Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Intan Dwi Puspitasari

NIM : 210710101140

MATA KULIAH : Hukum Perikatan

KELAS :D

TUGAS RESUME

Perikatan merupakan suatu hubungan hukum antara dua pihak, yang mana salah satu
pihak memiliki sebuah hak untuk menuntut suatu hak dari pihak lain, dan pihak lain tersebut
wajib untuk memenuhi hak dari penuntut tersebut. Pihak yang menuntut suatu hak biasa disebut
dengan kreditur. Sedangkan pihak yang memiliki kewajiban untuk memenuhi hak penuntut
disebut dengan debitur. Perikatan yang dilahirkan sebab adanya undang-undang maka dapat
dengan sendirinya terjadi tanpa persetujuan dan keinginan dari para pihak untuk terikat satu
sama lain. Perjanjian sendiri menganut asas kebebasan berkontrak yang mana kedua belah pihak
dapat bebas untuk menentukan ketentuan yang diperlukan dari suatu perjanjian yang telah
ditetapkan.

Perjanjian merupakan suatu kejadian yang mana seseorang melakukan perjanjian kepada
seseorang yang mana kedua belah pihak tersebut melaksanakan suatu perjanjian tersebut. Maka
dari suatu kejadian itu, timbul suatu hubungan antara dua orang yang biasa dikenal dengan
perikatan. Sebuah perjanjian menciptakan suatu perikatan diantara dua orang yang melakukan
perjanjian. Pada bentuknya, perjanjian merupakan suatu rangkaian perkataan yang memuat
kesanggupan antara kedua belah pihak yang tertuang dalam lisan ataupun tulisan. Sehingga,
hubungan antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian sendiri akan menciptakan
sebuah perikatan. Perjanjian merupakan sumber dari perikatan.

Perikatan yang bersumber dari undang-undang sendiri telah diatur pada Pasal 1352 dan
Pasal 1353 KUHPerdata, yakni : Perikatan yang lahir dari Undang-Undang semata-mata dan
Perikatan yang Lahir dari Undang-undang karena perbuatan manusia yang menurut hukum dan
yang melawan hukum.
Terhapusnya suatu perikatan dijelaskan pada Pasal 1381 KUHPerdata yang mana
menyatakan terdapat 10 cara, antara lain :

1. Pembayaran
Pembayaran sendiri tidak wajib untuk dipenuhi oleh si debitur, tetapi juga bisa
dipenuhi oleh pihak ketiga, yang mana pihak ketiga tersebut tidak memiliki
kepentingan. Sepanjang pihak ketiga tersebut bertindak atas nama dan untuk melunasi
utang dari si debitur. Hal ini dijelaskan pada Pasal 1382 KUHPerdata.
2. Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan atau penitipan
Apabila si kreditur melakukan penolakan pembayaran dari debitur, maka debitur
memiliki hak untuk melakukan penawaran pembayaran tunai atas utangnya, dan jika
kreditur menolak, maka debitur menitipkan pembayaran tersebut di pengadilan
negeri.
3. Pembaruan Utang (Novasi)
Untuk pembaruan utang sendiri merupakan salah satu sebab dihapusnya perikatan,
hal ini telah dijelaskan pada Pasal 1413 KUHPer. Ada 2 macam jalan untuk
melaksanakan novasi, antara lain :
a. Novasi objektif, dimana perikatan yang lama diganti dengan perikatan yang baru,
yanag mana didalamnya terdapat suatu objek perikatan yang lain
b. Novasi subjektif, novasi ini dibagi lagi menjadi 2 macam, yakni :
I. Novasi subjektif aktif, dalam perjanjian melibatkan 3 pihak yakni kreditur
lama, kreditur baru, dan debitur.
II. Novasi subjektif pasif, pihak debitur memberikan penawaran kepada kreditur
seorang debitur baru, yang mana bersedia untuk mengikatkan dirinya demi
keuntungan kreditur atau bersedia untuk membayar hutang debitur.
4. Perjumpaan hutang (Kompensasi)
Terjadinya kompensasi sendiri jika dua orang saling berhutang dan diantara mereka
terjadi perjumpaan utang antara kedua orang vtersebut. Hal ini telah diatur pada Pasal
1425-1435 KUHPer.
5. Percampuran hutang
Terjadinya percampuran utang, jika kedudukan seseorang yang berpiutag dengan
berutang berkumpul menjadi satu, dan jika terjadinya suatu perkawinan dengan
percampuran harta antara si berpiutang dengan si berhutang. Hal ini telah dijelaskan
pada Pasasal 1436-1437 KUHPerdata.
6. Pembebasan hutang
Pembebasan hutang merupakan terjadinya perjanjian baru, yang mana si berpiutang
dengan secara sukarela membebaskan si berutang dari segala kewajibannya. Hal ini
telah dijelaskan pada Pasal 1438-1443 KUHPer.
7. Musnahnya barang yang terutang
Apabila dalam suatu perjanjian, jika terjadi kehilangan/musnahnya suatu baranng
diluar kesalahan si berutang yang menjadi objek perjanjian sehingga tidak
diperdagangkan. Hal ini telah diatur pada Pasal 1444-1445 KUHPerdata.
8. Kebatalan dan pembatalan perikatan
a. Pembatalan perjanjian yang dibuat oleh orang yang tidak cakap bertindak yaitu
yang dilakukan oleh anak yang belum dewasa, anak yang berada dibawah
pengampunan.
b. Apabila perjanjian itu bertentangan dengan perundang-undangan, kesusilaan dan
ketertiban umum.
c. Apabila perjanjian itu memiliki unsur paksaan, kekeliruan, penipuan.
9. Berlaku syarat batal
Perjanjian yang dibuat, pada umumnya kreditur dengan debitur selalu dicantumkan
syarat-syarat pembatalan perjanjian dan apabila dalam isi perjanjian tidak ditetapkan,
baru pihak kreditur menuntut pembatakan perjanjian pada hakim di Pengadilan
Negeri setempat. Hal ini diatur pada Pasal 1266 KUHPerdata.
10. Daluwarsa
Dalam Pasal 1963 KUHPerdata, yang mana mengatur barang siapa yang memiliki
iktikad baik dengan alasan yang sah memiliki benda bergerak, suatu bunga piutang
atas tunjuk memperoleh hak milik dengan daluwarsa dalam penguasaan selama 20
tahun dan dalam masa 30 tahun memperoleh hak milik dengan tidak dapat dipaksa
untuk menunjukkan atas haknya. Pasal 1967 KUHPdt, yang mengatur segala tuntutan
hukum baik bersifat kebendaan / bersifat perorangan hapus karena daluwarsa dengan
lewat 30 tahun. Dalam perjanjian sewa menyewa rumah untuk masa 5 tahun, maka
setelah 5 tahun berakhirlah perikatan. Dalam perjanjian kerja antara majikan dengan
pekerja dalam kontrak kerja 3 tahun, maka setelah 3 tahun berakhirlah perjanjian itu.

