Anda di halaman 1dari 13

AQSAMUL AL-QUR`AN

A. Pendahuluan
Al-Quran merupakan mukjizat abadi, yang diturunkan Allah melalui RasulNya, Muhammad SAW. Ia menjadi petunjuk bagi seluruh umat manusia, serta sebagai
pedoman bagi kehidupannya didunia dan akhirat.
Al-Quran diturunkan dalam bahasa arab, sebab masyarakat yang langsung
dihadapi oleh Rasulullah adalah masyarakat arab. Ketika menerima wahyu tersebut,
Tidak semua langsung menerimanya dengan senang hati. Diantara mereka ada yang
terbuka hatinya, dan menerima kebenaran tersebut dengan penuh keimanan, tetapi
ada pula yang hatinya tertutup untuk menerima Al-Quran sebagai petunjuk kebenaran
yang datang dari Allah.
Bermacam-macam uslub dalam Al-Quran ditujukan untuk memikat hati
mereka, agar mereka tertarik untuk menerima kebenaran wahyu. Diantara Uslub yang
dipergunakan ialah dengan menggunakan qasam, untuk memperkuat kebenaran berita
yang disampaikan kepada manusia. Banyak sumpah yang digunakan oleh Allah
didalam Al-Quran agar manusia menjadi terbuka hatinya, menerima kebenaran AlQuran.
B. Definisi dan Sighat qasam
Menurut bahasa aqsam adalah bentuk jamak dari qasam yang artinya sumpah 1
Manna Khalil Al-Qattan menyebutkan aqsam bentuk jamak dari qasam yang berarti
al-hilf dan al-yamin, yakni sumpah. Dalam kamus bahasa Indonesia, sumpah (qasam),
didefinisikan dengan pernyataan yang diucapkan secara resmi dengan bersaksi kepada
Tuhan atau sesuatu yang dianggap suci bahwa apa yang dikatakan atau dijanjikan itu
benar2. Menurut Louis ma`luf , qasan berarti :
(bersumpah dengan Allah atau yang lainnya)3
Secara istilah menurut Imam Az-Zarkasi, sebagaimana yang dikutip oleh Prof.
Dr.H.Rachmat Syafe`I, MA. yang dimaksud qasam atau sumpah adalah, kalimat untuk
mentakqidkan, menguatkan suatu pemberitaan4, sedangkan menurut Manna Al-Qattan
sumpah ialah:
1

A.W. Munawir, Kamus Al Munawir Arab Indonesia terlengkap. 2002. Pustaka Progresif .
Surabaya Hal. 1119.
2
W.J.S. Purwodarminto. Kamus Umum Bahasa Indonesia PN Balai Pustaka. 1984. Jakarta. Hal
974.
3
Louis Ma`luf. Al-Munjid Al-Abjadi. 1967. Beirut Al-Mathba`ah Al-Katsulisiah. Hal 799.
4
Rahmat Syafie`i. Pengantar Ilmu Tafsir 2006. Pustaka setia. Bandung. Hal 156


(menguatkan jiwa agar orang tidak melakukan sesuatu, atau melakukan sesuatu,
dengan sesuatu yang diagungkan/dimuliakan, baik dalam wujud

yang hakiki,

maupun hanya dalam keyakinan)5.


Selain pengertian diatas, qasam dapat pula diartikan: dengan gaya bahasa AlQuran dengan menegaskan atau mengukuhkan suatu pesan atau pernyataan dengan
menyebut nama Allah atau ciptaan-Nya sebagai sumpah. Bersumpah dinamakan juga
dengan yamin(tangan kanan), karena orang arab ketika sedang bersumpah
memegang tangan kanan sahabatnya. Dengan demikian qasam dapat didefinisikan:
suatu ungkapan yang dipakai guna memberikan penegasan atau pengukuhan suatu
pesan dengan menggunakan kata-kata qasam (adat qasam). Namun dalam pemakaian
ada yang menggunakan

