Latar belakang dari diadakannya penelitian ini adalah bukti keprihatinan penulis
karena masih banyak terdapat peserta didik yang nilainya dibawah KKM
khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) dengan materi
pokok gerak benda dan energi, Kelas III SDN 2 Cintadamai. Adapun tujuan
penulis melakukan penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah untuk
meningkatkan pemahaman peserta didik tentang gerak benda dan energi. Proses
penelitian tindakan kelas ( PTK ) yang dilakukan penulis dilaksanakan sebanyak 2
siklus. Siklus 1 materi yang disampaikan menggunakan alat peraga berupa
gambar-gambar jenis gerakan pada benda , serta peserta didik di bimbing untuk
melakukan diskusi kelompok, dari pembelajaran tersebut terlihat antusiasme
peserta didik yang sangat bersemangat mengikuti pembelajaran meskipun belum
maksimal, namun sudah menunjukan peningkatan jika dibandingkan dengan
prasiklus. Pada siklus 2 materi yang disampaikan menggunakanalat peraga yang
kongkret yaitu mendemonstrasikan beberapa gerak benda yang menghasilkan
energy yaitu membuat kincir angina sederhana dari kertas, ketertarikan yang
ditunjukan peserta didik pun beragam,antusiasme pembelajaran yang dilakukan
dapat menjadi satu proses pembelajaran bermakna. Peningkatan pemahaman nya
pun dapat dilihat dari nilai rerata siklus 1 ke siklus 2 yang mengalami
peningkatan. Untuk itu penulis berkesimpulan bahwa pembelajaran IPA dapat
mudah dipahami jika pembelajaran yang dilakukan menggunakan media kongkret
sehingga menumbuhkan minat dan kreatifitas serta ketertarikan peserta didik
dalam suatu proses pembelajaran.
Kata Kunci : media kongkret,metode demonstrasi dan diskusi pada materi gerak
benda dan energi.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penelitian yang dilakukan penulis karena penulis melihat adanya masalah yang
dialami oleh peserta didik dalam pemahaman pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam ( IPA ). Mengingat perlunya pemahaman IPA di SD maka penulis
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas, karena IPA merupakan ilmu
pengetahuan yang erat kaitannya dengan kehidupan manusia di alam semesta ini
dan mata pelajaran IPA diberikan disemua jenjang pendidikan dari mulai
pendidikan dasar sampai ke perguruan tinggi.
Adanya masalah yang dihadapi oleh peserta didik adalah alasan utama
dilaksanakannya Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini. Hal itu karena timbul
dari kesadaran penulis sebagai guru yang menyadari adanya kekurangan yang
perlu diperbaiki. Seperti dikatakan oleh Schmuck( 1997 ) dalam,Wardhani
( 2014 :1.6 ) bahwa kita seperti melihat ke dalam cermin tentang berbagai
tindakan yang sudah kita lakukan, dan barangkali harapan kita terhadap tindakan
tersebut. Peran guru merupakan faktor yang sangat penting di dalam proses
terjadinya pembelajaran serta keberhasilan yang diharapkan dalam proses belajar.
Maka dengan itu guru haruslah memiliki kemampuan yang kompeten serta
strategi pembelajaran yang baik.
1. Identifikasi Masalah
Dari hasil penelitian yang di dapat pada Semester II tahun pelajaran
2016 / 2017 ditemukan berbagai hasil yang masih kurang dan sebagian jauh dari
rata –rata KKM. Hasil nilai dari jumlah peserta didik 25 orang yang meraih nilai
Standar Ketuntasan adalah sebanyak 12 orang.
Dari hasil identifikasi masalah pada prasiklus diperoleh nilai rata – rata 66,
yang mendapat nilai 90 sebanyak 1 orang dengan ketuntasan 4 %, yang mendapat
nilai 80 sebanyak 5 orang dengan ketuntasan 20 %, yan mendapat nlai 70
sebanyak 6 orang dengan ketuntasan 24 %, yang mendapat nilai 60 sebanyak 8
orang dengan ketuntasan 32 %, dan yang mendapat nilai 50 sebanyak 5 orang
dengan ketuntasan 20 %. Dari data tersebut nilai yang peserta didik yang di bawah
ketuntasan sebanyak 13 orang atau ,,,,maka penulis mengambil langkah
melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan tujuan meningkatkan perolehan
nilai dengan hasil yang di inginkan dan penulis berharap dapat menyelesaikan
masalah yang di hadapi peserta didik .
