Disusun oleh :
1. Mohammad Ahsanul Mu’adib (17660017)
2. Prasetyo Aji (17660078)
DAFTAR ISI........................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................2
A. Para Mufassir Dan Kitab Tafsir Bil Ma’sur.............................................2
PENDAHULUAN
Banyaknya mufasir pada masa sohabat yang mampu menciptakan kitab – kitab tafsir
yang hingga masa kini masih dijadikan sebagai rujukan. Hal itu membuktikan keistimewaan dari
para mufasir, yang memiliki kecerdasan yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Dari sekian banyak kitab tafsir yang ditafsirkan oleh para mufassir, sangat banyak pula
pemahaman dan penafsiran yang berbeda-beda. Ini dikarenakan banyak para ulama yang
menafsirkan kitab dari golongan-golongan yang berbeda seperti dari golongan Mu’tazilah,
Syi’ah dan lain sebagainya.
Meskipun demikian, kitab-kitab tafsir yang ditafsirkan telah cukup memberikan manfaat
bagi sekian banyak umat saat ini sesuai dengan keyakinan atau kepercayaan mereka.
1|Page
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut buku Studi Ilmu Qur’an karya Manna’ Khalil al Qattan di sebutkan
setidaknya ada 3 kitab tafsir yang terkenal. Di sini, kami akan menguraikan tentang
salah satu kitab tersebut, yaitu kitab Tafsir bil Ma’sur. Adapun macam-macam kitab
Tafsir bil Ma’sur yang terkenal:
3) Tafsir At Tabari.
4) Tafsir Asy-Syaukani
7) Tafsir Az-Zamakhsyari
2|Page
1. Ibn Abbas
Ibn Abbas adalah putera dari paman Rasulullah yang bernama Abdul Muttalib,
dan ibunya bernama Ummul Fadl Lubanah binti al Haris al Hillaliyah.
Ibn Abbas dikenal dengan julukan Turjumanul Qur’an (juru tafsir Qur’an), Habrul
Ummah (tokoh ulama umat) dan Ra’isul Mufassirin (pemimpin para mufassir)1.
Menurut pendapat para Jumhur Ulama, Ibn Abbas wafat pada tahun 68 H.
Baihaqi dalam ad Dala’il meriwayatkan dari Ibn Mas’ud yang mengatakan: “Juru
Ibn Abbas adalah orang yang dipercaya sebagai pengganti Zaid bin Sabit wafat
sebagai orang yang paling pandai. Ibn Abbas menjadi pemuda terkemuka di kalangan
para sahabat karena ilmu dan pemahamannya. Hal ini merupakan bentuk realisasi dari
do’a Rasulullah SAW.
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Rasulullah pernah merangkul Ibn Abbas dan
Tafsir-tafsir yang diriwayatkan oleh Ibn Abbas telah dikumpulkan menjadi satu
buku yang diberi nama Tafsir Ibn Abbas, yang dicetak di Mesir dengan nama
Tanwirul Miqbas min Tafsiri Ibn Abbas dan dihimpun oleh Abu Tahir Muhammad bin
Dalam kitab ini terdapat beberapa riwayat dan sanad. Riwayat yang paling baik yaitu
riwayat yang melalui Ali bin Abi Talhah al Hasyimi, dari Ibn Abbas, karena sanad ini
dipedomani oleh bukhari dengan sahih nya. Sedangkan riwayat yang berkategori
jayyid ialah riwayat yang melalui Qais bin Muslim al Kufi, dari ‘Ata’ bin as Sa’ib.5
Ibn Abbas pernah dituduh dengan tuduhan bahwasanya Ibn Abbas telah mengutip
secara bebas dari para Ahli Kitab, lalu hal itu dibantah oleh Prof. Muhammad Husain
az Zahabi dalam bukunya at Tafsir wal Mufassirun.
Ibn Abbas dalam memahami Al Qur’an lebih merujuk pada syair-syair Arab, karena
memang pemahamannya tentang syair Arab kuno sangat tinggi.
