Buk uke III BW : dalam buku ketiga dalam pasal 1233 berisikan perikatan dilahirkan baik
karena persetujuan baik karena undang-undang artinya perikatan timbul karena perjanjian
dan karena undang-undang bisa dilihat dalam pasal 1233.
Sumber dari perikatan yaitu perjanjian dan UU, kalau kita buat perjanjian maka timbul
perikatab, perikatan juga timbul karena UU
UU dibagi jadi 2 yaitu UU karena perbuatan manusia dan UU saja
UU karena perbuatan manusia bisa menurut hukum dan melawan hukum
Perikatan bersumber dari UU akan diberikan oleh bu yoan
Perjanjian akan diberikan pak Bebeto
Karena UU dibedakan jadi 2 UU krn perbuatan manusia dan UU saja
Perikatan : tidak ada definisi dalam kuhper ap aitu perikatan tetapi kalau kita lihat dalam
buku kompilasi hukum perikatan disitu kita lihat ada unsur” dalam perikatan. Pasal 1233
berisikan perikatan dilahirkan baik karena persetujuan baik karena undang-undang. Dalam
perikatan itu ada unsurnya, perikatan itu adalah hubungan hukum, hubungan hukum adalah
hubungan yang dapat menimbulkan akibat hukum antara 2 pihak, hub huk ini harus terletak
dalam huk harta kekayaan antara 2 pihak itu kreditur dan debitur nah kreditur adalah yang
berhak atas suatu prestasi kalau debitur berkewajiban untuk memenuhi prestasi.
Unsur-unsur dari perikatan :
1. Hubungan hukum, dimana harus ada hak dan kewajiban kalau ada hub huk harus
ada hak dan kewajiban berarti terletak antara 2 pihak. Dan letaknya dalam huk harta
kekayaan artinya hub itu harus dapat dinilai dengan uang. (sewa menyewa, jual beli)
misal bikin perjanjian jual beli itu hub huk, hub huk terletak dalam huk harta
kekayaan satunya disebut kreditur dan lainnya debitur.
Perikatan itu bersumber dari perjanjian sehingga beda, timbulnya perikatan itu karena
perjanjian jadi ga sama. Tapi kalau kita buat perjanjian timbul perikatan
Kalau bicara tentang hak dan kewajiban, bicara tentang Schuld and Haftung, kreditur adalah
pihak yang berhak atas prestasi, sedangkan debitur adalah pihak yang berkewajiban
memenuhi prestasi. Kreditur dan debitur adalah pihak-pihak sehingga itu adalah subyek
hukum. Obyek huk nya apa? Berupa prestasi. Prestasi itu berupa Pasal 1234, prestasi terdiri
dari untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu.
Contoh : membuat suatu perjanjian jual beli (prestasi memberikan sesuatu), membuat
perjanjian yang prestasinya berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Tentang Schuld n Haftung
debitur berkewajiban menyerahkan prestasi kepada kreditur contoh : debitur punya hutang
kepada kreditur (kewajibannya membayar hutang Schuld) untuk melunasi hutangnya bisa
menggunakan barang” miliknya.
Apakah Schuld n Haftung selalu harus ada? Haftung dimana orang dapat mengambil harta
kekayaan kita untuk melunasi hutang. Haftung tidak selalu ada kalau sudah lunas ya tidak
perlu ada Haftung.
Schuld adalah kewajiban dari debitur untuk melunasi hutang
Haftung adalah kita dapat menyerahkan harta bend akita untuk melunasi hutang tersebut
Macam-macam perikatan :
1. Perikatan bersyarat ada dalam Pasal 1253, suatu perikatan adalah bersyarat
manakala digantungkan pada suatu peristiwa yang masih akan datang dan masih
belum tentu akan terjadi baik secara menangguhkan perikatan terjadinya peristiwa
semacam itu atau … . Ada 2 macam perikatan bersyarat yaitu perikatan dengan
syarat Tangguh, perikatan ini baru lahir jika peristiwa yang dimaksud atau
disyaratkan itu terjadi. Perikatan lahir pada detik terjadinya peristiwa tersebut.
