Anda di halaman 1dari 7

HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

1. Apa yang dimaksud Perlindungan Konsumen dan Hukum Perlindungan


Konsumen?

Nomor 8 Tahun 1999 pasal 1 angka 1 yang berbunyi “Perlindungan Konsumen adalah
segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan
kepada Konsumen.”
Pengertian Perlindungan Konsumen di kemukakan oleh berbagai sarjana hukum salah
satunya Az. Nasution, Az. Nasution mendefinisikan Perlindungan Konsumen adalah
bagian dari hukum yang memuat asas-asas atau kaidah-kaidah yang bersifat mengatur
dan juga mengandung sifat yang melindungi kepentingan Konsumen.

hukum perlindungan konsumen menurut Janus Sidabalok adalah hukum yang mengatur
tentang pemberian perlindungan kepada konsumen dalam rangka pemenuhan
kebutuhannya sebagai konsumen.
Hukum perlindungan konsumen menurut Janus mengatur hak dan kewajiban konsumen,
hak dan kewajiban pelaku usaha, serta tata cara mempertahankan hak dan kewajiban
tersebut.
Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 20 April 1999 telah mensahkan Undang
undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen

2. Siapa konsumen yang disebutkan dalam UU No.8 tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen?

Nomor 8 Tahun 1999 pasal 1 angka 2 Konsumen yang dimaksud adalah setiap orang
pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik
bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak
untuk diperdagangkan.

3. Sebutkan hak dan kewajiban konsumen!


Hak dan kewajiban konsumen
Hak dan kewajiban konsumen diatur dalam pasal 4 dan 5 UU No. 8 / 1999, sebagai
berikut:

Hak konsumen antara lain:


1) hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang
dan/atau jasa;
2) hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa
tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
3) hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa;
4) hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan;
5) hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa
perlindungan konsumen secara patut;
6) hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
7) hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;
8) hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang
dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana
mestinya;
9) hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

Kewajiban konsumen adalah:


1) membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau
pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan;
2) beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa;
3) membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;
4) mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen.

4. Apa yang menjadi hak dan kewajiban pelaku usaha?

Hak dan kewajiban pelaku usaha / pengusaha


Hak dan kewajiban pelaku usaha / pengusaha diatur dalam pasal 6 dan 7 UU No. 8 /
1999.

Hak pelaku usaha adalah:


1) hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi
dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
2) hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad
tidak baik;
3) hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum
sengketa konsumen;
4) hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian
konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
5) hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
Kewajiban pelaku usaha adalah:
1) beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;
2) memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan;
3) memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
4) menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan
berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku;
5) memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang
dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat
dan/atau yang diperdagangkan;
6) memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat
penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
7) memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa
yang dterima
atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

5. Kontrak baku seperti apa yang memenuhi persyaratan di dalam UU Perlindungan


Konsumen?

Sudaryatmo (1994: 93) mengungkapkan karakteristik klausula baku sebagai berikut:


a. Perjanjian dibuat secara sepihak oleh mereka yang posisinya relatif lebih kuat dari
kosnumen.
b. Konsumen sama sekali tidak dilibatkan dalam menentukan isi perjanjian.
c. Dibuat dalam bentuk tertulis dan massal.
d. Konsumen terpaksa menerima isi perjanjian karena didorong oleh faktor kebutuhan.