Para ulama telah menelusuri riwayat-riwayat dari Ibn Abbas, dari yang sohih, hingga
1. Melalui Mu’awiyah bin Salih, dari ‘Ali bin Abi Talhah, dari Ibn Abbas. Inilah yang
paling baik dari sekian banyak jalan penerimaan Tafsir Ibn Abbas (Manna’ Khalil al
Qattan: 500).
2. Melalui Qais bin Muslim al Kufi, dari ‘Ata’ bin as Sa’ib dari Sa’id bin Jubair,dari Ibn
Abbas. Jalan ini sahih menurut Bukhari dan Muslim.
3. Melalui Ibn Ishaq pengarang as Siyar, dari Muhammad bin Muhammad maula,
keluarga Zaid bin Sabit, dari ‘Ikrimah atau Sa’id bin Jubair, dari Ibn Abbas. Jalan
periwayatannya jayyid dan isnadnya hasan.
Jalan ini masih perlu diteliti lagi, dikarenakan Juraij meriwayatkan sahih ataupun
yang tidak sahih dari setiap tafsir ayat.
Sanad ini tidak dapat diterima, karena masih ada yang mempermasalahkan tentang
kebenaran Dahhak, sedangkan ia tidak pernah bertemu dengan Ibn Abbas.
Dalam hal ini pun ‘Atiyah belum dapat diterima, meskipun terkadang dianggap hasan
oleh Tirmidzi.
9. Melalui Muhammad bin as Sa’ib al Kalbi, dari Abu Salih dari Ibn Abbas.
Dalam hal ini, ini adalah sanadnya yang paling lemah. Karena disepakati bahwa al
Kalbi bukanlah orang yang terpercaya, bahkan ada yang menyebutnya pernah
melakukan pemalsuan hadist.
5 |Pag
2. Mujahid bin Jabr
a. Riwayat Hidupnya
Mujahid dengan nama lengkap Mujahid bin Jabr al Makki Abul Hajjaj al Makhzumi
al Muqri’, maula as Sa’ib bin Abus Sa’ib.
Ia dilahirkan pada tahun 21 H, dan wafat pada 102 H atau 103 H, atau 104 H menurut
Yahya al Qattan.
b. Kedudukannya
Mujahid bin Jabr adalah mufasir di kalangan para tabi’in. mujahid mengambil tafsir
dari riwayat Ibn Abbas sebanyak tiga puluh kali.
As Sauri pernah berkata:”Jika datang kepadamu tafsir dari Mujahid, maka cukuplah
itu bagimu.” “Oleh karena itu”, kata Ibn Taimiyah Syafi’i, Bukhari dan ahli ilmmu
lainnya banyak yang berpegang pada tafsirnya.7 Namun hal ini tidak berarti harus
mengambil semua yang dinisbahkan pada Mujahid, karena sebagaimana seorang
perawi, para penukilnya ada juga yang tidak dapat dipercaya.
3. At Tabari
a. Riwayat Hidupnya
At Tabari atau dengan nama lengkap Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Khalid
bin Kasir Abu Ja’far at Tabariat-Tabari. At Tabai lahir pada tahun 224 H, dan wafat
pada tahun 310 H di Bagdad.
b. Karya at Tabari
At Tabari memiliki dua karya besar, yaitu Tarikhul Umam wal Muluk tentang
sejarah dan Jami’ul Bayan fi Tafsiril Qur’an tentang tafsir.
7 Ibid: 525
6|Page
Kitab Jami’ul Bayan fi Tafsiril Qur’an ini yang menjadi rujukan pertama para mufasir
bil ma’sir. Para ulama sependapat, bahwasanya belum pernah ada kitab tafsir yang
lebih baik dari karya at Tabari ini. Bahkan Ibn Kasir pun banyak menukil darinya,
karena memang keutamaan dari at Tabari ini ialah pandai dalam istinbat, juga
i’rabnya, sehingga karya at Tabari inilah yang masih bertahan sampai pada umat
sekarang.
