Anda di halaman 1dari 13

TUGAS ULUMUL

HADIS
Kelompok 7:
Nurul Oktavia
Nurwisma
Mengenal Biografi Singkat Ahmad Bin
Hambal dan Kitab Musnad Imam
Ahmad Bin Hambal
Karakteristik Kitab Musnad Ahmad
Secara Etimologis Musnad jamaknya Musanid yang berarti
tempat bersandar.
Secara Terminologis ada menurut 2 pendapat:
1. Menurut Subhi al-Shalih adalah kitab yang hadis-hadis di
dalamnya disebutkan sesuai nama sahabat periwayatnya, baik
menurut cepatnya masuk Islam atau menurut Nasab.
2. Menurut al-Mubarakfury adalah kitab yang menyebutkan
hadis-hadis sesuai dengan urutan nama sahabat periwayatnya,
baik secara alfabetis, menurut urutan yang pertama masuk
islam, ataupun menurut kemulian Nasab.
Biografi Imam Ahmad
Nama lengkap: Ahmad bin Hambal adalah Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Hambal
bin Hilal bin Asad bin Idris Ibnu Abdillah bin Anas Shaiban bin Zulal bin Ismail
bin Ibrahim.

Lahir: di Baghdad pada bulan Rabi’ul Awwal tahun 164 H atau pada bulan
November 780 M.

Ayahnya seorang Mujtahid. Abdullah Malik Al-Shaiban. Sejak kecil ibn Hambal
ini sudah mempelajari hadis yakni diusia 15 tahun. Ahmad bin Hanbal adalah
seorang pendiri Madzhab fiqih, yang terkenal dengan nama Madzhab Ahmad bin
Hanbal, selain itu dia adalah seorang ulama hadis yang tersohor.