CONTOH LIAT SLIDE. Perikatan dengan syarat batal, perikatan yang sudah ada akan
berakhit jika peristiwa yang dimaksud itu terjadi. CONTOH LIHAT SLIDE,
2. Perikatan dengan ketetapan waktu Pasal 1268, perikatan ini tidak menangguhkan
perikatannya tetapi menangguhkan pelaksanaannya ataupun menentukan lama
waktu berlakunya suatu perjanjian atau perikatan itu. CONTOH LIHAT SLIDE dalam
suatu perjanjian harus ada ketetapan waktu
4. Perikatan tanggung menanggung Pasal 1278, terdapat beberapa orang di salah satu
pihak, bisa debitur itu terdiri dari beberapa orang bisa kreditur yang terdiri dari
beberapa orang. Kalau kreditur lebih dari satu orang maka debitur dapat dituntut
untuk membayar seluruh utangnya. Contoh : ada 5 orang debitur masing” utang
200juta ke kreditur tetapi tidak perlu masing” bikin perjanjian jadi salah satu saja
nanti pelunasannya misal di lunasi oleh C maka dilunasi seluruh utangnya jadi
membebaskan debitur lain maka debitur lain akan bayar ke C, dalam perjanjian
harus disebutkan secara tegas bhwa perjanjian ini adalah perikatan tanggung
menanggung jika tidak ditegaskan artinya akan menjadi perikatan biasa. Perikatan
bias aitu masing” bertanggung jawab atas utangnya.
5. Perjanjian yang dapat dibagi dan perjanjian yang tidak dapat dibagi Pasal 1296, nanti
kalau membuat perjanjian kita lihat apakah penyerahannya bisa dibagi” atau tidak
pelaksanaannya bsa dibagi” atau tidak. Tergantung apakah barang atau
penyerahannya bisa dibagi” atau tidak. Contoh mobil kan tidak bisa dibagi”
penyerahannya, kalau beras 1 ton penyerahannya bisa dibagi” sepanjang para pihak
sepakat. Walaupun barangnya bisa dibagi tetapi pelaksanaannya tidak bisa dibagi” ya
tidak dapat dibagi berarti
6. Perikatan dengan ancaman hukuman Pasal 1304, perikatan dimana si debitur untuk
jaminan pelaksanaan perjanjiannya diwajibkan melaksanakan sesuatu apabila
perikatan awalnya tidak terpenuhi. CONTOH LIHAT SLIDE
Hubungan hukum adalah hub yang membawa konsekuensi atau akibat hukum
Hubungan hukum diantara salah satu pihak disebut kreditur dan satunya debitur
Bicara keperdataan pasti bicara tentang harta kekayaan, segala sesuatunya dapat dinilai
dengan uang.
Sumber perikatan (definisi perikatan), hub huk yang ada di bidang harta kekayaan ini bisa
terjadi karena perjanjian bisa juga terjadi karena uu, terjadi karena perjanjian karena a dan
b sama” sepakat untuk mengikatkan dirinya. Sehingga diantara a dan b masing” muncul hak
dan kewajiban. Perikatannya karena ada sepakat dan perjanjian.
Sumber bagi terjadinya perikatan yang lain adalah uu, maksudnya adalah a dan b tidak ada
suatu sepakat apapun tetapi dapat terjadi suatu hub huk karena sudah ditentukan oleh uu,
bisa karena uu saja, memang isi dalam KUHPer seperti itu atau bisa karena uu itu didahului
karena adanya perbuatan manusia, jadi ada perbuatannya dulu baru diatur dalam huk
perdata konsekuensinya seperti itu. UU karena perbuatan manusia ini dibagi lagi menjadi 2
yaitu Perbuatan yang menurut hukum dan petbuatan melanggar hukum.
