Anda di halaman 1dari 5

Soal :

1. Jelaskan bagaimana bentuk penegakan hukum (law enforcement) terhadap kasus yang
terkait dengan perlindungan konsumen beserta jenis sanksinya dimana dalam suatu
transaksi pihak pihak konsumen dirugikan oleh pelaku usaha!
Jawaban :
Perlindungan konsumen secara terkhusus diatur dalam Undang-Undang Nomor
8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, UU No. 8 Tahun 1999 merupakan sebuh
upaya untuk menjamin dan memberikan kepatian hukum kepada konsumen.
Upaya penegakan hukum terhadap kasus perlindungan konsumen antara lain :
Berdasarkan Pasal 4 huruf h Undang-Undang Perlindungan Konsumen berhak
mendapatkan Konpensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang atau jasa
yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau sebagaimana mestinya. Hal ini tentu
saja terealisasi jika pelaku usaha merugikan dan terjadinya wanprestasi yang dilakukan
oleh pelaku usaha.
Selain kewajiban pada pasal 4 pelaku usaha juga bisa dikenakan sanksi
Administratif. Hal ini diatur dalam pasal 60 yang menyatakan:
1. Badan penyelesaian sengketa konsumen berwenang menjatuhkan sanksi admintratif
yang melanggar pasal 19.
2. Sanksi administrasif berupa penetapan ganti rugi paling banyaj 200.000.000 dua
ratur juta rupiah.

Selaian itu ada juga sanksi Pidana bagi pelaku usaha yang diatur jelas dalam pasal 61.
Meskipun saat ini perlindungan konsumen pada prakteknya masih cenderung tidak
terlindungi namun UU No. 8 Tahun 1999 dinilai cukup memberikan perlindungan dan
kepastian hukum meskipun sepenuhnya tidak mengakomudir sepenuhnya perlindungan
terhadap konsumen.

2.Jelaskan bagaimanakah peran pemerintah dalam melindungi konsumen dalam menggunakan


produk suatu barang yang beredar di pasaran agar terhindar dari berbagai kecurangan yang
bisa dilakukan oleh pihak pelaku usaha!
Jawab :
Peran Pemerintah dalam melindungi konsumen dilihat dengan mendirikan Badan Perlindungan
Konsumen Nasional (BPKN) yang merupakan merupakan lembaga yang dibentuk tahun 2004
oleh pemerintah dan berada langsung di bawah Presiden. Tugas BPKN antara lain mengkaji
berbagai kebijakan perlindungan konsumen, menyusun dan memberikan saran, selaian itu
peran pemerintah dalam mejudukan terjadinya perlindungan terhadap konsumen adalah
melalui peningkatan standardisasi, pemberdayaan konsumen, pengawasan barang jasa yang
beredar serta pengendalain mutu barang dan jasa.

1
Contohnya adalah hal yang dilakukan pemerintah untuk melindungin nilai jual barang barang
produk buatan local yang saat ini barang-barang import sedang beredar sangat banyak dengan
kualitas dan harga yang sangat di bawah, hal ini tentu saja akan merusak harga pasar dan
biasanya para konsumen akan tertipu oleh harga yang lebih rendah oleh karena hal itu peran
pemerintah untuk memeberikan perlindungan salah satu nya sadalah membatasi produk-
produk import yang masuk ke Indonesia serta melakukan berbagai cros cek ulang si bea cukai
untuk memastika bahwa produk yang masuk dan siap di jail di Indonesia merupakan produk
yang layak dengan kualitas terbaik pemerintas juga menerbitkan berbagai peraturan untuk
mengantisipasti terjadinya wanprestasi yang di lakukan pelaku usaha.
Selain itu ada dua jenis perlidungan yang diberikan kepada konsumen yaitu : perlidungan
Preventif dan perlindungan Kuratif.

3. Dengan adanya proses jual beli secara online bisa saja terjadi pihak pelaku usaha yang
mengalami suatu kerugian karena tindakan dari pihak konsumen, jelaskan dan berikan
contohnya!
Jawaban :
Saat ini jual beli secara online di eccommer seperti Toko pedia, Lazada, Shoppe dan berbagai
eccommer lainnya tentu saja memudahkan masyarakat untuk bisa melakukan transaksi jual
beli. Dalam praktiknya penggunaan platform digital sebagai tempat jual beli, pelaku usaha juga
sering kali menjadi korban yang dirugikan karena adanya kecurangan dan tidak terpenuhinya
syarat sah dalam jual beli. Hal ini mengakibatkan adanya wanprestasi antar pedagang dengan
konsumen. Biasanya pelaku usaha akan membuka pembayaran yang relative mudah dan
menguntungkan pembeli yaitu dengan cara pembayaran dengan COD dimana COD merupakan
suatu transaksi yang terjadi jika pembeli dan kurur pembawa barang pesanan pembeli sudah
bertemu dan dilakukan di alamat pembeli dengan begitu pembeli bisa mengecek terlebih
dahulu produknya sebelum membayar.
Namun dewasa ini sering kali COD mengakibatkan Pelaku usaha di rugikan dikarenakan
banyak barang yang tidak jadi di beli oleh pelanggan, yang oleh sebab itu barang harus di
kembalikan kembali kepada pihak pengirim tak jarang pula barang yang kembali ke pengirim
sering kali mengalami kerusakan entah itu di bagian pembungkus produk atau kerusakan yang
terjadi dalam proses pengiriman. Hal ini tentu saja bisa menjadi perhatian khusu bagi
pemerintah di karenakan kejadian tersebit belum terakomodir secara terkhusus di dalam
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen. Jika hal ini terus
berlanjut tentu saja banyak pelaku usaha yang akan dirugikan dan sebagai pembeli kita juga
harus bisa bersikap dewasa jika sudah melakukan pembelian dan memilih metode pembayaran
COD ada baiknya dengan itikad baik barang yang sesuai harus jadi di beli.