Ahmad bin Hanbal wafat pada tahun 241 H di kuburkan I tempat kelahirannya
yaitu Baghdad.
Karya-karya Imam Ahmad
Berikut daftar karya tulis Ahmad bin Hanbal:
1. Al-Ilal Wa Ma’rifat Al-Rijal
2. Tarikh
3. Al-Nasakh Wa Al-Mansukh Al-Tafsir
4. Al-Manasih
5. Al-Asyribah
6. Al-Zuhd
7. Al-Radd’ala Al-Zanadiqoh Wa Al-Jahmiyah
8. Al-Musnad
Profil dan Sistematika Musnad Ahmad
Musnad karya Ahmad bin Hanbal ini diterbitkan pertama kali
pada tahun 1313 H di Mesir dalam bentuk enam jilid besar,
kemudian ditahqiq oleh Ahmad Muhammad Syakir dalam bentuk
lima belas jilid. Setiap jilid Musnad terdiri dari 400 sampai 500
lebih halaman, 15 berhasyiyah Muntakhab Kanz al-Ummal fi
Sunan al-Aqwal wa al-Af’al karya Syeikh ‘Ala al-Din ‘Ali bin
Hisam al-Din yang lebih dikenal dengan nama al-Muttaqiy al-
hindiy.
Isi Kitab Musnad Ahmad
Jumlah hadis secara keseluruhan yang termuat dalam musnad
Ahmad, yaitu 40.000 hadis. Ada yang mengatakan bahwa di
antara 40.000 hadis tersebut, ada 10.000 hadis yang berulang dan
10.000 hadis pula yang didentifikasi berasal dari puteranya,
Abdullah. 17 jumlah tersebut merupakan hasil seleksi Imam
Ahmad dari 750.000 hadis yang telah dikumpulkannya.
Isi Kitab Musnad Ahmad
1. Musnad al-’Asyrah al-Mubasyyirin bi al-Jannah
2. Musnad as-Sahabah ba’da al-’Asyrah
3. Musnad Ahli al-Bait
4. Musnad Bani Hasyim
5. Musnad al-Mukirin min assahabah
6. Baqi Musnad al-Muskirin
7. Musnad al-Makkiyyin
8. Musnad al-Madaniyyin
9. Musnad al-Kufiyyin
10. Musnad as-Syamiyyin
11. Musnad al-Basriyyin
12. Musnad al-An sar
13. Baqi Musnad al-An sar
14. Musnad al-Qabail
Metode Periwayatan Hadis dalam
Musnad Ahmad
• Mendahulukan hadist dari orang tsiqah dan dhabit, tetapi ia
tetap menerima hadist dari orang takwa yang kurang dhabit
jika dalam masalah itu tidak ada hadis yang lain.
• Ia hanya menerima hadis Shahih (bersambung sanadnya) dan
menolak hadis mursal (terputus sanadnya pada tingkat Thabi’in
atau tingkat sesudahnya).
• Ahmad menetapkan keshahihan matan hadis dengan cara
membandingkannya dengan hadis yang sudah ditetapkan
keshahihannya, jika bertentangan maka hadis tersebut
ditolaknya.
Kualitas Hadis Dalam Musnad Ahmad
1. Kelompok pertama, di antaranya Ibnu al-Madiniy, berpendapat
bahwa semua orang yang terdapat dalam musnad boleh dipakai
berhujjah dan semuanya adalah shahih berdasarkan pernyataan
Imam Ahmad dalam musnadnya bahwa jika kamu berselisih
paham tentang hadis Rasulullah SAW maka kembalilah ke
Musnad,jika kamu dapatkan di dalamnya maka ambillah, jika
tidak maka bukan hujjah.
2. Kelompok kedua, berpendapat bahwa di dalam Musnad Ahmad
terdapat hadis Shahih dan Dhaif, bahkan Maudhu’
3. Kelompok ketiga, mereka yang mengambil jalan tengah,
berpendapat bahwa dalam musdna terdapat hadis Shahih dan
dhaif yang mendekati hadis Hasan.
Metode Penulisan Kitab
Sistematika pernyataan yang digunakan Imam Ahmad adalah melihat dari
kedudukan atau tingkatan para sahabat berdasarkan siapa diantara mereka
yang terlebih dahulu masuk Islam (Al-Sabiqunal Awwalun). Kemudian Imam
Ahmad menulis riwayat para Ahlul Bayt dan sanak kerabat Rasulullah,
termasuk anggota Bani Hasyim. Kemudian Imam Ahmad beralih kepada
jumlah periwayatan dengan mencatumkan para sahabat yang meriwayatkan
hadist dalam jumlah besar (al-Mukisirun min al Riwayah).
Beliau menggunakan kriteria tempat dan domisili. Dalam kriteria ini Imam
Ahmad menyebutkan riwayat-riwayat para sahabat yang tinggal di Mekkah
(al-Makkiyu), lalu mereka yang tinggal di Madinah (al-Madanyyu), lalu
secara berurutan. Mereka yang tinggal di Syam (al-Syamiyyu), di Kuffah (al
kafiyyu) dan di Basrah (al Basriyyu). Kemudian pada bagian berikutnya,
Imam Ahmad mencantumkan riwayat-riwayat para sahabat Anshar, kemudian
para sahabat perempuan.
Metode Penulisan Kitab
Mengenal penulisan ban, Imam Ahmad menuliskan setiap
sahabat dalam bab tersendiri. Di dalamnya, beliau
mencantumkan seluruh hadist yang diriwayatkan oleh sahabat
tersebut lengkap dengan sanadnya. Jika terdapat perbedaan sanad
atau demi tujuan tertentu, maka Imam Ahmad mengulang
kembali pencantuman sanad atau matan hadist seringkali kedua-
duanya pada tempat yang berbeda. Karena itu, jumlah hadist
yang mengalami pengulangan mencapai seperempat bagian
Musnad beliau.
Thanks For Your Attention

Anda mungkin juga menyukai