al-qasam saja seperti Imam Badruddin Muhammad bin

Abdullah Az-zarkasi dalam

Alburhan fil ulumil quran 6, ada juga yang

mengidhofkannya dengan kata alquran hingga menjadi aqsamul quran seperti dalam
kitab Al-Itqon fil ulumil quran karya Jalaluddin Assuyuti.Kedua istilah tersebut hanya
pada pemakaian saja yang berbeda, tapi maksudnya tidak jauh berbeda. Jadi bila
menggunakan istilah aqsamul quran artinya adalah Salah satu dari ilmu-ilmu tentang
alquran yang mengkaji tentang arti,maksud,hikmah dan rahasa sumpah-sumpah Allah
yang ada dalam Al Qur`an.7
Sighat asli sumpah adalah Fi`il atau kata kerja aqsama-atau aklafa yang
ditransitifkan dengan ba untuk disampaikan kepada sesuatu yang digunakan untuk
bersumpah (muqsaam bih), lalu disusul dengan sesuatu yang karenanya sumpah
diucapkan (Muqsam `alaihi) yang dinamakan juga jawab qasam8 seperti firman Allah:



Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang
sungguh-sungguh:"Allah tidak akan membangkitkan orang yang
mati".. (QS. 16:38)
.

Manna Khalil Al-Qattan. Mabahis Fii Ulumi Al Qur`an. 2006. Terj. Mudzakir A.S. Jakarta. Hal

414
6

Didin Syaefudin. Pedoman Memahami Kandungan Al Qur`an. 2005. Bogor. Granada Sarana
Pustaka. Hal 174.
7
Ibid
8
Ibid

(Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah, lalu


mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan orang
musyrik)

sebagaiman

mereka

bersumpah

kepadamu;.

(QS.

58:18).
Dalam alquran kata halaf disebutkan 13 kali sedangkan kata qasam
disebutkan 24 kali. Ada yang berpendapat,ada perbedaan antara qasam dan ahlafa
dalam pemakaian yaitu, kata halaf digunakan untuk sesatu yang negatif, dimana
Tuhan tidak memakainya.Sejalan denga itu Bintu Sathi menyebutkan sebagai yang
dikutip oleh Rahmat Syafie, halaf digunakan untuk menunjukkan kebohongan
orang yang bersumpah dan juga menggambarkan penyumpahannya tidak konsekwen,
lalu membatalkannya.
Dengan demikian ada tiga unsur dalam sighat qasam: Fi`il yang ditransitifkan
dengan ba, muqsam bih dan muqsam `alaihi. Oleh karena qasam itu sering
digunakan dalam percakapan, maka ia diringkas, yaitu Fi`il qasam dihilangkan dan
dicukupkan dengan ba, kemudian ba diganti dengan wawu, pada isim dhahir, seperti
firman Allah,

, Demi

malam apabila menutupi (cahaya siang)

(QS. 92:1) kemudian diganti dengan ta seperti




Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya
terhadap

berhala-berhalamu

sesudah

kamu

pergi

meninggalkannya.(QS. 21:57). Namun qasam dengan ta jarang digunakan


dalam Al-Qur`an, sedang yang banyak digunakan adalah wawu. Sumpah dengan huruf
ta tidak boleh menggunakan kata yang menunjukkan sumpah dan sesudah ta harus
disebutkan kata Allah9. Disamping kata qasam, akhlafa dan huruf al-qasam yang
digunakan untuk bersumpah ada beberapa bentuk Fi`il yang juga berfungsi sebagai
qasam, pertama, apabila dalam suatu pernyataan adanya konteks lafads yang
menunjukkan makna qasam dan tidak diiringi jawab qasam seperti : Q.S. 57:8