Sumber perikatan bersumber dari uu saja bukan dari kemauan para pihak kewajiban
memberikan nafkah kepada mantan istri. Gaada perjanjian pun kewajiban itu tetap berjalan
kata KUHPer. Kewajiban orang tua untuk menafkahi anak. Orang tua menafkahi anak bukan
karena perjanjian melainkan karena uu (ada dalam KUHPer). Kalau ini adalah kewajiban
berdasarkan hukum berarti manakala tidak dilakukan oleh si ayah maka si anak bisa
menggugat ke pengadilan bahwa ia tidak dinafkahi. Hak yang dilindungi oleh huk manakala
tidak dipenuhi pny dasar buat dibawa ke pengadilan.
Uu karena perbuatan manusia artinya ada perbuatan manusia yang didahului (RECORD
TAG 1)
Perbuatan yang melanggar hukum perbuatan melanggar hukum pasal 1365 – 1380,
kenapa perbuatan manusia yang melanggar hukum itu disebut menimbulkan perikatan? Ada
perbuatan melanggar huk yang dilakukan a maka mempunyai kewajiban untuk memberikan
ganti rugi. Kewajiban itu timbul dari uu. (1365) didahului ada perbuatan yang merugikan
orang lain.
Perbuatan yang menurut hukum (TAG 2) orang yang mengurus gestor dan dominus
adalah orang yang diurus. Apakah dalam pasal 1354 – 1358 ada definisi atau pengertian
tentang zaakwaarneming? Tidak ada. Jadi dalam pasal 1354 tidak ada definisi atau
pengertian tentang zaakwaarneming yang ada adalah (isi pasal 1354)
Perbuatan zaakwaarneming ini menimbulkan hak dan kewajiban bagi 2 pihak, yang diatur
dalam pasal itu adalah bagaimana gestor seharusnya dan bagaimana dominus seharusnya,
tidak bisa kemudian gestor tiba” tidak mau mengurus lagi urusan daripada dominus ini
1. Sukarela dilakukan tanpa paksaan, keinginan dan inisiatif sendiri tanpa disuruh,
dengan ketulusan dan niat baiknya. Perbuatan yang tidak mengharapkan imbalan /
tidak mendapatkan upah (1358).
2. Tanpa mendapat perintah / kuasa
3. Mewakili urusan orang lain ada 2 peristiwa di masa yang lalu di luar negeri, ada
orang memberikan support membangun jalan kereta api tapi karena ia tidak
mendapat manfaat maka ia menggugat dengan dasar zaakwaarneming, apabila ia
mengurusi kepentingan orang lain tetapi ada kepentingan diri sndiri maka tidak
dapat disebut sebagai zaakwaarneming, harus sangat kuat unsur mengurusi urusan
orang lain bukan diri sendiri
4. Dengan / tanpa sepengetahuan orang yg diurus
5. Wajib meneruskan dan menyelesaikan sampai orang yang ia wakili
kepentingannya itu dapat mengerjakan sendiri urusan itu. Apabila dominus
meninggal sebelum urusan diselesaikan, maka harus tetap dilanjutkan sampai ahli
warisnya dapat mengambil alih urusan itu.
Pasal 1357 bisa ditafsirkan secara ankontradio kalau misal ada orang yang membantu kita
secara diam” kemudian mengakibatkan kerugian berdasarkan pasal 1357 kan dominus harus
menanggung kerugian tersebut nah in ikan tidak fair, maka pasal 1357 dapat dikatakan
berbalikannya yaitu apabila tidak baik maka yang menanggung gestor karena syarat 1357
adalah harus perjanjian yang baik.
Pasal 1357 ini menyebutkan perjanjian dengan baik kalau tidak baik maka yang menanggung
adalah gestor.
2. Z : pasal 1354 1355
3. Z : pasal 1358
L : ada upah tidak selalu tetapi dimungkinkan ada upah tergantung kesepakatan
kedua belah pihak karena perjanjian
4. L : karena kan perjanjian jadi sudah disepakati oleh kedua belah pihak
Pasal 1313 definisi tentang suatu perjanjian yaitu suatu perbuatan, perbuatan pasti
perbuatan hukum, perbuatan hukum adalah perbuatan yang dapat menimbulkan akibat
hukum dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya pada satu orang atau lebih.