4. Asy-Syaukani
a. Riwayat Hidup
Nama lengkapnya adalah Qadi Muhammad bin Ali bin Abdullah asy-Syaukani as-
San’ani, seorang imam mujtahid, pembela sunnah dan pembasmi bid’ah. Dilahirkan
pada 1173 H di kampung Syaukan dan dibesarkan di San’a. Ia belajar Qur’an dengan
sungguh-sungguh, menuntut ilmu dan mendengarkan pelajaran dengan tekun dari
ulama-ulama besar serta menghafal tidak sedikit kitab matan tentang nahwu, saraf
dan balaghah, juga menguasai ilmu usul dan tatacara meneliti dan berdebat, sehingga
ia menjadi seorang imam yang layak mendapat acungan jempol. Sepanjang hayat ia
senantiasa bergelut dengan ilmu baik dengan membaca maupun dengan mengajar
sampai menemui ajalnya pada 1250 H.
8keyakinan atau kepercayaan kpd suatu paham (pendapat) ahli hukum yg sudah-sudah tanpa mengetahui dasar atau
alasannya; peniruan;
7|Page
c. Karangannya
- Nailul Autar sebuah syarah atas kitab Muntaqal Akhbar karya al-Majd ibn Taimiyah,
kakek Syaikhul Islam Ibn Taimiyah, sebuh kitab hadis terbaik yang disusun menurut
sistematika fiqh, dan
d. Tafsirnya
5. Ibn Kasir
a. Riwayat Hidupnya
Ia adalah Isma’il bin ‘Amr al-Qurasyi bin Kasir al-Basri ad-Dimasyqi ‘Imaduddin
Abul Fida’ al-Hafiz al-Muhaddis asy-Syafi’i. Lahir pada 705 H dan wafat pada 774
H. Ia adalah seorang ahli fiqh yang sangat ahli, ahli hadits yang cerdas, sejarawan
ulung dan mufasir paripurna. Di antara karya tulisnya ialah :
- Al-Bidayah wan Nihayah dalam bidang sejarah, merupakan rujukan terpenting bagi
para sejarawan.
b. Tafsirnya
Tafsirul Quran, al-Ijtihad fi Talabil Jihad merupakan tafsir paling masyhur yang
memberikan perhatian besar pada yang diriwayatkan dari para mufasir salaf dan
menjelaskan makna-makna ayat dan hukum-hukumnya serta menjauhi pembahasan
i’rab dan cabang-cabang balagah yang umumnya dibicarakan secara panjang lebar
oleh kebanyakan mufasir, juga menjauhi pembicaraan yang melebar pada ilmu-ilmu
lain yang tidak diperlukan dalam memahami Qur’an secara umum atau memahami
hukum dan nasihat-nasihatnya secara khusus.
6. Fakhruddin ar-Razi
a. Riwayat Hidupnya
kalam.9
b. Karya Tulisnya
- Ihkamul Ahkam
- Ibtatul Qiyas
- Ta’jizul Falasifah
- Risalatul Jauhar
- Risalatul Hudus
c. Tafsirnya
10 | P a g e
nas Kitab pada persoalan-persoalan ilmu aqliah dan peristilahan ilmiahnya, yang
bukan untuk itu nas-nas tersebut diturunkan.
7. Az-Zamakhsyari
a. Riwayat Hidupnya
Zamakhsyari adalah seorang imam dalam bidang ilmu bahasa, ma’ani dan bayan.