{8}
Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah padahal Rasul
menyeru

kamu

supaya

kamu

beriman

kepada

Rabbmu.Dan

Ahmad. Izzan Ulumul Qur`an. 2005. Kelompok Humaniora. Bandung. Hal 222

sesungguhnya Dia telah mengambil perjanjianmu jika kamu adalah


orang-orang yang beriman. (QS. 57:8)
Yang dimaksud dengan akhdzu mitsaq (mengambil janji) adalah Istiklafh
(mengambil sumpah) karena ruh bani Adam sebelum dilahirkan ke dunia, dia naik
saksi (bersumpah) bahwa Tuhannya adalah Allah seperti terdapat dalam surat (Ala`raf : 172);
kedua, apabila dalam suatu pernyataan diiringi dengan jawab qasam dan konteks
kalimatnya menunjukkan makna qasam. Contoh : Q.S. 3:187,

..

Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang


yang telah diberi kitab (yaitu):"Hendaklah kamu menerangkan isi
kitab itu kepada manusia..(QS. 3:187)
lam pada

, adalah lam qasam dan kalimat sesudahnya adalah jawab qasam

oleh karena itu, lafadz akhdzu mitsaq juga diartikan sumpah10.


Macam-macam sumpah
Sumpah adakalanya dhahir dan adakalanya mudhmar11. Sumpah yang dhahir
adalah sumpah yang disebut dengan terang fi`il qasamnya dan ditegaskan pula
muqsam bih-nya (An-Nahl :38)

"Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya


yang sungguh-sungguh:"Allah tidak akan membangkitkan orang
yang

mati".(Tidak

demikian),

bahkan

(pasti

Allah

akan

membangkitkannya), sebagai suatu janji yang benar dari Allah,


akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui". (QS. 16:38)
termasuk yang dhahir juga ialah sumpah yang dibuang fi`il qasamnya, dan
untuk menyatakan sumpah, diganti dengan huruf qasam ba, wau, ta juga termasuk
sumpah yang dhahir, yaitu sumpah berbentuk la nafiah, yang dihubungkan dengan
Fi`il qasam seperti,

{2} { 1}
10

Manna Khalil Al-Qattan. Mabahis Fii Ulumi Al Qur`an. 2006. Terj. Mudzakir A.S. Jakarta.

Hal 423
11

Rahmat. Syafie`i Pengantar Ilmu Tafsir. 2006. Pustaka setia. Bandung. Hal 164

Ada yang mengatakan la disini zaidah (tambahan). Jawab qasam pada ayat tersebut
dibuang, yang ditunjuki oleh perkataan yang sesudahnya yaitu, , pasti kamu
akan dibangkitkan12.
Sumpah yang Mudhmar yaitu, yang didalam sumpah itu tidak dijelaskan
adanya fi`il qasam, dan tidak jelas adanya muqsam bih. Sumpah tersebut hanya
ditunjukkan oleh lam tauhid yang masuk kepada jawab qasam, seperti surat AliImran:186;


Kamu

sungguh-sungguh

akan

diuji

terhadap

hartamu

dan

dirimu.(QS. 3:186)
takdirnya adalah , termasuk yang mudhmar adalah qasam yang ditunjuki
oleh makna yang terkandung dalam ayat, seperti firman Allah (19:71);
.

,


,

takdirnya wallahi ().

Dilihat dari segi materi atau isi, qasam dalam Al-Qur`an terdiri atas lima macam 13
yaitu;
1. Qasam yang menunujukkan keesaan Allah (Q.S As-Shafat (37):1-4).

{4} { 3} { 2} { 1}


Demi (rombongan) yang yang bershaff-shaff dengan sebenarbenarnya,dan demi (rombongan) yang melarang dengan
sebenar-benarnya (dari perbuatan ma'siat),dan demi
(rombongan) yang membacakan pelajaran,Sesungguhnya
Ilahmu benar-benar Esa
2. Qasam yang menunujukkan kebenaran Al-Qur`an (Q.S Ad-Dukkhan(44):1-3).

{3} { 2} { 1}
Haa Miim. Demi Kitab (al-Qur'an) yang menjelaskan,
sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang
diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi
peringatan.
3. Qasam yang menunujukkan kebenaran Rosul (Q.S Yaasin(36):1-3).

