Anda di halaman 1dari 11

Lex Privatum Vol. VIII/No.

3/Jul-Sep/2020

PERLINDUNGAN TERHADAP KONSUMEN Kata kunci: konsumen; angsuran; kendaraan


DALAM KONTRAK JUAL BELI KENDARAAN bermotor;
BERMOTOR SECARA ANGSURAN1
Oleh : Anesthesi Blezinsky Sangeroki2 PENDAHULUAN
Fransiscus X. Tangkudung3 A. Latar Belakang
Muh. Hero Soepeno4 Perjanjian jual beli secara angsuran tidak
diatur dalam KUHPerdata karena jual beli
ABSTRAK angsuran digolongkan dalam sewa beli. Namun
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk dalam kegiatan bisnis jual beli angsuran atau
mengetahui bagaimanakah pengaturan hak-hak kredit merupakan kebiasaan bisnis yang diakui
konsumen sesuai Undang-Undang Nomor 8 keberadaannya sepanjang tidak merugikan
Tahun 1999 dalam kontrak jual beli angsuran konsumen, beberapa aturan yang mengatur
kendaraan bermotor dan bagaimanakah penyelenggaraan jual beli angsuran seperti
perlindungan hukum terhadap konsumen yang Surat Keputusan Menteri Perdagangan No.
mengalami hambatan dalam angsuran terhadap 34/Kp/II/80 Selanjutnya pada Tahun 1985
tindakan penarikan atau perampasan kendaran tentang Surat Edaran Direktur Bina Usaha
obyek jual beli yang dengan metode penelitian Perdagangan No. 408/Binus-3/IX/85 tertanggal
hukum normatif disimpulkan: 1. Kontrak jual 27 September 1985 Perihal: Permohonan Izin
beli angsuran telah mengatur hak konsumen Usaha Sewa Beli (Hire Purchase). Disusul lagi
sesuai Undang-Undan Nomor 8 Tahun 1999 dengan surat No. 719/Bius-3/VIII/1986, yang
tentang Perlindungan Konsumen, baik secara memperjelas tentang izin usaha Sewa5.
bulanan maupun minguan mengatur tentang Dalam jual beli kendaraan bermotor harga
tanggal jatuh tempo pembayaran. Sesuai barang yang telah disepakati bersama dalam
tanggal diambilnya kendaraan dalam jual beli perjanjian, serta hak milik atas barang tersebut
kendaraan bermotor secara angsuran memuat baru beralih dari penjual kepada pembeli
kewajiban-kewajiban konsumen terkait dengan setelah terjadi pelunasan pada perjanjian jual
pembayaran angsuran. Dalam praktek beli angsuran dengan pembayaran pertama
dilapangan jika konsumen lalai, maka barang atau kendaraan bermotor telah
perusahaan akan menarik kendaraan sebagai diserahkan kepada pembeli sebagai konsumen
obyek perjanjian. Hal ini merupakan bentuk untuk digunakan.
kelemahan dalam kontrak jual beli angsuran
kendaraan bermotor, karena dalam kontrak B. Rumusan Masalah
hanya memuat kewajiban dan tidak memuat 1. Bagaimanakah pengaturan hak-hak
hak-hak konsumen. 2. Dalam peraturan konsumen sesuai Undang-Undang Nomor
perundang-undangan yang berlaku, 8 Tahun 1999 dalam kontrak jual beli
pencantuman klausula baku dalam perjanjian angsuran kendaraan bermotor ?
kredit kendaraan bermotor melalui lembaga 2. Bagaimanakah perlindungan hukum
leasing yang isi nya merugikan konsumen telah terhadap konsumen yang mengalami
dilarang secara tegas, bahkan dalam UU hambatan dalam angsuran terhadap
Perlindungan Konsumen terdapat ancaman tindakan penarikan atau perampasan
pidana bagi pelaku usaha yang melanggar kendaran obyek jual beli ?
ketentuan tersebut. Tetapi dalam praktek
perjanjian pembiayaan kendaraan bermotor C. Metode Penelitian
melalui leasing masih mencantumkan klausula Oleh karena ruang lingkup penelitian ini
baku yang memberikan keleluasaan bertindak ialah penelitian hukum yang terfokus pada
bagi kreditur ketika terjadi masalah dalam peraturan, maka penelitian ini merupakan
pembayaran angsuran. bagian dari Penelitian Hukum kepustakaan.

1
PEMBAHASAN
Artikel Skripsi.
2 Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM :

16071101180
3 Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum 5 Surat edaran Menteri Perdagangan No. 719/Bius-
4 Fakultas Hukum Unsrat, Doktor Ilmu Hukum 3/VIII/1986, 8 Agustus 1986

5
Lex Privatum Vol. VIII/No. 3/Jul-Sep/2020

A. Pengaturan Hak Konsumen Dalam Jual barang yang dibuat dan/atau


beli Angsuran Kendaraan Bermotor diperdagangkan.
Pengaturan tentang hak konsumen dalam f. Memberi kompensasi, ganti rugi
perjanjian sewa beli kendaraan bermotor dan/atau penggantian atas kerugian
secara umum sudah diatur dalam Undng akibat penggunaan, pemakaian, dan
Undang Nomor 8 Tahun 1999. Sedangkan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang
mengenai perjanjian jual beli angsuran dasar diperdagangkan.
hukumnya secara umum diatur dalam Pasal g. Pemberi kompensasi, ganti rugi dan/atau
1320 dan Pasal 1338 KUHPerdata. KUHPerdata penggantian apabila barang dan/atau
Buku III. Hukum Perjanjian dalam Kitab Undang- jasa yang diterima atau dimanfaatkan
Undang Hukum Perdata menganut sistem tidak sesuai dengan perjanjian. 6
terbuka (open system) dan azas kebebasan Seharusnya sebelum penanda tanganan
berkontrak. Artinya setiap orang diperkenankan kontrak jual beli angsuran kendaraan bermotor
membuat perjanjian apa saja termasuk jual beli perusahan sesuai Undang Undang Nomor 8
angsuran yang sudah diatur dalam undang- Tahun 1999 harus memperhatikan hak
undang maupun sama sekali belum diatur konsumen. Keberadaan nasabah sebagai
dalam Undang-undang. Dalam jual beli konsumen juga harus diperhatikan oleh
angsuran mepertemukan Perusahan Finance perusahaan multi finance sebagai lembaga
sebagai badan usaha atau pelaku usaha dan keuangan non bank. Dalam proses transaksi
konsumen pembeli kendaraan apakah itu mobil hak-hak nasabah harus diperhatikan terutama
atau sepeda motor secara angsuran dalam hal menyangkut empat hal yang menjadi hak dasar
ini disebut nasabah. Dengan diterapkannya konsumen yaitu :
Undang-undang Perlindungan Konsumen No.8 1. The right to safe products (Hak untuk
Tahun 1999 dimana lembaga keuangan non memperoleh keamanan produk)
Bank sebagai pihak pelaku usaha harus 2. The right to be informed about products
mematuhinya maka perusahaan finance (Hak untuk mendapatkan informasi
sebagai lembaga pembiayaan selalu tentang produk)
berhubungan dengan nasabah sebagai 3. The right to definite choices in selecting
konsumen. Hak-hak nasabah sebagai konsumen products (Hak untuk menentukan dalam
yang harus diperhatikan yaitu pelaku usaha dan memilih produk)
pelaku usaha harus memiliki hal-hal sebagai 4. The right to be heard regarding consumer
berikut : interest (Hak untuk didengar mengenai
a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan minat konsumen).7
usahanya. Keempat hak dasar itu merupakan hak dari
b. Memberikan informasi yang benar, jelas konsumen terutama yang harus diberikan oleh
dan jujur mengenai kondisi dan jaminan para pelaku usaha karena pada prinsipnya
barang dan/atau jasa, serta memberikan dalam dunia bisnis perusahaan pembiayaan
penjelasan penggunaan, perbaikan dan Multi Finance dalam kegiatannya dilarang
pemeliharaan. merugikan nasabah terutama menyangkut
c. Memperlakukan atau melayani masalah informasi yang tidak menguntungkan.
konsumen secara benar dan jujur, serta Seperti telah dikatakan di atas bahwa informasi
tidak diskriminatif. merupakan hal penting bagi konsumen, karena
d. Menjamin mutu barang dan/atau jasa melalui informasi tersebut konsumen dapat
yang diproduksi dan/atau mempergunaan hak pilihnya secara benar. Hak
diperdagangkan berdasarkan ketentuan untuk memilih tersebut merupakan hak dasar
standar mutu barang dan /jasa yang yang tidak dapat dihapuskan oleh siapapun
berlaku. juga. Dengan mempergunakan hak pilihnya
e. Memberi kesempatan kepada konsumen tersebut, konsumen dapat menentukan “cocok
untuk menguji, dan/ atau mencoba tidaknya” barang dan/atau jasa yang
barang dan/atau jasa tertentu, serta
memberi jaminan dan/atau garansi atas 6 Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, PT Citra Aditya
Bakti, Bandung, 2012, hal 230.
7 Ibid Hlm 231

6
Lex Privatum Vol. VIII/No. 3/Jul-Sep/2020

ditawarkan/diperdagangkan tersebut dengan Multi Finance harus mengetahui barang yang


kebutuhan dari diri masing-masing konsumen. dijaminkan itu asalnya dari mana apakah
Pada prinsipnya kegiatan usaha yang barang curian atau bukan. sebagai pemegang
dilakukan oleh perusahaan pembiayaan Multi jaminan yang jujur (bezitter te goeder trouw).
Finance merupakan jasa dibidang keuangan Perusahaan pembiayaan terdiri dari bagian-
dalam hal ini pembiayaan konsumen . Memang bagian. Masing-masing bagian ditangani oleh
PT. Multi Finance tidak sama dengan pelaku seorang staf yang dianggap ahli dibidang
usaha yang menghasilkan barang tetapi jasa kerjanya dan dibantu oleh beberapa tenaga staf
yang harus diberikan kepada nasabah harus lainnya. Dalam pembagian tugas dalam suatu
layak dan optimal. Dengan adanya Undang- organisasi harus jelas, sehingga tidak terjadi
undang Perlindungan Konsumen maka kesimpangsiuran dalam pelaksananya, hal ini
standarisasi pelayanan perusahaan pembiayaan dikemukakan agar terjalin kerjasama yang baik
Multi Finance terutama berhubungan dengan antara bawahan dan atasan maupun antar
nasabah harus ditingkatkan demi kelayakan dan bagian yang setingkat untuk mencapai tujuan
eksisnya finance sebagai badan usaha yang perusahaan. Pembagian tugas, wewenang dan
melakukan bisnis di bidang jasa pemberian tanggung jawab yang seimbang dalam suatu
kredit. organisasi dapat membantu meringankan
Sebelum kontrak jual beli perusahan harus beban yang ada pada pucuk pimpinan.
cermat dalam meneliti menilai kemampuan Sistem pembelian sewa beli atau kredit
nasabah pembeli kendaraan bermotor. Dalam angsuran kendaraan bermotor sangat diminati
rangka memenuhi tuntutan global khususnya oleh masyarakat. Berdasarkan hal tersebut
mengenai standar operasional dan standar dibutuhkan itikad baik dari perusahaan untuk
hukum tentang eksistensi suatu lembaga tidak meyebak konsumen pembeli sehingga
keuangan non bank , maka perusahaan tidak mampu membayar angsuran. Meskipun
pembiayaan harus menyesuaikan diri dengan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
standar tersebut. Reformasi hukum dan sewa beli belum diatur namun dalam kegiatan
reformasi birokrasi merupakan tuntutan yang operasiopnal bisnis dengan sistem sewa beli
tidak bisa dielakkan lagi, demi memulihkan diatur dalam Surat Keputusan Menteri
kepercayaan masyarakat atau kepercayaan Perdagangan No. 34/KP/II/1980 tentang
pasar terhadap lembaga ini. Tetapi eksisnya Perizinan Kegiatan Usaha Sewa Beli.9 Selain SK
lembaga ini harus diperhatikan karena dengan Menperdagkop No. 34 tahun 1980 tersebut,
eksisnya lembaga pegadaian sebagai suatu Menteri Perdagangan telah mengeluarkan
lembaga keuangan yang merupakan produk Surat Edaran dan Surat Pengantar sehubungan
bangsa Indonesia, maka kita akan terpandang dengan izin usaha Sewa Beli. Surat Edaran
di mata dunia khususnya di dalam globalisasi Direktur Bina Usaha Perdagangan No.
perdagangan. Prosedur pembiayan kredit 408/Binus-3/IX/85 tertanggal 27 September
proses pengajuan kredit: 1985 Perihal: Permohonan Izin Usaha Sewa Beli
1. Nasabah datang ke outlet perusahan (Hire Purchase).10 Disusul lagi dengan surat No.
pembiayaan (cabang /UPC) mengambil 719/Bius-3/VIII/1986, 8 Agustus 1986 yang
nomor antrian. memperjelas tentang izin usaha Sewa Beli juga
2. Nasabah mengkonfirmasi setuju atas pengertian Sewa beli (Hire Purchase) dan Jual
penetapan nilai taksiran barang jaminan Beli Angsuran yang didasarkan pada SK No.
dan UP selanjutnya ke proses pencairan 34/Kp/II/80. Dalam usaha sewa beli harga
kredit. 8 barang yang telah disepakati bersama dan
Perusahaan pembiayaan Multi Finance harus diikat dalam suatu perjanjian, serta hak milik
mengikuti aturan prinsip mengenali nasabah atas barang tersebut baru beralih dari penjual
tetapi hanya menunjukkan Kartu Tanda
Penduduk (KTP), hal ini belum cukup, karena
9

https://peraturan.bkpm.go.id/jdih/userfiles/batang/Kepm
8PT Pegadaian, Standard Operating Procedure Pegadaian endag_34_1980.pdf
KCA (Kredit Cepat dan Aman) Non Online, Pegadaian 10