Sehubungan dengan hal di atas dan mengacu pada pendapat para ahli
tentang Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian dalam bidang social yang
menggunakan refleksi diri sebagai metode utama , dilakukn oleh orang yang
terlibat didalamnya, serta bertujuan untuk melakukan perbaikan dalam berbagai
aspek. Tidak jauh berbeda dari pengertian tersebut Mills ( 2000 )dalam Wardhani
( 2014 : 1.4 )mendefinisikan tindakan sebagai sistematyc inkuiry yang dilakukan
oleh guru, kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi
tentang berbagai praktik yang dilakukannya. penulis sebagai pengajar di SDN 2
Cintadamai Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Garut akan melaksanakan
perbaikan pembelajaran mata pelajaran IPA tentang Gerak Benda dan Energi.
melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun identifikasi masalahnya adalah
sebagai berikut :
1. Materi yang guru berikan sulit dipahami peserta didik
2. Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
3. Penjelasan yang guru berikan kurang pariatif sehingga kurang
menumbuhkan minat peserta didik dalam belajar.
4. Peserta didik memerlukan pengajaran yang kongkrit sehingga
memberikan pembelajaran yang bermakna.
2.Analisa Masalah
Penulis melakukan analisa masalah, dan setelah di identifikasi faktor
penyebab dari permasalahan tersebut adalah peserta didik kurang memahami
contoh yang nyata terhadap apa yang diajarkan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana penggunaan media kongkret pada mata pelajaran IPA untuk
meningkatkan pemahaman peserta didik di kelas III SDN 2 Cintadamai
Kecamatan Sukaresmi?
3. Bagi Peneliti
a. Lebih berhati – hati dalam mengambil sebuah keputusan
b. Meningkatkan wawasan dan pengalaman
c. Menjadi tolak ukur dalam memberikan pembelajaran yang baik
4. Bagi Sekolah
a. Meningkatkan kualitas sekolah
b. Diharapkan dapat meningkatkan prestasi sekolah
c. Memperhatikan pentingnya sarana dan prasarana penunjang kegiatan
sekolah
d. Mengefektipkan pembinaan dan pengelolaan sumber belajar.
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan
suatu sistem yang terdiri dari unsur, tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa
dan guru. Semua unsur atau komponen tersebut saling berkaitan, saling
mempengaruhi, dan semuanya berfungsi dengan berorientasi pada tujuan.Banyak
pengertian belajar telah dikemukakan oleh para ahli di antaranya menurut Gagne
dalam Strategi Pembelajaran di SD (1985:1.3 ) bahwa belajar adalah satu proses
dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
Pembelajaran yang berhasil adalah pembelajaran yang bermakna seperti
yang dikemukakan para ahli, bahwa seorang siswa dikatakan berhasil dalam
belajar disekolah bila ia dapat menunjukan keberhasiln belajar dalam ketiga ranah
penting yaitu keberhasilan dalam ranah kognitif meliputi keberhasilan dalam
kemampuan berpikir ( misalnya mengingat, memahami atau menerapkan materi
pelajaran ). Keberhasilan dalam ranah afektif misalnya dapat dilihat dari besarnya
minat siswa dalam mengikuti pelajaran atau dari keterlibatannya dalam diskusi di
kelas. Keberhasilan dalam ranah Psikomotor misalnya dapat ditinjau dari
keberhsilan siswa dalam biang olahraga atau dalam pelajaran kesenian dan
keterampilan.Bloom (1956)dalam Metode Penelitian.(Andriani,dkk.2015: 2.5 )
Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi
terhadap semua situasi yang ada disekitar individu. Menurut para ahli psikologi
tidak semua perubahan perilaku dapat digolongkan ke dalam hasil belajar. Dari
hal diatas kita juga dapat memilih lingkungan belajar yang bagaimana yang baik.
Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang memicu dan
menantang siswa belajar.dalam situasi pembelajaran yang harus dimunculkan oleh
pendidik kepada peserta didik adalah minat dan motivasi belajar yang mana
motivasi berfungsi sebagai motor penggerak. aktifitas, yang berkaitan erat
dengan tujuan yang hendak dicapai oleh individu yang sedang belajar itu sendiri.