{3} { 2} { 1}
Yaa siin,Demi al-Qur'an yang penuh hikmah, sesungguhnya
kamu salah seorang dari rasul-rasul, (QS. 36:3)
4. Qasam yang menunujukkan adanya balasan, janji dan ancaman (Q.S Ads
dzaariyat (51):1-5).
12

T.M. Hasbi Ash Shiddieqy. Ilmu-ilmu Al Qur`an. 1993. PT Bulan Bintang. Jakarta. Hal 181
Didin Syaefudin. Pedoman Memahami Kandungan Al Qur`an. 2005. Granada Sarana Pustaka.
Bogor. Hal 183.
13

{ 1}
{ 3} { 2}
{5}
{ 4}

Demi (angin) yang menerbangkan debu yang sekuat-kuatnya,


dan awan yang mengandung hujan, dan kapal-kapal yang
berlayar dengan mudah, dan (malaikat-malaikat) yang
membagi-bagi urusan, sesungguhnya apa yang dijanjikan
kepadamu pasti benar
5. Qasam yang menunujukkan sikap manusia, atau keaadaan manusia (Q.S Al
Lail (92):1-5).

{ 2} { 1}
{ 3}

{5} { 4}
Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), dan siang
apabila terang benderang, dan penciptaan laki-laki dan
perempuan, sesungguhnya usaha kamu memang berbedabeda. Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan
Allah) dan bertaqwa,
Dari contoh diatas dapat diketahui bahwa sumpah-sumpah yang disebut AlQur`an itu merupakan suatu bimbingan dan pengajaran untuk membenarkan apa yang
dibawa oleh agama dan mengokohkan sendi-sendi agama.
Unsur-Unsur Sumpah Yang Digunakan Al-Qur`An
Dalam tataran aqsam Al-Qur`an, penggunaan unsur yang dijadikan sumpah
merupakan hal yang sangat mendasar dalam menguatkan suatu pernyataan, dan
biasanya penyebutan sesuatu yang dijadikan alat untuk bersumpah juga mempunyai
kedalaman dan keistimewaan makna tersendiri.
Manna khalil menyebutkan, Allah bersumpah dengan apa yang dikehendakiNya.14 sumpah-sumpah Allah itu berkisar pada dua aspek, pertama apa yang disebut
mempunyai nilai lebih dan manfaat, kedua apa yang disebut mempunyai
kemudharatan yang perlu diperhatikan. Didalam Al-Qur`an, Allah bersumpah dengan
Dzat-nya yang kudus dan mempunyai sifat-sifat yang khusus atau dengan ayat-ayatNya ddalam kerangka memantapkan eksistensi dan sifat-sifatNya. Dan sumpah-Nya
dengan sebagian makhluk menunjukkan bahwa makhluk itu salah satu ayat-Nya yang
besar. Allah telah bersumpah dengan Dzat-Nya sendiri dalam Al-Qur`an pada tujuh
tempat:15
14

Manna Khalil. Al-Qattan Mabahis Fii Ulumi Al Qur`an. 2006. Terj. Mudzakir A.S. Jakarta.

Hal 416
15
Jalal Al-Din Suyuthi Al-itqan Fii Ulum Al Qur`an. 2003. Terj. Tarmana Abdul Qasim. Mizan
Pustaka. Bandung. Hal 255

.
.
.

1.

Q.S. Yunus ( 10 : 53 )

2.

Q.S. At Taghabun ( 64 : 7 )

3.

Q.S. Saba` ( 34 : 3 )

4.

Q.S. Maryam (19 : 68)

..

5.

Q.S. Al-Hijr (15 : 92)

..

6.

Q.S. An-Nisa` (4 : 65)

7.

