Anda di halaman 1dari 6

Hukum Jaminan (Materi 1)

Assalamualaikum ww

Mari kita bahas materi kuliah tentang Perikatan tersebut.

01. Konsep Dasar.

Hukum Perikatan diatur dalam Bab III KUHPer, tetapi dalam bab tersebut tidak ada pasal
yang merusukan makna tentang perikatan. Dalam Ilmu Pengetahuan Hukum Perdata,
perikatan diartikan sebagai hubungan hukum yang terjadi di antara dua orang atau lebih,
yang terletak di dalam lapangan harta kekayaan, dimana pihak yang satu berhak atas prestasi
dan pihak lainnya wajib memenuhi prestasi itu.

Dalam setiap perikatan akan timbul hak dan kewajiban pada dua sisi. Dimana apada satu
pihak ada hak untuk menuntu sesuatu dan pihak lain menjadi kewajiban untuk memenuhinya.
Sesuatu itu adalah prestasi yang merupakan hubugan hukum yang apabila tidak dipenuhi
secara sukarela dapat dipaksakan, bahkan melalui hakim.

Menurut Mariam Darus Badrulzaman, dkk, unsur – unsur Perikatan meliputi :

ØHubungan Hukum : adalah hubungan yang terhadapnya hukum meletakkan hak pada satu
pihak dan meletakkan kewajiban pada pihak lainnya.
ØKekayaan : untuk menilai suatu hubungan hukum perikatan atau bukan maka hukum
mempunyai kriteria tertentu yang merupaka ukuran yang dgunakan terhadap sesuatu
hubungan hukum sehingga suatu hubungan hukum itu dapat disebutkan sebagai perikatan.
ØPihak – Pihak : apabila hubungan hukum pada suatu perikatan dijajaki, maka hubungan
hukum itu harus terjadi antara dua orang atau lebih. Pertama, phak yang berhak atas
prestasi, atau pihak yang berpiutang (kreditur), kedua pihak yang berkewajiban memenuhi
prestasi atau yang berutang disebut debitor.
ØPrestasi : berdasarkan ketentuan 1234 KUHper, prestasi dibedakan atas memberi sesuatu,
berbuat sesuatu dan tidak berbuat sesuatu.

Objek Perikatan

Objek perikatan adalah hak dari kreditor dan kewajiban dari debitor. Yang menjadi objek
perikatan adalah prestaasi, yaitu hal pemenuhan perikatan. Macam – macam bentuk prestasi
adalah :

1.Memberikan sesuatu : menyerahkan kekuasaan nyata atas benda dari debitor kepada
kreditor seperti membayar harga.
2.Melakukan perbuatan : seperti yang telah ditetapkan dalam perjanjian
3.Tidak melakukan suatu perbuatan : tidak melakukan perbuatan yang telah di perjanjikan.

Subjek Perikatan

Subjek perikatan adalah para pihak pada suatu perikatan yaitu kreditor yang berhak dan
debitor yang berkewajiban atas prestasi. Pada debitor terdapat dua unsur yaitu utang debitor
kepada debitor (schuld) dan harta kekayaan debitor yang dipertanggungjawabkan bagi
pelunasan hutang.
Hukum Jaminan (Materi 1)

Apabila seorang debitor tidak memenuhi perikatan maka disebut ingkar janji atau
wanprestasi. Sebelum dinyatakan wanprestasi akan dilakukan somsasi atau peringatan kepada
debitor agar dapat memenuhi perjanjian.

Macam – Macam Perikatan:

Perikatan Untuk Memberikan Sesuatu

Pengertian memberikan dalam perikatan mengandung makna menyerahkan kekuasaan nyata


atas benda dari debitor kepada kreditor, misalnya dalam perjanjian sewa menyewa dan
pinjam pakai. Selain itu, juga terdapat berupa penyerahan kekuasaan nyata dan penyerahan
hak milik benda dari debitor kepada kreditor, misalnya dalam perjanjian jual beli, hibah, dan
tukar menukar.

Benda yang diperjanjikan yang berada dalam penguasaan debitor dan yang belum diserahkan
kepada kreditor harus dijaga dan dirawat dengan pantas dan sesuai dengan ukuran yang
wajar agak tidak menimbulkan kerugian. Apabila keadaan benda tersebut pada saat
diserahkan tidak sesuai dengan keadaan yang seharusnya, maka debitor wajib memberikan
ganti biaya, ganti rugi atau bunga kepada kreditor (Pasal 1236 KUHPerdata).

Perikatan Untuk Berbuat Sesuatu

Berbuat sesuatu artinya melakukan perbuatan seperti yang telah ditetapkan dalam perikatan.
Jadi wujud prestasinya adalah melakukan perbuatan tertentu, misalnya membongkar tembok,
membuat lukisan, memasang pintu, dan lainnya.

Dalam melakukan perbuatan tersebut, debitor harus mematuhi apa yang telah ditentukan
dalam perikatan, meskipun tidak diperjanjikan, dan menjadi seorang pekerja yang baik.
Debitor bertanggung jawab atas perbuatannya yang tidak sesuai dengan ketentuan yang
diperjanjikan, sesuai dengan Pasal 1236 dan Pasal 1240 KUHPerdata.