Ia adalah orang yang mempunyai pendapat dan hujjah sendiri dalam banyak masalah
bahasa Arab, bukan tipe orang yang suka mengikuti langkah orang lain yang hanya
menghimpun dan mengutip saja, tetapi ia mempunyai pendapat orisinil yang jejaknya
ditiru dan diikuti orang lain. Di antara karangannya ialah :
c. Tafsirnya
Kitab al-Kasysyaf karya Zamakhsyari adalh sebuah kitab tafsir paling masyhur di
antara sekian banyak tafsir yang disusun oleh mufasir bir-ra’yi yang mahir dalam
bidang bahasa. Al-Maktabah at-Tijariyah Mesir telah menerbitkan al-Kasysyaf
cetakan terakhir yang diterbitkan oleh Mustafa Husain Ahmad dan diberi lampiran
empat buah kitab : 1) al-Intisaf oleh an-Nayyir, 2) asy-Syafi fi Takhriji Ahadisil
Kasyyaf oleh al-Hafiz Ibn Hajar al Asqalani, 3) Hasyiyah Tafsir al-Kasysyaf oleh
Syaikh Muhammad Ulyan al-Marzuqi, 4) Masyahidul Insaf ala Syawahidil Kasysyaf
juga oleh al-Marzuqi. Kitab terakhir ini menunjukkan bahwa tafsir Zamakhsyari
10
Ibid, hlm 531
12 | P a g e
9) Tafsir Abu Hayyan, al-Bahrul Muhiit.
Jalaluddin al-Mahalli memulai menulis tafsirnya dari awal surah al-Kahfi sampai
dengan akhir surah an-Naas. Setelah itu barulah ia menafsirkn surah al-Fatihah sampai
selesai dan kemudian maut menjemputnya sehingga ia tidak sempat menafsirkan surah-
surah sesudahnya. Sedangkan Jalaluddin as-Suyuti datang setelah al-Mahalli untuk
menyelesaikan penulisan tafsirnya. Ia memulai tafsirnya dari surah al-Baqarah sampai
dengan akhir surah al-Isra’. Dan tafsir surah al-Fatihah ia letakkan pada akhir tafsir
Jalaluddin al-Mahalli agar terletak berurutan dengannya. Namun seringkali orang berbuat
salah dalam menentukan kadar kerja mereka masing-masing.
13) Tafsir Abus-Su’ud, Irsyaadul ‘Aqlis Salim ilaa Mazaayal Kuaabil Kariim.
14) Tafsir al-Alusi, Ruuhul Ma’aani fi Tafsiiril Qur’anil ‘Azim was Sab’ii Masaani.
Tafsir ini terdiri atas delapan jilid besar. Namun berbagai pendapat yang
ada menunjukkan bahwa ar-Razi tidak sempat menyelesaikannya. Pendapat-
pendapat itu tidak sepakat mengenai sampai sejauh mana ia menyelesaikan
tafsirnya dan siapa pula yang menyelesaikannya. Mengenai hal ini Syakh
Muhammad az-Zahabi memberikan catatan sebagai berikut:
13 | P a g e
“Yang dapat saya katakan sebagai pemecahan terhadap silang pendapat ini
ialah, bahwa Imam Fakhrudin telah menyelesaikan tafsirnya sampai dengan
surah al-Anbiya’. Selanjutnya Syaihibudin al-Khaubi menyempurnakan
kekurangan tersebut namun ia juga tidak dapat menyelesaikan sisanya. Tetapi
dapat juga dikatakan bahwa al-Khaubi telah menyempurnakannya hingga
selesai, sedang al-Qamuli menulis penyempurnaan lain, bukan yang telah ditulis
al-Khaubi. Inilah pendapat yang jelas dari ungkapan penulis Kasyfuz Zunun.
Tafsir terdiri atas delapan jilid besar ini telah diterbitkan dan beredar luas.
Di dalamnya Abu Hayyan banyak mencurahkan perhatian untuk menerangkan
i’rab dan masalah-masalah Nahwu, bahkan cenderug memperluasnya karena ia
11 Ibid: 508
14 | P a g e
mengemukakan, mendiskusikan dan memperdebatkan perbedaan pendapat di
kalangan Ahli Nahwu sehingga kitab ini lebih dekat ke kitab-kitab Nahwu
daripada ke kitab-kitab tafsir.