Q.S. Ma`arij (70 : 40)

Sumpah yang digunakan Al-Qur`an dengan menyebut Dzat-Nya seperti diatas,


sepertinya Allah ingin mempertegas sekaligus memberikan bantahan terhadap orangorang kafir khususnya yang mengingkari adanya hari berbangkit dan balasan amal
yang dilakukan manusia diatas dunia.
Penegasan ini juga dimaksudkan oleh Allah bahwa hal tersebut akan benarbenar terjadi, dan bagi muslim sendiri penegasan itu diarahkan untuk lebih
memantapkan keyakinan yang telah ada dihati sanubari mereka untuk menerimanya
sebagai suatu kebenaran. Pada sisi lain ketika Allah bersumpah dengan menyebut
Dzat-Nya, karena pesan yang lain disampaikan mempunyai aspek yang sulit untuk
diterima dengan logika praktis, tanpa dibarengi pendekatan iman.
Selain pada tujuh tempat tersebut, semua sumpah dalam Al-Qur`an adalah dengan
menyebut ciptaan-Nya16, seperti;
1.

Pada surat As-syams ayat 1-2

2.

Pada surat Al-Lail ayat 1

3.

Pada surat At-Tin ayat 1-2

{ 1}

. {2}
. {1}
. {2} { 1}

Sumpah dengan makhluk-makhluk-Nya inilah yang paling banyak didalam AlQur`an. Allah dapat saja bersumpah dengan apa yang dikehendakinya. Akan tetapi
sumpah manusia dengan selain Allah merupakan salah satu bentuk kemusyrikan 17
Dari Umar bin Khattab r.a diceritakan Rosulullah berkata :
barangsiapa bersumpah dengan selain (nama) Allah, maka ia telah kafir atau
mempersekutukan (Allah) (Hadist Tirmidzi yang menilainya hadist hasan dan dinilai
sahih oleh Hakim).

16
17

Rosihan Anwar. . Ilmu Tafsir 2005. Pustaka Setia. Bandung. Hal 125
Manna Khalil. Al-Qattan Mabahis Fii Ulumi Al Qur`an. 2006. Terj. Mudzakir A.S. Jakarta.

Hal 416

Ibn bin Hatim meriwayatkan dari al-Hasan yang berkata; sesungguhnya Allah
SWT berhak untuk sumpah dengan apa saja dari makhluknya, namun tidak ada
seorang makhlukpun yang berhak untuk bersumpah, kecuali dengan nama-Nya 18.
Selanjutnya as-Suyuthi dalam al-Itqan, menjelaskan sebagaimana yang dikutip oleh
Didin Saefuddin Buchori, dalam bukunya pedoman memahami kandungan Al-Qur`an,
dalam pemakaian nama-nama ciptaan Allah sebagai muqsam bih, ada beberapa hal
yang harus diketahui.
Pertama: sumpah dalam Al-Qur`an dengan selain Allah itu dilakukan dengan
membuang kata yang bersandar (mudhaf). Dengan demikian, maksud kalimat ()
(demi buah tin) adalah () . (demiTuhan yang menciptakan buah

tin).

Demikian juga dengan kalimat (), maksudnya (( ) demi Tuhan yang


menciptakan matahari ), Dan seterusnya .
Kedua: benda-benda yang dipergunakan untnk bersumpah oleh Allah sangat
mengagumkan bangsa- arab dan mereka biasa bersumpah dengan benda- benda
tersebut. Al-Qur`an turun sejalan dengan wawasan pengetahuan dan tradisi mereka
dalam sumpah.
Ketiga: Allah bersumpah dengan mahluk ciptaan-Nya, mengisyaratkan benda-benda
tersebut merupakan tanda-tanda kebesaran Allah19, disamping itu juga, Allah ingin
menunujukkan pula akan keutamaan dan kemanfaatan makhluk tersebut agar
dijadikan pelajaran bagi manusia20. Seperti firman Allah dalam surat at-tin 1-2:

{ 1}
{2}



.. Demi (buah)
Tin dan (buah) Zaitun, dan demi bukit Sinai, (QS. 95:1-2)

Dalam tafsir Mafaatih alghoib karangan Fahruddin Arrazi sebagai yang dikutip
Risihan Anwar.Tin dan zaitun adalah buah-buahan dan obat menurut para dokter,
tin adalah makanan yang halus, mudah dicerna tidak lama dalam pencernaan
meminimalisasikan lendir, membersihkan ginjal dari batu, menggemukkan badan,
memperlancar sirkulasi darah pada hati dan jantung21.