Bila seseorang yang sedang belajar menyadari bahwa tujuan yang hendak dicapai
berguna atau bermanpaat baginya. Maka motivasi belajar akan muncul dengan
kuat.
Berdasarkan hal diatas tentang belajar adalah proses maka proses belajar
merupakan rangkaian kegiatan dalam belajar dan hasil belajar merupakan
perubahan perilaku secara menyeluruh bukan hany pada satu aspek pembelajaran
namun semua aspek secara terpadu. Proses pembelajaran akan berhasil jika
pendidik dapat mengkondisikan peserta didik pada situasi yang kondusif di awal
proses pembelajaran, upaya yang dapat dilakukan guru pada tahap pembelajaran
diantaranya adalah sebagai berikut: menciptakan suasana kelas yang menarik,
memelihara kehadiran siswa,menciptakan kesiapan belajar siswa, menciptakan
suasana belajar yang demokratis, sehingga interaksi antara pendidik dan peserta
didik yang lain menjadi lebih interaktif.
Setelah proses pembelajaran maka untuk mengukur sejauh mana
pemahaman peserta didik terhapap pelajaran yang telah disampaikan, maka
kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran dilakukan untuk meyakinkan guru
terhadap penguasaan kompetensi yang diharapkan. Kegiatan. Selain pembelajaran
dan motivasi, metode pembelajaran yang diberikan guru pada peserta didik juga
akan mendukung keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran. Karena
metode adalah cara yang digunakan guru dalam memberikan pembelajaran kepada
siswa. Karena metode lebih menekankan pada peran guru. Istilah metode sering
digandengkan dengan kata mengajar yaitu metode mengajar. Joni (1992/1993 ),
mengemukakan bahwa metode adalah berbagai cara kerja yang bersifat, relative
umum yang sesuai, untuk mencapai tujuan tertentu beberapa metode diantarnya
ceramah, diskusi, tanya jawab, simulasi, pemberian tugas, kerja kelompok,
demonstrasi, eksperimen, pemecahan masalah, inkuiri, dsb.
Dari metode di atas teknik pembelajaran mengacu pada ragam khas yaitu
penerapan metode sesuai dengan latar penerapan tertentu seperti kemampuan dan
kebiasaan guru,ketersediaan peralatan, kesiapan siswa dsb. Joni (1992/1993).
Dalam Anitah,dkk.(2011: 1.25 ). Dari berbagai pemahaman tentang
pembelajaran diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran yang baik
adalah pembelajaran yang dilakukan secara terencana dan sistematis.
B. Pembelajaran IPA di SD
Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar bertujuan agar siswa menguasai
pengetahuan, fakta, konsep, dan preses penemuan , serta memiliki sikap ilmiah
yang akan bermanpaat bagi siswa dalam mempelajari diri dan alam sekitar.
Pendidikan IPA menekankan pada pengalaman langsung mencari tahu dan
berbuat sehingga mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah
Filosofi IPA sebagai cara untuk mencari suatu pengetahuan dan fakta
berdasarkan observasi. Dengan demikian pengetahuan dalam ipa merupakan
observasi yang disimpulkan berdasarkan hasil observasi. Kebenaran harus di
buktikan secara empiris berdasarkan observasi atau eksperimen.Pengembangan
pembelajaran IPA yanag menarik, menyenangkan, layak, sesuai konteks, serta
dudukung oleh ketersediaan waktu, keahlian, sarana dan prasarana merupakan
kegiatan yang tidak mudah untuk dilaksanakan. Seorang guru dituntut memiliki
kemampuan dan kreativitas yang cukup agar pembelajaran dapat terselenggara
secara efektif dan efisien. salah satu aspek kemampuan yang harus dimilikioleh
seorang guru adalah tentang pemahaman dan penguasaan terhadap pendekatan
pembelajaran.
