Anda di halaman 1dari 3

Kasus

Gadai Mobil Rental Terkuak

BIREUEN - Aparat Polres Bireuen membongkar kasus pengadaian mobil rental


yang melibatkan sejumlah orang. Hasilnya, lima unit mobil berhasil diamankan
dan seorang perantara ditahan. Sementara empat mobil lainnya sedang diburu dan
dua warga lain yang terlibat dalam kasus itu sudah dimasukkan dalam Daftar
Pencarian Orang (DPO) Polres Bireuen. Terungkapnya kasus itu berawal dari
laporan dua pengusaha rental di Bireuen ke Polres setempat, Senin (10/2) dimana
mobil-mobil mereka yang dirental seseorang diketahui sudah digadaikan kepada
pihak lain.

Kasat Reskrim Polres Bireuen, AKP Jatmiko kepada Serambi, Rabu


(12/2),mengatakan, dua pengusaha itu melapor ke pihaknya karena keberadaan
mobil mereka sekarang tak jelas lagi dan bahkan ada yang sudah digadaikan orang
yang merental pertama kali. Berdasarkan laporan itu, lanjut AKP Jatmiko,
pihaknya membentuk tim khusus melacak modus penipuan dengan mengadaikan
mobil sewaan. Akhirnya, tim berhasil mendapatkan lima mobil milik dua usaha
rental yang digadaikan kepada pihak lain dan kini mobil itu sudah diamankan ke
Polres Bireuen.

Modusnya, jelas Kasat Reskrim, pelaku merental mobil untuk tiga sampai atau
empat hari dengan membayar lunas biaya rentalnya. Setelah itu, orang yang
merental mobil itu mencari perantara yang mau mengadaikan mobil tersebut ke
pihak lain dengan harga rata-rata Rp 30 juta/unit.

Setelah masa rental habis, menurut Jatmiko, mobil tersebut tidak dikembalikan
kepada pemilik rental dengan alasan sedang di luar daerah dan tambahan biaya
akan dilunasi kemudian. “Setelah disilidiki, ternyata mobil yang dirental pihak
pertama sudah pindah tangan ke pihak kedua dengan status gadai,” timpal Kasat
Reskrim yang didampingi KBO Reskrim, Ipda Muhammad Isral SIK.

Menurut laporan yang masuk, tambahnya, ada sembilan mobil rental digadaikan
oleh pihak yang menyewa dari pemilik ke pihak lain. Saat ini tim lapangan sedang
mencari empat mobil lagi. “Ada dua orang yang kami duga sebagai pelaku yang
merental mobil dan menggadaikan ke pihak ketiga, sedang diburu,” jelasnya.

Kapolres Bireuen, AKBP M Ali Khadafi SIK mengatakan, kasus itu sedang
dikembangkan dan pihaknya sedang memburu pelaku. Kapolres berharap
masyarakat lebih waspada menyewakan mobil orang lain dan orang yang
menggadai mobil harus meneliti dulu asal usul mobil serta surat-suratnya atas
nama siapa. “Pemilik rental yang merasa tertipu agar segera melapor ke kami,”
harap M Ali Khadafi.(yus)

Analisis Kasus

Melihat dari kasus diatas banyak dijumpai cabang masalah. Antara lain
masalah tersebut meliputi:

a) Apakah batal praktek hutang gadai diatas?


b) Bagaimana pelaku mendapatkan sanksi?
c) Terjerat pasal apakah pelaku penyimpangan diatas?

Berikut pemakalah akan menjawab kasus diatas berdasarkan analisis


hukum positif.

Apakah batal praktek hutang gadai diatas?

Dalam Pasal 1320 KUHperdata disebutkan syarat sah suatu perjanjian,


yaitu:

a) Sepakat, artinya bahwa para pihak yang mengadakan perjanjian itu


harus bersepakat atau setuju mengenai perjanjian yang akan
diadakan tersebut, tanpa adanya paksaan, kekhilafan dan penipuan.
b) Kecakapan, yaitu bahwa para pihak yang mengadakan perjanjian
harus cakap menurut hukum, serta berhak dan berwenang
melakukan perjanjian. Adapun orang yang tidak cakap dalam
melakukan perjanjian yaitu orang yang belum dewasa, masih
dibawah pengampuan, dan orang-orang tertentu yang dilarang oleh
undang-undang.

Dari syarat yang tercantum dalam pasal 1320 KUHperdata maka dapat
diambil kesimpulan bahwa pelaku rental gadai diatas menyalahi peraturan
perjanjian. Adapun penyimpangan perjanjian tersebut tidak hanya dalam hal
praktek gadai saja namun dalam praktek rental pelaku juga dapat dikategorikan
telah melanggar peraturan perjanjian. Oleh sebab itu maka semua perjanjian yang
dilakukan oleh pelaku menjadi batal.

Bagaimana pelaku mendapatkan sanksi?

Dari kasus diatas dapat diketahui bahwa perjanjian yang dilakukan oleh
pihak terkait ditemui adanya wanprestasi, adapun pengertian dari wanprestasi
yaitu tidak memenuhi kewajiban yang telah disepakati dalam perjanjian. 1 Pada
kasus diatas yang menunjukkan bahwa pelaku melakukan wanprestasi yaitu
pelaku melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan.
Adapun sanksi yang didapatkan pelaku bisa berupa sebagaimana akibat hukum
dari wanprestasi itu sendiri. Antara lain akibat hukum wanprestasi yaitu2:

a) Membayar kerugian (pasal 1243 KUHperdata)


b) Kreditur dapat menuntut pemutusan atau pembatalan perikatan
melalui pengadilan (pasal 1266 KUHperdata)
c) Peralihan resiko. Benda yang dijanjikan obyek perjanjian sejak saat
tidak dipenuhinya kewajiban menjadi tanggung jawab pelaku.
(pasal 1237 ayat 2 KUHperdata)
d) Pelaku Membayar biaya perkara, jika perkara sampai
dipersidangan.

1
Abdulkadir, 241
2
Abdul kadir,243

Anda mungkin juga menyukai