Anda di halaman 1dari 14

STUDI KITAB

MUSNAD IMAM
AHMAD BIN HANBAL

Oleh : Mohammad Fahmi Shofrillah (16230006)


STUDY

Biografi Imam Ahmad bin Hanbal Profil Kitab Musnad Imam Ahmad
Biogarafi Imam Ahmad
 Nama Lengkap:Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin
Hilal bin Asad bin Idris bin Abdullah bin Hayyan bin
Abdullah bin Anas bin Auf bin Qasith bin Mazin bin
Syaiban bin Dzuhl bin Tsa’labah bin Ukabah bin Sha’b bin
Ali bin Bakar bin Wa’il, Imam Abu Abdillah al-Syaibani.

 Lahir di Baghdad pada Tanggal 20 Rabi’ul awwal tahun


164 H. Putra dari Muhammad bin Hanbal dengan
Maimunah binti Abdul Malik al-Syaibani.

 Imam Ahmad berpulang ke rahmatullah pada hari Jumat


241 H (855 M) di usia 77 tahun. Beliau meninggal di
Baghdad dan dikebumikan di Marwaz.
Kepribadian Ahmad bin Hanbal
 Ahmad Bin Hanbal dikenal sebagai sosok yang punya
tingkat intelektual yang tinggi, sehingga mampu menghafal
berjuta hadis, hal yang mustahil dilakukan oleh seseorang
kecuali memiliki kapasitas intelektual yang mumpuni
(dhabit), Ahmad bin Hanbal juga terkenal sebagai seorang
yang Zahid, tidak ambisius terhadap jabatan, bahkan
ketika suatu saat pernah ditawarkan kepadanya jabatan
Hakim, akan tetapi ditolaknya.

 Keahlian Ahmad Ibn Hanbal dalam ilmu hadis tidak


diragukan lagi, sehinnga banyak ulama yang berguru
padanya. Menurut pengakuan putra sulungnya, Abdullah
bin Ahmad, Imam Ahmad hafal hingga 700.000 hadis
diluar kepala. Tidak hanya itu, Imam Ahmad juga dikenal
sebagai ahli ibadah dan ahli derma.
Para Guru dan Murid Imam Ahmad
bin Hanbal
 Guru – gurunya : Hasyim, Sufyan ibn Uyainah, Ibrahim
ibn Sa’ad, Jarir bin ‘Abd al-Hamid, Yahya ibn Qathan, Imam
Syafi’i, Waqi’, Abu Daud al-Tayalisi, dan Abdurrahman ibn
al- Mahdy dan masih banyak yang lainnya.

 Murid – muridnya : Imam Bukhari, Muslim, Abu Daud,


Abu Zar’ah, Yahya bin Adam, Abdul Rahman bin Mahdi,
Yazid bin Harun, al-Razi, al-Damasyqi, Ibrahim al-Harbi,
Abu Bakr Ahmad bin Hani’ al-Ta’ie, al-Athram, Muhammad
bin Ishak al-Shagani, Ibn Abi al-Dunya dan Ahmad ibn Abi
al-Harawimy, Waki’ bin al-Jarrah, Ibnu Mahdi, Abul Walid,
Abdur Razzaq, Yahya ibn Ma’in, Ali ibn al-Madiny dan al-
Husai ibn Manshur.
Karya - Karyanya

 Al-Tafsir, al-Nasikh wa al-Mansukh, al-Tarikh,


Hadis Syu’bah, al-Muqaddam wa al-Mu’ akkhar fi
al-Qur’an, Fawabah al-Qur’an, al-Munasik al-
Kabir, al-Manasik al-Shaghir, al-Illal, al-Manasik,
al-Zuhd, al-Iman, al-Masa’il, al-Asyribah, al-
Fadha’il, Tha’ah al-Rasul, al-Fara’idh, al-Radd ala
al-Fahmiyah dan Musnad Ahmad. Dari sejumlah
karyanya, kitab Musnad Ahmad inilah yang
termasyur sehingga membuat nama Imam
Ahmad terkenal dikalangan keilmuan Islam.
Musnad Ahmad
 Musnad adalah kitab hadis yang urutan penyebutannya
berdasarkan nama sahabat, yang lebih dahulu masuk
Islam atau berdasarkan nasab. Kitab Musnad Ahmad
merupakan salah satu karya monumentalnya Imam Ahmad
di bidang hadis yang masih menjadi rujukan dalam
berbagai persoalan umat hingga saat ini. Kitab ini ditulis
pada permulaan abad III H.