Kreditor dapat mewujudkan sendiri prestasi yang dijanjikan dengan biaya dari debitor
berdasarkan kuasa yang diberikan hukum, apabila debitor enggan melaksanakan prestasi
tersebut.

Perikatan Untuk Tidak Berbuat Sesuatu

Tidak berbuat sesuatu artinya tidak melakukan perbuatan seperti yang telah diperjanjikan.
Jadi bentuk prestasinya adalah tidak melakukan perbuatan, misalnya tidak membuat suara
bising lewat dari jam 9 malam. Hal ini diatur dalam Pasal 1242 KUHPerdata.

Terdapat kewajiban penggantian biaya, rugi, dan bunga bagi debitor dalam suatu perikatan
baru dilakukan apabila debitor karena kesalahannya tidak melaksanakan apa yang
diperjanjikan pada tenggang waktu yang ditentukan.
Hukum Jaminan (Materi 1)

Selain itu, apabila debitor tidak melaksanakan apa yang diperjanjikan tersebut bukan karena
kesalahan debitor maka disebut sebagai force majeur atau debitor dalam keadaan memaksa.
Apabila terjadi hal tersebut, maka siapa yang wajib memikul kerugian diselesaikan oleh
ajaran resiko.

Perikatan Bersyarat dan Perikatan Murni

Perikatan murni adalah perikatan yang pemenuhan prestasinya tidak digantungkan pada
suatu syarat (condition). Perikatan bersyarat adalah perikatan yang digantungkan pada suatu
syarat. Adanya syarat di dalam perikatan tidak memerlukan pernyataan tegas dari para
pihak. Sudah dianggap cukup suatu syarat itu ada dalam perikatan apabila dari keadaan dan
tujuan perikatan terlihat dan ternyata ada syarat itu.

Dari Pasal 1253 KUHPerdata, perikatan bersyarat dibagi menjadi 2:

1.Perikatan bersyarat yang menangguhkan (Pasal 1253 KUHPerdata)


2.Perikatan bersyarat yang menghapuskan (Pasal 1265 KUHPerdata)

Perikatan Dengan Ketetapan Waktu

Bahwa pelaksanaan perikatan itu digantungkan pada waktu yang ditetapkan. Waktu yang
ditetapkan itu adalah peristowa yang masih akan terjadi dan terjadinya itu sudah pasti, atau
berupa tanggal yang tetap.

Pada Pasal 1268 KUHPerdata, bahwa suatu ketetapan waktu tidak menangguhkan perikatan,
melainkan hanya menangguhkan pelaksanaannya. Dalam perikatan ini, maka kreditor tidak
berhak menagih pembayaran sebelum waktu yang diperjanjikan itu tiba tetapi apa yang telah
dibayar sebelum waktu itu tiba tidak dapat diminta kembali.

Perikatan Yang Timbul Karena Perjanjian (Overeenkomst)

Merupakan sesuatu perbuatan dimana seseorang atau beberapa orang mengikatkan dirinya
kepada seseorang atau beberapa orang lain (Pasal 1313 KUHPerdata)

Perikatan Alternatif

Dalam perikatan ini terdapat dua macam barang, yang nantinya debitor boleh memenuhi
prestasinya dengan memilih salah satu dari dua barang yang dijadikan objek perikatan.
Tetapi debitor tidak dapat memaksa kreditor untuk menerima sebagian dari salah satu pilihan
alternatif tersebut.

Hal ini diatur dalam Pasal 1272 KUHPerdata.

Apabila salah satu dari pilihan alternatif tersebut hilang, musnah, atau tidak dapat diserahkan
maka perikatan tersebut menjadi perikatan murni. Tetapi jika kedua pilihan alternatif
Hukum Jaminan (Materi 1)

tersebut hilang dan debitor bersalah atas hilangnya salah satu barang itu maka debitor harus
membayar harga barang yang satunya saja.

Perikatan Tanggung Renteng

Terjadi apabila seorang debitor berhadapan dengan beberapa orang kreditor atau seorang
kreditor berhadapan dengan beberapa debitor. Dalam hal ini, setiap kreditor berhak atas
pemenuhan prestasi seluruh utang dan jika prestasi tersebut sudah dipenuhi, maka debitor
dibebaskan dari utangnya dan perikatan dihapuskan.

1. Perikatan Tanggung Menanggung Aktif, apabila kreditor terdiri dari beberapa orang.
Diatur dalam Pasal 1279 KUHPerdata.
2. Perikatan Tanggung Menanggung Pasif, apabila debitor terdiri dari beberapa orang. Jika
salah satu debitor telah memenuhi seluruh prestasi maka debitor lain dibebaskan dari
tuntutan kreditor. Perikatan ini dapat terjadi karena dua hal, yaitu wasiat dan ketentuan
undang-undang

Perikatan Yang Dapat dan Tidak Dapat Dibagi

Suatu perikatan dikatakan dapat atau tidak dapat dibagi (divisible atau indivisible) apabila
barang yang menjadi objek prestasi dapat atau tidak dapat dibagi menurut imbangan, selain
itu pembagian tidak boleh mengurangi hakikat akibat prestasi tersebut.

