Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

AKIDAH AKHLAK

ADAB TERHADAP RASULULLAH SAW DAN SAHABATNYA


DOSEN PENGAMPU: AFRIZAL REFO, S.Pd.I., MA

OLEH:

1.T.MUHAMMAD IKHLAS /1012020066


2.ZULHAFIQI /1012020069

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI LANGSA
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Bismilaahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah. Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kepada saya, sehingga Makalah Akhlaq
kepada Rasululullah dan sahabatnya ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Shalawat beserta salam tak lupa juga curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, yang akan selalu menjadi pedoman bagi seluruh umatnya sampai akhir zaman.
Makalah Akhlaq kepada Rasulullah dan sahabatnya ini merupakan salah satu
tugas kelompok mata kuliah Aqidah Akhlak, serta untuk melatih mahasiswa
membiasakan diri untuk mandiri dalam mempelajari pengetahuan secara luas.
Selama melaksanakan dan menyelesaikan makalah ini, saya telah banyak
menerima bimbingan, pengarahan, petunjuk, kritik dan saran, beserta fasilitas yang
membantu hingga akhir dari penulisan makalah ini.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini,
untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
penulisan selanjutnya. Besar harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca.

Langsa,16 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Identifikasi Masalah

C. Pembatasan Masalah

D. Tujuan

E. Manfaat Makalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Akhlaq kepada Rasul

B. Contoh akhlak kepada Rasul

C. Cara berakhlak kepada Rasul

BAB III PENUTUP..............................................................................................10

A. Simpulan

B. Saran...........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Setiap muslim meyakini bahwa Allah SWT adalah sember dari segala sumber
dalam kehidupannya. Allah SWT adalah pencipta dirinya, pencipta jagad raya dengan
segala isinya, Allah SWT adalah pengatur alam semesta yang demikian luasnya.
Allah SWT adalah pemberi hidayah dan pedoman hidup dalam kehidupan manusia
dan lain sebagainya. Sehingga kita harus berakhlak kepadaNYA.
Selain berakhlak kepada Allah SWT, kita juga sebagai umat muslim harus
mempunyai akhlak kepada Nabi SAW. Karena Nabi Muhammad SAW –lah, satu-
satunya manusia terhebat di dunia ini. Yang telah membawa banyak perubahan bagi
dunia yang fana ini, dan beliaulah cahaya yang menerangi bumi yang dulu kala gelap
gulita. Yang sering dijuluki kekasih Allah SWT. Karena perilakunya beliau pula lah,
yang sangat patut untuk di contoh, ditiru dan di amalkan kesehariannya oleh kita para
umatnya. Nabi Muhammad SAW merupakan Nabi terpilih,Nabi yang utama dan
penutup para nabi. Sebelum menerima wahyu kenabian beliau dikenal sebagai “yang
terpercaya”, orang yang paling dapat dipercayai,dan setelah menerima wahyu
kenabian beliau memberikan rahmat kepada seluruh umat manusia.1 Seorang mukmin
belum sunguh-sunguh beriman dan tak dapat merasakan manisnya keimanan sebelum
ia mencintai Allah dan Rasulnya.2
Untuk itu salah satu tanda kesempurnaan akhlak seorang muslim terhadap
Allah Swt. adalah juga memelihara akhlak yang baik dengan Rasulullah saw. Seorang
muslim mesti mempelajari sirah Nabi,prinsip ajaran beliau,mengetahui sifat-sifat dan
akhlak beliau serta adab beliau dalam bertindak dan diam.3 Jika kedua akhlak ini
tersemat dengan baik pada diri seseorang maka kepribadiannya akan sempurna,
demikian juga dengan keimanan, keyakinan, sertaketakwaannya akan tumbuh kuat.4

1
Muhamad Abdu Yamani, Bagaimana Mengajari Anak Anda Mencintai Rasulullah,  
(Bandung:Mizan,1998), Hlm. 9
2
Muhamad Abdu Yamani, Bagaimana Mengajari Anak Anda Mencintai Rasulullah,  
(Bandung:Mizan,1998), Hlm. 10
3
Shaleh Ahmad Asy-syamsi, Berakhlak dan Beradab Mulia, (Jakarta:Gema Insani Press,2005),
hal 2
4
Nur Hidayat, Akidah Akhlak Dan Pembelajarannya, (Yogyakarta:Ombak,2015), Hlm. 164