Dalam tafsir ini Abu Bayyan banyak mengutip dari tafsir Zamakhsyari dan
tafsir Ibn ‘Atiyah terutama yang berhubungan dengan masalah nahwu dan i’rab.
Dan seringkali ia mengakhiri kutipannya dengan sanggahan, bahkan terkadang
pula ia menyerang Zamakhsyari dengan gencar meskipun di lain ia memujinya
karena ketrempilannya yang menonjol dalam menyingkapkan retorika (balaghah)
Qur’an dan bayaan-nya.
Zamakhsyari adalah seorang ulama genius yang sangat ahli dalam bidang
Nahwu, bahasa, sastra dan tafsir. Pendapat-pendapatnya tentang ilmu bahasa Arab
diakui dan dipedomani oleh para ahli bahasa karena keorisinilan dan
kecermatannya.
Di antara kitab tafsir paling baik yang mencakup bidang tersebut ialah
kitab al-Kasysaaf karya Zamakhsyari, seorang penduduk Khawarizm di Irak.
Hanya saja pengarangnya termsuk pengikut fanatik aliran Mu’tazilah. Karena itu
ia senantiasa mendatangkan argumentasi-argumentasi untuk membela mahzabnya
yang rusak setiap ia menerangkan ayat Qur’an dari segi retorika/ balaghah. Cara
demikian bagi para penyelidik dari kalangan Ahli Sunnah dipandang sebagai
penyimpangan dan bagi jumhur merupakan manipulasi terhadap rahasia dan
kedudukan Qur’an. Namun demikian mereka tetap mengakui kekokohan
Dewasa ini telah sampai kepada kita sebuah karya salah seorang bangsa
Irak, Syarafuddin at-Tayyibi, penduduk Tauriz Irak ‘ajam. Di dalam karya
tersebut ia mensyarahkan kitab Zamakhsyari, meneliti lafaz-lafaznya,
membeberkan mahzab Mu’tazilahnya dengan mengemukakan dalil-dalil yang
membuktikan kepalsuannya dan menjelaskan bahwa aspek balagah itu hanya
terletak pada ayat menurut pandangan Ahli Sunnah bukan menurut pandangan
kaum Mu’tazilah. Sungguh ia telah berbuat baik dalam hal tersebut sesuai dengan
kemauannya serta mencukupi pula seni-seni balagahnya.
17 | P a g e
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Banyak para mufassir yang telah menafsirkan kitab-kitab tafsir yang terkenal. Dalam
buku Studi Ilmu Qur’an karya Manna’ Khalil al Qattan disebutkan banyak para mufassir yang
telah berjasa menafsirkan kitab-kitab tafsir yang sangat bermanfaat bagi umat saat ini.
Adapun mufassirun diantaranya seperti Ibn Abbas, Mujahid bin Jabr, At-Tabari, Ibn
Kasir, Fakhruddin Ar-Razi, az-Zamakhsyari, dan Asy-Syaukani.
Menurut buku Studi Ilmu Qur’an karya Manna’ Khalil al Qattan juga di sebutkan banyak
kitab tafsir yang yang terkenal. Beberapa yang terkenal diantaranya Kitab Tafsir bil-Ma’sur,
Kitab Tafsir bil-Ra’yi dan juga beberapa kitab tafsir terkenal di abad modern ini serta kitab tafsir
fuqaha.
Dalam isi kitab tafsir modern banyak membahas berbagai macam bahasan seperti
membahas tentang ilmu-ilmu kealaman, pemahaman ajaran sosiologis dan kesusteraan Arab.
18 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Manna’ Khalil al Qattan. Studi Ilmu – ilmu Qur’an.
https://www.slideshare.net/ratihnaini7/para-mufassirun-dan-kitab-tafsir-terkenal?
from_action=save
http://ibnuustmanalie.blogspot.com/2013/01/para-ahli-tafsir-terkenal-dari-
kalangan.html