Pembedaan antara dua perikatan ini hanyalah memiliki arti penting apabila terdapat lebih
dari satu debitor atau kreditor.

Menurut ketentuan Pasal 1390 KUHPerdata, tidak ada seorang debitor yang dapat memaksa
kreditornya menerima pembayaran utangnya sebagian meskipun utang itu dapat dibagi-bagi.

Dibagi menjadi 2:

1.Sifat barang yang menjadi objek


2.Maksud perikatannya

Unsur Perjanjian:

Subjek: Pihak yang terikat dengan diadakannya suatu perjanjian. Berupa orang atau badan
hukum.

Bentuk: Bentuk perjanjian bisa berupa akta dan juga lisan, sesuai kesepakatan para pihak

Prestasi: Kewajiban yang harus dilakukan para pihak sesuai syarat perjanjian

Tujuan: Tujuan mengadakan perjanjian terutama harus memenuhi kebutuhan para pihak,


dan bersifat tidak bertentangan
Hukum Jaminan (Materi 1)

Syarat: Merupakan isi perjanjian (hal yang tegas yang diperjanjikan, undang-undang,


kebiasaan, dan kepatutan) karena berisi hak dan kewajiban para pihak

Syarat Sah nya Perjanjian:

1. Adanya Kesepakatan

2. Cakap

3. Objek

4. Halal
KONSENSUALISME: Perikatan ada sejak saat tercapainya kesepakatan antara para pihak
mengenai pokok perikatan.

PACTA SUNT SERVADA: Para pihak wajib melaksanakan perjanjian, karena perjanjian


tersebut tidak dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua pihak atau karena
undang-undang.

KEBEBASAN BERKONTRAK: Perwujudan dari kehendak bebas untuk manusia dalam


membuat atau tidak membuat perjanjian, mengadakan perjanjian dengan siapapun,
menentukan isi perjanjian, menentukan bentuk perjanjian.

Jenis Perjanjian:

1. Perjanjian Timbal Balik dan Perjanjian Sepihak

2. Perjanjian Kebendaan dan Perjanjian Obligator

3. Perjanjian Cuma-Cuma dan Perjanjian Atas Beban

4. Perjanjian Konsensual dan Perjanjian Rill

5. Perjanjian Campuran

6. Perjanjian Bernama dan Tidak Bernama

7. Perjanjian Publik

Perikatan Yang Timbul Karena Undang-Undang

Suatu perbuatan menjadi perikatan adalah karena kehendak undang-undang. Bersumber dari
undang-undang, jadi terlepas dari kemauan para pihak. Berada di dalam Pasal 1352 sampai
Pasal 1380 KUHPerdata
Hukum Jaminan (Materi 1)

1. LAHIR DARI UNDANG-UNDANG: Perikatan yang timbul karena adanya hubungan


kekeluargaan, misalnya hak dan kewajiban alimansi, serta hak dan kewajiban antara pemilik
pekarangan yang berdampingan

2. KARENA PERBUATAN MANUSIA: Perikatan yang terbit dari perbuatan halal atau dari
perbuatan melawan hukum. Hal ini meliputi perbuatan manusia yang dibolehkan hukum atau
hakiki dan perbuatan manusia yang melanggar hukum.

3. KESUSILAAN: Timbul karena perikemanusiaan atau moral/kesusilaan, atau kepatutan.


Dimana kewajiban debitor untuk berprestasi dilandasi rasa belas kasihan.

Berakhirnya Suatu Perikatan:

Berdasarkan Pasal 1381 KUHPer, suatu perikatan baik yang lahir dari perjanjian maupun undang-
undang dapat berakhir karena beberapa hal, antara lain:

1.Pembayaran (betaling) - Pasal 1382 KUHPerdata.


2.Penawaran bayar tunai diikuti penyimpanan/penitipan (consignatie) - Pasal 1404 KUH Perdata.
3.Pembaruan utang (novasi) – Pasal 1416 dan 1417 KUHPerdata.
4.Kompensasi atau Imbalan (vergelijking)
5.Percampuran utang (schuldvermenging) - Pasal 1436 dan 1437 KUHPerdata.
6.Pembebasan utang (kwijtschelding der schuld) - Pasal. 1438-1441 KUHPerdata.
7.Batal dan Pembatalan (nietigheid ot te niet doening) - Pasal 1446 KUHPerdata.
8.Hilangnya benda yang diperjanjikan (het vergaan der verschuldigde zaak) - Pasal 1444 - 1445
KUHPerdata
9.Timbul syarat yang membatalkan (door werking ener ontbindende voorwaarde)
10.Kedaluwarsa (verjaring), dibagi menjadi dua yaitu daluwarsa untuk memperoleh hak milik atas
suatu barang dan daluwarsa untuk dibebaskan dari suatu perikatan atau dibebaskan dari tuntutan.

Demikian untuk dipahami.


Untuk memperoleh nahasan yang lebih lengkap silahkan baca materi kuliah yang telah disampaikan.
Salam.

Anda mungkin juga menyukai