D.Objek Perikatan
Pasal 1234 KUHPerdata memberikan pengaturan tentang
objek ataupun jenis perikatan. Objek dalam perikatan adalah
sesuatu yang ingin dicapai oleh kedua belah pihak di dalam
perjanjian itu. Objek dalam hukum perikatan lazim juga disebut
sebagai prestasi dalam perikatan, yaitu:
1. Untuk memberikan sesuatu;
2. Untuk berbuat sesuatu;
3. Untuk tidak berbuat sesuatu.
E. Jenis Perikatan
Perikatan menurut para ahli dibedakan dalam berbagai
jenis sebagai berikut:
1. Menurut Ilmu Hukum Perdata:
a. Dilihat dari objeknya:
1) Untuk memberikan sesuatu;
2) Untuk berbuat sesuatu;
3) Untuk tidak berbuat sesuatu;
4) Perikatan manasuka;
5) Perikatan fakultatif;
6) Perikatan generic dan spesifik;
7) Perikatan yang dapat dibagi dan tidak dapat dibagi
b. Dilihat dari subjeknya:
1) Perikatan tanggung menanggung (hoofdelijk/solidair);
2) Perikatan pokok dan tambahan (principale & accessoir);
c. Dilihat dari daya kerjanya:
1) Perikatan dengan ketetapan waktu;
2) Perikatan bersyarat.
2. Menurut Undang-Undang:
a. Perikatan untuk memberikan sesuatu (Pasal 1235-1238
KUHPerdata):
Dalam perikatan untuk memberikan sesuatu,
termaktub kewajiban yang berutang untuk menyerahkan
harta benda yang bersangkutan dan merawatnya
sebagaimana bapak rumah tangga yang baik, sampai pada
saat penyerahannya.
Perikatan ini prestatienya adalah untuk memberikan
sesuatu (menyerahkan) yang dikenal juga dengan istilah
levering dan merawatnya. Kewajiban menyerahkan adalah
kewajiban pokok, sedangkan kewajiban merawat adalah
kewajiban preparatoir, yang dilaksanakan oleh debitur
menjelang pemenuhan kewajiban pokoknya. Contoh
perikatan untuk memberikan sesuatu adalah jual beli,
sewa beli, tukar menukar.
b. Perikatan untuk berbuat sesuatu dan perikatan untuk
tidak berbuat sesuatu (Pasal 1239 s.d Pasal 1242
KUHPerdata).
KUHPerdata tidak memberikan pernyataan secara
tegas tentang perikatan untuk berbuat sesuatu dan
perikatan untuk tidak berbuat sesuatu.(Lihat lebih lanjut
ketentuan Pasal 1239 s/d 1242 KUHPerdata). Pasal 1239
KUHPerdata sebagai pasal awal, pada bagian ketiga dari
Bab Kesatu tentang Perikatan-Perikatan Umum
menyatakan bahwa:
“Tiap-tiap perikatan untuk berbuat sesuatu atau
untuk tidak berbuat sesuatu, apabila si berutang
tidak memenuhi kewajibannya, mendapatkan
penyelesaiannya dalam kewajibannya memberikan
penggantian biaya, rugi dan bunga”.