c.
Tidak melakukan sesuatu, misalnya, tidak melakukan persaingan curang, tida
k melakukan dumping, dan tidak menggunakan merek orang lain.
Pasal 1235 ayat (1) KUHPdt menjelaskan pengertian memberikan sesuatu, yaitu meny
erahkan penguasaan nyata atas suatu benda dari debitor kepada kreditor atau seb
aliknya, misalnya, dalam jual beli, sewa menyewa, perjanjian gadai, dan utang pi
utang. Dalam perikatan yang objeknya melakukan sesuatu , debitor wajib melakukan pe
rbuatan tertentu yang telah ditetapkan dalam perikatan, misalnya, melakukan perb
uatan membongkar tembok, mengosongkan rumah, dan membangun gedung. Dalam melakuk
an perbuatan tersebbut, debitor arus mematuhi semua ketentuan dalam perikatan. D
ebitor bertanggung jawab atas perbuatannya yang tidak sesuai dengan ketentuan pe
rikatan. Dalam perikatan yang objeknya tidak melakukan sesuatu , debitor tidak mela
kukan perbuatan yang telah disepakati dalam perikatan, misalnya, tidak membuat t
embok rumah yang tinggi sehingga menghalangi pemandangan tetangganya. Apabila de
bitor melakukan pembuatan tembok yang berlawanan dengan perikatan ini, dia berta
nggung jawab karena melanggar perjanjian dan harus membongkar tembok atau membay
ar ganti kerugian kepada tetangganya.
Sebagian besar perikatan yang dialami dalam masyarakat terjadi karena perjanjian
. Karena itu, Undang-Undang mengatur bahwa perjanjian yang dibuat secara sah ber
laku sebagai Undang-Undang bagi pihak-pihak yang membuatnya (Pasal 1338 ayat (1)
KUHPdt). Artinya, jika salah satu pihak tidak bersedia memenuhi prestasinya, ke
wajiban berprestasi itu dapat dipaksakan.
Jika pihak yang satu tidak memenuhi prestasinya, pihak yang lainnya berhak menga
jukan gugatan ke muka pengadilan dan pengadilan akan memaksakan pemenuhan presta
si tersebut dengan menyita dan melelang harta kekayaannya sejumlah yang wajib di
penuhinya kepada pihak lain.Perjanjian yang diakui dan diberi akibat hukum itu a
dalah perjanjian yang tidak dilarang Undang-Undang serta tidak bertentangan deng
an ketertiban umum dan kesusilaan masyarakat. Karena itu, ada tiga sumber perika
tan, yaitu perjanjian, Undang-Undang, serta ketertiban umum dan kesusilaan.[4]
Wanprestasi
Wanprestasi artinya tidak memenuhi kewajiban yang telah disepakati dalam perikat
an. Tidak dipenuhinya kewajiban oleh debitor karena dua kemungkinan alasan, yait
u:
a.
Karena kesalahan debitor, baik karena kesengajaan maupun kelalaian dan
b. Karena keadaan memaksa (force majeure, diluar kemampuan debitor.Jadi, debit
or tidak bersalah.
Untuk menentukan apakah seorang debitor bersalah melakukan wanprestasi, perlu di
tentukan dalam keadaan bagaimana debitor diakatakan sengaja atau lalai tidak mem
enuhi prestasi. Dalam hal ini, ada tiga keadaan, yaitu:
a.
Debitor tidak memnuhi prestasi sama sekali;
b. Debitor memenuhi prestasi, tetapi tidak baika atau keliru; dan
c.
Debitor memenuhi prestasi, tetapi tidak tepat waktunya atau terlambat.
Untuk mengetahui sejak kapan debitor dalam keadaan wanprestasi, perlu diperhatik
an apakah dalam perikatan itu ditentukan jangka waktu pelaksanaan pemenuhan pres
tasi atau tidak? Dalam hal tenggang waktu pelaksanaan pemenuhan prestasi tidak d
itentukan, perlu memperingatkan debitor supaya dia memenuhi prestasi. Dalam hal
telah ditentukan tenggang waktunya, menurut ketentuan Pasal 1238 KUHPdt debitor
dianggap lalai dengan lewatnya tenggang waktu yang telah ditetapkan dalam perika
tan.
Bagaimana cara memperingatkan debitor supaya dia memenuhi prestasinya? Debitor p
erlu diberi peringatan tertulis, yang isinya menyatakan bahwa debitor wajib meme
nuhi prestasi dalam waktu yang ditentukan. Jika dalam waktu itu debitor tidak me
menuhinya, debitor dinyatakan telah lalai atau wanprestasi.
Peringatan tertulis dapat dilakukan secara resmi dan dapat juga secara tidak res
mi. Peringatan tertulis secara resmi dilakukan melalui pengadilan negeri yang be
rwenang, yang disebut sommatie. Kemudian, pengadilan negeri dengan perantaraan j
uru sita menyampaikan surat peringatan tersebut kepada debitor yang disertai ber
ita acara penyampaiannya. Peringatan tertulis tidak resmi, misalnya, melalui sur
at tercatat, telegram, faksimile, atau disampaikan senidri oleh kreditor kepada
debitor dengan tanda terima. Surat peringatan ini disebut ingebreke stelling.
Akibat hukum bagi debitor yang telah melakukan wanprestasi adalah hukuman atau s