18

Jalal Al-Din Suyuthi Al-itqan Fii Ulum Al Qur`an. 2003. Terj. Tarmana Abdul Qasim. Mizan
Pustaka. Bandung. Hal 257
19
Didin Syaefudin. Pedoman Memahami Kandungan Al Qur`an. 2005. Granada Sarana Pustaka.
Bogor. Hal 179.
20
Manna Khalil. Al-Qattan Mabahis Fii Ulumi Al Qur`an. 2006. Terj. Mudzakir A.S. Jakarta.
Hal 417
21

Rosihan Anwar. Ilmu Tafsir. 2005. Pustaka Setia. Bandung. Hal 136

Ada perbedaan antara ulama mutaqaddimin dengan ulama mutaakhirin dalam


hal mengapa Allah memakai muqsam bih dengan makhluk-Nya, bagi ulama
mutaqoddimin, muqsam bih tersebut berarti menunjukkan keagungan dan adanya
kemanfaatan, namun menurut ulama mutaakhirin dalam hal ini harus dicari
relevansinya, contoh dalam surat


,

} ,





{ 2}
{ 1}
{3
Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila
telah sunyi, .Rabbmu tiada meninggikan kamu dan tiada (pula)
benci kepadamu, (QS. 1-3)relevansinya adalah

terjadi pergantian antara

terang dan gelap. Pergantian itu tidak menunjukkan kebencian Tuhan pada manusia.
Turun atau tidaknya wahy tidak usah membawa kegelisahan pada manusia. Jika
Tuhan menggunakan sighat wawu maka pada umumnya hal itu bersifat inderawi22.
Seputar Pengucapan Sumpah
Tujuan qasam diarahkan untuk mengukuhkan dan mewujudkan muqsam
`alaihi (jawab qasam, pernyataan yang karenanya qasam diucapkan). Pada sisi lain,
pengucapan qasam dmaksudkan oleh Allah sebagai suatu kebenaran dari apa yang
disebutkan, atau menarik perhatian manusia untuk mengungkap misteri yng mungkin
memiliki nilai guna dan manfaat bagi kemaslahatan hidup manusia, atau juga adanya
sisi negatif yang harus kita perhatikan sehingga kita tidak terjebak didalamnya.
Seiring dengan hal itu, para ulama berkata : dalam firman-Nya (al-Hijr : 72)

{72}
(Allah berfirman):"Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya
mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan)". (QS.
15:72)
Allah SWT bersumpah dengan umur nabi Muhammad Saw, supaya manusia
mengetahui keagungan dan kedudukannya disisi-Nya. Ibnu Murdawaih meriwayatkan
dai Ibn Abbas, yang berkata, Allah SWT, tidak menciptakan suatu jiwa yang lebih
mulia dalam pandangan-Nya selain Nabi Muhammad Saw. Berkenaan dengan itu,
akupun tidak pernah mendengar Dia bersumpah dengan kehidupan seorang manusia
selainnya23.
22
23

Rahmat. Syafie`i Pengantar Ilmu Tafsir. 2006. Pustaka setia. Bandung. Hal 159
Ibid

Pada umumnya setiap kali penyebutan qasam, maka diiringi jawab qasam,
namun terkadang ada juga yang dihilangkan. Penghilangan jawab qasam disebabkan
pernyataan itu telah sempurna, seperti firman Allah : (Q.S 89 : 1-6) :

