Anda di halaman 1dari 3

Nama : M Yusup Ikhwan Mutaqien

Nim : 41033300200136
Kelas 6 A-2
Mata kuliah : Hukum Asuransi
Dosen Penggampu : Widya Marthauli, S.H., M.H

Jawaban UTS

1. A Menurut KBBI Asuransi identik artinya dengan pertanggungan, dan dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat lebih mengenal kata Asuransi dari pada Pertanggungan. Pertanggungan
adalah perjanjian antara dua pihak, di mana pihak yang satu berkewajiban membayar iuran dan
pihak yang lain berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran apabila
terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama atau barang miliknya sesuai dengan perjanjian
yang dibuat.

B. Menurut Pasal 246 KUHD, asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian di mana
seorang penanggung dengan menikmati suatu premi mengikatkan dirinya kepada tertanggung
untuk membebaskannya dari kerugian karena kehilangan, kerusakan atau ketiadaan keuntungan
yang diharapkan, yang akan dideritanya karena kejadian yang tidak pasti.

C. Asuransi atau Pertanggungan adalah perjaniian antara dua pihak atau lebih, dengan mana
pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi,
untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakanatau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin
akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.

2. A. Menurut Pasal 1313 KUH Perdata perjanjian adalah “Suatu perbuatan di mana satu orang
atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang lain atau lebih” Jadi Hukum perjanjian
merupakan hukum yang terbentuk akibat adanya suatu pihak yang mengikatkan dirinya
kepada pihak lain. Atau dapat juga dikatan hukum perjanjian adalah suatu hukum yang
terbentuk akibat seseorang yang berjanji kepada orang lain untuk melakukan sesuatu hal.
B. Syarat Sah Perjanjian
 Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya
 Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
 Suatu hal tertentu
 Suatu sebab yanga halal/causa yang halal
C. Asas utama perjanjian :
 Asas kebebasan berkontrak, Asas kebebasan berkontrak merupakan salah satu asas yang
sangat penting dalam hukum kontrak. Kebebasan berkontrak ini oleh sebagian sarjana
hukum biasanya didasarkan pada Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata bahwa semua
perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya.
 Asas konsensualisme dapat disimpulkan melalui Pasal 1320 ayat (1) KUH Perdata.
Bahwa salah satu syarat sahnya perjanjian adalah adanya kesepakatan kedua belah pihak.
Dengan adanya kesepakatan oleh para pihak, jelas melahirkan hak dan kewajiban bagi
mereka atau biasa juga disebut bahwa kontrak tersebut telah bersifat obligatoir yakni
melahirkan kewajiban bagi para pihak untuk memenuhi kontrak tersebut.
 Asas Pacta Sunt Servanda Asas ini berhubungan dengan akibat perjanjian dan tersimpul
dalamkalimat “Berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya” pada
akhir Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata. Jadi, perjanjian yang dibuat secara sah oleh para
pihak mengikat para pembuatanya sebagai undang-undang.
D. Terdapat tiga keadaan di mana Seseorang dapat dikatakan wanprestasi, antara Lain :
 Debitur tidak memenuhi prestasi sama sekali, artinya debitur tidak memenuhi
kewajiban yang telah disanggupinya untuk dipenuhi dalam suatu perjanjian atau
tidak memenuhi kewajiban yang ditetapkan undang-undang dalam perikatan yang
timbul karena undang-undang.
 Debitur memenuhi prestasi, tetapi tidak baik atau keliru. Dalam hal ini debitur
melaksanakan/memenuhi apa yang telah diperjanjikan atau apa yang telah
ditentukan oleh undangundang, tetapi tidak sebagaimana mestinya menurut
kualitas yang ditentukan oleh undang-undang atau menurut kualitas yang telah
ditentukan dalam perjanjian.
 Debitur memenuhi prestasi, tetapi tidak tepat pada waktunya. Dalam hal ini debitur
memenuhi prestasinya tetapi terlambat dari waktu yang telah di tetapkan dalam
perjanjian.

E. Sebab sebab berakhirnya perjanjian :


 Pernyataan menghentikan perjanjian baik oleh kedua belah pihak maupun oleh salah
satu pihak. Hanya dapat dilakukan pada perjanjian yang bersifat sementara,
misalnya dalam Pasal 1603 ayat (1) KUH Perdata ditentukan bahwa para pihak
dapat mengakhiri perjanjian kerja jika diperjanjikan suatu waktu percobaan atau
pada perjanjian sewa - menyewa
 Adanya putusan hakim Misalnya dalam suatu perjanjian sewa-menyewa rumah
tidak ditentukan kapan berakhirnya, maka untuk mengakhiri perjanjian ini dapat
dilakukan dengan putusan Pengadilan Negeri.
 Apabila tujuan perjanjian telah tercapai. Dengan dicapainya tujuan perjanjian, maka
perjanjian itu akan berakhir. Misalnya dalam perjanjian jual beli televisi, setelah
televisi diserahkan oleh penjual dan pembeli telah membayar harganya, maka
perjanjian itupun berakhir.
 Batas berlakunya suatu perjanjian ditentukan oleh undang-undang, misalnya dalam
Pasal 1066 KUH Perdata bahwa para ahli waris dapat mengadakan perjanjian untuk
tidak melakukan pemecahan harta selama jangka waktu tertentu, yaitu hanya
mengikat selama lima tahun.

