Anda di halaman 1dari 3

RESUME HUKUM JAMINAN

TENTANG HUKUM JAMINAN SEBAGAI BAGIAN DARI HUKUM


PERIKATAN DAN HUKUM BENDA

A. Hukum Jaminan Sebagai Bagian Dari Hukum Perikatan


Hukum jaminan mempunyai hubungan yang saling berkaitan
satu sama lain dengan hukum perikatan, yaitu bahwa dalam hukum
jaminan diatur mengenai hukum perikatan atau hukum perjanjian
diantara kedua belah pihak, misalnya perjanjian utang piutang antara
Debitor dengan Kreditor dengan obyek jaminan berupa benda baik
benda yang bergerak maupun benda yang tidak bergerak, yang
menimbulkan hak dan kewajiban diantara masing-masing pihak. Pihak
Kreditor berkewajiban untuk memberikan sejumlah pinjaman berupa
uang kepada pihak Debitor, sedangkan pihak Debitor berkewajiban
untuk melunasi pembayaran sejumlah utangnya tersebut kepada pihak
Kreditor.
Hukum perikatan diatur dalam buku ketiga (III) Kitab
Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata). Tiap-tiap perikatan
dapat dipenuhi oleh siapa saja, asalkan orang atau pihak ketiga
bertindak untuk dan atas nama Debitor. Mengenai hukum jaminan
diatur dalam Pasal 1131 dan Pasal 1132 KUHPerdata.
Utang wajib dibayar oleh Debitor kepada Kreditor, meskipun
Debitor tersebut telah meninggal dunia, maka akibat hukumnya
menjadi kewajiban dari ahli warisnya untuk melunasi utang tersebut.
Prinsip dari Hukum Jaminan terhadap membayar utang disebut
Haaftung, yaitu bahwa membayar utang merupakan suatu kehormatan
yaitu wujud dari tanggung jawab orang yang berutang tersebut.
Pembayaran dapat dilakukan oleh siapa saja, asalkan tidak
menggantikan kedudukan dari pihak yang berpiutang. Disamping itu
juga pembayaran utang dapat dilakukan baik secara cicilan maupun
secara lunas. Apabila utang tidak dibayar, maka digunakan prinsip dari
Pasal 1131 KUHPerdata.

B. Hukum Jaminan Sebagai Bagian Dari Hukum Benda


Hukum jaminan mempunyai hubungan yang saling berkaitan
satu sama lain dengan hukum benda, yaitu bahwa obyek dari hukum
jaminan adalah benda, baik benda yang bergerak dan benda yang
tidak bergerak maupun benda yang berwujud atau benda yang tidak
berwujud. Benda adalah segala sesuatu yang dapat dikuasai dengan
Hak Milik. Hubungan antara benda dengan manusia disebut juga
dengan Zaackwarneming. Hak atas benda yang terkuat adalah Hak
Milik.
Hak Milik mempunyai fungsi sosial yaitu bahwa Hak Milik
dapat dialihkan kepada pihak lain dengan tujuan untuk kepentingan
umum atau kepentingan sosial. Misalnya adalah hukum tanah, yaitu
bahwa hak atas tanah mempunyai fungsi sosial dan harus dipelihara
dengan sebaik-baiknya sebagaimana diatur dalam Pasal 6 Undang-
Undang Pokok Agraria (UUPA). Disamping itu juga Hak Milik
mempunyai fungsi elastis bahwa Hak Milik dapat dialihkan kepada
siapa saja asalkan tidak merugikan orang lain. Mengenai perlindungan
Hak Milik diatur dalam Amandemen 2 ayat 4 UUD 1945.
Apabila obyek jaminan berupa Hak Milik atas tanah, maka
sebelum Hak Milik atas tanah tersebut beralih kepada pihak lain, perlu
dilakukan pendaftaran tanah atau register terlebih dahulu di Kantor
Pertanahan setempat.
Hak atas benda mempunyai perbedaan dengan Hak Milik atas
benda yaitu bahwa Hak atas benda merupakan hak atas benda milik
orang lain, sedangkan Hak Milik atas benda merupakan hak atas
benda milik kepunyaan sendiri. Apabila hak atas benda melekat pada
orang lain, maka hak tersebut tidak langsung dapat dijaminkan.
C. Perjanjian Garansi atan Perjanjian Penanggungan
Istilah Garansi (Guarantee) adalah Perjanjian penanggungan
atau disebut juga dengan istilah Borgtocht (Borg) yang diatur dalam
pasal 1820 KUHPerdata. Perjanjian Garansi menggunakan prinsip
indemnity yaitu Merupakan perjanjian yang berdiri sendiri dan terpisah
dari perjanjian pokok.
Kewajiban yang timbul dari penanggung adalah penanggung
harus menanggung utang-utangnya tersebut dan kewajiban ini dapat
turun ke ahli waris serta harus dipenuhi oleh ahli waris tersebut.
Kedudukan Kreditor dalam perjanjian penanggungan bersifat sebagai
Kreditor konkuren.
Jenis-jenis Guarantee dibedakan atas: Garansi Perorangan
(Personal Guarantee), Garansi Perusahaan (Corporate Gurantee) dan
Garansi Bank. Prinsip pembayaran dari ketiga jenis Guarantee tersebut
diatas, pada dasarnya adalah sama yaitu bahwa demi kehormatan
orang yang berutang, maka pihak ketiga mempunyai hak istimewa untuk
membayar utang-utangnya tersebut.

Anda mungkin juga menyukai