KETENTUAN PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU


Pasal 18
1. Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk
diperdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausula baku pada setiap
dokumen dan/atau perjanjian apabila:
a. menyatakan pengalihan tanggungjawab pelaku usaha;
b. menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali barang
yang dibeli konsumen;
c. menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali uang yang
dibayarkan atas barang dan/atau jasa yang dibeli oleh konsumen;
d. menyatakan pemberian kuasa dari konsumen kepada pelaku usaha baik secara
langsung, maupun tidak langsung untuk melakukan segala tindakan sepihak yang
berkaitan dengan barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran;
e. mengatur perihal pembuktian atas hilangnya kegunaan barang atau pemanfaatan
jasa yang dibeli oleh konsumen;
f. memberi hak kepada pelaku usaha untuk mengurangi manfaat jasa atau
mengurangi harta kekayaan konsumen yang menjadi obyek jual beli jasa;
g. menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupa aturan baru,
tambahan, lanjutan dan/atau pengubahan lanjutan yang dibuat sepihak oleh pelaku
usaha dalam masa konsumen memanfaatkan jasa yang dibelinya;
h. menyatakan bahwa konsumen memberi kuasa kepada pelaku usaha untuk
pembebanan hak tanggungan, hak gadai, atau hak jaminan terhadap barang yang
dibeli olch konsumen secara angsuran.
2. Pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula baku yang letak atau bentuknya sulit
terlihat atau tidak dapat dibaca secara jelas, atau yang pengungkapannya sulit dimengerti.
3. Setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh pelaku usaha pada dokumen atau
perjanjian yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2
dinyatakan batal demi hukum.
4. Pelaku usaha wajib menyesuaikan klausula baku yang bertentangan dengan Undang-
undang ini.

6. Berikan 1 contoh kasus yang terbaru yang sudah ada putusan atau sedang dalam
pengadilan yang berkaitan tentang hal-hak konsumen!

Jakarta - Mahkamah Agung (MA) kembali membuat putusan fenomenal dengan


menghukum maskapai penerbangan Lion Air di kasus tas penumpang yang hilang di
bagasi pesawat. Kali ini Lion Air harus mengganti kehilangan tas penumpang Aripin
Sianipar.

Kasus bermula saat Aripin pulang ke Medan dari Jakarta pada 20 November 2011 dengan
nomor penerbangan JT 204. Saat itu ia membawa tas koper yang berisi:
- Dua unit HP Blackberry
- Dua unit HP satelit
- Satu unit handycam
- Satu unit proyektor
- Satu unit kamera
- Satu unit anti getar
- Baju dan pakaian
Seluruh barang dalam koper itu lalu dititipkan ke pihak Lion Air untuk dibawa di dalam
bagasi pesawat.

Sesampainya di Medan, Aripin sabar menanti tiba. Tapi setelah berjam-jam ditunggu,
koper tersebut tidak kunjung datang. Lalu ia komplain ke pihak Lion Air dan pulang.

Setelah sepekan berlalu kopernya tidak ditemukan pihak Lion Air, Aripin lalu kembali
menanyakan ke kantor Lion Air tetapi lagi-lagi diminta bersabar menanti. Hali ini
diulanginya beberapa kali. Karena habis kesabaran, Aripin lalu menggugat Lion Air ke
Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) pada awal 2012.

Gayung bersambut. BPSK Kota Medan menjatuhkan hukuman kepada Lion Air sebesar
Rp 15.360.000. Jumlah ini adalah 60 persen dari nilai barang yang hilang dengan asumsi
40 persen harga barang hilang karena penyusutan nilai barang. BPSK Kota Medan
menolak permintaan Aripin yang meminta Lion Air memberikan ganti rugi immateril Rp
500 juta.

Tidak terima atas putusan BPSK Kota Medan, Lion Air lalu mengajukan banding ke
Pengadilan Negeri (PN) Medan. Lagi-lagi Lion Air harus menelan pil pahit. Pada 13 Juni
2013, PN Medan menolak seluruh permohonan dari Lion Air. Satu-satunya jalan bagi
Lion Air untuk membalik keadaan adalah dengan mengajukan kasasi. Tapi apa kata MA?

"Menolak permohonan dari pemohon kasasi PT Lion Mentari Airlines," putus majelis
hakim sebagaimana dilansir website MA, Kamis (2/7/2015).

Duduk sebagai ketua majelis Djafni Djamal dengan anggota Soltoni Mohdally dan Nurul
Elmiyah. Ketiganya menyatakan putusan BPSK Kota Medan dan PN Medan telah tepat,
benar dan tidak bertentangan dengan hukum.

"Karena senyatanya termohon kasasi (Aripin-red) diterima dan diangkut dengan pesawat
nomor penerbangan dimaksud oleh pemohon kasasi (Lion Air-red)," putus majelis hakim
dalam pertimbangan putusan yang diketok pada 29 Oktober 2014 lalu.