 Menurut sebagian ulama, derajat kitab ini berada di bawah


kitab sunan. Adapun peringkat pertama ditempati oleh
Sahih al-Bukhari karya Imam Bukhari, Sahih Muslim karya
Imam Muslim, dan al-Muwatta’ karya Imam Malik. Musnad
Ahmad termasuk kitab termashur dan terbesar yang
disusun pada periode kelima perkembangan hadis (abad
III H)
Musnad Ahmad
 Musnad Imam Ahmad memuat 40.000
Hadis yang merupakan hasil seleksinya
dari 75.000 Hadis. Umumnya, hadis
dalam kitab ini berderajat sahih dan
hanya sedikit yang dhaif. dan 10.000
hadis di antaranya berbentuk
pengulangan. Selain itu, ada juga 10.000
hadis yang merupakan tambahan dari
Abdullah, putra Imam Ahmad, dan dari
Ahmad bin Ja’far Al Qath’i.
Persyaratan Hadis Imam Ahmad
Persyaratan yang ditetapkan Ahmad dalam
menyusun kitab musnadnya adalah bahwa ia tidak
akan meriwayatkan hadis dari seorang yang telah
terkenal pendusta, akan tetapi dia menerima
hadfis dari orang yang diyakini keberagaman dan
kebenarannya, bukan orang yang diragukan
kejujurannya. Dengan demikian, persyaratan
Ahmad bin Hanbal lebih ketat bila dibandingkan
dengan persyaratan Abu Dawud dalam sunannya.
Dimana Abu Dawud kadang-kadang menerima
riwayat dari seorang perawi yang ditolak oleh
imam Ahmad bin Hanbal.
Metode penyusunan kitab Munad
Ahmad
Metode penyusunan kitab Musnad Ahmad jelas berbeda
dengan metode penyusunan kitab lainnya. Kalau kitab sunan
dan sahih misalnya, mengurutkan pembahasannya dengan
mengacu pada sistematika fikih, yaitu dimulai dari bab
ibadah, pernikahan, muamalah, dan seterusnya, Musnad
tidak demikian. Hadis-hadis dalam Kitab Musnad disusun
berdasarkan riwayat para perawi. Artinya, seluruh hadis yang
diriwayatkan oleh seorang perawi ditampilkan dalam satu
bagian, sedangkan bagian selanjutnya memaparkan
himpunan hadis yang diriwayatkan perawi lain.
Bagian – bagian dalam Musnad Ahmad
Berdasarkan versi yang terhimpun dalam Maktabah al-Syamilah,
Kitab Musnad Ahmad, berisi 14 bagian, yaitu:
 a. Musnad al-‘Asyrah al-Mubasyyirin bi al-Jannah (musnad sepuluh
sahabat yang mendapatkan jaminan masuk surga).
 b. Musnad as-Sahabah ba’da al-‘Asyrah (musnad sahabat yang selain
sepuluh sahabat di atas).
 c. Musnad Ahli al-Bait (musnad sahabat yang tergolong Ahli Bait).
 d. Musnad Bani Hasyim (musnad sahabat yang berasal dari Bani Hasyim).
 e. Musnad al-Muksirin min as-Sahabah (musnad sahabat yang banyak
meriwayatkan hadis).
 f. Baqi Musnad al-Muksirin (musnad sahabat yang juga banyak
meriwayatkan hadis).
 g. Musnad al-Makkiyyin (musnad sahabat yang berasal dari Mekah).
 h. Musnad al-Madaniyyin (musnad sahabat yang berasal dari Madinah).
 i. Musnad al-Kufiyyin (musnad sahabat yang berasal dari Kufah).
 j. Musnad asy-Syamiyyin (musnad sahabat yang berasal dari Syam).
 k. Musnad al-Basriyyin (musnad sahabat yang berasal dari Bashrah).
 l. Musnad al-Ansar (musnad sahabat Ansar).
 m. Baqi Musnad al-Ansar (musnad yang juga berasal dari sahabat Ansar).
 n. Musnad al-Qabail (musnad dari berbagai kabilah atau suku)
Sumber Hadis – hadis dalam
Musnad Ahmad
 Hadis yang diriwayatkan Abdullah dari ayahnya, Ahmad ibn
Hanbal, dengan mendengar langsung. Hadis seperti ini paling
banyak jumlahnya di dalam Musnad Ahmad.
 Hadis yang didengar Abdullah dari ayahnya dan dari orang lain.
Hadis semacam ini sangat sedikit jumlahnya.
 Hadis yang diriwayatkan Abdullah dari selain ayahnya. Hadis-
hadis ini, ahli hadis menyebutnya zawaid Abdullah (tambahan-
tambahan).
 Hadis yang tidak didengar Abdullah dari ayahnya tetapi dibacakan
kepada sang ayah.
 Hadis yang tidak didengar dan tidak dibacakan Abdullah kepada
ayahnya, tetapi Abdullah menemukannya dalam kitab sang ayah
yang ditulis dengan tangan.
 Hadis yang diriwayatkan oleh al-Hafiz Abu Baqar al-Qati’i
Cara Menggunakan Kitab Musnad
Dalam kaitan ini dapat dikatakan bahwa salah satu hal yang
unik dalam penyusunan kitab Musnad yaitu menyusun hadis
berdasarkan nama para sahabat Nabi saw. yang
meriwayatkan hadis itu. Untuk mempergunakan kitab ini
seseorang harus menetapkan dulu hadis riwayat siapa yang
ia kehendaki. Karena itu bagi orang yang merujuk kepada
kitab Musnad dan ia mau mencari hadis berkaitan dengan
bab salat misalnya, ia tidak akan mendapatkan hasil apa-
apa. Sebab dalam kitab Musnad tidak akan ditemukan bab
salat, bab zakat dan sebagainya, yang ada hanyalah bab
tentang nama-nama sahabat Nabi serta hadis-hadis yang
diriwayatkan mereka.
Sekian....

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai