Macam-macam Perikatan
Bentuk perikatan yang paling sederhana, ialah suatu perikatan yang masing-
masing pihak hanya mendapat satu prestasi yang seketika dapat ditagih
pembayarannya.
a. Perikatan Bersyarat (voorwaardelijk), suatu perikatan yang
digantungkan pada suatu kejadian di kemudian hari, yang masih belum
tentu akan atau tidak terjadi.
Pertama, untuk memperjanjikan bahwa perikatan itu barulah akan lahir,
apabila kejadian yang belum tentu itu timbul dengan menggantungkan adanya
suatu perikatan pada suatu syarat yang menunda atau menangguhkan
(opschortende voorwaarde). Missal : membeli mobil jika lulus kuliah. Kedua,
mungkin untuk diperjanjikan, bahwa suatu perikatan yang sudah berlaku akan
dibatalkan apabila kejadian yang belum tentu timbul atau digantungkan pada
suatu syarat pembatalan (ontbindende voorwaarde). Missal : mengizinkan
orang mendiami rumah, tetapi menghentikan jika rumah tersebut mau
ditempati kembali.
Pembayaran yang tidak di wajibkan (Pasal 1359 ayat 1) yaitu, perikatan yang
lahir dari undang-undang karena suatu perbuatan yang diperbolehkan.
Diantaranya memberikan hak kepada orang yang telah membayar untuk
menuntut kembali apa yang telah dibayarkan dan meletakan kewajiban dari
pihak lain untuk membayarkan pembayaran itu.
Suatu perjanjian yang lahir dari undang-undang yang diperbolehkan
“zaakwaarneming“ Pasal 1354 ini terjadi jika seseorang dengan sukarela dan
dengan tidak diminta mengurus kepentingan orang lain. Misalnya orang yang
melakukan pengurusan kepentingan orang lain dapat bertindak atas nama
sendiri atau atas nama orang itu maka muncul kewajiban melakukan
pengurusan untuk meneruskan pengurusan sampai orang yang berkepentingan
sudah kembali ke tempatnya.
Suatu perjanjian yang lahir dari undang-undang karena pelanggaran
hukum “onrechtmatige daad“ (Pasal 1365) mewajibkan orang yang
melakukan perbuatan itu, jika karena kesalahannya telah timbul kerugian,
untuk membayar kerugian itu. “onrechtmatige daad“ tidak hanya dianggap
melanggar hukum dan hak seseorang, tetapi dianggap sebagai perbuatan yang
berlawanan dengan kepatuhan yang harus diindahkan dalam kehidupan
bermasyarakat terhadap pribadi atau benda orang lain.
Contoh : seseorang yang membujuk seorang bunuh diri dari suatu perusahaan saingannya
untuk memberikan keterangan perihal cara kerja yang bersifat rahasia dalam perusahaan
tersebut. Dan jika menimbulkan kerugian, maka pelaku dihukum wajib membayar
kerugian tersebut.
Pasal 1338, segala perjanjian yang dibuat secara sah “berlaku sebagai
undang-undang” untuk mereka yang membuatnya. Hal ini dimaksudkan
bahwa suatu perjanjian dibuat secara sah, artinya tidak bertentangan dengan
undang-undang dan mengikat kedua belah pihak.
Pasal 1338, menetapkan bahwa semua perjanjian harus dilaksanakan dengan
itikad baik. Tidak boleh bertentangan dengan kepatutan dan keadilan.