NIM : 044029245
UPBJJ : PALEMBANG
Assalamualaikum Wr.Wb
Selamat Malam Tutor, Mohon izin menjawab diskusi sesi ke 2 ini.
Berikut Uraian Penjelasan dari Hak-Hak Konsumen Pada Pasal 4 UUPK No. 8 Tahun
1999
3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa.
Sebelum memilih, konsumen tentu harus memperoleh informasi yang benar mengenai
barang/jasa yang akan dikonsumsinya. Karena informasi inilah yang akan menjadi
landasan bagi konsumen dalam memilih. Untuk itu sangat diharapkan agar pelaku
usaha memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai barang/jasanya.
Jika dikaitkan dnegna hak konsumen atas keamanan maka setiap produk yang
mengandung risiko terhadap keamanan konsumen wajib disertai informasi berupa
petunjuk pemakaian yang jelas.
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan
Tidak jarang konsumen memperoleh kerugian dalam mengkonsumsi suatu
barang/jasa. Ini berarti ada suatu kelemahan di barang/jasa yang
diproduksi/disediakan oleh pelaku usaha. Sangat diharapkan agar pelaku usaha
berlapang dada dalam menerima setiap pendapat dan keluhan dari konsumen. Di sisi
yang lain pelaku usaha juga diuntungkan karena dengan adanya berbagai pendapat
dan keluhan, pelaku usaha memperoleh masukan untuk meningkatkan daya saingnya.
7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif
Sudah merupakan hak asasi manusia untuk diperlakukan sama. Pelaku usaha harus
memberikan pelayanan yang sama kepada semua konsumennya, tanpa memandang
perbedaan idiologi, agama, suku, kekayaan, maupun status sosial. Lalu bagaimana
dengan perbedaan kelas bisnis dan ekonomi pada maskapai penerbangan? Atau
adanya nasabah prioritas pada bank? Apakah ini merupakan bentuk diskriminasi
karena kekayaan? Menurut saya hal ini bukan diskriminasi. Adanya kelas bisnis atau
nasabah prioritas didasarkan pada hubungan kontraktual. Sebelumnya sudah ada
perjanjian antara konsumen dan pelaku usaha. Kalau bayar sedikit, fasilitasnya seperti
ini, kalau nambah uang, fasilitasnya ditambah.
8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian, apabila barang
dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana
mestinya.
Jika konsumen merasakan, kuantitas, dan kualitas barang dan/jasa yang di
konsumsinya tidak sesuai dengan nilai tukar yang diberikannya, ia berhak
mendapatkan ganti kerugian yang pantas. Jenis dan jumlah ganti kerugian itu tentu
saja harus sesuai dengan kententuan yang berlaku atau atas kesepakatan masing-
masing pihak. Inilah inti dari hukum perlindungan konsumen. Bagaimana konsumen
yang dirugikan karena mengkonsumsi barang/jasa memperoleh kompensasi, ganti
rugi, atau penggantian. Sebenarnya tujuan dari pemberian kompensasi, ganti rugi, atau
penggantian adalah untuk mengembalikan keadaan konsumen ke keadaan semula,
seolah-olah peristiwa yang merugikan konsumen itu tidak terjadi.
- Jika Pasal 19 dan Pasal 23 diatas tidak menemukan titik sepakata maka dalam
penyelesaian sengketanya dapat dilakukan sesuai dengan Pasal 45 BAB X UUPK No.
8 Tahun 1999 yaitu:
(1) Setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui lembaga
yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha atau
melalui peradilan yang berada di lingkungan peradilan umum.
(2) Penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh melalui pengadilan atau di luar
pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa.
(3) Penyelesaian sengketa di luar pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tidak menghilangkan tanggung jawab pidana sebagaimana diatur dalam Undang-
undang.
(4) APabila telah dipilih upaya penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan,
gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya tersebut dinyatakan
tidak berhasil oleh salah satu pihak atau oleh para pihak yang bersengketa.
- Contoh Kasus, saya adalah seorang penumpang maskapai X yang telah membeli tiket
perjalanan pada hari Senin 10 Oktober 2022 dengan pukul keberangkatan 08.00. akan
tetapi pada jadwal yang telah ditentukan saya mendapatkan pemberitahuan bahwa
penerbangan tersebut dibatalkan sepihak tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu.
Yang mana dalam hal ini saya telah berada di Bandara sesuai jadwal dan ketentuan
yang berlaku. Dalam kasus ini Pihak maskapai X berdasarkan UUPK No. 8 Tahun
1999 Pasal 7 ayat (7), Pasal 19 ayat (1) dan (2) memberikan ganti rugi kepada saya.
Jika pada prakteknya ternyata tidak terpenuhi ganti rugi oleh pihak maskapi X maka,
saya dapat melakuka gugatan terhadap Maskapai X sesuai dengan ketentuan Pasal 45
BAB X ayat (1) dan (2).
Sumber :
Modul HKUM4312 Hukum Perlindungan Konsumen Modul 02. Hal. 2.17 – 2.24
https://www.jurnalhukum.com/pengertian-konsumen/
Terimakasih