Ada hubungan hukum antara subyek hukum satu dengan subyek hukum yang lain. Hub
hukum tidak terjadi dengan sendirinya tapi harus ada suatu perbuatan hukum yang disebut
dengan rechtshandeling, dari perbuatan hukum itu menimbulkan hak dan kewajiban.
Artinya, kalau jadi notaris bikin perjanjian, dari perjanjian itu dua belah pihak saling
mengikatkan diri nah kalau mengikatkan diri timbul suatu perbuatan hukum. Dalam
perjanjian hak dan kewajiban itu harus seimbang antara kreditur dan debitur. Subyek
hukum terdiri dari kreditur dan debitur, subyek hukum itu terdiri dari manusia dan badan
hukum.
Obyek hukumnya itu prestasi, ada dalam pasal 1234, prestasi itu obyek dari suatu perikatan.
Dalam 1234 ada 3 macam prestasi, bisa berupa memberikan sesuatu, berbuat sesuatu atau
tidak berbuat sesuatu. Contoh memberikan sesuatu, kita kan punya hak dan kewajiban pada
waktu belajar huk benda pada huk perdata kan ada benda bergerak dan tidak bergerak ada
berwujud dan tidak berwujud. Kalau terjadi suatu hub huk dimana prestasinya memberikan
sesuatu berarti kewajiban menyerahkan atau melever suatu barang, Benda itu kan tidak
selalu berwujud, misal dalam perjanjian sewa menyewa itu benda nya tidak berwujud tetapi
kita tetap menyerahkan atau memberikan sesuatu. Berbuat sesuatu, melakukan sesuatu,
jadi prestasinya itu melakukan sesuatu, misal dalam perjanjian kerja itu ada prestasinya
melakukan sesuatu berbuat sesuatu. Inspaning verbintenis, perikatan untuk berusaha
semaksimal mungkin, contoh perikatan antara dokter dan pasien, kalau kita pergi ke dokter
terjadi suatu perjanjian, perikatannya Namanya inspaning verbintenis, dalam hal ini dokter
akan berusaha semaksimal mungkin sehingga kalau pasiennya mati tidak bisa di tuntut
kecuali dokternya melakukan kesalahan. Resultaat verbintenis, perikatan untuk
menghasilkan sebaik mungkin. Kalau perjanjian antara kontraktor, dia berbuat sesuatu
membangun sesuatu dia harus menghasilkan sebaik mungkin. Tidak berbuat sesuatu, disini
prestasinya negative, misalnya LIHAT SLIDE.
Bicara tentang prestasi berarti bicara obyek dari perjanjian, prestasi harus betul2 mungkin
dilaksanakan. Misalnya ada suatu perjanjian, tetapi prestasinya tidak mungkin dilakukan
maka perjanjian itu dianggap tidak berharga jadi debitur tidak ada kewajiban untuk
memenuhi (Impossibilium Nulla Obligatio Est).
Ternyata dalam kehidupan sehari2 ada suatu perjanjian dimana prestasinya itu bisa
dilaksanakan tetapi karena suatu hal menjadi tidak mungkin maka perjanjiannya tetap sah
masuk dalam lingkup overmacht. Orang sebelum covid bikin perjanjian, orang gabisa jualan
trs perjanjiannya tidak bisa dilaksanakan, disebut dengan overmacht keadaan memaksa,
keadaan tidak terduga. Prestasinya mungkin dan bisa dilaksanakan sebenarnya tetapi
karena suatu keadaan memaksa maka tidak mungkin dilakukan maka perjanjian ini tetap
sah namun masuk dalam lingkup overmacht. mengukurnya adalah pada saat perjanjian ini
dibuat tidak terduga bahwa kejadian seperti covid 19 ini tidak akan terjadi.