4. Bagaimanakah pendapat saudara apabila ada pihak pelaku usaha yang mempromosikan
usaha bisnisnya dengan menyampaikan suatu promosi secara tidak jujur kemudian langkah-
langkah seperti apakah yang sebaiknya dilakukan agar masyarakat terhindar dari berbagai
kerugian yang mungkin bisa terjadi?!

Jawaban :

2
Bagi pihak pelaku usaha yang menjual barang serta mempromosikan usaha nya secara tidak
jujur dengan kata lain menjual produk tidak sesuai dengan yang di promosiskan tentu saja hal
ini melanggar hak konsumen dalam pasal 4 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang
perlindungan Konsumen yaitu :
 Hak atas kenyaman, keamanan, keselamatan dalam mengkonsumsi barang,
 Hak untuk memilih barang dan jasa serta mendapatkan barang sesuai dengan nilai tukar
dan konsisi serta jaminan yang dijanjikan.
 Hak atas informasi yang benar, jujur, jelas mengenai kondisi dan jaminan barang
 Hak untuk didengarkan pendapat dan keluhannya
 Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi atau penggantian apabila barang dan
jasa tidak sesuai sengan semestinya
 Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;

Selain itu pelaku usaha yang melakukan penggaran memperjual belikan barang yang tidak
sesuai dengan janji serta label etika, keterangan iklan atau promosi bisa dikenakan hukuman
pidana berdasarkan pasal 62 ayat (1) Undang-Unadang No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen penjara 5 tahun dan denda 2 miliar. Selain itu pelaku usaha juga bisa di tuntut atas
pelakukan penipuan dalam transaksi jual beli onlaine, dan dapat di pidana Pasal 28 ayat 1 UU
ITE.

Langkah-langkah yang dilakukan masyarakat agar terhindar dari promosi yang tidak jujur.

1. Bagi masyarakat atau pembeli perlu agar tidak mudah tergiur dengan promosi ada
baiknya memastika terlebih dahulu barang yang di jual.
2. Melakukan pengecekan terhadap Toko penjual apalagi di toko online tentu saja hal
ini tidak muda,

3. Pembeli juga perlu melakukan pengecekan terhadap produk yang ingin di beli
dnegan membandingkan kualitas harga dari berbagai toko.

4. Para pembeli juga bisa melakukan pengecekan terhadap rating barang serta
commen atau Riwayat pembelian orang lain yang memberikan hasil review nya.

5. Jelaskan mengenai hak dan kewajiban dari konsumen dan pelaku usaha berdasarkan regulasi
yang berlaku dan jelaskan peran Badan Penyelesaian Konsumen (BPSK) serta peran Komisi
Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)
Jawab :

hak konsumen dalam pasal 4 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan
Konsumen yaitu :
 Hak atas kenyaman, keamanan, keselamatan dalam mengkonsumsi barang,
 Hak untuk memilih barang dan jasa serta mendapatkan barang sesuai dengan nilai tukar
dan konsisi serta jaminan yang dijanjikan.
 Hak atas informasi yang benar, jujur, jelas mengenai kondisi dan jaminan barang
 Hak untuk didengarkan pendapat dan keluhannya
 Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi atau penggantian apabila barang dan
jasa tidak sesuai sengan semestinya

3
 Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;

Kewajiban konsumen diatur dalam Pasal 5 UU Perlindungan Konsumen yaitu:

1. membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau


pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan;
2. beriktikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa;

3. membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati; dan

4. mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.

Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha Hak Pelaku Usaha berdasarkan Pasal 6 UUPK, adalah:

1) Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan
nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.

2) Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad tidak baik.

3) Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum sengketa
konsumen.

4) Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen
tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.

5) Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundangundangan lainnya.

Kewajiban pelaku usaha berdasarkan Pasal 7 UUPK, adalah:

1) Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.

2) Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan.

3) Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.

4) Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi atau diperdagangkan berdasarkan
ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku.

5) Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji dan/atau mencoba barang dan/atau
jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau
diperdagangkan.

peran Badan Penyelesaian Konsumen (BPSK)

 memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian dipihak konsumen

4
 memberitahukan putusan kepada pelaku usaha yang melakukanpelanggaran terhadap
perlindungan konsumen

 menjatuhkan sanksi administratif kepada pelaku usaha yangmelanggar ketentuan


Undang-undang ini.

peran Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)


 Komisi Pengawas Persaingan Usaha yang selanjutnya disebut KPPU adalah lembaga yang
dibentuk untuk mengawasi pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan usahanya agar
tidak melakukan praktek monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat.
 KPPU bertanggung jawab kepada Presiden.

Anda mungkin juga menyukai