Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PANDANGAN HUKUM PERDATA DALAM KASUS HUTANG PIUTANG

Nama: Naryama bani widyadhana


NIM: 2143500722
Mata Kuliah: Sosiologi Peradilan Pidana
Kelas: KO
Dosen Pengampu: Untung sumarwan, M.Si

PRODI KRIMINOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
2023
BAB 1
A. LATAR BELAKANG

Pembangunan ekonomi tersebut diarahkan pada terwujudnya perekonomian nasional yang


mandiri, handal berdasarkan demokrasi ekonomi. Sehingga dengan meningkatnya kegiatan
pembangunan ekonomi tersebut, maka meningkat pula keperluan akan tersedianya dana yang
cukup besar. Untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya, sesorang harus
melakukan/mengadakan suatu hubungan dengan orang lain yang ada di sekitarnya. Jenis
perjanjian yang dilakukan pun bisa bermacam-macam, misalnya melakukan perjanjian jual-
beli, perjanjian sewa-menyewa, perjanjian utangpiutang, dan lain sebagainya.

Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna mengembangkan kegiatan usaha yang
dikembangkan secara mandiri. Karena untuk mengembangkan suatu usaha harus mempunyai
atau membutuhkan modal dana yang cukup besar. Perbankan, diatur dalam Pasal 1 angka
, yang menyatakan bahwa Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga

B. RUMUSAN MSALAH
Bedasarkan latar belakang masalah dari makalah yang berjudul pandangan hukum perdata
terhadap hutang piutang, akan membahas tentang:
1. Apa yang di maksud hutang piutang?
2. Bagaimana hukum perdata mengatur hutang piutang?
3. Apa manfaat hutang piutang?
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Apa yang di maksud hutang piutang


Utang dan piutang adalah uang yang diambil oleh orang lain untuk dipinjamkan kepada
orang lain, dalam KUH Perdata hutang dan piutang disebut akad kredit dan dalam Pasal
1754 diatur bahwa akad hutang dan hutang adalah salah satu uang dari barang milik
pihak lain. dan penggunaan yang dimaksudkan. asalkan pihak lain mengembalikan
jumlah yang sama dalam kondisi yang sama.
Pinjaman diawali dengan adanya perjanjian antara dua badan hukum yang dikenal
dengan nama debitur dan kreditur, kemudian dilanjutkan dengan perjanjian penyerahan
barang jaminan. Jaminan adalah jaminan kepada kreditur bahwa debitur telah
memenuhi kewajiban moneter yang diperkirakan. Setiap kreditur yang menerima
pinjaman akan selalu mengharapkan pinjaman tersebut dijamin. Barang yang dialihkan
oleh debitur kepada kreditur berdasarkan perjanjian pinjam meminjam dengan barang
milik orang lain yang sah atau barang milik orang lain. Kontrak penerimaan hutang dan
kontrak jaminan harus disepakati antara para pihak dalam kontrak. Pasal 1320
KUHPerdata menjelaskan syarat sahnya kontrak sebagai berikut:

Kedua belah pihak menerima isi pokok kontrak yang ditandatangani secara sukarela
dan saling menguntungkan.
Tidak ada pihak yang menolak apa yang diinginkan pihak lain .
Ada kesepakatan dengan kesepakatan dan dari sana kesepakatan itu mengikat kedua
belah pihak dan dapat dilaksanakan.
Dalam suatu akad pinjam-meminjam harta, debitur dan kreditur bebas menentukan isi
dan bentuk akad menurut prinsip-prinsip akad, yaitu kebebasan untuk mengadakan.
Perjanjian pinjam-meminjam harta ini harus dibuat secara tertulis karena apabila
dikemudian hari terjadi hal-hal yang tidak diharapkan, bentuk tertulis akan lebih mudah
digunakan sebagai alat bukti , karena dalam hukum perdata, alat bukti tertulis
merupakan alat bukti yang utama. Dalam hubungan utang, jika debitur tidak melakukan
secara sukarela, kreditur berhak menuntutnya. Jika tidak ada piutang setelah penagihan,
barang jaminan utang akan dijual untuk memenuhi piutang . Dengan menandatangani
kontrak tertulis, masing-masing pihak memperoleh kepastian hukum tentang pokok-
pokok kontrak yang telah mereka sepakati.