(Mengatasi Masalah tanpa Masalah), Tomohon, 3 Februari https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/935


2014, hal 19. 8/RTB%20237.pdf?sequence=1&isAllowed=y

7
Lex Privatum Vol. VIII/No. 3/Jul-Sep/2020

kepada pembeli setelah sejumlah harganya jenis baru. Ini tidak mengherankan karena,
dibayar lunas oleh pembeli kepada penjual. kalau manusia itu selalu mencari kepuasan
Pada perjanjian jual beli angsuran oleh dengan berbagai cara dengan segala
pembeli kepada penjual. Pada perjanjian jual sesuatunya, apalagi dalam lapangan perniagaan
beli angsuran dengan pembayaran pertama dan ini.
diikuti penyerahan barang maka hal milik Ketika terjadi hambatan dalam prmbayaran
langsung beralih kepada pembeli. Sehingga angsuran kredit perusahan sering tidak mau
pembeli langsung menjadi pemilik dengan tahu dengan keadaan konsumen langsung
penyerahan barang tersebut meskipun melakukan eksekusi dengan penarikan paksa
pembayaran belum lunas. Sedangkan Leasing kendaraan yang jadi obyek perjanjian eksekusi
dilandasi oleh keputusan Menteri keuangan S.K. benda jaminan pada prinsipnya tindakan
No. 48/KMK/013/1991 tentang Kegiatan Sewa perusahaan pembiayaan terhadap wanprestasi
Guna usaha (Leasing). Perusahan Leasing yang dilakukan oleh pembeli sebagai nasabah
Finance adalah perusahan yang sesuai dengan batas waktu yang telah
menyelengarakan jual beli angsuran atau sewa diberikan. Eksekusi merupakan wujud daripada
beli awalaupun tidak diatur dalam KUHPerdata pemberian sanksi oleh pihak perusahan
dan hanya muncul dalam praktek bisnis tetapi pembiayaan terhadap kelalaian yang dilakukan
harus ditaati dalam kehidupan bermasyarakat oleh pemberi dalam perjanjian fidusia. Eksekusi
dan apabila dilanggar akan dikenakan sanksi.11 pada prinsipnya untuk menjaga kewibawaan
Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pegadaian sebagai lembaga keuangan. Dalam
peran dalam aktivitas bisnis dan perdagangan kegiatan suatu lembaga keuangan atau
secara simultan telah memicu lahirnya finansial institution terfokus pada empat aspek
lembaga-lembaga keuangan non bank (LKNB) yaitu : finansial aset, stock, claims (tagihan-
yang memberikan fasilitas jasa pembiayaan tagihan), kredit yaitu memberikan pinjaman.13
bagi masyarakat melalui sistem pembayaran Keberadaan perusahaan pembiayaan
angsuran kredit. Hal ini menunjukkan bahwa sebagai lembaga keuangan non-bank harus
tingkat kebutuhan masyarakat terhadap didasari dengan aturan-aturan komponen pasti
konsumsi barang dan jasa semakin meningkat.12 terutama yang menyangkut sistem
Sistem jual beli angsuran atau kredit kelembagaan pembiayaan konsumen sebagai
memang tidak diatur secara khusus dalam suatu lembaga yang bergerak di bidang
KUHPerdata tapi pembeli harus dilindungi dari pembiayaan, lembaga ini bukan lagi lembaga
kerugian. Karena itu pula, maka banyak sosial atau lembaga adat simpan pinjam tetapi
kemungkinan bermunculan perjanjian- lembaga ini adalah lembaga keuangan. Dua
perjanjian dalam bentuk-bentuk yang baru indikator penting yang harus dikaji yaitu
selain dari perjanjian yang sudah diatur didalam lembaga ini menyalurkan dana untuk
undang-undang seperti perjanjian jual beli, kebutuhan masyarakat dan lembaga ini
sewa menyewa dan tukar menukar. Sekalipun mempunyai aset dalam bentuk barang, jika
macam-macam perjanjian yang sudah diatur diuangkan maka fungsi lembaga ini seperti bank
didalam undang-undang pada saat ini, tetapi tetapi bedanya kalau bank asetnya dalam
pada mulanya juga merupakan suatu jenis bentuk uang sedangkan pegadaian asetnya
perjanjian yang baru pada waktu itu. dalam bentuk benda. Apabila dilihat dari
Munculnya perjanjian itu pada zamannya fungsinya dan kegiatan usahanya, pembiayaan
dimaksudkan untuk menggambarkan maksud konsumen merupakan salah satu lembaga
dan kehendak masyarakat yang selalu dinamis. keuangan bukan bank yang fokus kegiatannya
Perkembangan masyarakat ini membawa adalah memberikan pembiayaan.
tendensi timbulnya macam-macam perjanjian Tujuan ideal perusahaan pembiayaan adalah
penyediaan dana bagi konsumen untuk
pembelian secara kredit dengan prosedur yang
11 H. Dudu Duswara Machmudin. 2013. Pengantar Ilmu sederhana kepada masyarakat luas terutama
Hukum sebuah Sketsa. Bandung: PT.Refika Aditama. Hlm.
7.
kalangan menengah ke bawah untuk berbagai
12 D.Y. Witanto. 2015. Hukum Jaminan Fidusia Dalam

Perjanjian Pembiayaan Konsumen. Bandung: Mandar 13 https://www.slideshare.net/uttyspc/aset-keuangan-


