PELAKU USAHA
HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN
This is our team.
ADITIA PURNAMA P. (221010201542)
1. Investor, adalah istilah pelaku usaha bagi mereka yang menanamkan modal pada
sebuah bisnis dan berharap nominal yang diberikan dapat berkembang.
2. Produsen, ialah pelaku usaha yang membuat produksi benda dan/atau jasa dari barang-
barang serta ataupun jasa lain.
3. Distributor, ialah pelaku usaha yang mendistribusikan ataupun memperdagangkan
benda dan/atau jasa tersebut kepada warga Pelaku usaha, pada jenis ini misalnya
pedagang retail, pedagang kaki lima, warung, toko, supermarket, rumah sakit, usaha
angkutan (darat, laut, udara), kantor pengacara, dan sebagainya.
Apa saja hak dan
kewajiban pelaku usaha.
Selaku pelaku usaha, harus mempunyai hak serta kewajiban yang wajib dipatuhi sesuai
dengan hukum serta peraturan yang berlaku. Diatur dalam Pasal 6 UU Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen, Hak para Pelaku usaha adalah :
A. hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai
tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
B. hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad tidak baik;
C. hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum sengketa
konsumen;
D. hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen
tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
E. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
Adapun Kewajiban Pelaku Usaha yang tercantum dalam pasal 7 UU Nomor 8 Tahun
1999 tentang perlindungan konsumen, yaitu:
(1) Mengelabui konsumen mengenai kualitas, kuantitas, bahan, kegunaan dan harga barang
dan/atau tarif jasa serta ketepatan waktu penerimaan barang dan/atau jasa;
(2) Mengelabui jaminan/garansi terhadap barang dan/atau jasa;
(3) Memuat informasi yang keliru, salah, atau tidak tepat mengenai barang dan/atau jasa;
(4) Tidak memuat informasi mengenai risiko pemakaian barang dan/atau jasa;
(5) Mengeksploitasi kejadian dan/atau seseorang tanpa seizin yang berwenang atau persetujuan
yang bersangkutan;
(6) Melanggar etika dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai periklanan.
kasus terkait kesalahan pelaku
usaha dalam kejadian nyata
Rini Tresna Sari (46) melaporkan perusahaan
susu kemasan ke Kantor Badan Penyelesaian "Ketika kejadian itu muncul, konsumen sudah
Sengketa Konsumen (BPSK) setelah menemukan berupaya mengontak ke bagian pengaduan
benda asing menyerupai sepasang kaki katak di perusahaan ini. Dan besoknya baru datang, dan
dalam susu kemasan tersebut. Anak Rini yang apa yang dilakukan selanjutnya adalah minta
masih berumur 7 tahun dirawat di RS setelah speciment. Untung alhamdulilah konsumen kita
mengonsumsinya karena diduga keracunan. Rini cerdas, jadi bukti itu dibagi dua. Perusahaan ini
melapor didampingi Himpunan Lembaga minta diuji laboratorium,“ katanya. Dan dia
Konsumen Indonesia (HLKI) ke BPSK, Jalan mengaku langsung menghubungi perusahaan
Matraman, Senin (22/2/2016). Ia mengaku susu kemasan itu untuk mengajukan komplain.
anaknya minum susu kemasan itu pada 27
Januari lalu.
Awalnya ditanggapi dengan baik namun perkembangan
selanjutnya tidak terjadi kesepakatan. Sementara itu Ketua HLKI Firman
Turmantara menyatakan sesuai UUPK, ketika musyawarah antara
konsumen dengan pelaku usaha itu deadlock, konsumen punya hak
menggugat pelaku usaha ke BPSK atau ke pengadilan.
Kemudian Bentuk tanggung jawab pelaku usaha dalam
melindungi konsumen terhadap susu kemasan yang tercemar adalah
pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi berupa uang atas
kerugian akibat mengkonsumsi barang yang dihasilkan oleh PT Ultrajaya
Dairy Milk Industry & Trading Company Tbk.
Upaya penyelesaian sengketa yang dilakukan oleh BPSK antara
konsumen dan pelaku usaha dalam sengketa susu kemasan yang
tercemar ialah melalui mediasi yang disahkan dan diumumkan pada
sidang arbitrase.
Kesimpulan
Selaku pelaku usaha, terdapat sebagian larangan yang perlu dihindari
supaya usaha senantiasa berjalan dengan baik serta sesuai dengan hukum.
Pertama, hindarkanlah praktek monopoli ataupun persaingan usaha tidak
sehat yang bisa merugikan konsumen serta pelaku usaha yang lain.
Perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha di atur dalam BAB IV Pasal 8
hingga Pasal 17 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen. Ketentuan-ketentuan tersebut dapat di bagi dalam
tiga kelompok, yaitu:
1. Larangan bagi pelaku usaha dalam kegiatan produksi (Pasal 8)
2. Larangan bagi pelaku usaha dalam kegiatan pemasaran (Pasal 9-16)
3. Larangan bagi pelaku usaha periklanan (Pasal 17)
Question session.
Thank you!