1.Deskripsi Siklus 1
a. Perencanaan Perbaikan Pembelajaran
berdasarkan fakta dilapangan yang menunjukan rendahmya nilai peserta didik
tentang penguasaan konsep pembelajaran IPA maka penulis menyusun sebuah
perencanaan perbaikan.yaitu dengan rencana sebagai berikut :
1. Merumuskan masalah di lapangan
2. Menentukan tindakan yanga akan dilakukan berdasarkan masalah tersebut
3. Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran
4. Membuat lembar Observasi
5. Menyiapkan materi
b..Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Langkah – langkah yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran
adalah :
1. Melaksanakan kegiatan awal
2. Melaksanakan kegiatan inti diantaranya :
a. Memberikan materi dengan penjelasan
b. Mengerjakan Lembar Kerja Siswa
c. Menggunakan media gambar sebagai alat peraga
d. Menyimpulkan kegiatan pembelajaran
3. Melaksanakan kegiatan Akhir
a. Evaluasi dan tindak lanjut
b. Melaksanakan Repleksi
c.Pengamatan
Instrumen yang dilakukan penulis yaitu dengan cara melakukan
pengamatan terhadap peserta didik melalui lembar observasi .
d.Refleksi
1) Kelemahan
Hasil Refleksi dari siklus 2 mata pelajaran IPA yang dirasa kurang oleh
peneliti ialah penyampaian penulis yang kurang terperinci dan kadang
masih berputar di sekitar itu.
2) Rencana berikutnya
fokus perbaikan yang akan dilaksanakan penulis adalah dengan
memberikan pembelajaran yang lebih terperinci dengan perencanaan yang
matang dan terarah agar hasil yang diperoleh pun akan lebih maksimal.
2.Deskripsi Siklus 2
Setelah perbaikan pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan, ternyata
penulis mendapatkan hasil yang kurang memuaskan, meskipun secara prestasi
nilai yang didapat peserta didik mengalami peningkatan namun hasilnya belum
sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk itu maka penelitian dilanjutkan ke
siklus 2 dengan harapan nilai atau hasil sesuai dengan apa yang diharapkan.maka
disusunlah perbaikan pembelajran siklus 2 dengan langkah – langkah sebagai
berikut :
a. Perencanaan Perbaikan Pembelajaran
1. Merumuskan masalah
2. Menentukan tindakan sesuai dengan masalah yang ditemukan
3. Menyusun RPP
4. Menyusun lembar observasi
b. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
langkah – langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus 2
mata pelajaran
IPA dengan materi,dalam upaya meningkatkan prestasi peserta didik yaitu
:
1. Melaksanakan kegiatan awal
Kegiatan awal penulis mengawalinya dengan membuka pembelajaran,
mengkondisikan siswa pada situasi yang kondusip, berdoa, mengabsen dan
memotivasi siswa serta menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Melaksanakan kegiatan Inti
3. Menyampaikan materi pembelajaran
4. Mengerjakan lembar kerja peserta didik dan berdiskusi
5. Menarik kesimpulan pembelajaran
6. Melaksanakan kegiatan Akhir
7. Mengadakan Evaluasi dan tindak lanjut
c. Observasi
Pengamatan yang dilakukan oleh supervisor 2 ( penilai 1),
bertujuan untuk mengamati aktifitas guru dan peserta didik dilakukan di
lembar observasi.
d. Refleksi
Dari kegiatan penelitian perbaiakn pembelajaran yang telah dilakukan
untuk yang kedua kalinya ternyata menunjukan hasil yang memuaskan dan hasil
yang didapat memenuhi Kriteria Ketuntasan minimal ( KKM ) keberhasilan
tersebut merupakan bukti dari kegiatan pembelajaran yang pariatip sehingga
menumbuhkan motivasi belajar pada peserta didik, serta media penunjang yang
dipakai oleh penulis yaitu berupa alat peraga yang dipakai sehingga Pembelajaran
lebih menarik dan memotivasi peserta didik, dengan adanya media alat peraga
dapat meningkatkan prestasi peserta didik di kelas III SDN 2 Cintadamai dalam
mata pelajaran IPA dengan materi Gerak Benda dan Energi.
5.Refleksi
Dari hasil diskusi dengan supervisor 1 dan supervisor 2 maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa proses perbaikan pembelajaran yang telah
dilaksanakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukan peningkatan hasil. Hal
tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai yang didapat oleh peserta didik dari tiap
siklus.
Temuan yang didapat dari proses pembelajaran adalah melalui metode
pembelajaran yang pariatif memicu kretifitas dan keaktipan peserta didik dalam
mengeluarkan pendapat nya dalam proses pembelajaran.