Maju. Hlm. 1. bank-dan-lembaga-keuangan

8
Lex Privatum Vol. VIII/No. 3/Jul-Sep/2020

tujuan.14 Berbicara tentang kepastian hukum Untuk mencapai ketertiban di dalam


maka dasar kajiannya dimulai dengan melihat masyarakat diusahakan adanya kepastian
tujuan hukum itu sendiri khususnya optimalitas hukum dalam pergaulan antar manusia di
perusahaan pembiayaan dan penerapan prinsip dalam masyarakat. Yang penting sekali bukan
pengenalan nasabah, sebab tanpa tujuan dan saja kehidupan masyarakat yang teratur,
fungsi hukum yang jelas maka sulit tercipta melainkan merupakan syarat mutlak bagi suatu
kepastian tujuan hukum. Pertanyaan mendasar organisasi hidup yang melampaui batas-batas
apakah yang menjadi dasar dan tujuan saat sekarang. Tanpa kepastian hukum dan
optimalitas pembiayaan. Disektor lembaga ketertiban masyarakat yang dijelmakan olehnya
keuangan non-bank, memerlukan kajian yang tidak mungkin mengembangkan bakat dan
cermat pendekatan teori hukum yang berkaitan kemampuan yang diberikan Tuhan kepadanya
dengan tujuan hukum seperti yang secara optimal di dalam masyarakat tempat ia
dikemukakan oleh Roscoe Pound dengan hidup. Hukum adalah sesuatu yang berkenan
teorinya yang terkenal hukum itu sebagai alat dengan manusia, manusia dengan
untuk mengubah masyarakat (law as a tool of hubungannya dengan manusia lainnya dalam
social engineering). Sedangkan tujuan hukum suatu pergaulan hidup. Tanpa pergaulan hidup
menurut Roscoe Pound dalam bukunya Task of (masyarakat) tidak akan ada hukum (ubi
law, adalah untuk ketertiban guna mencapai societas ibi ius, zoon politicon).
keadilan dan sebagai alat pembaharuan Konsumen dalam Undang undang
masyarakat.15 Bertitik tolak dari pemikiran perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1998
Roscoe Pound, kemudian Mochtar telah diatur tentang Badan Penyelesaian
Kusumaatmadja mengembangkan suatu Sengketa Konsumen BPSK. Dalam perjanjian di
pemikiran hukum pembangunan yang dinilai mana bentuk, syarat atau isi yang dituangkan
paling tepat diterapkan di Indonesia. Oleh dalam klausul-klausul telah dibuat secara baku
karena itu, pengaruh Social Engineering dalam (Standard contract) maka posisi hukum
perkembangan hukum di Indonesia sangat dan (kedudukan hukum) debitur tidak leluasa atau
perlu kiranya dilakukan. bebas dalam mengutarakan kehendaknya. Hal
Menurut Mochtar Kusumaatmadja tujuan ini bisa terjadi karena debitur tidak mempunyai
hukum hanya terdapat suatu hal saja, yaitu kekuatan menawar. Dalam kontrak berstandar
ketertiban.16 Ketertiban adalah tujuan pokok (Standard form contract) debitur disodori
dan pertama segala hukum. Kebutuhan akan perjanjian dengan syarat-syarat yang
ketertiban ini merupakan syarat pokok adanya ditetapkan sendiri oleh Bank..Mariam Darus
suatu masyarakat manusia yang teratur. Di Badrulzaman, dalam salah satu tulisannya
samping ketertiban tujuan hukum yang lain menyebutkan bahwa syarat-syarat dalam
adalah tercapainya keadilan yang berbeda isi Perjanjian Baku yang selalu muncul syarat
dan ukurannya menurut masyarakat dan eksonerasi.17 dalam perjanjian baku hak-hak
zamannya. Terlepas dari segala hal yang Bank sebagai kreditur lebih menonjol
merupakan tujuan hukum merupakan suatu dibandingkan hak-hak debitur karena pada
fakta objektif yang berlaku di dalam masyarakat umumnya kewajiban-kewajiban saja. Sehingga
manusia dalam segala bentuknya. Apabila kita dengan demikian antara hak-hak dan kewajiban
ingat bahwa tidak mungkin menggambarkan antara penjual dan pembeli tidak seimbang.
manusia hidup tanpa masyarakat, maka Seluruh syarat dalam perjanjian kredit
manusia, masyarakat dan hukum merupakan eksonerasi yaitu membebaskan seseorang atau
pengertian yang tidak dapat dipisah-pindahkan. badan usaha dari suatu tuntutan atau tanggung
jawab. Dengan syarat eksonerasi tersebut
14 tanggung jawab menjadi tidak seimbang antara
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/images/FileDow kreditur dan debitur Menurut Mariam Darus,
nload/205_5%20Pembiayaan-compressed.pdf hal tersebut yang perlu pendapat perhatian
15
khusus adanya pembatasan pertanggungan
https://journal.unpak.ac.id/index.php/palar/article/view/
402
16 Mochtar Kusumaatmadja., Fungsi dan Perkembangan 17Mariam Darus Badrulzaman, Perlindungan Terhadap
Hukum dalam Pembangunan, Binacipta, Bandung, 1970, Konsumen Dilihat Dari Sudut Perjanjian Baku (Standar),
hal. 2-3. BPHN, Binacipta, Jakarta, 1980, hal. 71.