1
Maka dari itu makalah ini sangat penting untuk di buat agar kita tahu bagaimana
akhlak kepada rasulullah yang baik.
B. Identifikasi Masalah
Adapun rumusan masalah yang disajikan berdasarkan latar belakang adalah :
1. Bagaimana akhlakaq kepada Rosul ?
C. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya hal yang terkait dalam identifikasi masalah dan karena
keterbatasan yang ada maka, dalam penyusunan makalah ini permasalahan tersebut
dibatasi pada :
1. Akhlak kepada Allah
2. Dalil Akhlaq kepada Rasul
D. Tujuan
Makalah Akhlaq kepada Rasul ini yang telah di buat tentunya
mempunyai tujuan yang telah direncanakan dan diharapkan dapat dicapai oleh
mahasiswa. Adapun tujuannya adalah :
1. Mengetahui Akhlaq kepada Rasul
E. Manfaat Makalah
Setiap hasil karya yang dibuat pasti memiliki manfaat, demikian pula
dengan Makalah Akhlaq kepada Rasul ini yang telah selesaikan. Adapun manfaat
dari Makalah Akhlaq kepada Rasulini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil makalah ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dan pendukung
untuk makalah sejenis dan usaha pengembangan lebih lanjut di masa yang
akan datang.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi mahasiswa
Penelitian ini dapat memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang
Akhlaq kepada Rasul
b. Bagi pembaca
Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan akan pentingnya
membaca dan menulis dalam kehidupan sehari-hari.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Akhlaq kepada Rasul

Secara etimologi akhlak berasal dari bahasa Arab “akhlaq” dalam bentuk jamak,
sedang bentuk mufradnya adalah khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku,
atau tabiat. Secara terminology yakni sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya
timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan. Jadi pengertian akhlak seorang muslim terhadap rasul adalah tingkah laku
atau perbuatan yang dilakukan oleh seorang muslim untuk meneladani sifat-sifat Rasul dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari agar selalu mengamalkan akhlak terpuji
dalam kehidupannya.5 Kita sebagai orang muslim diharuskan berakhlak kepada Rasulullah
sebab dari beliaulah kita dapat mendapatkan warisn yaitu Al-Quran dan As-Sunnah. Orang
yang berpegang teguh pada keduanya dipastikan tidak akan tersesat selamanya. Dalam
sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda yang menerangkan bahwa, kita sebagai umat
muslim diperintahkan untuk menghidupkan sunah-sunah yang telah beliau wariskan.
“Barangsiapa yang menghidupkan satu sunnah dari sunnah-sunnahku, kemudian
diamalkan oleh manusia, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala orang-orang
yang mengamalkannya, dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikit pun.” (HR Ibnu
Majah).Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi : “Barang siapa
menghidupkan salah satu sunnahku yang telah dimatikan, sesudahku (sesudah aku
meninggal dunia), maka bagi orang tersebut pahala seperti pahala orang yang
mengamalkannya, tanpa dikurangi sedikit pun dari pahala mereka.” (HR. At-Tirmidzi).

B. Contoh akhlaq kepada Rasul


Ada beberapa akhlak yang dapat di teladani dari Rasulullah saw. Antara lain.
1. Memuliakan yang Lebih Tua serta Menyayangi yang Kecil
Salah satu sikap mulia yang di anjurkan Rasulullah saw. Terhadap umatnya
adalah menghormati orang yang lebih tuaserta menyayangi yang kecil. Dengan
5
Nur Hidayat, Akidah Akhlak Dan Pembelajarannya, (Yogyakarta:Ombak,2015), Hlm. 165