Perjanjian, kalau kita bikin perjanjian apakah perjanjian itu harus selalu tertulis? Tidak,
apakah kalau perjanjian itu tidak tertulis apakah sah? harus memenuhi syarat sahnya suatu
perjanjian. Perjanjian ada yang komersial dan tidak komersial, kalau komersial itu dapat
dinilai dengan uang kalau tidak komersial tidak dinilai dengan uang misal perjanjian kawin
(contoh LIHAT SLIDE)
Buku ketiga itu bersifat terbuka sedangkan buku kedua sifatnya tertutup. Dalam KUHPer, itu
kita menganut asas kebebasan berkontrak, bisa dilihat dalam pasal 1338, semua perjanjian
yang dibuat seacara sah berlaku sbg uu bagi yang membuatnya. Artinya semua pihak baik
kreditur dan debitur para pihak dalam perjanjian bisa membuat perjanjian apapun isinya.
Mereka bisa mengenyampingkan pasal2 yang ada dalam huk perjanjian. Bisa tidak
menggunakan pasal2 dalam uu. Biasanya kalau datang ke notaris bilang mau bikin perjanjian
ini ini, berarti kita bisa membuat perjanjian apapun sesuai dengan asas kebebasan
berkontrak. Tetapi syaratnya adalah perjanjian itu harus dibuat secara sah antara para pihak
dan berlaku sbg uu bagi para pihak yang membuatnya, berarti para pihak harus mentaati
perjanjian itu sbg suatu uu. Asas kebebasan berkontrak itu dimana para pihak dari
perjanjian bebas menentukan isi perjanjian dan berhak menyimpangi apa yang ada dalam
huk perdata. Para pihak dapat memperjanjikan apa saja yang dikehendaki.
Kuhper kitab uku ketiga dalam huk perjanjian menganut prinsip kebebasan berkontrak
namun ada batasannya dalam pasal 1339. Walaupun para pihak bebas menentukan isi dari
perjanjian tidak boleh melanggar kepatutan, kebiasaan, undang-undang / hukum. Boleh
mengesampingkan ketentuan dalam kuhper tetapi tidak boleh melanggar kepatutan,
kebiasaan, uu/hukum. Hal ini penting karena akan melihat sah atau tidak sahnya suatu
perjanjian.
Kalau bikin suatu perjanjian baik lisan maupun tertulis harus memenuhi 4 syarat sahnya
perjanjian dalam pasal 1320 kuhper.
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya 2 pihak itu harus sepakat, pasal 1321
dalam suatu perjanjian tidak boleh ada paksaan, kekhilafan, penipuan. Apa yang
dikehendaki oleh pihak yang 1 juga harus dikehendaki oleh pihak yang lain tanpa
adanya paksaan, kekhilafan, maupun penipuan. Orang tidak boleh memperoleh
kesepakatan dengan adanya paksaan kekhilafan maupun penipuan (syarat subyektif)
2. Kecakapan untuk membuat perikatan orang-orang yang belum dewasa kalau
belum 18 tahun. Atau sudah dewasa tapi dibawah pengampuan. (subyektif)
3. Suatu hal tertentu obyek tertentu, prestasi tertentu dan bisa dilaksanakan.
Makanya kalau melihat akte notaris perjanjian jual beli harus lengkap dimana
tempatnya, berapa luasnya (obyektif)
4. Suatu sebab yang halal suatu sebab yang diperbolehkan (syarat obyektif)
Kalau melanggar syarat subyektif maka perjanjiannya dapat dibatalkan kalau melanggar
syarat obyektif maka perjanjian itu batal demi hukum artinya tidak boleh dilakukan. Jadi
kalau misalnya ada orang melanggar syarat subyektif itu dapat dibatalkan. contoh kalau
melanggar syarat subyektif itu misal pihaknya dibawah umur atau gila maka dapat
dibatalkan. kalau melanggar syarat obyektif itu misal data-datanya tidak lengkap jadi kita
tidak tahu suatu hal tertentunya prestasinya bisa dilaksanakan atau tidak. Bisa juga misal
suatu hal yang tidak halal contoh jual beli organ tubuh, batal demi hukum ini sejak semula
tidak boleh ada karena dilarang oleh Undang-Undang. Prestasinya harus dapat dilaksanakan
harus ada harus tertentu.