Hapusnya suatu perikatan yang diatur dioluar KUHPerdata, antara lain :

1. Lewatnya suatu ketetapan waktu yang dicantumkan dalam perjanjian.


2. Hilang / meninggalnya seorang anggota dalam perjanjian pemberian kuasa
(Pasal 1813 KUHPer); Firma, Perseroan Komanditer
3. Meninggalnya orang yang memberi perintah
4. Pernyataan pailit (UU No. 4 tahun 1998)
5. Di dalam isi perjanjian ditegaskan hal-hal yang menghapuskan perjanjian
itu.

Perjanjian disebut juga dengan persetujuan atau Overeenkomsten yang mana


artinya “suatu kata sepakat anatara dua pihak atau lebih mengenai harta benda kekayaan
mereka, yang bertujuan mengikat kedua belah pihak.” Pada Pasal 1313 KUHPerdata
menjelaskan bahwa “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang
atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.” Perjanjian Bernama
(benoemd overeenkomst) atau perjanjian khusus adalah perjanjian yang memiliki nama
sendiri. perjanjian tersebut diberi nama oleh pembuat undang-undang dan merupakan
perjanjian yang sering di temui di masyarakat. Macam-macam perjanjian bernama dalam
KUHPerdata dan KUHDagang, antara lain :

1. Jual beli
2. Tukar menukar
3. Sewa menyewa
4. Kerja
5. Persekutuan perdata
6. Perkumpulan
7. Hibah
8. Penitipan barang
9. Pinjam pakai
10. Bunga tetap dan abadi
11. Untung-untungan, pemberian kuasa
12. Penanggung utang
13. Perdamaian

Perkembangan perjanjian bernama dapat terlihat cukup mencolok pada perjanjian jual
beli yang mana pada saat ini penggunaan internet sebagai media perdagangan terus meningkat
dari tahun ke tahun, hal ini disebabkan karena berbagai manfaat yang didapat oleh perusahaan
maupun konsumen dengan melakukan transaksi melalui internet. Di Indonesia telah mulai
penggunaannya oleh beberapa perusahaan yaitu ecommerce atau yang lebih dikenal dengan E-
Commerce. Pelaksanaan jual beli secara online dalam prakteknya menimbulkan beberapa
permasalahan misalnya pembeli yang seharusnya bertanggung jawab untuk membayar sejumlah
harga dari produk jasa yang dibelinya tapi tidak melakukan pembayaran. Bagi pihak yang tidak
melakukan tanggung jawab sesuai dengan perjanjian yang disepakati dapat digugat oleh pihak
yang merasa dirugikan untuk mendapat ganti rugi. Pentingnya permasalahan hukum di bidang E-
commerce adalah terutama dalam memberikan perlindungan terhadap para pihak yang
melakukan transaksi internet. Oleh karena itu pada tahun 2008 indonesia mengeluarkan
peraturan khusus yang mengatur transaksi internet yaitu Undang-Undang nomor 11 tahun 2008
tentang informasi dan transaksi elektronik atau disingkat UU ITE.

Anda mungkin juga menyukai