Anda di halaman 1dari 2

Terdapat peraturan perundangan yang mengatur tentang perlindungan konsumen dalam produk barang

dan jasa. Coba Anda berikan contoh dan jelaskan bentuk perlindungan barang dan jasa yang Anda
ketahui. Selanjutnya, diskusikan dengan teman-teman Anda!

Menurut Sidabalok, 2010: Perlindungan konsumen merupakan istilah yang dipakai untuk
menggambarkan perlindungan hukum yang diberikan kepada konsumen dalam usahanya untuk
memenuhi kebutuhannya dari hal-hal yang dapat merugikan konsumen itu sendiri.

Adanya harapan untuk memiliki posisi yang menguntungkan di dalam hubungan timbal balik antara
konsumen dan pelaku usaha, namun dalam hubungan ini konsumen sering kali berada posisi yang lemah
karena memiliki kesempatan yang minim dalam memilih suatu yang sesuai dengan keinginannya.
Dengan demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa konsumen cenderung mengalami kerugian dalam
hubungan simbiosis mutualisme antara konsumen dan pelaku usaha yang seharusnya saling
membutuhkan dan menguntungkan ini.

Dikarenakan konsumen sering kali mengalami kerugian, oleh karena hubungan antara konsumen dan
pelaku usaha diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Dengan adanya hukum perlindungan konsumen yang mengatur interaksi hubungan pelaku konsumen
dan pelaku usaha diharapkan agar dapat berinteraksi denganlebih baik yang dapat memberikan tempat
yang lebih menguntungkan diantara keduanya.

Ada tiga prinsip dasar hak-hak konsumen (Miru, 2000), yakni :

1. Hak yang dimaksudkan untuk mencegah konsumen dari kerugian, baik kerugian personal,
maupun kerugian harta kekayaan;
2. Hak untuk memperoleh barang dan jasa dengan harga yang wajar;
3. Hak untuk memperoleh penyelesaian yang patut terhadap permasalahan yang dihadapi.

Di Indonesia, salah satu dasar hukum yang mengatur Hak dan Kewajiban Konsumen adalah Undang-
undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen pada Pasal 4, yang dapat disebutkan
sebagai berikut:

a. hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa;
b. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut
sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
c. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai konsidi dan jaminan barang dan/atau
jasa;
d. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/ataujasa yang digunakan;
e. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa
perlindungan konsumen secara patut;
f. hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
g. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;
h. hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau
jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;
i. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

Contoh Kasus:

Pada Tahun 2018, salah satu nasabah Bank BUMN di Indonesia mengaku telah kehilangan uang
secara misterius. Pihak Bank yang merupakan pelaku usaha secara cepat menanggapi hal tersebut,
dengan segera melakukan investigasi dan mengeluarkan pernyataan bahwa mereka akan
bertanggung jawab terhadap kerugian tersebut secara penuh apabila hasil investigasi menunjukkan
bahwa terbukti skimming (praktik pencurian informasi kartu kredit atau debit dengan cara menyalin
informasi yang terdapat dalam strip magnetik kartu kredit atau debit). Dan untuk mengantisipasi
kejadian serupa, pihak bank melakukan tindakan preventif untuk meningkatkan keamanan dana
nasabah mereka yang merupakan konsumen, dari sisi kebijakan dan juga teknologi yakni dengan
memberikan edukasi untuk mengganti PIN secara berkala, dan juga memberikan akses yang mudah
untuk berkonsultasi melalui customer service dan juga akun social media dari Bank BUMN tersebut.
Tindakan preventif ini, memberikan posisi menguntungkan yang seimbang antara Pelaku usaha dan
Konsumen.

Anda mungkin juga menyukai