{ 2}

{3}



,{ 1}

{ 4}
}









{6} ,

{ 5
Demi fajar, dan malam yang sepuluh, dan yang genap dan yang
ganjil, dan malam bila berlalu, pada yang demikian itu terdapat
sumpah (yang dapat diterima) oleh orang-orang yang berakal,
apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Rabbmu berbuat
terhadap kaum 'Aad (QS. 89:1-6)
Jawab qasam terkadang dihilangkan karena sudaah ditunjukkan oleh perkataan
yang disebutkan sesudahnya, seperti (Q.S. Al-Qiyamah 1-2):

{2} { 1}
Aku bersumpah dengan hari kiamat, dan aku bersumpah dengan
jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri) . (QS. 75:1-2)
Jawab qosam disini dihilangkan karena ditunjukkan oleh firman Allah
sesudahnya (Q.S Al-Qiyamah:3):

{3}

Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan
(kembali) tulang belulangnya (QS. 75:3)
Takdirnya adalah, sungguh kamu akan dibangkitkan dan dihisab.
Apabila fiil madhi mustbat mutassarif yang tidak didahului ma`mulnya, maka
yang menjadi jawab qasam harus disertai dengan lam atau qad, dan salah satu
keduanya ini tidak boleh dihilangkan kecuali jika kalimatnya terlalu panjang seperti
firman Allah : (Q.S. 91 : 1-9):

{ 2}
{ 1}

{4} { 3}
{ 5}
{ 7} { 6}

{9} { 8}
Maka jawab qasam pada ayat diatas adalah, lam pada ayat ini
dihilangkan karena terlalu panjang.
Qasam itu adakalanya dalam bentuk jumlah khabariyah, yaitu kalimat
beritanya bersifat informatif, dan dapat pula berbentuk jumlah thalabiyah (juga

10

disebut insyaiyyah) yaitu kalimatnya yang berisi perintah, larangan, pernyataan,


ancaman dan sebagainya. Didalam Al Qur`an qasam dalam jumlah khabariyah lebih
banyak digunakan daripada qasam dalam jumlah thalabiyah. Seperti firman Allah
(Q.S.63:1( :


{1}
"Apabila

orang-orang

munafik

datang

kepadamu,

mereka

berkata:"Kami mengakui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar


Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu
benar-benar
sesungguhnya

Rasul-Nya;
orang-orang

dan

Allah

munafik

mengetahui

itu

benar-benar

bahwa
orang

pendusta." (QS. 63:1)


Adapun jumlah thalabiyah seperti firman Allah, )Q.S. 15 : 92-93(:

,

}



,
{ 92}



{93
Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua,
tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu )Q.S. 15 : 92-93(:.
Yang dimaksud dengan ayat ini adalah ancaman dan peringatan
Faedah Dan Hikmah Aqsam (Di Dalam) Al Qur`An
Memperkuat informasi yang hendak disampaikan24

1.

Perlu diketahui bahwa, kondisi audience dalam kaitannya dengan isi sebuah
pembicaraan terbagi dalam tiga macam. Dalam ilmu ma`ani disebut `adhrubul
khabar yaitu ibtida` I, thalabi, dan inkari. Audience yang tidak mengetahui
samasekali isi pembicaraan (ibtida`i) tidak perlu diberikan penegasan-penegasan
tertentu (ta`kid).Akan tetapi jika audience itu ragu (thalabi) atau bahkan
menolaknya (inkari), dalam hal ini qasam sangat tepat untuk digunakan.
Menyempurnakan hujjah (argumentasi)25

2.

Masyarakat yang dihadapi oleh nabi Muhammad adalah masyarakat yang


menggunakan bahasa arab sebagai bahasa ibu. Dan salah satu kebiasaan dalam

24

Rosihan Anwar. Ilmu Tafsir. 2005. Pustaka Setia. Bandung. Hal 134

25

Ibid 135

11

masyarakat ini dalam memperkuat hujjah atau dalil atas informasi yang
disampaikan adalah dengan qosam.
Al Qu`ran turun dengan gaya bahasa yang biasa digunakan oleh masyarakat
arab.Dengan adanya sumpah dalam alquran,sanngat berguna untuk memperkuat
hujjah yang disampaikan.
3.