3
bersikap seperti ini maka bangunan masyarakat akan semakin kokoh serta jalinan
hubungan kasih saying antar masing-masing individu didalamnya akan semakin
erat.Tentang hal ini Rasulullah bersabda yang artinya “Tidak termasuk golongan
kami orang yang tidak menghormati yang tua, menyayangi yang muda,menyeru
kepada yang makruf,serta mencegah terjadinya kemungkaran”.
2. Bersikap Amanah
Sikap amanah ini dimiliki oleh Rasulullah dan dikenal di kalangan
anggotanya kaumnya sebelum predikat tersebut di sematkan oleh Allah Swt. di
dada beliau. Melihat urgensi amanah yang sangat besar dalam kehidupan
bermasyarakat Rasulullah Saw. Seringkali berwasiat pada umatnya untuk
memegang teguh sifat ini. Beliau bahkan menggolongkan orang-orang yang tidak
dapat menjaga amanah yang di pikulkan kepadanya sebagai orang munafik.
3. Keadilan
Rasulullah adalah orang yang paling adil,paling mampu menahan diri,
paling jujur perkataannya, dan paling besar amanatnya. Sebelum diangkat sebagai
seorang nabi beliau sudah dijuluki masyarakat dengan Al-Amin (orang yang
terpercaya). Sebelum Islam, pada zaman jahiliyah beliau di tunjuk sebagai
pengadil.
4. Ketawaduan (Bersikap Rendah Hati)
Kesombongan adalah merupakan salah satu sifat yang paling dibenci oleh
islam,sebaliknya sikap rendah hati adalah salah satu yang paling disukai.
Rasulullah adalah orang yang suka merendah diri tidak gila hormat dan juga
jabatan. Dalam sebuah hadist Qudsi Rasulullah bersabda, Allah Azza Wa jalla
berfirman:
“kesombongan adalah selendang-Ku dan keangkuhan merupakan pakaian-
Ku. Oleh karna itu, siapa yang merenggut salah satunya dari sisi-Ku maka akan
Aku lemparkan ke dalam neraka”. (HR, Abu Dawud)
5. Kasih Sayang
Rasulullah saw. Adalah pelopor utama dalam hal kasih saying dan cinta
kasih. Beliau sama sekali tidak pernah mencela atau menghina orang lain.
Mempersatukan para sahabat dan tidak pernah mencela mereka. Karna kasih
sayangnya yang luar biasanya kepada umatnya,maka tidak sedikit para sahabat

4
yang senang berdekatan dengan beliau.Beliau juga senantiasa menanyakan apa
yang terjadi diantara manusia,membaguskan yang bagus dan membenarkannya.
6. Berakhlak Baik/Terpuji
Sifat terpuji merupakan kepribadian seseorang muslim. Rasulullah saw,
menasehatkan kita untuk menghiasi diri dengan akhlak yang mulia dalam pergaulan
dengan siapa pun. Rasulullah saw bersabda, Allah swt.: “Allah menyayangi orang
yang bersikap lapang dada (toleran), baik ketika menjual,membeli,atau menagih
sesuatu (kepada orang lain)” (HR. Bukhari). Anas bin Malik r.a berkata,
“Rasulullah saw berkata, “Rasulullah saw. Merupakan manusia paling baik
akhlaknya.” (HR. Muslim).
7. Memelihara Silaturahmi/Persaudaraan
Rasulullah saw mewasiatkan kepada umatnya untuk menjaga
persaudaraan.Sebab permasalahan social yang timbul itu bersumber dari
perselisihan pribadi di antara individu yang menimbulkan rasa marah, dendam dan
permusuhan. Dengan adanya memelihara tali persaudaraan tersebut maka semua
permasalahan dapat dibicarakan dan dicarikan solusi yang baik. Sesuai dengan
sabda beliau yang artinya “muslim yang lain adalah saudara bagi masing-masing
kalian.” Oleh karna itu, berbuat baiklah untuk mereka, damaikanlah apabila ada
perselisihan di antara mereka, minta tolonglah terhadap mereka dalam hal-hal yang
tidak dapat kalian hadapi, serta bantulah mereka dalam menghadapi hal-hal yang
tidak mampu mereka atasi.” (HR.Ahmad)
8. Menunjukan Wajah Berseri-seri
Islam sangat menaruh perhatian terhadap masalah pergaulan antar manusia.
Islam menginginkan antar hubungan di antara manusia berlangsung dengan baik
dan penuh rasa kasih saying. Contohnya apabila bertemu dengan temannya di
perjalanan maka menyapanya dengan sikap ramah, wajah berseri-seri, serta senyum
yang merekah di bibir. Tentang anjuran seperti ini Rasulullah bersabda, “Setiap
perbuatan baik merupakan sedekah.Termasuk dalam kategori sedekah sikapmu
menunjukan wajah yang berseri-seri ketika bertemu dengan saudaramu sesame
muslim serta memberikan memberikan air didalam bejanamu kepadanya.” (HR.
Tirmidzi)
9. Suka Memaafkan