Perjanjian itu ada yang tertulis dan tidak tertulis. Kalau ke dokter walaupun tidak tertulis
tetapi ada perjanjian. Kalau beli Lombok ke pasar pucang itu juga merupakan perjanjian
Perjanjian tidak tertulis itu sah tetapi agak lemah kekuatan pembuktiannya kalau terjadi
sesuatu. Kalau terjadi sesuatu tidak ada saksinya maka susah pembuktiannya, tetapi
memang ada perjanjian yang disyaratkan harus ada secara tertulis, misalnya mau
mendirikan PT itu harus tertulis.
Perjanjian bernama perjanjian yang sudah diberi nama oleh UU ada di kuhper, misal
perjanjian jual beli, perjanjian ini hanya suatu kesepakatan belum beralih hak nya. Begitu
perjanjian itu sudah sah belum berarti haknya sudah beralih. Haknya beralih itu kalau sudah
ada perjanjian kebendaan (levering). Kalau beli handphone harus ada penyerahan secara
nyata, kalau beli rumah tanah benda tidak bergerak harus ada akta balik nama. Jadi baru
beralih haknya kalau ada perjanjian levering
Perjanjian tidak bernama kita bisa bikin sendiri bisa kasih nama sendiri sesuai dengan
asas kebebasan berkontrak
Perjanjian untung-untungan contohnya Perjanjian asuransi, dimana kita bisa menikmati
suatu keuntungan kalau terjadi suatu peristiwa tidak terduga kalau tidak terjadi peristiwa
terduga maka tidak bisa menikmati
Perjanjian adalah salah satu sumber perikatan, sumber perikatan adalah perjanjian dan
perbuatan hukum, melawan maupun menurut. Jadi sumber perikatan ada 2 perjanjian dan
UU.
Huk perjanjian definisi perjanjian yaitu suatu perbuatan dengan mana satu orang atau
lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih (Pasal 1313 BW). Tidak semua
perjanjian itu menjadi sumber dari perikatan atau tidak semua perjanjian akan menjadi
perikatan. Perjanjian yang bisa merupakan sumber dari perikatan adalah perjanjian yang
ada dalam lapangan huk harta kekayaan, hal itu juga sesuai dengan unsur perikatan itu
sendiri. Harus berkaitan dengan nilai uang.
Pasal 1313 BW ini, definisi perjanjian sepihak, mengapa? Cuma a yang mengikatkan diri ke b
tetapi b tidak, padahal perjanjian tidak hanya perjanjian sepihak tetapi ada juga perjanjian
timbal balik. Ada hak dan kewajiban antara penjual dan pembeli, nah penjual dan pembeli in
ikan ada ikatan, jadi seharusnya saling mengikatkan diri. Perbuatannya juga harus perbuatan
hukum perbuatan yang mengakibatkan akibat hukum. Sehingga bunyinya “suatu
perbuatan hukum dengan mana satu orang atau lebih saling mengikatkan dirinya terhadap
satu orang lain atau lebih” nah ini baru perjanjian timbal balik bukan perjanjian sepihak.
Timbal balik itu seperti jual beli sewa menyewa utang piutang.
Prestasi : kewajiban yang dilakuakn oleh para pihak yang dilakukan dalam perjanjian. Isi
perjanjian itu merupakan prestasi yang harus dilakukan oleh para pihak yang ada dalam
perjanjian itu. Pasal 1234 BW
1. Prestasi untuk memberikan sesuatu : ada peralihan barang yang harus diberikan
kepada pihak lain
2. Untuk berbuat sesuatu : Prestasi untuk melakukan suatu perbuatan hukum
3. Untuk tidak berbuat sesuatu : misal udah janjian tidak akan membocorkan sesuatu
rahasia kepada pihak lain.