9
Lex Privatum Vol. VIII/No. 3/Jul-Sep/2020

jawab dari Kreditur. Syarat eksonerasi diambil Sehubungan dengan hal itu pula IOCU telah
dari bahasa Belanda Exoneratie Xlausule, mengembangkan suatu pendapat tentang
Bahasa Inggris Exemption Clause yang dalam pengaruh berkonsumsi terhadap lingkungan,
bahasa Indonesia disebut eksonerasi klausula yang dikenal dengan istilah the right to a
(klausula pengecualian kewajiban/tanggung healthy environmental (hak untuk
jawab dalam perjanjian). 18 mendapatkan lingkungan hidup yang
Dalam praktek perjanjian kredit bank bersih).Apakah hak-hak konsumen itu dikenal di
nasabah sebagai konsumen tinggal Indonesia? Oleh Lembaga Konsumen hak-hak
menandatangani syarat yang dibuat tersebut konsumen itu diperkenalkan dengan nama
tanpa diberikan kebebasan menyatakan Panca Hak Konsumen, yang terdiri atas:
kehendaknya sesuai dengan Pasal 1338 1. Hak atas keamanan dan keselamatan;
KUHPerdata. Kebebasan berkontrak yang 2. Hak atas informasi;
akhirnya menjurus kepada penekanan terhadap 3. Hak untuk memilih;
debitur seperti adanya klausul eksonerasi. Oleh 4. Hak untuk di dengar;
karena itu, perlu adanya perlindungan hukum 5. Hak untuk mendapatkan lingkungan
bagi nasabah maka perlu adanya pembatasan hidup yang bersih.
kebebasan berkontrak. Undang-Undang Nomor Bagaimanakah hak-hak tersebut di atas
8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen mendapatkan tempatnya di dalam sistem
pada hakikatnya telah memberikan kesetaraan hukum Indonesia atau bagaimanakah hak-hak
kedudukan nasabah sebagai konsumen dengan konsumen itu dalam sistem hukum Indonesia?
Bank. Nasabah debitur sebagai konsumen, Menurut sistem hukum Inggris-Amerika,
harus dilindungi, Perlindungan apakah yang adanya suatu hak adalah karena adanya kaidah
harus diberikan kepada konsumen dari sudut hukum. Tetapi adanya kaidah hukum itu adalah
hukum? Jawabnya adalah perlindungan atas untuk menciptakan iklim, yang dapat menjamin
hak-hak konsumen. Presiden John F. Kennedy perkembangan anggota-anggota masyarakat
pada tahun 1962 telah mengemukakan empat sepenuhnya. Sedangkan dalam sistem hukum
hak konsumen, sebagai berikut: Eropa Kontinental, khususnya hukum Belanda,
1. Hak untuk memperoleh keamanan (the hak itu juga timbul karena adanya kaidah
right of safety) hukum. Tetapi kaidah hukum timbul karena
2. Hak untuk memilih (the right to choose) adanya kesadaran hukum.
3. Hak untuk mendapat informasi (the right Hak–hak konsumen itu tidak memenuhi
to be informed) salah satu syarat diatas, maka hak-hak
4. Hak untuk didengar(the right to be konsumen itu adalah hak-hak semu. Menurut
heard).19 hemat penulis, hak-hak konsumen itu di
Dari hak-hak tersebut di atas terlihatlah hak Indonesia sudah terkandung dalam peraturan
untuk mendapatkan ganti rugi telah disepakati perundang-undangan yang bermaksud
oleh Masyarakat Ekonomi Eropa sebagai hak melindungi konsumen, meskipun tidak secara
konsumen. International Organization of ekspresif, secara tersirat terkandung di dalam
Consumer Union (IOCU) telah menambahkan peraturan perundang-undangan.
hak-hak konsumen yang dikemukakan oleh Hak konsumen untuk mendapatkan ganti
Presiden John F. Kennedy, sebagai berikut: rugi adalah merupakan Hak perdata. Sepanjang
- Hak untuk mendapatkan ganti rugi (the Hak untuk menuntut ganti rugi itu belum
right to redress); dituangkan dalam peraturan yang berkaitan
- Hak untuk mendapatkan pendidikan dengan penlindungan konsumen, maka
konsumen (the right to consumer ketentuan yang terdapat dalam Pasal 1365
education).20 KUHPerdata (tentang perbuatan melanggar
hukum) dapatlah dipergunakan untuk
18Ibid, hal. 71. mempertahankan atau melindungi hak kon
19Yayasan Lembaga Konsumen, Pokok-Pokok Pikiran Berikutnya akan ditinjau Hukum Perlindungan
Tentang Permasalahan Perlindungan Konsumen, Gunung
Agung, Jakarta, 1981, hal. 15.
Konsumen dari sudut hukum perdata kita. Pada
20 Yayasan Lembaha Kosumen, Gerak Dan Langkah prinsipnya, seseorang yang menderita kerugian
Yayasan Lembaga Konsumen, Gunung Agung, Jakarta, karena orang lain, dapat menggugat pihak yang
1982, hal. 20.

10
Lex Privatum Vol. VIII/No. 3/Jul-Sep/2020

menyebabkan kerugian itu. Gugatan di depan kreditur. Untuk melindungi pihak konsumen
pengadilan itu dapat diajukan berdasarkan dari ketidak seimbangan posisinya dalam suatu
wanprestasi pihak lawan atau karena perbuatan perjanjian, maka dibentuk suatu peraturan
melanggar hukum. Wanprestasi terjadi karena perundangan-undangan yaitu Undang-Undang
terdapat penjanjian dengan pihak lawan dan Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
pihak lawan tidak memenuhi prestasi yang Konsumen. Dimana dalam undang-undang
diperjanjikan atau mungkin memenuhinya tersebut memuat tentang larangan
tetapi tidak sebagaimana yang diperjanjikan, pencantuman klausula baku pada setiap
maka perbuatan melanggar hukum dokumen dan/atau perjanjian yang
(onrechtmatige-daad) dapat diajukan jika tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku.
terdapat penjanjian dengan pihak lawan pada Oleh karena itu, maka perlu dilihat dalam
saat sebelumnya. pembuatan suatu perjanjian apakah ketentuan
Tanggung jawab seorang pengusaha jasa- ini dipatuhi oleh para pelaku usaha sebagai
jasa komersial untuk memberikan ganti rugi kreditur, dimana perjanjian-perjanjian yang
kepada konsumen yang dirugikan, dapat dibuat oleh para pihak tidak merugikan salah
didasarkan atas adanya wanprestasi atau satu pihak. Dalam hal ini konsumen yang
perbuatan melanggar hukum. Namun, cenderung berada di posisi yang lemah
seringkali konsumen terbentur pada adanya sehingga dapat merugikan konsumen sehingga
pembatasan atau pembebasan tanggung jawab terjadi kesenjangan antara norma hukum
pengusaha jasa atas kerugian yang dideritanya, perlindungan konsumen dan kebutuhan
seperti yang terdapat dalam penjanjian- perlindungan terhadap konsumen.
perjanjian baku sepihak, yang dibuat oleh Dalam beberapa kasus pembelian
pengusaha jasa-jasa komersial. Terhadap kendaraan bermotor melalui lembaga
syarat-syarat yang ditetapkan oleh pengusaha pembiayaan dalam perjanjian yang
secara sepihak itu, konsumen hanya dapat ditandatangani oleh para pihak terdapat
bersikap take it or leave it. Banyak pendapat ketentuan-ketentuan yang bersifat merugikan
yang pro dan kontra terhadap perjanjian baku konsumen terutama jika suatu saat terjadi
itu. kendala dalam pembayaran angsuran. Jika
terjadi keterlambatan pembayaran, konsumen
B. Perlindungan Terhadap Konsumen Yang harus dikenakan denda. Selain itu dalam
Mengalami Kendala Dalam Angsuran perjanjiannya juga terdapat klausula yang
Dalam perjanjian kredit melalui pembiayaan menyatakan bahwa sehubungan dengan
konsumen mengakibatkan adanya hubungan pengakhiran perjanjian, masing-masing pihak
hukum antara konsumen dan perusahaan setuju dan sepakat untuk mengesampingkan
pembiayaan konsumen yang diatur dalam buku ketentuan Pasal 1266 dan Pasal 1267 KUH
III KUHPerdata tentang Perikatan. Dalam Perdata, sepanjang mengatur tentang
perikatan tersebut dikenal suatu asas disyaratkannya penetapan pengadilan untuk
kebebasan berkontrak, dimana para pihak pengakhiran atau pembatalan perikatan
dapat menentukan apa saja yang menjadi sehubungan dengan pengakhiran perjanjian.
kesepakatan dalam perjanjian asal tidak Dalam syarat-syarat perjanjiannnya juga
bertentangan dengan Undang-Undang, dicantumkan ketentuan bahwa untuk
kesusilaan dan ketertiban umum. Perjanjian menjamin pembayaran seluruh kewajiban
pembiayaan konsumen merupakan debitur kepada kreditur berdasarkan perjanjian
pengembangan dari hukum perjanjian diluar ini, debitur setuju untuk memenuhi ketentuan
Kitab Undang- Undang Hukum Perdata. Namun antara lain bahwa apabila debitur tidak
dalam perjanjian pembiayaan konsumen pada melunasi seluruh atau sebagian kewajibannya
umumnya perjanjian sudah dibuat dalam suatu kepada kreditur, maka kreditur berhak dan
kontrak baku, sehingga konsumen bisa memilih dengan ini diberi kuasa dengan hak substitusi
untuk sepakat atau tidak. Kondisi ini oleh debitur untuk :
menyebabkan lemahnya posisi konsumen a. Menerima kapanpun, dimanapun, dan di
sebagai debitur bila dibandingkan dengan pihak tempat siapapun jaminan tersebut
perusahaan pembiayaan konsumen sebagai berada,

11
Lex Privatum Vol. VIII/No. 3/Jul-Sep/2020

b. Menjual jaminan atas nama debitur 3) Jumlah kewajiban atau sisa kewajiban
secara secara umum atau dibawah bunga dan
tangan atau dengan perantara pihak lain 4) Biaya- biaya lain/ denda-denda serta
dengan harga pasar yang layak dan ongkos-ongkos yang bersangkutan
dengan syarat-syarat dari ketentuan yang dengan penerimaan dan penjualan
dianggap baik oleh kreditur. Setelah jaminan ( perjanjian pembiayaan Mandiri
jaminan diterima oleh kreditur. Kreditur Utama Finance)
berhak : Menurut hemat penulis isi dari perjanjian
1. Melaksanakan penjualan atas jaminan pembiayaan pembelian kendaraan ini sangatlah
2. Menghadap pada siapapun dan merugikan pihak konsumen dan sangat
dimanapun, memberikan dan menguntungkan bagi pihak lembaga
meminta keterangan, membuat atau pembiayaan. Isi dari perjanjian tersebut tidak
menyuruh membuat atau menyuruh pernah dijelaskan secara rinci oleh pihak
membuat akta/perjanjian, kreditur. Selain isi perjanjian yang sangat
menandatangani tanda penerimanya, merugikan kadangkala masih ditambah dengan
menyerahkan jaminan kepada yang upaya penarikan unit kendaraan oleh pihak
berhak menerimanya, dan kreditur dengan cara-cara yang kasar dan
3. Melakukan tindakan tanpa ada yang memakai jasa preman untuk mengambil unit.
dikecualikan guna tercapainya Apabila dikaitkan dengan peraturan
penjualan jaminan tersebut. perundang-undangan yang berlaku klausula
Uang hasil penjualan jaminan akan baku yang merugikan konsumen dalam
dipergunakan untuk : perjanjian pembiayaan hingga penarikan paksa
1. Biaya yang timbul atas penjualan jaminan unit kendaraan oleh kreditur melalui jasa
2. Melunasi pokok pinjaman debitur penagih hutang melanggar banyak ketentuan
3. Melunasi kewajiban lainnya termasuk antara lain berdasarkan Keputusan Menteri
bunga dan denda (jika ada) Keuangan Republik Indonesia Nomor 1169/
Apabila masih terdapat sisa uang, kreditur KMK.01/ 1991 Tentang Kegiatan Sewa Guna
akan menyerahkan sisa tersebut kepada Usaha menyebutkan bahwa setiap transaksi
debitur, sebaliknya apabila uang hasil penjualan sewa guna usaha wajib diikat dalam suatu
jaminan tidak cukup untuk melunasi pokok perjanijian. Pada leasing, biasanya diikuti
pinjaman dan seluruh kewajiban lainnya, maka dengan perjanjian jaminan fidusia. Perjanjian
debitur tetap berkewajiban membayar sisa fidusia adalah perjanjian hutang piutang
kewajiban yang masih terutang kepada kreditur kredirur kepada debitur yang melibatkan
selambat-lambatnya dalam waktu 1 ( satu ) penjaminan dimana jaminan tersebut
minggu setelah pemberitahuan kreditur kepada kedudukannya masih dalam penguasaan
debitur. pemilik jaminan.
Berdasarkan catatan pembuka kreditur, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130/
kreditur berhak menentukan seluruh jumlah PMK.010/ 2012 yang mulai berlaku Oktober
kewajiban debitur baik berupa pokok pinjaman, 2012 mengatur tentang Pendaftaran Jaminan
sisa pokok pinjaman, bunga, denda, biaya Fidusia bagi perusahaan pembiayaan yang
pelelangan/penjualan, honorarium melakukan pembiayaan konsumen untuk
pengacara/kuasa untuk menagih, termasuk kendaraan bermotor dengan pembebanan
namun tidak terbatas pada biaya-biaya lainnya jaminan fidusia. Pasal 11 UU No 42 Tahun 1999
yang timbul sehubungan dengan perjanjian ini Tentang Jaminan Fidusia mengatur bahwa
menjadi beban dan wajib dibayar oleh debitur, benda yang dibebani empenyerahan sertifikat
debitur dengan ini melpaskan semua haknya jaminan fidusia kepada penerima fidusia. Dalam
untuk mengajukan keberatan atau tuntutan sertifikat jaminan fidusia dicantumkan kata-
atas : kata “ Demi Keadlian Berdasarkan Ketuhanan
1) Penyerahan jaminan Yang Maha Esa” sehingga mempunyai kekuatan
2) Perhitungan yang diberikan oleh kreditur eksekutorial yang sama dengan putusan
atas hasil penjualan jaminan dan pengadilan yang telah berkekuatan hukum
potongannya tetap. Apabila debitur cidera janji maka

