Anda di halaman 1dari 2

NAMA : BAYU KURNIA ADI PUTRA

NIM : 042999435

TUGAS 3

HKUM4201/HUKUM TATA NEGARA

1. Setelah UUD 1945 diamandemen, terjadi perubahan mendasar bahwa kedaulatan rakyat tidak
lagi dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR, tetapi dilaksanakan oleh banyak lembaga negara
menurut ketentuan yang ditetapkan dalam undang-undang dasar. Hal ini berarti bahwa tugas
dan wewenang lembaga-lembaga negara mendapat atribusi langsung dari UUD 1945 sebagai
manifestasi kehendak rakyat. Akibatnya terjadi perubahan struktur dan mekanisme
kelembagaan negara, dimana MPR tidak lagi berkedudukan sebagai lembaga negara
tertinggi. MPR, DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden, MA, MK dan Badan Pemerikasa
Keuangan berkedudukan sebagai lembaga negara tinggi. Hal ini berarti telah
terjadi pergeseran prinsip dari pembagian kekuasaan yang bersifat vertikal menjadi
pemisahan kekuasaan yang bersifat horizontal.

Kedudukan Presiden setelah amandemen :


a) Membatasi beberapa kekuasaan presiden dengan memperbaiki tata cara pemilihan dan
pemberhentian presiden dalam masa jabatannya serta memperkuat sistem pemerintahan
presidensial.
b) Kekuasaan legislativ sepenuhnya diserahkan kepada DPR.
c) Membatasi masa jabatan presiden maksimum menjadi dua periode saja.
d) Kewenangan pengangkatan duta dan menerima duta harus memperhatikan pertimbangan
DPR.
e) Kewenangan pemberian grasi, amnesti dan abolisi harus memperhatikan pertimbangan
DPR.
f) Memperbaiki syarat dan mekanisme pengangkatan calon presiden dan wakil presiden
menjadi dipilih secara langsung oleh rakyat melui pemilu, juga mengenai pemberhentian
jabatan presiden dalam masa jabatannya.

Jadi, Dengan adanya amandemen terhadap UUD 1945, terjadilah perubahan yang signifikan
terhadap kedudukan, tugas dan wewenang DPR/DPRD. Kalau sebelum amandemen UUD
1945 kekuasaan membentuk undang-undang berada di tangan Presiden, maka sesudah
amandemen UUD 1945 kekuasaan membentuk undang-undang berada di tangan DPR,
sedangkan Presiden hanya mengesahkan rancangan undang-undang yang telah dibahas
bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat. Dengan diberikannya kekuasaan membentuk
undang-undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat, maka kedudukan Dewan Perwakilan
Rakyat baik dari aspek politik maupun yuridis menjadi semakin kuat untuk menjaga sistem
check and balances dalam penyelenggaraan pemerintahan.

2. Salah satu lembaga legislatif adalah DPR. Hubungan kerja antara presiden dan DPR menurut
UUD 1945 pasal 11, yaitu:
 Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat
perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.
 Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan akibat
yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan
negara, dan/atau mengharuskan perubahan atau pembentukan undang-undang harus
dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
 Ketentuan lebih lanjut tentang perjanjian internasional diatur dengan undang-undang.

Artinya Presiden dan Wakil Presiden sebagai lembaga eksekutif memiliki hubungan dengan
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai lembaga legislatif. Makna UUD 1945 Pasal 11
Dari 3 butir pasal di atas, maka dapat disimpulkan hubungan Presiden dan DPR adalah
sebagai berikut:

 Presiden bisa menyatakan perang dengan persetujuan DPR.


 Presiden bisa menyatakan damai dengan persetujuan DPR.
 Presiden bisa membuat perjanjian internasional yang berdampak besar bagi negara
dengan persetujuan DPR berdasarkan peraturan undang-undang dan konstitusi. Presiden
bisa mengubah atau membuat undang-undang dengan persetujuan DPR.

Artinya Presiden memiliki kewenangan yang sifatnya terbatas dan harus mengajukan
persetujuan terlebih dahulu kepada DPR sebelum melakukan perjanjian internasional yang
berdampak luas bagi rakyat juga negara.

SUMBER :

https://media.neliti.com/media/publications/4668-ID-pergeseran-kekuasaan-lembaga-
negara-pasca-amandemen-uud-1945.pdf

Anda mungkin juga menyukai