Kewajiban Gestor :
1. Gestor tidak bisa tiba2 meninggalkan urusan itu ia harus menyelesaikannya sampai
dominus bisa mengerjakan sendiri
2. Pasal 1355, Kalau dominusnya meninggal ia harus menyelesaikan itu sampai ahli
warisnya dapat mengambil alih urusan itu
3. Pasal 1356, bertindak sbg bapak rumah tangga yang bijaksana
Hak Dominus :
1. Menuntut agar gestor melakukan
Pasal 1359 – 1364 1365 sudah masuk pada perbuatan melawan hukum
Absolut :
- Misal A dan B, A dan B ma uke kantin tapi B lupa ga bawa dompet tapi A blg gapapa
deh kita makan bareng aja, dibayarin A, keesokannya B membayar tapi A blg gaada
kok kamu gaada hutang
- Misal A mengangsur sepeda motor diangsur beberapa kali pada saat pengurusan
pertama itu sekaligus pembayaran yang 1 padahal harusnya Cuma administrasi saja
jadi kan sudah lunas hutangnya
- Perikatan bersyarat pasal 1253 KUHper, misal A bilang ke B kalau misal A pergi ke
luar negeri B boleh menempati rumah A dan sekaligus bangun pagar, tapi seminggu
kemudian B sudah bawa tukang mau bangun pagar padahal A blm pergi ke luar
negeri.
Relatif itu ada hutangnya tetapi bukan punya nya dia, kalau absolut itu gaada hutangnya.
Pasal 1359 : kalau ada orang membayar dikira hutang, maka bisa diminta kembali uang
tersebut. diatur begini karena KUHPer tidak ingin ada penambahan harta kekayaan tanpa
dasar.
Pasal 1360 ini dari sisi krediturnya : jadi kalau A menerima baik secara khilaf maka A punya
kewajiban untuk mengembalikannya
- Pasal 1363 : A menyerahkan sebuah TV ke B, tetapi semua ruangan itu sudah ada TV
nya kemudian ada tukang sayur dan dijual ke tukang sayur sebesar 1 juta. Kemudian
ternyata A salah memberi, terus diminta kembali TV nya tapi tidak bisa, B hanya
menyerahkan 1 juta ke A, sudah terlanjur dijual
- Hubungan pemberian kuasa kalau sudah menyelesaikan kepada orang penerima
kuasa maka hubungannya nanti dengan pemberi kuasa
- Pasal 1363 : kalau tadi kondisinya B menerima TV kemudian ke tukang sayur
memberikan begitu saja apakah B boleh meminta begitu saja ke tukang sayur? Maka
A pun tidak bisa meminta TV nya kembali kepada B
- Kalau misal A dianter oleh B lukisan yang cantik kemudian saat menerima itu tanya
ke orang bagaimana lukisannya supaya awet akhirnya beli2 alat dan habis 750k
kemudian ternyata B salah memberikan, maka diminta kembali maka B ini punya hak
retensi, hak untuk menahan suatu benda supaya hutang yang berkaitan dengan
benda tersebut dilunasi. Jadi lukisannya boleh diambil tapi pengeluarannya harus
diganti dulu.
- Realtif tak terhutang : ada peristiwa tanggung menanggung jadi kalau ada yang
melunasi hutang temennya
- Ngomong hutang tidak selalu uang
- Misal A menyerahkan guci ke B mahal, dalam guci itu ada retak2 yang ternyata fatal
kemudian pada saat ada di tanagn B kemudian guci nya pecah kemudian datanglah A
bahwa gucinya ini bukan untuk B jadi mau di minta kembali. Kalau pecahnya bukan
karena ada cacat maka B tidak perlu mengganti. Kalau pecahnya karena kelalaian
maka harus mengganti.
(TAG 1)
Apakah ada perikatan yang tidak boleh dibayarkan oleh pihak ketiga? Pasal 1383.