Anda di halaman 1dari 8

PERIKATAN

Prof Dr Jeane NS

 Perikatan sebenarnya tidak diatur dalam Burgerlijk


Wetboek (BW). Namun, dari pendapat para sarjana
mendefinisikan yakni perikatan adalah hubungan hukum
antara 2 pihak atau lebih di mana satu pihak berhak atas
prestasi sedangkan pihak lain berkewajiban untuk
melaksanakan prestasi tersebut
 Ap aitu perikatan dan apa itu perjanjian
Perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara dua
orang atau dua pihak, berdasarkan mana pihak yang
berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu. Sedangkan
perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji
kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling
berjanji untuk melaksanakan suatu
Perikatan lebih luas cakupannya dari perjanjian/
persetujuan/kontrak, karena perikatan terlahir tak hanya
lahir dari perjanjian/persetujuan/kontrak, namun perikatan
juga lahir dari undang-undang.
Pasal 1233 KUH Perdata menyebutkan perikatan lahir
karena suatu persetujuan atau karena undang-undang.
Perjanjian, persetujuan dan kontrak pada esensinya
memiliki makna yang sama, yaitu peristiwa hukum di
mana dua pihak atau lebih saling mengikatkan diri untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu, yang melahirkan
adanya hubungan hukum. Dari perjanjian, persetujuan,
dan kontrak lahirlah sebuah perikatan.
Sehingga, persamaan dari perikatan dan
perjanjian/persetujuan/kontrak adalah bahwa karena telah
saling mengikatkan diri, salah satu pihak berhak menuntut
sesuatu hal dari pihak yang lain, dan tuntutan itu wajib
1
dipenuhi pihak yang lain sebagaimana telah disepakati
bersama.
Sedangkan perbedaannya adalah pada tahapan dan
implikasinya. Secara singkat, perjanjian /persetujuan/
kontrak melahirkan adanya sebuah perikatan

Macam2 Perikatan
Essensialia adalah :
Bagian –bagian dari perjanjian yang tanpa bagian ini
perjanjian tidak mungkin ada. Harga dan barang adalah
essensialia bagi perjanjian jual beli.

Naturalia
Bagian-bagian yang oleh UU ditetapkan sebagai
peraturan-peraturan yang bersifat mengatur.Misalnya
penanggungan.

Accidentalia
Bagian-bagian yang oleh para pihak ditambahkan dalam
perjanjian dimana UU tidak mengaturnya.Misalnya jual
beli rumah beserta alat-alat rumah tangga.

2
Kontrak adalah kontrak (contract) menurut Black’s Law
Dictionary, diartikan sebagai suatu perjanjian antara dua
orang atau lebih yang menciptakan kewajiban untuk
berbuat atau tidak berbuat suatu hal yang khusus
kontrak merupakan bagian dari pengertian perjanjian.
Perjanjian sebagai suatu kontrak merupakan perikatan
yang mempunyai konsekuensi hukum yang mengikat para
pihak yang pelaksanaannya akan berhubungan dengan
hukum kekayaan dari masing-masing pihak yang terikat
dalam perjanjian tersebut.
Van Dunne sebagaimana dikutip oleh Arfiana Novera dan
Meria Utama dalam buku Dasar-dasar Hukum Kontrak
dan Arbitrase berpendapat bahwa kontrak adalah suatu
hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan
kata sepakat untuk menimbulkan hukum (hal. 5).
Selanjutnya, arti kontrak menurut J. Satrio dapat dilihat
dari dua perspektif, yaitu arti luas dan arti sempit. Kontrak
dalam arti luas berarti setiap perjanjian yang menimbulkan
akibat hukum sebagaimana yang dikehendaki oleh para
pihak termasuk di dalamnya perkawinan, perjanjian kawin,
dan lain-lain. Sedangkan dalam arti sempit, kontrak hanya
ditujukan kepada hubungan-hubungan hukum dalam
lapangan hukum kekayaan saja, seperti yang dimaksud
oleh Buku III KUH Perdata.
adi, dari pendapat para sarjana hukum tersebut, yang
dapat kita simpulkan antara lain:
Pasal 1233 KUH Perdata menyebutkan perikatan lahir
karena suatu persetujuan atau karena undang-undang.
Subekti dalam bukunya berjudul Hukum Perjanjian (hal. 1)
membedakan pengertian perjanjian dengan perikatan.
Subekti menyatakan bahwa hubungan antara perikatan
dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan
perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan, di samping

3
sumber-sumber lain. Suatu perjanjian juga dinamakan
persetujuan, karena dua pihak itu setuju untuk melakukan
sesuatu.

Guna lebih memahami perbedaan perikatan dan


perjanjian, berikut definisi Subekti mengenai perikatan:
Suatu perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara
dua orang atau dua pihak, berdasarkan mana pihak yang
satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain,
dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi
tuntutan itu.
Sementara itu, definisi perjanjian adalah sebagai berikut:
Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa di mana seorang
berjanji kepada seorang lain atau di mana dua orang itu
saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.

Macam Perikatan Bentuk yang paling sederhana:

 Perikatan bersahaja atau perikatan murni.Yi apabila


masing-masing pihak hanya satu orang dansesuatu yang
dapat dituntut hanya berupa satu hal serta penuntutanya.
Ini dapat dilakukan seketika
 Bentuk perikatan yang agak lebih rumit:
Perikatan bersyarat: suatu perikatan yang digantungkan
pada suatu kejadian di kemudian hari, yang masih belum
tentu akan atau tidak terjadi.
1). Perikatan dengan syarat tangguh
Perikatan lahir hanya apabila peristiwa yangdimaksud itu
terjadi dan perikatan lahir pada detikterjadinya peristiwa
itu.

4
2). Perikatan dengan suatu syarat batal
Suatu perikatan yang sudah lahir, justru berakhir ataubatal
apabila peristiwa yang di maksud itu terjadi.

 Perikatan tanggung menanggung


Suatu perikatan dimana terdapat beberapa orang
bersama-sama sebagai pihak debitur berhadapan dengan
satu kreditur atau sebaliknya. Bila beberapa orang berada
di pihak debitur maka tiap tiap debitur itu dapat dituntut
untuk memenuhi seluruh utang. Sebaliknya bila beberapa
orang berada dipihak kreditur, maka tiap-tiap kreditur
berhak menuntut pembayaran seluruh utang.

e. Perikatan yang dapat dibagi dan yang tak dapat dibagi;


Suatu perikatan, dapat atau tak dapat dibagi, adalah
sekedar prosentasinya dapat dibagi menurut imbangan
pembagian mana tidak boleh mengurangi hakekat
prestasi itu.

 Perikatan dengan ancaman hukuman


Adalah: suatu perikatan dimana ditentukan bahwa siberutang,
untuk jaminan pelaksanaan perikatanya, diwajibkan melakukan
sesuatu apabila perikatanya tidak dipenuhi.
Tujuan Sanksi/denda:
1. Menjadi pendorong bagi si berutang supayamemenuhi
kewajibanya.
2. Untuk memberikan si perpiutang daripembuktian tentang
jumlahnya ataubesarnya kerugian yang dideritanya.

5
 TIDAK TERLAKSANANYA PERJANJIAN WAN PRESTASI,
OVERMACHT DAN RESIKO
Cidera JanjiYaitu : Suatu keadaan tidak terlaksananya suatu
perjanjian dikarenakan kesalahan/kelalaian para pihak atau
salah satu pihak.
Bentuk Wanprestasi/Cidera janji berupa:
1. Tidak melaksanakan apa yang disanggupi akan dilakukan
2. Melaksanakan apa yang diperjanjikan tapi tidak sempurna
3. Malaksanakan apa yang dijanjikan tapi tidak tepat waktu
4. Melaksanakan sesuatu yang menurut perjanjian tidak
boleh dilakukan.

 Akibat kelalaian debitur


Membayar kerugian yang diderita oleh kreditur
 (Ganti Rugi ), menurut pasal 1243 KUHPerdata
maka,Biaya yaitu : Segala pengeluaran atau
perongkosannyata-nyata telah dikeluarkan oleh satupihak
 Kerugian yi : Kerugian karena kerusakan barang-barang
kepunyaan kreditur yangberakibat dari kelalaian debitur.
 Bunga yaitu : Kerugian yang berupa
kehilangankeuntungan yang sudah dibayarkan
olehkreditur.

 Pembatalan perjanjian
 1266 KUH Per membawa kedua pihak kembali seperti
keadaan semula sebelum perjanjian diadakan, jadi
perjanjian ini ditiadakan.

 Peralihan resiko
pasal 1460 KUH Perdt Resiko adalah kewajiban
untuk memikul kerugian jika terjadi suatu peristiwa diluar
kesalahan salah satu pihak yang menimpa barang-barang
yang terjadi obyek perjanjian.
6
 Membayar biaya perkara
pasal 181 HIR bahwa pihak yang dikalahkan wajib
membayar biaya perkara.
Menurut pasal 1276 KUH Per, kreditur dapat menuntut:
Pemenuhan perjanjian
Pemenuhan perjanjian disertai ganti rugi
Ganti rugi
Pembatalan perjanjian
Pembatalan perjanjian ditambah ganti rugi

Overmacht/Force majeur
Pengertian
Keadaan memaksa adalah suatu keadaan yang terjadi setelah
dibuatnya persetujuan, yang menghalagi debetur untuk
memenuhi presentasinya, dimana debitur tidak dapat
dipersoalkan dan dia tidak harus menanggung resiko serta
tidak dapat menduga pada waktu persetujuan dibuat
Overmacht menghentikan perikatan dan berakibat:
Kreditur tidak lagi dapat meminta pemenuhan prestasi
Debitur tidak lagi dapat dinyatakan lalai, dan karenanya tidak
wajib membayar ganti rugi
Resiko tidak beralih kepada debitur
Kreditur tidak dapat menuntut pembatalan pada perjanjian
timbal balik.

 RESIKO

7
Resiko pada Perjanjian sepihak
Adalah: Kewajiban memikul kerugian yang disebabkan karena
suatu kejadian diluar kesalahan salah satu pihak.
1. Resiko pada Perjanjian sepihak
Resiko ditanggung oleh kreditur, debitur tidakwajib
memenuhi prestasinya
2. Resiko pada Perjanjian timbal balik
Perjanjian timbal balik dimana salah satu pihak tidak
dapat memenuhi prestasi karena overmacht maka
seolah–oleh perjanjian itu tidak pernah ada.

HAPUSNYA PERJANJIAN (ps.1381 KUHPerdata)


1. Karena pembayaran;
2. Karena penawaran pembayaran;
3. Karena pembaharuan utang/novatie;
4. Karena perjumpaan utang/kompensasi;
5. Karena percampuran utang;
6. Karena musnahnya obyek;
7. Karena pembebasan utang;
8. Karena batal demi hukum atau dibatalkan;
9. Karena berlakunya syarat batal;
10. Karena daluarsa yang membebaskan

Anda mungkin juga menyukai