12
Lex Privatum Vol. VIII/No. 3/Jul-Sep/2020

penerima fidusia mempunyai hak untuk jawab itu, seperti pelaku usaha dapat menolak
menjual benda yang menjadi objek jaminan penyerahan kembali barang yang dibeli
fidusia atas kekuasaannya sendiri. konsumen atau menolak penyerahan kembali
Dari ketentuan UU jaminan fidusia tersebut uang yang dibayar dan sebagainya
jelas bahwa perusahaan pembiayaan yang Klausula baku adalah klausula yang dibuat
melakukan pembiayaan konsumen untuk sepihak oleh pelaku usaha. Pasal 18 ayat (2)
kendaraan bermotor dengan pembebanan mempertegas pengertian tersebut, dengan
jaminan fidusia wajib mendaftarkan jaminan menyatakan bahwa klausula baku harus
fidusia pada kantor Pendaftaran Fidusia. diletakkan pada tempat yang mudah terlihat
Kewajiban pendaftaran jaminan fidusia berlaku dan jelas dapat dibaca dan mudah dimengerti,
juga untuk perusahaan pembiayaan yang jika hal-hal yang disebutkan dalam ayat (1) dan
melakukan pembiayaan kendaraan bermotor (2) itu tidak dipenuhi, maka kalusul baku itu
berdasarkan prinsip syariah dan/ atau menjadi batal demi hukum.
pembiayaan konsumen kendaraan bermotor Oleh karena yang merancang format dan isi
yang pembiayaannya berasal dari pembiayaan perjanjian adalah pihak yang memiliki
penerusan atau pembiayaan bersama. kekuataan atau kedudukan yang lebih kuat,
Kewajiban pendaftaran pada kantor maka dapat dipastikan bahwa perjanjian
Pendaftaran Fidusia paling lama 30 hari tersebut memuat klausula-klausula yang
kalender terhitung sejak tanggal perjanjian menguntungkan baginya, atau meringankan/
pembiayaan konsumen. Perusahaan menghapuskan beban-beban atau kewajiban-
pembiayaan dilarang melakukan penarikan kewajiban tertentu yang seharusnya menjadi
benda jaminan fidusia berupa kendaraan tanggung jawabnya.
bermotor jika kantor Pendaftaran Fidusia Pencantuman klausula baku dalam
belum menerbitkan sertifikat jaminan fidusia perjanjian pembiayaan kendaraan bermotor
dan menyerahkannya kepada perusahaan oleh perusahaan leasing jelas tidak sejalan
pembiayaan. dengan ketentaun UU Perlindungan Konsumen.
Klausula baku adalah setiap aturan atau Klausula baku dalam perjanjian pembiayaan
ketentuan dan syarat-syarat yang telah berpihak pada pelaku usaha. UU Perlindungan
dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu Konsumen dengan tegas telah mengatur bahwa
secara sepihak oleh pelaku usaha yang pelaku usaha dalam menawarkan barang dan
dituangkan dalam suatu dokumen dan atau /atau jasa yang ditujukan untuk
perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi diperdagangkan dilarang membuat atau
oleh konsumen ( UU No 8 Tahun 1999 Tentang mencantumkan klausula baku pada setiap
Perlindungan Konsumen ). Pasal 1 angka 10 UU dokumen dan/ atau perjanjian apabila
Perlindungan Konsumen mendefinisikan menyatakan pemberian kuasa dari konsumen
klausula baku sebagai aturan atau ketentuan kepada pelaku usaha, baik secara langsung
dan syarat-syarat yang dipersiapkan dan maupun tidak langsung untuk melakukan segala
ditetatapkan terlebih dahulu secara sepihak tindakan sepihak berkaitan dengan barang yang
oleh pelaku usaha yang dituangkan dalam suatu dibeli oleh konsumen secara angsuran ( Pasal
dokumen/perjanjian yang mengikat dan wajib 18 ayat 1 butir d UU No 8 Tahun 1999 Tentang
dipenuhi oleh konsumen. Jadi yang ditekankan Perlindungan Konsumen ). Pelaku usaha
adalah prosedur pembuatannya yang bersifat dilarang mencantumkan klausula baku yang
sepihak, bukan mengenai isinya. letak atau bentuknya sulit terlihat atau tidak
Pasal 18 ayat (1) UUPK menyatakan pelaku dapat dibaca secara jelas, atau yang
usaha dalam menawarkan barang dan/ atau pengungkapannya sulit dimengerti ( Pasal 18
jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan ayat 2 ).
dilarang untuk membuat atau mencantumkan Klausula baku dalam perjanjian pembiayaan
klausula baku pada setiap dokumen dan/ atau kendaran bermotor yang berlaku dalam praktek
perjanjian jika menyatakan pengalihan jelas melanggar UU Perlindungan Konsumen. Isi
tanggung jawab pelaku usaha. Ketentuan huruf Perjanjian seringkali tidak dijelaskan secara
(b) dan seterusnya sebenarnya memberikan rinci, konsumen hanya diminta untuk
contoh bentuk-bentuk pengalihan tanggung menandatangani perjanjian saja. Isi perjanjian