Putusan ini menjadi putusan yang kesekian kalinya di kasus tas hilang di bagasi pesawat.
Seperti kasus sebelumnya yaitu Lion Air dihukum mengganti rugi bagasi pesawat
penumpang Lio Air, Herlina. Bagasi Herlina hilang pada 4 Agustus 2011. Tiga tahun
setelahnya, MA menghukum Lion Air mengganti kerugian Herlina sebesar Rp 25 juta.
(asp/ega)
7. Anda seorang Pengusaha yang bergerak dalam bidang properti hotel. Apa yang
harus anda lakukan agar konsumen mendapatkan kemanan, keselamatan dan
kenyamanan?

Kamu seorang pengusaha yang bergerak dalam bidang properti hotel, apa yang harus dilakukan
kamu agar konsumen mendapatkan keamanan,kenyamanan,dan keselamatan?
Kami akan melakukan:
1. Kami akan membangun hotel di tempat yang strategis, artinya kami akan membangun
hotel ditempat yang banyak pengunjungnya seperti: tempat wisata,tempat hiburan,dll.
Kemudian kami akan memastikan bahwa struktur tanah yang akan dibangun padat
kemudian tidak curam. Kami akan memakai pegawai teknis yang profesional agar
bangunan yang kami bangun terukur dengan tepat dan detail.
2. Kami akan memenuhi persyaratan kepemilikan tanah yang akan kami bangun,sehingga
keamanan dan kenyamanan hotel terjaga.
3. Kami akan memastikan kondisi bangunan yang layak,tahan bencana alam agar
keselamatan konsumen terjaga, seperti pemilihan bahan bangunan yang berkualitas,
penentuan kadar pencampuran bahan yang pas untuk menghasilkan bangunan yang kuat
sehingga ketika terjadi bencana alam seperti gempa bumi, hujan badai,ataupun tsunami.
4. Kami akan memfasilitasi konsumen dengan fasilitas yang baik,berupa kamar hotel yang
layak,kamar mandi yang bersih, ruangan makan yang layak beserta makanan minuman
yang higienis, membuka layanan pencucian pakaian, membuat kolam renang, peralatan
yang baik dalam artian tidak memberikan fasilitas yang telah rusak, dan perlengkapan
yang selalu dalam kondisi baru
5. Kami akan merekrut karyawan dengan selektif terutama dalam kepribadiannya supaya
karyawan dapat bersikap baik pada konsumen, seperti kami akan melakukan beberapa tes
pada calon pegawai seperti tes pengetahuan tentang perhotelan kemudia wawancara.
Kemudian bagi pegawai yang ada kami akan melakukan upaya untuk meningkatkan
keterampilan dan kinerja mereka dengan melakukan training.
6. Kami akan memfasilitasi keamanan 24 jam, seperti penjagaan hotel,penjagaan parkiran
hotel , kemudian kami akan membuat peraturan untuk tindakan yang dapat membuat
pengunjung tidak nyaman seperti peraturan tentang kesusilaan, pelecehan, pemisahan
ruangan antara yang meroko dan tidak, memasang cctv,penjagaan khusus dikolam
renang.
7. Kami akan memberikan informasi tentang hotel kami pada konsumen dengan jujur,
benar,dan jelas. Pemberian informasi yang jujur, benar, dan jelas membuat konsumen
tidak merasa tertipu dan kecewa dengan pelayanan dan fasilitas hotel.
8. Kami akan melayani konsumen dengan jujur dan tidak diskriminatif. Kami tidak akan
membeda-bedakan konsumen berdasarkan ras, agama, budaya. Kami akan melayani
mereka dengan sebaik-baiknya.
9. Kami akan memberikan ganti rugi jika terjadi sesuatu yang berhubungan dengan hotel,
seperti jika adanya fasilitas yang rusak, pelayanan yang kurang baik. Ganti rugi yang
dimaksud seperti: pengembalian uang atau penggantian fasilitas, perawatan
kesehatan,pemberian santunan yang sesuai dengan UU yang belaku.
10. Kami akan selalu menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan hotel kami.
11. Kami akan mencegah penghidangan minuman keras kepada yang belum dewasa

Anda mungkin juga menyukai