Mengenai kebenaran adanya berbagai hutang, seperti kontrak tertulis antara para pihak,
biasanya diaktakan . Notaris adalah pejabat umum yang dengan persetujuan tertulis
kedua belah pihak mempunyai wewenang orang lain yang diatur dalam undang-
undang, biasanya dalam bentuk perbuatan, dan berwenang untuk melakukan perbuatan
yang sebenarnya. Dokumen adalah pernyataan tertulis yang ditandatangani dan dibuat
oleh seseorang atau pihak untuk digunakan sebagai alat bukti dalam suatu proses
hukum.
Namun dalam prakteknya, perjanjian pinjam meminjam sering terjadi ketika peminjam
gagal memenuhi kewajiban pembayaran kembali kepada kreditur. Situasi ini dapat
dinilai sebagai standar atau situasi di mana debitur gagal memenuhi kewajibannya tepat
waktu/berlawanan dengan kontrak. Keterlambatan juga diatur dalam Pasal 1238
KUHPerdata; hal ini menunjukkan bahwa debitur telah menuntut kelalaian/pelanggaran
jika debitur dianggap lalai atas perintah atau kesepakatan (umum) atau atas
partisipasinya sendiri. kewajiban. karena waktu telah berlalu. Tuntutan dapat
diselesaikan melalui gugatan perdata, karena kesepakatan antara kreditur dan debitur
dapat mengakibatkan penundaan. Agar debitur terlambat menyatakan, kreditur harus
terlebih dahulu menggugat di pengadilan. Jika keputusan pengadilan sejalan dengan
tawaran kreditur, utang baru dapat ditangguhkan. tertunda menurut ketentuan hukum
perdata , debitur mungkin harus membayar ganti rugi karena pelaksanaan ketentuan
hukum yang tidak tepat. Namun, perlu diingat bahwa klaim apa pun, termasuk
kompensasi yang diperlukan, harus disajikan secara lengkap dan jelas dalam prosesnya.
Prinsip dalam kasus perdata adalah menerapkan terlalu sedikit doktrin atau hakim tidak
dapat melampaui apa yang diperlukan dalam keputusannya. Oleh karena itu, jika
kreditur tidak mengajukan tuntutan dalam proses ini, keputusan biasanya tidak
termasuk ganti rugi. Selain penyelesaian perdata, debitur juga dapat dituntut atas tindak
pidana seperti penipuan/penyalahgunaan dana masyarakat untuk memenuhi kewajiban
utang.

Akan tetapi, untuk membuat suatu tuntutan pidana, perilaku debitur harus memenuhi
syarat-syarat hukum pidana. Pinjaman Anda juga harus memberikan bukti yang kuat,
karena pinjaman dapat ditinggalkan jika ada unsur wanprestasi dan bukti yang tidak
mencukupi. Jika seorang kreditur mengadukan kepada polisi, menurut Pasal 372
KUHP, perbuatan itu harus mengandung unsur kesengajaan yang melawan hukum oleh
pemilik orang lain, dalam hal itu utang/uang itu adalah milik kreditur. Orang percaya
dan properti tidak tunduk pada pemeriksaan kriminal.

Tindak pidana yang diatur dalam Pasal 378 KUHP, yang berkaitan dengan pelunasan
utang atau pengampunan utang. Penipuan dan penggelapan merupakan penghinaan,
sehingga pertanggungjawaban hanya dapat diselesaikan jika kreditur memutuskan
untuk melaporkan utang tersebut kepada polisi. Jika debitur terbukti melakukan
korupsi/penipuan, dapat dipidana empat tahun penjara.

Menurut ketentuan Pasal 1243 KUH Perdata, ganti rugi perdata lebih menitikberatkan
pada ganti rugi atas tidak terlaksananya kontrak, terutama kewajiban pelunasan utang
dan kerugian kreditur karena wanprestasi. Kompensasi meliputi: Kehilangan harta
milik orang percaya karena biaya yang dikeluarkan, kerugian aktual akibat kerusakan,
wanprestasi, bunga atau keuntungan yang diharapkan. Menurut ketentuan Pasal 1243
KUH Perdata, hanya jika debitur tidak memenuhi janjinya setelah dinyatakan tidak
setia barulah ia mulai menuntut ganti rugi atas tidak dipenuhinya janji itu. Lewati ini
atau sesuatu yang perlu dilakukan atau dilakukan dari waktu ke waktu. Yang dimaksud
dengan ganti rugi dalam pasal ini adalah ganti rugi yang diakibatkan oleh tidak
terbayarnya (non-fulfilment of the promise).

Kontrak adalah transaksi hukum yang dilakukan oleh satu orang atau lebih dengan satu
orang atau lebih, bagian ketiga dari KUH Perdata bergantung pada asas kebebasan
berkontrak. Asas ini diabadikan dalam Pasal 1338 KUHPerdata sebagai berikut:
Pernyataan: "Setiap perjanjian yang dibuat menurut undang-undang berlaku bagi
pembuat kontrak. "Tentang perjanjian pinjaman, jangka waktu pinjaman, bunga dan
pembayaran. pinjaman, syarat dan kewajiban yang disepakati dalam kontrak ini.
kontrak ditentukan secara bebas sesuai dengan ketentuan pasal ini. dengan kesepakatan
kedua belah pihak.

Perjanjian tersebut menimbulkan suatu kesepakatan, dan perjanjian tersebut juga


menimbulkan hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian tersebut. KUHPerdata
1759-1764. istilah yang mendefinisikan hak dan kewajiban antara kreditur dan
penerima.

B. Bagaimana hukum perdata mengatur hutang piutang


Utang piutang termasuk salah satu jenis perjanjian yang dimuat dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata (KUH Perdata). Apabila perjanjian tersebut melahirkan perikatan sudah barang
tentu dalam hal ini juga harus dibahas mengenai hapusnya perikatan. Hapusnya perikatan diatur
dalam Pasal 1381 KUH Perdata, secara umum pelunasan utang berupa pembayaran. Dalam
beberapa kesempatan, pelunasan utang dapat berbentuk perjumpaan utang, tergantung dalam
isi perjanjian yang mana para pihak saling memiliki kewajiban pembayaran utang satu sama
lainnya.

Perjumpaan utang – Piutang dalam KUH Perdata, disebut juga dengan kompensasi yang diatur
dalam Pasal 1425 KUH Perdata sampai dengan Pasal 1435 KUH Perdata. Dalam Pasal 1425
KUH Perdata dijelaskan bahwa:

“Jika dua orang saling berutang satu pada yang lain, maka terjadilah antara mereka suatu
perjumpaan, dengan mana utang-utang antara kedua orang tersebut dihapuskan, dengan cara
dan dalam hal-hal yang akan disebutkan sesudah ini.”

Mariam Darus menerjemahkan pasal tersebut yaitu kompensasi terjadi apabila dua orang saling
berhutang pada yang lain dengan mana hutang-hutang antara kedua orang tersebut dihapuskan,
oleh undang-undang ditentukan bahwa di antara mereka telah terjadi suatu perhitungan
menghapuskan perikatannya. Sementara itu, menurut pendapat Johannes Ibrahim menyatakan
bahwa kompensasi atau perjumpaan utang adalah perjumpaan dua utang, yang berupa benda-
benda yang ditentukan menurut jenis (generieke ziken), yang dipunyai oleh dua orang atau
pihak secara timbal balik, dimana masing-masing pihak berkedudukan baik sebagai kreditur
maupun debitur terhadap yang lain, sampai jumlah yang terkecil yang ada di antara kedua
hutang tersebut.

Ketentuan Pasal 1426 KUH Perdata menerangkan terkait dengan perjumpaan utang atau
kompensasi terjadi demi hukum, yang berbunyi:

Perjumpaan terjadi demi hukum, bahkan dengan tidak setahunya orang-orang yang berutang,
dan kedua utang itu yang satu menghapuskan yang lain dan sebaliknya, pada saat utang-utang
itu bersama-sama ada, bertimbal balik untuk suatu jumlah yang sama.

Perjumpaan utang atau kompensasi yang dimaksud dalam Pasal 1426 KUH Perdata tersebut,
terjadi demi hukum, bahkan dengan tidak sepengetahuan orang-orang yang berutang, hal ini
bukan berarti bahwa perjumpaan utang atau kompensasi terjadi secara otomatis, tanpa usaha
dari pihak yang berkepentingan. Perjumpaan utang atau kompensasi dapat terjadi apabila kedua
utang tersebut seketika dapat ditentukan atau ditetapkan besarannya dan seketika pula dapat
ditagih. Sehingga apabila utang yang satu dapat ditagih sekarang, sedangkan utang yang
satunya tidak dapat ditagih sekarang atau bersamaan dengan utang yang satunya, maka
perjumpaan utang atau kompensasi tersebut tidak dapat terjadi.

Untuk dapat dilakukan perjumpaan utang atau kompensasi, perlu diperhatikan terkait dengan
ketentuan dalam Pasal 1427 KUH Perdata yang menyatakan bahwa perjumpaan hanyalah
terjadi antara dua utang yang kedua-duanya berpokok sejumlah uang, atau sesuatu jumlah
barang yang dapat dihabiskan, dari jenis yang sama, dan yang kedua-duanya dapat ditetapkan
serta ditagih seketika.

