020

Anda mungkin juga menyukai