5
Sikap suka memaafkan merupakan akhlak yang terpuji. Apabila orang lain
telah menyakiti kita jangan terlalu lama kita memendam rasa marah tersebut
maafkanlah orang yang bersalah tersebut. Sebab dengan kita member maaf Allah
akan menambah kemuliaan bagi orang tersebut. Sesuai dengan sabda Rasulullah
saw. “Tidak akan berkurang harta karena bersedekah dan tidak ada seorangpun
yang di zalimi kemudian member maaf melainkan allah akan menambah kemuliaan
dirinya.” (HR. Ahmad)
10. Gemar Berinfak
Derajat kedermawaan yang tertingi adalah sikap iitsar, yaitu tidak segan-
segan berinfak kepada orang lain meski dirinya sendiri sebetulnya
membutuhkannya. Sikap iitsar dikatakan sebagai puncak kedermawaan karna
biasanya yang disebut dengan kedermawaan sesunguhnya adalah menafkahkan
harta yang tidak dibutuhkan. Hal ini tidak begitu berat dibandingkan dengan sikap
menafkahkan sesuatu kepada orang lain di saat dirinya sendiri sebenarnya sangat
membutuhkannya. Berinfak merupakan sarana untuk mensucikan  badan maupun
jiwa. Itulah sebab nasihat Rasulullah saw. dalam hal tersebut. Diantaranya sabda
beliau, :Berusaha keraslah menghindari api neraka meski hanya dengan
(menyedekahkan) sebutir kurma.” (HR. Bukhari)

C. Cara berakhlaq kepada Rasul


Adapun diantara akhlak kita kepada rasulullah yaitu salah satunya ridho dan
beriman kepada rasul , ridho dalam beriman kepada rasul inilah sesuatu yang harus kita
nyatakan sebagaimana hadist nabi saw: “Aku ridho kepada allah sebagai tuhan, islam
sebagai agama dan muhammad sebagai nabi dan rasul”.Beriman kepada nabi dan rasul,
yaitu berarti bahwa kita beriman kepada para Rasul itu sebagai utusan Tuhan kepada
ummat manusia. Kita mengakui kerasulannya dan menerima segala ajaran yang
disampaikannya.Banyak cara yang dilakukan dalam berkhlak kepada Rasulullah SAW.
Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Mengikuti dan mentaati Rasulullah SAW
Mengikuti dan mentaati Rasul merupakan sesuatu yang bersifat mutlak bagi
orang-orang yang beriman. Karena itu, hal ini menjadi salah satu bagian penting
dari akhlak kepada Rasul, bahkan Allah SWT akan menempatkan orang yang

6
mentaati Allah dan Rasul ke dalam derajat yang tinggi dan mulia, hal ini terdapat
dalam firman Allah QS An Nisa:69.
Disamping itu, manakala kita telah mengikuti dan mentaati Rasul SAW
Allah SWT akan mencintai kita yang membuat kita begitu mudah mendapatkan
ampunan dari Allah manakala kita melakukan kesalahan, Allah berfirman:
Artinya: Katakanlah: “jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya Allah akan mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang (QS Al Imron:31)
Manakala manusia telah menunjukkan akhlaknya yang mulia kepada Rasul
dengan mentaatinya, maka ketaatan itu berarti telah disamakan dengan ketaatan
kepada Allah Swt. Dengan demikian, ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya menjadi
seperti dua sisi mata uang yang tidak boleh dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Allah
berfirman:
Artinya: Barangsiapa mentaati rasul, sesungguhnya ia telah mentaati Allah.
Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu
untuk menjadi pemelihara bagi mereka (QS 4:80).
2. Mencintai dan memuliakan Rasulullah
Keharusan yang harus kita tunjukkan dalam akhlak yang baik kepada Rasul
adalah mencintai beliau setelah kecintaan kita kepada Allah Swt. Penegasan bahwa
urutan kecintaan kepada Rasul setelah kecintaan kepada Allah.

3. Mengucapkan sholawat dan salam kepada Rasulullah


Mengucapkan sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai
tanda ucapan terimakasih dan sukses dalam perjuangannya. Secara harfiyah,
shalawat berasal dari kata ash shalah yang berarti do’a, istighfar dan rahmah. Kalau
Allah bershalawat kepada Nabi, itu berarti Allah memberi ampunan dan rahmat
kepada Nabi,
4. Mencontoh akhlak Rasulullah
 Jika Rasulullah bersikap kasih saying, keras dalam mempertahankan
prinsip, dan seterusnya maka manusia juga harus demikian, seperti yang dijelaskan
dalam QS al-Fath 29.
5. Melanjutkan Misi Rasulullah.