Dalam ketentuan Pasal 1427 KUH Perdata tersebut, terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi
antara lain sebagai berikut:

1. Kedua hutang harus sama-sama mengenai uang atau barang yang dapat dihabiskan dari jenis
dan kualitas yang sama.
2. Kedua utang seketika dapat ditetapkan besarnya atau jumlahnya dan seketika dapat ditagih.
Kalau yang satu dapat ditagih sekarang sedangkan utang lainnya baru dapat satu bulan yang
akan datang maka kedua utang itu tidak dapat diperjumpakan.

Sumber perjumpaan utang atau kompensasi tidak dibedakan darimana utang-piutang itu berasal
tanpa terkecuali sebagaimana diatur dalam Pasal 1429 KUH Perdata menyebutkan bahwa:

1. Apabila dituntutnya pengembalian suatu barang yang secara berlawanan dengan hukum.
2. Apabila dituntutnya pengembalian barang sesuatu yang dititipkan atau dipinjamkan, dan
3. Terdapat suatu utang yang bersumber pada tunjangan nafkah yang telah dinyatakan tak
dapat disita (alimentasi).

C. MANFAAT HUTANG PIUTANG


Berhutang adalah hal yang dihindari oleh sebagian besar orang. Kekhawatiran tidak bisa
membayar tepat pada waktunya dan dihampiri U oleh para debt collector yang bisa berbuat
kasar kapan saja, merupakan PIL salah satu alasan orang menghindari hutang.

Namun banyak yang tidak tahu jika berhutang memiliki manfaat yang positif. Selain
menghindari kekosongan dana, uang yang ada masih bisa digunakan untuk perputaran bisnis
yang lain. Menyicil pun salah satu bentuk berhutang. Hanya saja sebaiknya Anda tidak
berhutang untuk membeli barang-barang yang sifatnya konsumtif, misalnya membeli pakaian,
gadget dan kebutuhan sehari-hari. Dikutip dari ivillage, berikut manfaat berhutang yang baik
untuk Anda.

1. Membantu Menghasilkan Uang "Hutang jika ditangani secara bertanggung jawab, akan
membantu Anda berinvestasi kepada aset yang lebih penting, entah itu rumah maupun
pendidikan," ujar Greg McBride, ahli finansial senior Bankrate. Contohnya, ketika
Anda pintar melihat momen yang tepat membeli rumah; waktu dan lokasi, nilainya akan
naik dan memberikan Anda keuntungan saat menjualnya meskipun belum dilunasi
Seiring waktu berjalan, nilai cicilan Anda tetap sama, sedangkan yang terjadi harga
rumah sudah melambung tinggi. McBride kembali menambahkan, "definisi dari
berhutang yang baik adalah sesuatu yang bisa memberikan nilai yang lebih tinggi di
kemudian hari - bukan cara membayar tindakan konsumtif Anda."

2. Murah Ketika suku bunga sedang rendah, berhutang menjadi lebih masuk akal
ketimbang mencairkan investasi bernilai tinggi Anda untuk membayar sesuatu. Hal ini
dijelaskan oleh McBride untuk menghindari kesalahan penggunaan investasi milik
pribadi yang mungkin nilainya akan lebih tinggi di masa depan.
Di Indonesia, hal ini merupakan tindakan berisiko, terutama jika uang yang dibutuhkan
sifatnya urgent. Jadi, sebelum mengambil keputusan konsultasikan dengan pihak bank
ataupun asuransi Anda, apakah memang sebaiknya mencairkan investasi atau
mengambil hutang.

3. Perputaran Dana Saat Anda melakukan cicilan, bisa dibilang sedang berhutang dalam
periode tertentu. Mengapa harus menyicil? Jika Anda seorang pengusaha atau memiliki
profesi yang bertanggung jawab atas dana yang besar, maka menyicil adalah sesuatu
yang biasa. Tidak mengeluarkan dana sekaligus sebagai pelunasan, namun menyicil
dan memutar dana untuk keperluan transaksi bisnis yang lain adalah kuncinya.

4. Yang perlu diperhatikan dari cara ini adalah, apakah selama proses menyicil, Anda
telah menghasilkan keuntungan dari perputaran dana tersebut, karena jika tidak, maka
bisa dibilang Anda gagal. Pastikan juga apakah bunga yang ditawarkan 0%, karena jika
tidak, sebaiknya tidak perlu berhutang, mengingat bunga yang disertai pun tinggi.

Bagi para pemilik kartu kredit, pastinya sering mendapatkan penawaran hadiah atau
potongan harga yang menggiurkan jika menggunakan fasilitasnya. Sebenarnya, hal ini
tidak diperuntukkan bagi semua orang. namun terbatas hanya kepada orang yang
memiliki perputaran dana yang baik. Namun dengan ketatnya persaingan antar kartu
kredit, hal ini terkesan biasa saja, seperti yang dipaparkan oleh McBride.
Banyak orang yang mengeluh akan tagihan kartu kredit yang menumpuk. Namun bagi
mereka yang pintar, kartu kredit menjadi salah satu bentuk penghematan, mulai dari
tiket nonton bioskop, diskon makan di restoran, hingga hadiah-hadiah saat pembelian
barang tertentu. Kuncinya adalah mengetahui fasilitas yang ada dan bijaksana dalam
berhutang. Jangan pernah menunda untuk segera membayar tagihan kartu kredit ketika
Anda memiliki uang.

BAB 3
PENUTUP

Utang dan piutang adalah uang yang diambil oleh orang lain untuk dipinjamkan kepada
orang lain, dalam KUH Perdata hutang dan piutang disebut akad kredit dan dalam Pasal
1754 diatur bahwa akad hutang dan hutang adalah salah satu uang dari barang milik
pihak lain. dan penggunaan yang dimaksudkan. asalkan pihak lain mengembalikan
jumlah yang sama dalam kondisi yang sama. Pinjaman diawali dengan adanya
perjanjian antara dua badan hukum yang dikenal dengan nama debitur dan
kreditur, kemudian dilanjutkan dengan perjanjian penyerahan barang jaminan.
Jaminan adalah jaminan kepada kreditur bahwa debitur telah memenuhi kewajiban
moneter yang diperkirakan. Notaris adalah pejabat umum yang dengan persetujuan
tertulis kedua belah pihak mempunyai wewenang orang lain yang diatur dalam undang-
undang, biasanya dalam bentuk perbuatan, dan berwenang untuk melakukan perbuatan
yang sebenarnya. Dokumen adalah pernyataan tertulis yang ditandatangani dan dibuat
oleh seseorang atau pihak untuk digunakan sebagai alat bukti dalam suatu proses
hukum.
tertunda menurut ketentuan hukum perdata , debitur mungkin harus membayar ganti
rugi karena pelaksanaan ketentuan hukum yang tidak tepat. Namun, perlu diingat
bahwa klaim apa pun, termasuk kompensasi yang diperlukan, harus disajikan secara
lengkap dan jelas dalam prosesnya. Lewati ini atau sesuatu yang perlu dilakukan atau
dilakukan dari waktu ke waktu. Yang dimaksud dengan ganti rugi dalam pasal ini
adalah ganti rugi yang diakibatkan oleh tidak terbayarnya .
Kontrak adalah transaksi hukum yang dilakukan oleh satu orang atau lebih dengan satu
orang atau lebih, bagian ketiga dari KUH Perdata bergantung pada asas kebebasan
berkontrak. pinjaman, syarat dan kewajiban yang disepakati dalam kontrak ini. istilah
yang mendefinisikan hak dan kewajiban antara kreditur dan penerima. Utang piutang
termasuk salah satu jenis perjanjian yang dimuat dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata .
Dalam beberapa kesempatan, pelunasan utang dapat berbentuk perjumpaan
utang, tergantung dalam isi perjanjian yang mana para pihak saling memiliki kewajiban
pembayaran utang satu sama lainnya. Perjumpaan utang – Piutang dalam KUH
Perdata, disebut juga dengan kompensasi yang diatur dalam Pasal 1425 KUH Perdata
sampai dengan Pasal 1435 KUH Perdata.

BAB 4
DAFTAR PUSTAKA

Pahami Apa Itu Utang-Piutang. (2022, September 20). Retrieved from Magister Hukum
Universitas Medan Arena: http://mh.uma.ac.id/pahami-apa-itu-utang-
piutang/#:~:text=Utang%20piutang%20termasuk%20salah%20satu,Hukum%20Perda
ta%20(KUH%20Perdata)
Sakti, N. A. (2022, Maret 14). Hutang Piutang Dalam Perspektif Hukum Perdata. Retrieved
from Kompasiana:
https://www.kompasiana.com/nuryoga1105/622edde77a36cd0817023fe2/hutang-
piutang-dalam-perspektif-hukum-perdata
Wolipop. (2011, September 28). 4 Manfaat Positif dari Berhutang. Retrieved from Wolipop
Detik: https://wolipop.detik.com/work-and-money/d-1732237/4-manfaat-positif-dari-
berhutang

Anda mungkin juga menyukai