3. A. Pasal 1313 KUHPer menyebutkan bahwa suatu persetujuan atau perjanjian adalah suatu
perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau
lebih.Menurut pasal 246 KUHD maupun Pasal 1 Undang-UndangNomor 40 Tahun 2014 yakni
pasal yang berisi pengertian otentik dari asuransi, menyebutkan bahwa asuransi adalah suatu
perjanjian. Sebagai suatu perjanjian ia tunduk pada ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam
Buku Ke-III KUHPer yang dimulai dengan pasal 1313.

B. Sifat perjanjian Asuransi


 Bersifat aletair yakni prestasi penanggung masih harus digantungkan pada suatu
peristiwa yang belum pasti sedangkan prestasi tertanggung di gantungkan pada suatu
peristiwa yang sudah pasti,
 Perjanjian asuransi merupakan perjanjian bersyarat, perjanjian ini merupakan suatu
perjanjian yang prestasi penanggung hanya akan terlaksana apabila syarat-syarat yang
ditentukan dalam perjanjian dipenuhi.
 Perjanjian asuransi bersifat sepihak
 perjanjian asuransi bersifat pribadi ( personal )
 perjanjian asuransi adalah perjanjian yang melekat pada syarat penanggung perjanjian
asuransi adalah perjanjian dengan itikad baik yang sempurna.

C. Hak dan Kewajiban dalam Perjanjian Asuransi.


Hak-hak penanggung antara lain:
 Menerima premi
 Menerima keterangan dari tertanggung.
 Hak-hak lain sebagai imbalan dari kewajiban tertanggung.
Kewajiban penanggung antara lain:
 Menandatangani polis dalam waktu 24 jam setelah dimintanya dan menyerahkan polis
kepada tertanggung dalam waktu 8 hari setelah ditutupnya perjanjian
 Memberikan ganti kerugian kepada tertanggung bila terjadi peristiwa yang telah
diperjanjikan.
 Melaksanakan premi restorno pada tertangung yang beritikad baik.
 Penanggung mengganti biaya yang diperlukan untuk pembangunan kembali, apabila
diperjanjikan demikian.

Hak-hak tertanggung antara lain:


 Berhak atas penyerahan polis Mendapat ganti kerugian bila terjadi peristiwa itu.
 Hak-hak lainnya sebagai imbalan dan kewajiban penanggung.

Kewajiban tertanggung antara lain:

 Membayar premi kepada penanggung sebagai kewajiban untuk mendapat imbalan ganti
rugi.
 Memberitahukan keadaan-keadaan sebenarnya mengenai benda yang dipertangungkan.
 Mengusahakan atau mencegah agar peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian atas
kepentingan yang dipertanggungkan dapat dihindari.
 Kewajiban khusus yang mungkin disebut dalam polis.

D. Obyek asuransi dapat juga meliputi antara lain:


 Obyek asuransi Bagian kekayaan, pembayaran, penambahan kekayaan yang diharapkan
(rumah, kapal, piutang, uang penebus, ikatan hutang,upah komisi dan lain-lain) semua ini
yang dapat menentukan lebih lanjut perihal kerugian adalah teristimewa obyek asuransi.
 Obyek bahaya dapat pula dibedakan dari benda atau orang yang akan ditimpa oleh peristiwa
yang belum tertentu itu, benda atau orang ini menentukan lebih lanjut tentang peristiwa dan
disebut obyek bahaya.
 Benda yang diasuransikan.

E. Premi adalah merupakan salah satu unsur dari perjanjian asuransi yang termaktub dalam Pasal 246
KUHD. Menurut Pasal 246 KUHD, premi merupakan kewajiban tertanggung, sebagai imbalan dari
kewajiban penanggung untuk mengganti kerugian tertanggung

F. Ganti Rugi Asuransi adalah Suatu perjanjian asuransi dapat mengenai segala kepentingan yang dapat
dinilai dengan uang, dapat diancam oleh sesuatu bahaya dan tidak dikecualikan oleh Undang-Undang,
Dalam hal ini perusahaan asuransi memberikan ganti rugi finansial sesuai dengan kerugian yang benar-
benar dialami, tanpa ditambah atau dipengaruhi unsur mencari keuntungan

Anda mungkin juga menyukai