7
Misi Rasul adalah menyebarluaskan dan menegakkan nilai-nilai Islam.
Tugas yang mulia ini harus dilanjutkan oleh kaum muslimin, karena Rasul telah
wafat dan Allah tidak akan mengutus lagi seorang Rasul. Meskipun demikian,
menyampaikan nilai-nilai harus dengan kehati-hatian agar kita tidak menyampaikan
sesuatu yang sebenarnya tidak ada dari Rasulullah Saw. Keharusan kita
melanjutkan misi Rasul ini ditegaskan oleh sabda Rasul Saw: “Sampaikanlah
dariku walau hanya satu ayat, dan berceritalah tentang Bani Israil tidak ada
larangan. Barangsiapa berdusta atas (nama) ku dengan sengaja, maka hendaklah ia
mempersiapkan tempat duduknya di neraka.” (HR. Ahmad, Bukhari dan Tirmidzi
dari Ibnu Umar).Demikian beberapa hal yang harus kita tunjukkan agar kita
termasuk orang yang memiliki akhlak yang baik kepada Nabi Muhammad Saw.
6. Menghormati Pewaris Rasul
Berupaya menjaga nama baiknya dari penghinaan dan cemoohan orang-
orang yang tidak suka padanya. Berakhlak baik kepada Rasul Saw juga berarti
harus menghormati para pewarisnya, yakni para ulama yang konsisten dalam
berpegang teguh kepada nilai-nilai Islam, yakni yang takut kepada Allah Swt
dengan sebab ilmu yang dimilikinya.6
Kedudukan ulama sebagai pewaris Nabi dinyatakan oleh sabda Rasulullah
Saw: “Dan sesungguhnya ulama adalah pewaris Nabi. Sesungguhnya Nabi tidak
mewariskan uang dinar atau dirham, sesungguhnya Nabi hanya mewariskan ilmu
kepada mereka, maka barangsiapa yang telah mendapatkannya berarti telah
mengambil bagian yang besar.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
Karena ulama disebut pewaris Nabi,maka orang yang disebut ulama
seharusnya tidak hanya memahami tentang seluk beluk agama Islam, tapi juga
memiliki sikap dan kepribadian sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi dan
ulama seperti inilah yang harus kita hormati. Adapun orang yang dianggap ulama
karena pengetahuan agamanya yang luas, tapi tidak mencerminkan pribadi Nabi,
maka orang seperti itu bukanlah ulama yang berarti tidak ada kewajiban kita untuk
menghormatinya.
7. Menghidupkan Sunnah Rasul

6
Drs. Moh, Mansyur, , Akidah Akhlak II. (Penerbit Ditjen Binbaga Islam, Jakarta,1997) hlm 176.

8
Kepada umatnya, Rasulullah Saw tidak mewariskan harta yang banyak, tapi
yang beliau wariskan adalah Al-Qur’an dan sunnah, karena itu kaum muslimin
yang berakhlak baik kepadanya akan selalu berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan
sunnah (hadits) agar tidak sesat, beliau bersabda:”Aku tinggalkan kepadamu dua
pusaka, kamu tidak akan tersesat selamanya bila berpegang teguh kepada
keduanya, yaitu kitab Allah dan sunnahku” (HR. Hakim).Selain itu, Rasul Saw juga
mengingatkan umatnya agar waspada terhadap bid’ah dengan segala bahayanya,
beliau bersabda: “Sesungguhnya, siapa yang hidup sesudahku, akan terjadi banyak
pertentangan. Oleh karena itu, kamu semua agar berpegang teguh kepada sunnahku
dan sunnah para penggantiku. Berpegang teguhlah kepada petunjuk-petunjuk
tersebut dan waspadalah kamu kepada sesuatu yang baru, karena setiap yang baru
itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat, dan setiap kesesatan itu di neraka.” (HR.
Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Hakim, Baihaki dan Tirmidzi).Dengan demikian,
menghidupkan sunnah Rasul menjadi sesuatu yang amat penting sehingga begitu
ditekankan oleh Rasulullah Saw.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

.    Jadi dengan pembahasan diatas kita mengetahui bahwa akhak kepda rasul yaitu dengan
kita meneladani sikap dan prilaku rosululloh dan mengmalkannya dalam kehidupa sehari-
hari.

B. Saran
Dalam pembahasan ini diharapkan kepada pembaca untuk dapat memahami dan
mengetahui Akhlaq kepada Rasul

10
DAFTAR PUSTAKA

Yaman Muhamad Abdu i, Bagaimana Mengajari Anak Anda Mencintai Rasulullah,   


(Bandung:Mizan,1998)
Asy-syamsi Shaleh Ahmad, Berakhlak dan Beradab Mulia, (Jakarta:Gema Insani Press,2005)
Drs. Moh, Mansyur, , Akidah Akhlak II. (Penerbit Ditjen Binbaga Islam, Jakarta,1997)
Hidayat Nur, Akidah Akhlak Dan Pembelajarannya, (Yogyakarta:Ombak,2015)

11

Anda mungkin juga menyukai