13
Lex Privatum Vol. VIII/No. 3/Jul-Sep/2020

yang berpihak pada pelaku usaha hingga upaya bermotor melalui lembaga leasing yang
paksa berupa penarikan unit kendaraan isi nya merugikan konsumen telah
bermotor juga telah melanggar UU dilarang secara tegas, bahkan dalam UU
Perlindungan Konsumen. Perlindungan Konsumen terdapat
Pasal 62 menyatakan bahwa pelaku usaha ancaman pidana bagi pelaku usaha yang
yang melanggar ketentuan Pasal 18 diancam melanggar ketentuan tersebut. Tetapi
dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dalam praktek perjanjian pembiayaan
atau pidana denda paling banyak dua milyar kendaraan bermotor melalui leasing
rupiah. masih mencantumkan klausula baku yang
Peraturan perundang-undangan yang memberikan keleluasaan bertindak bagi
berlaku sebenarnya telah cukup melindungi kreditur ketika terjadi masalah dalam
konsumen, tetapi dalam kenyataan praktek pembayaran angsuran.
yang terjadi perusahaan leasing atau lembaga
pembiayaan masih mencantumkan klausula B. Saran
yang merugikan konsumen dalam perjanjian 1. Untuk melindungi hak konsumen dalam
pembiayaan. Perjanjian pembiayaan masih kontrak jual beli angsuran kendaraan
tetap mencantumkan klausula yang bermotor, maka diperlukan pengawasan
memberikan keleluasaan bagi pelaku usaha terhadap penjual dan lembaga
untuk bertindak secara sepihak, bahkan pembiayaan oleh aparat penegak hukum
menggunakan cara-cara yang memaksa seperti agar supaya tidak sewenang-wenang
menarik unit kendaraan bermotor. Tindakan dalam melakukan penarikan kendaraan.
para penagih hutang tersebut sebenarnya juga Dengan adanya pengawasan, maka hak
melanggar Peraturan Menteri Keuangan No konsumen dilindungi dan dijamin
130/ PMK.010/ 2012 yang melarang leasing keamanannya.
untuk menarik secara paksa kendaraan dari 2. Masyarakat sebagai konsumen harus
nasabah yang menunggak pembayaran kredit menjadi konsumen yang cerdas dan teliti
kendaraan. dalam melakukan transaksi pembelian
kendaraan bermotor dengan cara
PENUTUP angsuran melalui lembaga leasing.
A. Kesimpulan Sedangkan bagi pelaku usaha yang
1. Kontrak jual beli angsuran telah melanggar ketentuan perundang-
mengatur hak konsumen sesuai Undang- undangan harus ditindak tegas. Dengan
Undan Nomor 8 Tahun 1999 tentang penegakan hukum terhadap pelaku
Perlindungan Konsumen, baik secara usaha yang melanggar diharapkan
bulanan maupun minguan mengatur memberikan efek jera bagi para pelaku
tentang tanggal jatuh tempo usaha.
pembayaran. Sesuai tanggal diambilnya
kendaraan dalam jual beli kendaraan DAFTAR PUSTAKA
bermotor secara angsuran memuat Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum
kewajiban-kewajiban konsumen terkait Perlindungan Konsumen, PT. Raja
dengan pembayaran angsuran. Dalam Grafindo Persada, Jakarta, 2004.
praktek dilapangan jika konsumen lalai, Amirudin, dan H. Zainal Asikin, Pengantar
maka perusahaan akan menarik Metode Penelitian Hukum, PT. Raja
kendaraan sebagai obyek perjanjian. Hal Grafindo Persada, Jakarta, 2004.
ini merupakan bentuk kelemahan dalam Badrulzaman Mariam Darus, Pembentukan
kontrak jual beli angsuran kendaraan Hukum Nasional Dan
bermotor, karena dalam kontrak hanya Permasalahannya, (Kumpulan
memuat kewajiban dan tidak memuat Karangan), Alumni, Bandung, 1981.
hak-hak konsumen. _______, Perlindungan Terhadap Konsumen
2. Dalam peraturan perundang-undangan Dilihat Dari Sudut Perjanjian Baku
yang berlaku, pencantuman klausula (Standar), BPHN, Binacipta, Jakarta,
baku dalam perjanjian kredit kendaraan 1980.

14
Lex Privatum Vol. VIII/No. 3/Jul-Sep/2020

Barkatullah Abdul Halim, Hukum Perlindungan _______, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta,
Konsumen Kajian Teoritis dan 2004.
Perkembangan Pemikiran, Nusa Media, _______, dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-
Bandung, 2008. undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Fuady Munir, Pengantar Hukum Bisnis, PT. Citra Wetboek), Cetakan Ke-24, Pradnya
Aditya Bakti, Bandung, 2012. Paramita, Jakarta, 1992.
Halim H.S. Hukum Kontrak (teori dan teknik Sunggono Bambang, Metode Penelitian Hukum,
penyusunan kontrak. Sinar Grafika. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
Jakarta. 2011.
Hutabarat Samuel M.P., Penawaran dan Suryodiningrat RM., 1980, Perikatan-perikatan
Penerimaan dalam Hukum Perjanjian, yang Bersumber Perjanjian, Penerbit
Grasindo, Jakarta, 2010. Tarsito, Bandung.
Isnaeni Moh, Perjanjian Jual Beli, Refika Widjaja Gunawan & Kartini Muljadi, 2004, Jual
Aditama, Bandung, 2016. Beli, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Kansil CST. dsn Christine S.T Kansil, 2000, Modul Witanto D.Y. 2015. Hukum Jaminan Fidusia
Hukum Perdata (Termasuk Asas-asas Dalam Perjanjian Pembiayaan
Hukum Perdata), cet. ke-III, PT. Pradnya Konsumen. Bandung: Mandar Maju.
Paramita, Jakarta
Kristiyanti Celina Tri Siwi, Hukum Perlindungan Website
Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta, 2011. https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/1234
Kusumaatmadja Mochtar., Fungsi dan 56789/9358/RTB%20237.pdf?sequence
Perkembangan Hukum dalam =1&isAllowed=y
Pembangunan, Binacipta, Bandung, https://journal.unpak.ac.id/index.php/palar/art
1970. icle/view/402
Machmudin H. Dudu Duswara. 2013. Pengantar https://peraturan.bkpm.go.id/jdih/userfiles/bat
Ilmu Hukum sebuah Sketsa. Bandung: ang/Kepmendag_34_1980.pdf
PT.Refika Aditama. https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/image
Nasution Az., Hukum Perlindungan Konsumen s/FileDownload/205_5%20Pembiayaan-
Suatu Pengantar, Diadit Media, Jakarta, compressed.pdf
2002. https://www.slideshare.net/uttyspc/aset-
Setiawati I Ketut Oka, Hukum Perikatan, Sinar keuangan-bank-dan-lembaga-keuangan
Grafika, Jakarta, 2016.
Siahaan N.H.T., Hukum Konsumen, Sumber Lain
Perlindungan Konsumen dan Tanggung PT. Pegadaian, Standard Operating Procedure
Jawab Produk, Panta Rei, Jakarta, 2005. Pegadaian KCA (Kredit Cepat dan
Sidabalok Janus, Hukum Perlindungan Aman) Non Online, Pegadaian
Konsumen di Indonesia, PT. Citra (Mengatasi Masalah tanpa Masalah),
Aditya Bakti, Bandung, 2010. Tomohon, 3 Februari 2014.
Sidharta, Hukum Perlindungan Konsumen Surat Edaran Menteri Perdagangan No.
Indonesia, PT. Grasindo, Jakarta, 2004. 719/Bius-3/VIII/1986, 8 Agustus
Soekanto Soerjono, Pengantar Penelitian 1986
Hukum, UI Press, Jakarta, 1982. Yayasan Lembaga Konsumen, Pokok-Pokok
_______. Pokok-pokok Sosiologi Hukum. PT. Pikiran Tentang Permasalahan
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009. Perlindungan Konsumen, Gunung
_______ dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Agung, Jakarta, 1981.
Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Yayasan Lembaga Kosumen, Gerak Dan
PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, Langkah Yayasan Lembaga
2004. Konsumen, Gunung Agung, Jakarta,
Subekti R., Aspek-aspek Hukum Perikatan 1982.
Nasional, Alumni, Bandung, 1984.
_______, Hukum Perjanjian, Intremasa, Jakarta,
1985.

15

Anda mungkin juga menyukai