Sebelum ketentuan yang benar tentang cara bersumpah datang, orang-orang


bersumpah dengan menyebut nama yang mereka kenal. Tak jarang mereka
bersumpah dengan menyebut sesuatu yang diyakininya memiliki keagungan,yaitu
nenek moyang dan berhala-berhalanya. Itulah sebabnya Rasulullah bersabda yang
Artinya: Janganlah kalian bersumpah dengan menyebut nenek moyang atau
taghut. Bila dianntara kalian ada yang bersumpah,maka sebutlah nama Allah
Penetapan ketentuan sumpah dari Allah sebenarnya untuk menghapus tradisi
sumpah diatas. Dengan adanya sumpah di dalam alquran, orang islam bisa
mengambil pelajaran bagaimana tata cara sumpah yang benar26.

4.

Untuk menunjukkan Kelebihan yang diberikan Tuhan kepada makhluk-Nya,


dari segi keutamaannya/kemuliannya. 27.

5.

Untuk menunjukkan Kelebihan yang diberikan Tuhan kepada makhluk-Nya,


dari segi kegunaan/manfaatnya.28.

6.

Untuk membantu pemahaman dan penafsiran Al-Qur`an29.

7.

Untuk melihat ijaz alquran dari segi uslunya.

C. Kesimpulan:
Sumpah dalam Al Qur`an bertujuan untuk memberikan penegasan dan
pengukuhan atas informasi yang disampaikan. Dengan kata lain tujuan sumpah adalah
untuk memperkuat pemberitaan kepada orang lain yang mungkin akan mengingkari
kebenarannya, sehingga pemberitaan tersebut dapat diterima dengan yakin.
Ada beberapa sigaht qasam diantaranya menggunakan Fi`il qasam (aqsama,
akhlafa), ba, wawu, ta.
Sumpah Tuhan dengan diri-Nya,menunjukka kebesaran dan keagungan-Nya,
sedangkan sumpah Tuhan dengan makhluk-Nya, menunjukkan kelebihan yang
diberikan Tuhan kepada makhlukk-Nya dari segi kegunaan/manfaatnya. Aqsam yang
ada dalam Al Qur`an merupakan salah satu ijaz Al Qur`an dari segi uslubnya.
26

Ibid 136
Rahmat Syafie`i. Pengantar Ilmu Tafsir. 2006. Pustaka setia. Bandung. Hal 169
28
Ibid
29
Ibid 158
27

12

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qattan Manna Khalil. 2006. Mabahis Fii Ulumi Al Qur`an. Terj. Mudzakir A.S.
Anwar, Rosihan. 2005. Ilmu Tafsir. Bandung. Pustaka Setia Jakarta
Ash Shiddieqy Hasbi. T.M. 1993. Ilmu-ilmu Al Qur`an. Jakarta. PT Bulan Bintang.
Didin Syaefudin. 2005. Pedoman Memahami Kandungan Al Qur`an. Bogor. Granada
Sarana Pustaka.
Louis Ma`luf. 1967. Al-Munjid Al-Abjadi. Beirut Al-Mathba`ah Al-Katsulisiah.
Munawir, A.W. 2002. Kamus Al Munawir Arab Indonesia terlengkap. Surabaya.
Pustaka Progresif.
Syafie`i Rahmat. 2006. Pengantar Ilmu Tafsir. Bandung. Pustaka setia.
Suyuthi Jalal Al-Din. 2003. Al-itqan Fii Ulum Al Qur`an. Terj. Tarmana Abdul
Qasim. Bandung. Mizan Pustaka.
W.J.S. Purwodarminto. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia PN Balai Pustaka.
Jakarta

13

Anda mungkin juga menyukai