Anda di halaman 1dari 3

NAMA : BAYU KURNIA ADI PUTRA

NIM : 042999435

TUGAS 1

HKUM4312/HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

1. Dari kasus tersebut yang bertanggung jawab adalah pelaku usaha.


Tanggung jawab pelaku usaha akibat kerugian yang dialami oleh konsumen termuat dalam
Pasal 41 ayat (1) Undang- Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan, dijelaskan bahwa
badan usaha yang memproduksi pangan olahan untuk diedarkan dan atau orang
perseorangan dalam badan usaha yang diberi tanggung jawab terhadap jalannya usaha
tersebut bertanggung jawab atas keamanan pangan yang diproduksinya terhadap kesehatan
orang lain yang mengkonsumsi pangan tersebut dan Undang- ndang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen sesuai ketentuan Pasal 19 (1) yang menyatakan bahwa
pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi
atas kerusakan, pencemaran, dan atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan
atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan.

2. Hak- hak peserta didik sesuai undang-undang no 20 tahun 2003 pasal 45 yaitu :
(1) Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang
memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan danperkembangan potensi
fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.
(2) Ketentuan mengenai penyediaan sarana dan prasarana pendidikan pada semua satuan
pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.

Macam-macam hak konsumen, dalam kasus ini yaitu peserta didik, diatur
dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Pasal 4,
sebagai berikut:
a. hak atas kenyamanan, keamanan,dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau
jasa.
b. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang sesuai dengan nilai
tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
c. hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa tersebut.
d. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang/dan atau
jasa yang digunakan.
e. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya
penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.
f. hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen
g. hak untuk diperlakukan dan dilayani secara nebar dan jujur serta tidak diskriminatif
h. hak untuk mendapat dispensasi,ganti rugi, dan/atau penggantian
barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian
atau tidak sebagaimana semestinya dan
i. hak-hak yang diatur dalam kenentuan peraturan perundang undangan
yang lain.

3. Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perindungan


Konsumen menetapkan larangan-larangan bagi pelaku usaha yang berujung pada
kerugian. Pelanggaran terhadap larangan-larangan tersebut merupakan tindak
pidana.
Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang
dan/atau jasa yang:
1) Tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan
dan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2) Tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau neto, dan jumlah dalam
hitungan sebagaimana yang dinyatakan dalam label atau etiket barang
tersebut.
3) Tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan, dan jumlah dalam
hitungan menurut ukuran sebenarnya;
4) Tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan atau kemanjuran
sebagaimana dinyatakan dalam label, etiket atau keterangan barang
dan/atau jasa tersebut;
5) Tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengolahan,
gaya, mode, atau penggunaan tertentu sebagaimana dinyatakan dalam
label atau keterangan barang dan/atau jasa tersebut;
6) Tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket,
keterangan, iklan atau promosi penjualan barang dan/atau jasa tersebut;
7) Tidak mencantumkan tanggal kadaluwarsa atau jangka waktu
penggunaan/pemanfaatan yang paling baik atas barang tertentu;
8) Tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana
pernyataan “halal” yang dicantumkan dalam label;
9) Tidak memasang label atau membuat penjelasan barang memuat nama
barang, ukuran, berat/isi bersih atau neto, komposisi, aturan pakai,
tanggal pembuatan, akibat sampingan, nama dan alamt pelaku usaha,
serta keterangan lain untuk penggunaan yang menurut ketentuan harus
dipasang/dibuat;
10) Tidak mencantumkan informasi dan/atau petunjuk penggunaan barang
dalam bahasa Indonesia sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
Seperti diketahui berlaku prinsip hukum bahwa setiap orang yang melakukan suatu akibat
kerugian bagi orang lain, harus memikul tanggungjawab yang diperbuatnya. Setiap orang
yang mengalami kerugian, berhak mengajukan tuntutan ganti rugi/konpensasi kepada
pihak yang melakukan perbuatan itu.
Konpensasi tersebut, menurut Pasal 19 ayat (2) UUPK meliputi:

a. Pengembalian sejumlah uang;


b. Penggantian barang atau jasa yang sejenis atau yang setara;
c. Perawatan kesehatan;
d. Pemberian santunan sesuai ketentuan perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai